24 WISHES

Bumi 100 tahun kemudian menjadi sebuah tempat yang sangat kecil ketika kelahiran mendominasi kematian dan menyebabkan ketidakseimbangan antara makhluk hidup dan tempat tinggal yang ada. Setiap orang mulai berambisi mempertahankan kekuasaan dalam tempat yang layak dan mengasingkan orang-orang lain. Kekacauan pun mulai terjadi dimana-mana. Lalu saat itu, dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang dan teknologi yang semakin canggih, sekelompok manusia membangun bumi kecil di luar angkasa sana. Disanalah, orang-orang yang terbuang dan terasingkan itu hidup dengan damai dan sejahtera. Tempat itu pun mereka namakan "Bumi Kedua".

xxxxxxxxxx

'Aku...apa aku akan selamanya di sini? Sampai kapan aku harus di sini? Tidak bisakah sebentar saja aku melihat keluar sana?'

Pintu otomatis untuk membuka ruangan itu terbuka. Dari sana tampak seorang pria bermata putih datang dan mendekati seorang gadis yang terkurung di tengah-tengah labirin berbentuk cincin yang bercahaya itu.

"Kau sudah makan?"katanya dengan nada biasa. Tidak terdengar seperti suara seorang ayah yang mengkhawatirkan anaknya di dalam sana.

Gadis berambut indigo di dalam labirin itu hanya mengangguk pelan.

"Bolehkah aku keluar sekarang?"tanyanya untuk kesekian kalinya setiap pria itu datang menjenguknya.

"Tidak, masih belum, Hinata!"

"Lalu...lalu kapan?"desak gadis itu seraya mendekati pria itu dari balik labirinnya.

"Aku tidak tahu. Bersabarlah!"

"A..ayah! Tu..tunggu!"cegah gadis itu saat sang ayah bergerak ingin meninggalkannya."Aku mohon, ijinkan aku keluar sebentar saja. Walau hanya hari ini, aku mohon."

Sang ayah hanya bisa diam dan menunduk. Ia sudah mendengar permohonan ini berkali-kali, bahkan setiap hari saat ia berkunjung.

"Bersabarlah, Hinata!"

Dan hanya jawaban itulah yang bisa ia berikan..

xxxxxxxxxx

"Hm...pagi yang cerah. Sepertinya ini hari yang bagus untuk jalan-jalan dan menenangkan diri. Tapi..."laki-laki itu lalu memandang ke arah bangku kosong diantara para muridnya yang saat ini sedang ujian."Lagi-lagi anak itu terlambat!"

"Awas, permisi! Maaf, aku sedang terburu-buru!"

"Hei,kau! Hati-hati!"

"Maaaafff!"

Seperti inilah kegaduhan yang terjadi setiap pagi oleh orang yang sama. Bocah laki-laki berambut duren yang sama sekali meninggalkan budaya kedisiplinan bangun pagi dan akhirnya pergi menuju sekolahnya terburu-buru dengan selancar roketnya.

"Hhh..."keluh guru malang itu. Ini memang sisi menyebalkan dari pekerjaannya, menjadi korban keterlambatan siswa yang tidak disiplin di kelasnya. Yak, inilah dia!

"Maaf,,aku terlambat!"

Semua yang ada di kelas itu langsung memandang ke arah pintu. Ada yang memandang dengan tatapan merengut, jengkel, dan ada yang cekikikan di belakang sana.

"Heh,,terlambat 10 menit 15 detik. Rekor keterlambatan selanjutnya,"sindir laki-laki berambut ayam di sana. Tampaknya ia menghitung setiap detik keterlambatan bocah bera,but kuning duren itu.

"Dasar kau, Sasuke...!"geram bocah duren itu sementara si rambut ayam hanya tersenyum tipis.

"Naruto..."

"...?"

"BERDIRI DI DEPAN KELAS SEKARANG!"

xxxxxxxxxxx

"Dasar, Sasuke menyebalkan!"umpat Naruto di sela-sela hukumannya. Untuk kesekian kalinya, si rambut ayam itu berhasil mempermalukannya. Laki-laki itu memang sangat menyebalkan. Walaupun begitu, ada sesuatu yang membuat Naruto tak bisa memungkiri bahwa laki-laki itu adalah teman terbaiknya. Sampai sekarang pun, ia tidak akan bisa lupa peristiwa pahit saat ia diasingkan dari Bumi. Dan saat itu hanya Sasuke yang menemaninya.

Lalu tiba-tiba saja terdengar bunyi nyaring yang aneh, seperti bunyi benda berat yang jatuh dari atas dan mendekat. Hampir semua yang ada di sekolah itu mendengarkan suara aneh itu dan tampak tegang sambil memikirkan bunyi apa itu. Sampai tiba-tiba sebuah robot tempur menabrak dan menghantam sisi lain sekolah itu dan menimbulkan kepanikan yang luar biasa.

"Aaakkkkhhh!"

"A..apa itu?"

"Semuanya cepat keluar dari sini dan pergi ke tempat evakuasi!"perintah sang guru segera seraya membantu berdiri seorang siswi yang terjatuh saat terjadi guncangan keras tadi. Murid-murid itu langsung menurut dan pergi dari sana. Tapi hanya satu orang yang tidak bergerak dan terus memandang kaku ke arah robot tempur yang tergeletak di sana.

"...! Sasuke, apa yang kau lakukan? Cepat pergi dari sini!"teriak guru itu. Tapi Sasuke tetap tidak bergerak.

"Sasuke..!"

Naruto yang tadi ada di luar kembali masuk ke kelasnya, karena menyadari Sasuke tidak ada diantara murid-murid yang berlarian ke tempat evakuasi.

"...?"

"Ka..kakak? Kakaaakkkkk...!"teriak sasuke histeris.

Bersambung...!

Next of 24 wishes...

"Hinata..! Tidak ada!"

"Maaf, apa kau punya makanan?"

"Kakakmu...akan lumpuh!"

"...!"