Title: Janus

Author: EvilBlueClouds~

.
Summary: liburan Yugi cs mendadak kacau setelah dimintai tolong oleh Malik, ditambah lagi kembalinya sang penguasa kegelapan, dan munculnya musuh baru yang lebih kuat, mampukah Yugi cs menemukan orang yang mereka cari?

Genre: romance, songfic, friendship, AU, Sacrificial, AT, Fantasy

Rating: T

Disclaimer: story punya saya, OC punya Blue juga, YGO punya Kazuki Takahashi, lagu Janus punya Boyfriend.

Pairing: masih ngambang *random*

Warning: beberapa OOC, OC inside, gaje, garing kriuk..kriuk..., ranjau typo, krisis kosakata, terinspirasi dari lagu Boyfriend

-Janus, gak suka jangan liat!

a/n: disini Mana itu lebih muda dari Atem *ato emang lebih muda ya? Abis keliatan kayak anak kecil sih -3-*

.

.

.

I may be smiling right now but I'm trying to hold it in
I'm strongly clutching my two hands
You're being deceived when I'm saying that I'm OK
I am shedding all my tears behind your back

-Boyfriend_Janus-

Part 1: Here We Are

Yugi pov

Sudah setengah tahun sejak Atem ke alam barzah. setelah ia pergi tak ada kejadian-kejadian aneh yang menimpa kami bahkan setelah ia pergi ikatan persahabatan kami makin erat dan semakin luas. Contohnya Seto ya.. meskipun masih tetap dingin tapi ia tak keberatan jika dimintai pertolongan, lalu Malik yang awalnya kami bemusuhan dengannya, sekarang ia sekolah bersama dengan kami di Domino. Semuanya tampak menyenangkan. Atem.. meskipun disini aku bahagia, bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja?

Yugi pov end

Jounouchi pov

Hhh... sudah setengah tahun berlalu ya... mengerikan waktu memang mengerikan. Sudah setengah tahun sejak Atem pulang, jujur sja aku merindukan dia, dia orang yang pantang menyerah aku juga harus berterima kasih padanya berkat batuan dia aku bisa menjadi seorang duelist yang cukup handal, yah.. meskipun kemampuanku masih tetap harus di asah, bagaimana kabarmu Atem? A... tentu saja Shizuka harus berterima kasih juga karena berkatmu juga mata Shizuka sembuh, kuharap kau tentram disana.

Jounouchi pov end

Anzu pov

Aku berdiri di balkon kamarku saat ini kubiarkan angin berhembus dan meniup-niup kecil rambutku. Bayanganmu kembali muncul pikiranku, dadaku terasa sesak, terbayang saat kita bersama-sama, sedih maupun senang meskipun kau tak membalas persaankupun tak masalah, karena dengan hanya melihatmupun aku terasa memiliki semangat, entah semangat untuk apa, Atem.. apa kabarmu disana?

Anzu pov end

Normal pov

"Musim panas kali ini kita enaknya ngapain ya?" tanya Malik malas sambil meregangkan tanganya. Saat ini mereka tengah duduk melingkar dikelas, yang tentu saja struktur meja diruang kelas itu diubah ya.. jadi agak acak-acakkan sekarang. "Honda kau akan kemana musim panas kali ini?" tanya Ryou, "hehehe~ aku mau meghabiskan waktuku bersama Shizu~ udah izin dong sama kakaknya, kau sendiri kemana Ryou?" jawab Honda dengan cengiran diwajahnya. "aku mau liburan ala backpacker" jawab Ryou puas. "kemana?" tanya Ryuuji. "hnn.. ada beberapa pilihan menarik kau sendiri?" tanya Ryou lagi. "aku mau bantu ayah~ kau kemana Seto? Ah jangan jawab kau pasti akan liburan berdua denga laptopmu 'kan?" ledek Ryuuji sambil melirik kearah Seto. "aku akan liburan bersama Mokie dan Mina" jawabnya santai.

JDAAANGGG!

'seorang Seto Kaiba liburan? dia akan liburan dengan Mina? Mina Sonoda?' pikir Yugi, Anzu, Jounouchi, Malik, Honda, Ryou, dan Ryuuji bersamaan. "sstt.. sepertinya gosip yang mengatakan Seto dan Mina berpacaran itu benar" bisik Anzu. "entahlah..." jawab Yugi, "kalian mau kemana, hei Yugi, Anzu, Malik, Jounouchi" tanya Seto sambil tak berpaling dari laptopnya, keempat orang itu saling berpandangan. "engg.. nggak tahu juga sih, paling aku bantu kakak dimuseum" jawab Malik dia sama sekali nggak ada plain buat liburan kali ini. "nggak tahu paling makan-tidur-makan-tidur" jawab Anzu. "idem" jawab Yugi dan Jounouchi bersamaan.

Ditempat yang berbeda~

Seorang gadis manis berambut hitam panjang. tengah berada dalam kesunyian di dalam perpustakaan, atau tepatnya tengah belajar dengan tenang sampai datang interupsi yang sangat mengganggu.

POLTERGEIST!

WRAATTTTTTT

Mata amethyst gadis itu melebar, barang-barang disekitarnya berterbangan kemana-mana dan ia sudah tahu siapa pelakunya, "ouji-sama~" panggil gadis itu berkespresi kesal sambil memungut buku-buku yang berjatuhan karena sihir tadi. "hahahaha~ Sara~ wajahmu lucu kalau berekspresi seperti itu" ucap seorang pemuda dengan kulit tan dengan mata berwarna crimson itu. "hhh.. bukannya saat ini ouji-sama sedang berlatih di luar kenapa ada disini, heo?" tanya gadis yang dipanggil Sara, atau jelasnya adalah Sarasa Karin.

"sedang istirahat kenapa? tak boleh?" tanya pemuda itu yang disebut ouji-sama atau pangeran itu. "hh... yang bener aja" gumam Sarasa sambil mengumpulkan kertas-kertas yang bercceran di lantai, ia melihat sekitar di perpustakaan ini hanya ada sang pangeran, priest Mahado, priest Karim dan dirinya. Kedua pendeta itu tersenyum tipis melihat kelakuan sang pangeran dan gadis itu. 'yahh.. sepertinya pangeran Atem sudah kembali ceria' batinya mereka lega.

Domino

Kembali lagi ke Domino, balik lagi sama 4 tokoh kita yang luntang-lantung nggak ada kerjaan pas liburan. "panas ihhh!" keluh Anzu sambil meminum orange juicenya. "yang bilang dingin sape?" komen Jounouchi yang udah kipas-kipas make kartu DM. "Malik lama nihh, katanya mau ngasi tau sesuatu" ujar Yugi. yap sekarang ketiga remaja itu sedang berda disebuah cafe yang tak jauh dari museum. Sudah seminggu mereka liburan tapi nggak ada kerjaan. Mau maling ayam? Di Domino perternakan ayam itu jauh. Maling sendal? Nggak elit amat sihh, makanya sekarang mereka lagi pada 'mojok' di deket AC *Angin Cepoi-cepoi* sambil nunggu Malik.

5 menit kemudian orang yang mereka tunggu datang. Malik datang sambil bawa-bawa kunci. "cepet amat datengnya" puji Yugi sarkastik, "kelamaan ya?" tanya Malik sok bloon. "nggak juga, paling sejam lagi udah lumutan gua" sindir Jounouchi. "bagus dong kalo lu lumutan bisa gua jual ke museum, lumayan dapet duit" cengir Yugi, "udahh nggak usah berantem, emangnya ada apaan sih, Malik? Siang-siang gini ngajak keluar? Panas tau!" sungut Anzu.

"woles napa~ ah iya Yugi kamu bawa 3 kartu dewa itu kan?" tanya Malik to the point, " iya mang kenapa?" tanya yugi, "ikut aku" ajak Malik, mereka berempat keluar dari cafe itu lalu masuk ke museum tapi bukan gedungnya melainkan sisi kanan gedungnya yang terdapat gang sempit disana.

"ngapain sih?" tanya Anzu penasaran, saat ini mereka ada diluar sebuah bangunan yang lumayan ukurannya, lalu Malik mengeluarkan kunci yang tadi ia bawa, dan membuka pintunya dengan kunci tersebut, "masuklah..." ajak Malik, Yugi, Jounouchi dan Anzu mengikutinya dari belakang, "gelap!" kata Jounouchi, "iya ntar nyalain dulu lampunya" jawab Malik.

Pettt..

Lampu menyala, dan terlihatlah seluruh ruangan didalam sana mereka melihat sebuah batu tulis yang pernah digunakan oleh Atem untuk melaksanakan perjalan ke dunia ingatan, "mau apa?" tanya Yugi, "Yugi kau bawa 3 kartu itu kan? Kalian merindukan Pharaoh kan? Makanya aku ajak kalian kesini" tutur Malik tulus, "terus kita ngapain?" tanya Anzu, "begini, sebenarnya Pharaoh bisa kembali lagi kesini, maka dari itu kalian bisa membawanya kembali" terang Malik, "caranya?" tanya Jounouchi dengan mata berbinar, Malik mengadahkan kepalanya keatas, lalu menunjuk sebuah artefak disebelah artefak yang pernah dipakai Atem waktu itu.

Terlihat disana sebuah artefak dengan ukiran-ukiran huruf-huruf Mesir kuno, dengan ukiran gambar seorang gadis yang merentangkan tangannya kesamping dengan dewa Ra dibelakanngnya terlihat seperti sang gadis adalah vessel bagi sang dewa matahari itu, disamping bawahnya terdapat gambar yang terlihat mirip dengan Atem berdiri disana, dibelakangnya para rakyat tengah bersujud menyembah.

"ii...ini.." ucap Yugi terbata, "ya, artefak ini ditemukan kira-kira 4 bulan lalu" ucap Malik sambil memperhatikannya, "dibuat setelah Pharaoh muda menghilang, saat masa pemerintahan Pharaoh Seth" jelas pemuda beriris violet itu, "dibuat karena para rakyat mempertanyakan Pharoh mereka, kemana dia? Kalau ia meninggal sekalipun mereka akan mengadakan upacara sebagai tanda penghormtan, dan rasa terima kasih karena menyelamatkan mereka dari tangan kegelapan" cerita Malik.

"lalu arti artefak ini apa?" anya Anzu, "artinya adalah takdir masa depan sang Pharaoh yang kembali ke masa depan, dengan bantuan sang gadis" tunjuk Malik kearah ukiran gadis yang merentangkan tangannya, "dan dewa Ra mendeskripsikan ciri-cirinya pada para pendeta, dan kalau kalian kesana mencari gadis itu, lalu minta bantuannya kalian bisa membawa Pharaoh Atem kembali" ujar Malik, mendengarnya wajah Yugi, Jounouchi dan Anzu langsung cerah, "dengar, ini adalah hintnya" ucap Malik, ia berusaha membacakannya unntuk 3 orang temannya.

/Tersebutlah ia, mungil tubuhnya, hangat dekapannya, indah matanya, lembut tatapanya, sayang ia hancur demi seseorang.

Dia bukan gadis yang jahat, Dia bukan gadis yang jahat, sekalipun jasadnya bersatu dengan kegelapan, ia rela dibenci, ia rela dibenci, demi melindungi semuanya demi membantu sang Pharaoh muda.

Karena hanya dia sang Master, sang Pharoh muda membiarkan ia pergi, karena hanya dia sang Master, sang Pharaoh membiarkan gadis itu kembali.

Dia bukan gadis yang jahat, Dia bukan gadis yang jahat, air matanya ditunjukkan untuk sang Pharaoh, dia sakit dia sakit, dia sakit jadi sang Pharaoh membiarkannya pergi.

Dia tersenyum, meski menangis didalam hatinya, Pharoh muda rela melepasnya, rela melepaskan genggaman tangannya, sesuai kehedak Masternya./

"sungguh... ini apa aku yang memang terlampau bodoh... atau memang ini sulit untuk dimengerti?" tanya Jonouchi pusing, "ya.. begitulah.. pada dasarnya memang tak bisa di deskripsikan dengan mudah.. jadi wajar saja kalau kalian tak mengerti" jawab Malik, "yang penting adalah bagaimana cara menemukan gadis itu" ujar Yugi semangat, "dari pada itu.. bagaimana cara kita ke tempat Atem?" tanya Anzu Malik tersenyum tipis, "nahh makanya aku minta Yugi untuk membawa 3 kartu dewa, caranya sama saat Pharaoh ke dunia ingatan" terangnya.

"GLEK-" Yugi menelan ludahnya, ia menatap artefak yang pernah dipakai dirinya yang satu lagi itu, Jounouchi dan Anzu saling pandang lalu mengangguk bersama-sama seolah sedang bertelepati, kemudian mentutup mata mereka sambil memegang pundak Yugi.

Dengan keyakinan yang kuat, Yugi mengarahkan tangannya yang sudah memegang 3 kartu dewa, kearah artefak tersebut.

PAAATTTSSS...

Seluruh ruangan diselimuti cahaya yang sangat menyilaukan bahkan Malik sampai bersimpuh sangking silaunya, perlahan cahaya itu lenyap, besamaan itu pula menghilangnya 3 orang tadi.

"semoga kalian berhasil, Yugi, Anzu, Jounouchi" gumam Malik sambil menghadap artefak itu.

Other side

"AAAAAAA!"

"HUAAAAAA!"

"JATUHHHHHH!"

BRRRUGGGGGHHHH

"itaii..." ucap Anzu seraya bangkit dari jatuhnya, "hauuuhh.. kepala ku~" Jounouchi mengeluh sambil memegangi kepalanya, melihatnya Yugi langsung panik, "Jounouchi! Lihat tanganku! Berapa jumlahnya?" tanya Yugi panik sambil menunjukkan telapak tangannya yang membentuk angka 4.

"dua" jawab Jounouchi santai, "ahhh! Dia sakit Anzu!" teriak Yugi panik sambil menunjuk-nunjuk Jounouchi, "siapa yang kau bilang sakit, hah? Aku menjawabnya dengan benar" elak Jounouchi, "tapi tanganku menunjukkan jumlah 4!" jawab Yugi nggak kalah, "tadi'kan kamu bilang, 'lihat tanganku ada berapa jumlahnya?' begitu kan? Maka dari itu kujawab 'dua'! Kan kamu tidak bilang 'berapa jumlah jariku sekarang?' " protes pemuda berambut pirang itu sewot, mendengarnya Anzu cuma bisa sweatdrop, 'ini yang sakit siapa ya?' batinnya melangsa, tak sadar sebenarnya mereka sedang berada ditempat yang 'berbahaya'.

Anzu melihat sekeliling, lalu mulai bersuara "errr... semuanya..." Yugi dan Jounouchi berbalik, "ya?" jawab Yugi sambil mengarahkan pandanganya disekitarnya, begitu juga Jounouchi, "kita ini ada di..." kata-kata Anzu terputus Jounouchi, "...mana?" hening sejenak Yugi menjawab "aku nggak tahu" jawabnya.

Singgg...

Drraapp..

Drap..

Drap..

Terdengar derap langkah kaki sekelompok orang dari arah belakang, "sembunyi!" pekik Jounouchi, Anzu dan Yugi lari duluan namun terlambat para sekelompok orang tersebut telah merangkap mereka bertiga.

"diam ditempat jangan bergerak!" bentak satu dari mereka, "prajurit istana?" Jounouchi mengambil kesimpulan, "berarti kita..." Anzu diam sejenak kata-kata gadis berambut pendek itu dilanjut oleh Yugi, "...sampai di istana?" Yugi menyelesaikan kalimatnya, hening sejenak para prajurit istana itu bingung, "KITA BERHASILL!" pekik Anzu sambil melingkarkan kedua tangannya dilengan kedua temannya, Yugi dan Jounouchi ikut bersorak, hening lagi untuk para prajurit istana, "apa yang harus kita laukan?"tanya salah seorang dari mereka, "kita bawa mereka pada Pharaoh" perintahnya.

Dalam sekali tarikkan, para pengawal itu menggiring Yugi cs, "ehhh... pelan sedikit kenapa?" protes Jounouchi, "DIAM!" bentaknya yang paling dekat dengan Jounouchi, Jounouchi yang abis dibentak langsung mingkem, dia udah nggak berani ngomong salah-salah ntar dia malah dicipok sama prajuritnya make tombak yang mereka bawa.

Sampai diruang tahta tempat biasa sang Pharaoh berada bersama dengan para pendetanya, mereka hanya menemukan 1 pendeta dengan seorang gadis manis berambut hitam panjang bergelombang. "ada apa?" tanya sang pendeta yang memegang Millenium Key tersebut, salah seorang prajurit maju kedepan lalu berlutut, "begini, Tuan Shadaa kami menemukan orang-orang aneh disekitar taman istana" mendengar pernyataan sang prajurit, oarng yang dipanggil Shadaa itu memperhatikan 3 orang yang berpakaian yang sangat berbeda dengan kebanyakan orang yang hidup disini, dahinya mengerut ia masih memperhatikan mereka, yang menjadi pusat perhatiannya adalah pemuda dengan rambut 3 warna yang sangat mirip dengan orang yang sangat dihormati disini.

"Tuan Yugi?" panggil Shadaa, Yugi mengangkat kepalanya syukurlah ia masih ingat dengannya, "lepaskan mereka!" perintah Shadaa, para prajurit langsung menjauhi mereka, "mereka bukan orang jahat, kembalilah ke pos kalian masing-masing" ucap Shadaa.

"aduuhh.. maaf ya.." kata Shadaa, "ahh.. tak apa... ngomong-ngomong kemana semua orang? Sepi sekali" tanya Yugi, "Pharaoh, yang mulia ratu, dan yang lainnya sedang menghadiri sebuah pertemuan kerajaan, mungkin mereka juga pergi bersama Pangeran" jawab Gadis yang ada dibelakang mereka yang sedari tadi hanya memperhatikan saja.

"perkenalkan saya Sarasa Karin, senang berkenalan dengan anda" ucap gadis itu memperkenalkan dirinya, 'cantik-' pikir mereka Yugi dan Jounouchi, "kalian teman-temannya ouji-sama 'kan? Atem-sama?" tanya Sarasa, "ehh? Bagimana kau tahu?" tanya Anzu setahunya ia dan teman-temannya tidak pernah melihatnya sebelumnya, gadis bermata amethyst itu menjawab "ouji-sama yang memceritakannya padaku, eng.. yang mirirp dengan ouji-sama ini, Yugi-san lalu yang tinggi dengan rambut blonde Jounouchi-san, dan perempuan dengan mata saphire, Anzu-san, aku benar'kan?" terangnya, mereka bertiga mengangguk, "kalau kalian tanya aku dimana ouji-sama, sepertinya ia ikut pertemuan kerajaan" ujarnya lembut.

Seseorang mengiterupsi adegan ini, seorang gadis berambut coklat dan mata saphire, "tapi nona aku masih melihat pangeran tidur dikamarnya beberapa menit yang lalu" katanya, yang langsung membuat Sarasa membalikkan tubuhnya, membuat si pembuat interupsi itu yang tadinya terhalang tubuh Sarasa, sekarang bisa terlihat oleh Yugi dan yang lainnya.

"Mana?" panggil Yugi, merasa terpanggil gadis berambut coklat itu menoleh, "tuan Yugi?" tunjuknya, "kenapa ada disni?" tanya Mana, "ya kami ada perlu dengan Atem" jawab Jounouchi, "tunggu Mana! kau bilang ia masih tidur?" tanya Sarasa, Mana mengangguk, "aku sudah membangunkannya, tapi ia sangat sulit untuk dibagunkan" jawab Mana, muncul kedutan kecil di kening Sarasa, "aku akan kesana dan membangunkannya" ucapnya sambil berlalu menuju kamar Atem.

"gawat perang dunia" gumam Mana ia bisa melihat gumpalan asap hitam mencuat dari belakang Sarasa, "apa kita harus ikut?" tanya Jounouchi, "ikut sajalah" Anzu mulai menikuti Sarasa yang sudah menjauh.

Koridor

"engg.. Mana... Sarasa itu siapanya Atem sihh?" bisik Anzu "ho~ nona Sarasa... nona Sarasa itu orang disuruh Pharaoh Aknamkanon untuk menemani ouji-sama, dan dia juga punya kewenangan untuk mengatur jadwal ouji-sama" jawab Mana, "menemani Atem? Sarasa?" Jounounchi tak mengerti, "hhh.. kalian nggak tahu sih, waktu pertama ouji-sama kembali lagi ke sini" ujar Mana sambil mengadah keatas

Flashback

"ada apa sihh?" Tanya Atem tergopoh-gopoh ia berusaha menyamai laju larinya denngan seorang gadis bermata saphire yang menarik tangannya –Mana- "hhh.. sudah kubilang para dewa datang kesini" ujar Mana "terus kenapa?" tanya Atem malas sekarang mereka sudah berlari beriringan, "ya seenggaknya ada disana kek! Beri penghormatan kek! Sapa tahu datang buat kasih hadiah pada ouji-sama karena pernah menyelamatkan dunia" jawab Mana, "cih!"

Kedua orang itu masuk ke ruang tahta dengan nafas terengah-engah, "hah! Mana katanya para dewa datang, kenapa mereka tak ada disini?" decak Atem kesal, "Mana benar, para dewa tadi berkunjung kesini, tapi karena kalian telat mereka sudah pergi" ujar Seth, "Atem~ kebetulan kamu disini.. ayo sini ada yang ingin kami kenalkan padamu" sebuah suara yang lembut memasuki indra pendengaran Atem, yap benar sang ibu memanggil anak laki-laki semata wayangnya, sambil mengistruksikan agar Atem mau mendekat.

"Atem.. kenalkan.. Sarasa Karin" ucap Aknamkanon mempersilahkan seorang gadis agar bisa face to face dengan Atem, 'manis' itulah yang pertama yang terlintas dibenak Atem, didepannya ada seorang gadis manis dengan mata amethystnya yang memukau, rambutnya hitam bergelombang sampai pinggang, kulitnya tidak bisa dibilang tan karena lebih ke arah putih, senyumnya mengembang membuatnya tampak seperti bidadari kiriman dari dewa.

Saat dirinya tengah memandangi gadis itu, dia menyimpulkan sesuatu, "a... ayah? Ini siapa? Jangan-jangan ayah mau menjodohkanku lagi?" tanya Atem dengan wajah horor, "ho.. bukan...bukan... tapi kalau kau berpikir begitu bagus juga" jawab Aknamkanon, mendengarnya Atem langsung menunjukkan ekspresi horor.

Gadis itu tertawa kecil, "tidak.. Pharaoh tidak akan menjodohkan kita, kenalakan aku Sarasa Karin, mulai hari ini aku akan menjadi pelayan pribadi anda, mohon kerja samanya" suara Sarasa membuat kemampuan otak Atem terhenti sejak, lalu kembali menatap kedua orang tuanya dengan wajah horor.

"AYAH! AYAH KIRA AKU UMUR BERAPA! AKU NGGAK BUTUH BABY SITTEEEEERRRRRRRR!" *emosi*

"te..tenanglah ouji-sama!" ujar Mana sambil menarik-narik jubah biru milik Atem yang hendak menghadang ayahnya, "hnnn.. mungkin Sarasa tdak bisa dibilang pelayan untukmu mungkin bisa dibilang untuk menemanimu" ucap Amara –ibunya-, "apakah aku terlihat seperti anak kecil?" tanya Atem dengan semburat urat nadi yang berkedut-kedut, lalu Seth mengomentari, "yah.. tentu saja biar kata umurmu sudah mencapai 3000 tahunpun nyatanya kelakuanmu seperti anak TK"

TWITCH!

"KUBUNUH KAU SETH!"

"OUJI-SAMA!"

Sarasa menatap majikannya dengan begitu banyak sweatdrop yang bekumpul di atas kepalanya, "kuharap nona bisa berkerja sama dengan ouji-sama" sahut Aishisu, Sarasa menjawab pelan "ku..harap juga begitu"

Atem POV

Atem's bedroom

Aku... aku benci keadaan ini tak cukupkah Mana dan Seth yang selalu menggangguku? Kenapa muncul satu orang lagi? Menemaniku katanya? "ehh.. ouji-sama engg.. kupikir Pharaoh benar sepertinya anda perlu teman yang sebaya denganmu" ucap Mana menenangkanku, aku mendelik kesal benar juga umur Mana beda 5 tahun denganku *sok tahu!*

"kenapa? Siapa tahu kalian itu cocok kalau kulihat reaksimu saaat melihat Sarasa tadi sepertinya kau terpesona, sepupuku" komentar Seth yang langsung membuatku makin kesal, "dan lagi apa yang membuatmu kesal? Toh gadis itu bukan calon tunanganmu iya'kan?" Seth benar juga kenapa aku marah?

"tapi aku kesal! Sepertinya orang tuaku memperlakukanku seperti anak kecil!" belaku, "terserah ah!" Seth mendengus, "tapi sepertinya nona Sarasa orang yang baik" kata Mana, baik? Sepertinya? Yah... benar...dia baik SEPERTINYA!

Tokkk..

Tokk...

"masuk!" jawabku cepat begitu pintu diketuk, masuklah seorang gadis mungil dari ambang pintu yap.. orang yang membuatku kesal siapa lagi kalau bukan Sarasa, "ini aku bawakan teh dan cemilan"ucapnya sembari menaruh sepoci teh dimeja serta sebuah piring yang isinya cemilan huahh... harus aku akui wangi kuenya enak tak lupa ia juga menuangkan teh ke masing-masing cangkir yang jumlahnya 3 buah untuk kami.

"apa itu buatan nona?" tanya Mana dengan mata berbinar, "iya aku yang buat" jawabnya lembut, DEG! Kenapa? Kenapa jantungku? "oh..iya! ouji-sama besok anda harus bangun pagi karena harus berlatih " katanya sambil menatapku, tatapannya lembut tapi aku bisa melihat 'tanduk kecil' dikepalanya sepertinya dia juga akan membuat hidupku berantakan, "kalau begitu saya permisi, 45 menit lagi makan malam siap, kuharap kalian sudah berada disana sebelumnya" pamitnya lalu keluar dari kamarku.

Atem POV end

3 days later

"belum bangun juga?" ucap Sarasa tak percaya pasalnya Atem sampai sekarang belum angkat kaki dari kasurnya padahal sudah 15 menit ia bolak-balik masuk kekamarnya untuk membangunkannya, "apa yang biasanya membuatnya terbangun?" tanya Sarasa sambil mendengus, "nggak ada, bisanya ouji-sama bangun atas kehendaknya sendiri" jawab Mana, mendengar jawaban Mana Sarasa diam tak berkedip, 'kalau gitu selama ini sang pangeran yang tersohor kemana-mana itu orang yang sangat pemalas' batin Sarasa, "oke, kalau gitu apa yang paling ia benci?" tanya Sarasa, Mana , Seth, Mahado dan Aishizu befikir sejenak sampai Seth menjawab "ada...

Atem's Bedroom

"tuan Seth anda yakin ini yang paling dibenci ouji-sama?" tanya Sarasa, sekarang mereka berada di ambang pintu kamar Atem, "ya inilah yang paling dibencinya" jawab Seth, "tapi nona~ apa ini... agak... er..." kata Aishizu "ssstt.. aku tahu ini pasti berhasil, Mana komohon bantuannya" ujar Sarasa sambil mengepalkan tanganya pada Mana, sementara Mana bersweatdrop ria "ukhh..."

"OUJI-SAMA! OUJI-SAMA!" teriak Sarasa sambil mengguncang-guncang tubuh Atem kencang, "apa sihh!" akhirnya Atem duduk juga, ia menatap kesal kearah gadis yang wajahnya terlihat panik, Atem diam sebentar lalu merebahkan tubuhnya kebelakang, "aduhh...ouji-sama anda harus cepat bangun! Siaga satu!" kata Sarasa panik sambil menarik-narik selimut Atem, "eahh! Berisik! Emangnya kenapa?" tanya Atem malas.

"DIA DATANG!"

"siapa? Katakan dengan jelas"

"PUTRI TEANA! DIA AKAN SEGERA KESINI!

"HUAAAPAAAAAHHHHHHHHHH!"

'berhasil' batin Sarasa, Mana, Aishizu, Seth dan Mahado bersamaan

"kau bohong kan?"

"nggak, aku nggak bohong!"

"bohong!"

"nggakkkk"

"aku nggak percaya!"

"silahkan"

Lalu suara Aishizu menggema keseluruh penjuru kamar.

"ouji-sama~ putri Teana datang! kupersilahkan masuk ya!"

Mendadak wajah Atem pucat, dengan gematar ia mencengkram baju Sarasa.

"tolong sembunyikan aku"

Lalu terdengarlah suara seorang gadis dengan intonasi yang manja dan menggoda, namun menurut Atem suara itulah sumber bencana baginya.

"Atem~ aku datang~"

a/n: ini suara Mana XP

'matilah aku!' batin Atem "Sarasa! Cepat tolang aku!" sekarang Atem mulai menguncang-guncang bahu Sarasa, "iya... iya... sekarang ouji-sama mandi dulu aku akan menghadangnya, jangan kemana-mana tetap dalam kamar sampai aku kembali, arra?" jelas Sarasa cepat Atem mengangguk menurut 'hihihi.. kayak anak anjing' pikir Sarasa begitu melihat mata pasrah sambil memohon milik Atem, "cepat pergi sekarang!" tunjuk Sarasa mengistruksikan agar Atem segera melaksanakan perintahnya, dan tak perlu di ultimatum dua kali Atem langsung melesat kekamar mandinya.

Prokkk..

Prokkk..

Dari ambang pintu Seth, Aizhizu dan Mahado bertepuk tangan, lalu Mana mengahambur memeluk Sarasa sambil berteriak, "NONA HEBAT! BISA MEMBANGUNKAN OUJI-SAMA!"

Cklek...

Kelima pasang mata itu menoleh kesumber suara yang berasal dari pintu kamar mandi yang dibuka kasar oleh sang pembuka, yang terlihat kesal.

"jadi kamu membohongiku?" tanya Atem, Sarasa menjulurkan lidahnya iseng, "aku akan kembali tidur" ucap Atem "sebaiknya jangan" cegah Sarasa, "kenapa?" tanya Atem kesal, "kalau anda kembali tidur aku akan benar-benar memanggil sang putri kesini" ancam gadis beriris amethyst itu, "huh! Memangnya bisa?" tanya Atem meremehkan, Sarasa menunujukkan selembar kertas ditangannya sambil berkata, "tentu, akan kukirim surat palsu ini kekerajaan sebelah menggunakan merpati yang mengatas namakan dirimu, yang berisi bahwa anda ingin makan malam dengannya" jawab Sarasa, mendengar jawabannya mata crimson Atem melebar horor, "kalau anda tak mau ia kupanggil sebaiknya anda mandi sebelum hitungan 3" ucap Sarasa.

Satu...

Dua...

Ti...

"AKU MAAAANNNDDDDDDDIIIIII!"

Flash back end

Your small, trembling shoulders, your small lips
I'm sorry – you collapse before me
-Boyfriend_Janus-

TBC~

.

.

.

Blue: jadi juga~

Yugi: yahh.. itu juga ngaretnya nggak kira-kira

Marik: oiya, btw eni baswe sapa yang kawin?

Malik: kawin?

Marik: ntu, 'Janus' ?

Malik: itu mah JANUR OIIIII! JANURRRR!

Marik: oh, hehehehe.. *cicaksmile*

Malik: *goyang itik*

Blue: oh iya! Sarasa!

Sarasa: nape?

Blue: lu jemput gih!

Sarasa: sapa?

Blue: lu panggil duo maling kesini!

Sarasa: sip! *naek semut polkadot*

Blue: baiklah silahkan review, silahkan berikan kritik, saran, serta flame juga akan saya terima, dan untuk para senpai jangan pelit ilmu ya -3- *gaplok* karena saya baru mohon bantuannya *bow*

Atem: review pelase!

Jou: BENTARRR!

Seto: napa lagi sih? *baru juga mo angkat pantat*

Jou: biar semangat ripiw mari kita nikmati penutupnya

Anzu: penutup?

Jou: yoi! Ini dia 'Salah Gaul'

xXx

*istirahat makan siang*

Jounouchi: ini makanan apa, Zu?

Anzu: bubur ayam

Jounouchi: ohh

Honda: ini apa sih,Zu? Lembek gini?

Anzu: bubur ayam

Honda: mmmm...

Ryou: enak nih, apaan sih?

Anzu: bubur ayam

Jounouchi: iya enak yah namanya apa sih?

Anzu: bubur ayam

Honda: iya enak, namanya apa? Kalo ada lagi ane mau beli lagi!

Anzu: bubur ayam

Yami: Anzu, ini...

Anzu: *kesel* BUBUR AYAM WOIII! BUBUR! BUBUR! B-U-B-U-R! Ada pelemnya 'Tukang Bubur Yang Masih Dibawah Umur'

Ryou: yang bener 'Tukang Bubur Naik Haji'

Anzu: ohh... ._.

Honda: gua kira 'Tukang Bubur Yang Tertukar' ._.

Yami: ada lagi, lagian ane mo tanya ini makannya gimana gak bisa make sumpit ni.. *lintah eyes*

Anzu: gua kepret tinggi dah lu, Yam.. _

Yami: *nyegir landak*

xXx

Blue: udah?

All: udah~

Blue: udah ya? Kalau gitu gua cari ya!

All: *dikata maen petak umpet?*

Blue: kalo gitu Blue pamit dulu~ dadadah~

*GelarTikerDeketJamban*