My Love Just for You
.
Pair : Choi Siwon x Kim Kibum
Rate : T
Genre : Drama, romance.
Warning : genderswitch, gaje, Full Typos, abal, OOC. Pokoknya DON'T LIKE, DON'T READ.
.
.
Summary : Di saat Kibum harus berkorban demi orang yang sangat dicintainya untuk menyelamatkan perusahaan Siwon kekasihnya yang ada di ambang kehancuran, namun jika ia ingin menyelamatkan perusahaan Siwon dia harus berpisah dengan namja tampan tersebut.
.
Disaat kau harus memilih antara Cinta dan Pengorbanan
.
.
Di sebuah restoran mewah sedang duduk dua orang yang saling memandang tajam. Keduanya masih belum membuka suara satu sama lain. Namja jangkung itu tampak sedang tersenyum sinis, sementara Yeoja manis itu tampak sangat murka terhadap namja yang ada dihadapannya saat ini.
"Kembalikan perusahaan paman Choi seperti semula!"akhirnya yeoja manis yang berkulit putih mulus itu membuka pembicaraan diantara keduanya.
"Apa imbalan yang akan aku dapatkan kalau aku mengembalikan perusahaannya seperti semula chagi?"tanya namja jangkung itu dengan seringaian licik.
"Aku akan meninggalkan 'Dia' dan aku akan pergi ke sisimu, itu yang kau mau selama ini kan Shim Changmin!"ucap yeoja cantik tadi yang diketahui bernama Kim Kibum penuh dengan penekanan di setiap kata-katanya.
"Kau memang sangat pintar Bummie, tak sia-sia keluarga Choi selama ini membiayai hidupmu,"ucap namja jangkung tadi sambil menyeruput kopi yang ada di tangannya.
"Sekarang aku boleh pergi kan? Dan ingat kembalikan perusahaan paman seperti semula,"ucap yeoja itu sekali lagi sebelum ia meninggalkan namja tadi sendirian.
Kibum pov*
Aku berjalan gontai menuju sebuah rumah mewah yang sebentar lagi akan disita oleh bank kalau paman Choi tak segera melunasi hutang –hutang perusahaanya. Langkah kakiku terhenti di halaman rumah mewah ini, aku memandang sekeliling rumah yang sudah aku tinggali selama 12 tahun ini. Banyak kenangan manis yang sudah terangkai indah di rumah ini, termasuk bersama 'Dia'.
Setelah tersadar dari lamunanku, aku segera bergegas masuk ke dalam rumah bergaya modern klasik tersebut. Tampaknya semua orang sudah tidur, eitss tapi bukankah itu suara paman?
"Chagi uljima, mianhae sekarang aku tidak bisa memanjakanmu lagi chagi,"ucap pria paruh baya itu lembut yang tak lain dan tak bukan adalah Choi Hangeng. Dia memeluk tubuh istrinya erat berusaha meredam tangisannya.
"Apa kita benar-benar sudah bangkrut chagi? Apa tidak ada jalan untuk kita memperbaiki ini semua?"tanya yeoja paruh baya itu masih sesenggukan menahan tangisannya.
"Mianhae, tidak ada yang bisa kita lakukan selain menjual rumah ini untuk membayar hutang-hutang perusahaan kita,"ucap Paman Choi kembali. Hatiku seolah tersayat-sayat harus melihat dua orang yang paling aku sayangi menangis. Sepertinya aku memang harus berkorban demi mereka semua, demi orang yang sangat aku cintai.
Aku berjalan gontai menaiki tangga untuk menuju ke kamarku. Tanpa sadar air mataku yang selama ini aku coba untuk tahan akhirnya menetes juga. Aku segera bergegas masuk ke dalam kamarku dan menguncinya dari dalam.
"Hiks.. mianhae Hangeng appa, Heechul eomma,... hiks,"aku menjambak rambutku frustasi, namun sebuah tangan kekar segara menghentikan aksiku barusan dan membawaku ke dalam pelukan hangatnya.
"Uljima chagi,"namja betubuh atlethis tadi memebelai surai hitam rambutku dengan lembut.
"Wonnie aku takut,"aku semakin mempererat pelukanku pada dada bidangnya yang selalu menghangatkanku disaat aku sedang kalut seperti saat ini, tapi sebentar lagi aku tidak akan bisa mersakan semua ini. Besok aku mungkin akan menyakitinya dan membuatnya sedih, namun kumohon jangan pernah membenciku karena aku melakukan semua ini hanya untuk kalian, orang-orang yang paling berharga dihidupku.
"Jangan takut ne, ada aku disini Bummie,"ucapnya lagi.
'Mianhae Wonnie, aku sudah membuat kalian jadi seperti ini. Aku berjanji akan mengembalikan semuanya seperti semula,'ucapku dalam hati.
.
.
.
"Kita harus bertunangan terlebih dahulu di Korea, sebelum kita pergi ke Amerika chagi,"ucap pria jangkung itu padaku, sungguh aku ingin segera menamparnya saat aku melihat senyuman licik terurai di wajah tampannya.
"Kau memang benar-benar licik Shim Changmin!"tanganku sudah mengayun ingin menampar wajah tampannya, namun tangan kekarnya segera menahan tanganku dan menarikku ke dalam pelukannya.
"Kau yang sudah membuatku menjadi seperti ini Bummie,"ucapnya pelan. Aku meronta hebat dalam pelukannya, namun seberapapun aku meronta aku tak akan bisa pernah lepas darinya.
"Walaupun dengan cara seperti ini, walaupun cintaku ini sangat gila padamu. Tak pernahkah kau berfikir bahwa aku sangat mencintaimu Bummie?"tanyanya sambil melepaskan aku dari pelukannya.
"Kau hanya akan mendapatkan tubuhku Shim Changmin, bukan cintaku karena seluruh cintaku hanyalah milik Wonnie,"ucapku lantang.
"Aku yakin lambat laun cintamu bisa tumbuh untukku Bummie,"ucapnya sambil memandang keluar jendela ruang kerjanya.
"Terserah kau saja, tapi tepati dulu janjimu untuk mengembalikan perusahaan paman seperti semula,"ucapku tegas.
"Kau tidak perlu khawatir Bummie,setelah kita bertunangan aku akan segera mengembalikan semuanya seperti semula,"dia kembali menatapku tajam.
"Baiklah aku antar kau pulang sekarang, kita harus segera memulai akting kita bukan?"seringainya licik padaku.
"Apakah ini sangat menyenangkan untukmu? Oh aku lupa, membuatku dan Wonnie berpisah memang impianmu selama ini kan,"ucapku sinis padanya,namun ia sama sekali tak menanggapinya dan berlalu pergi meninggalkan ruangan kerjanya.
Kibum pov end*
Author pov*
Sebuah mobil mewah berhenti di sebuah rumah mewah bergaya modern klasik. Sang namja dengan antusias membukakan pintu mobil untuk sang yeoja cantik yang tak lain adalah Kibum. Kibum tampak enggan menerima uluran tangan Changmin padanya, namun mau tak mau dia harus bisa menahan egonya sendiri.
"Bummie, kau kah itu?"tanya sebuah suara dibalik pintu gerbang rumah mewah tadi. keluarlah seorang namja tinggi tegap dengan senyuman tersungging di wajah tampannya, namun seketika senyum itu pudar saat ia tengah melihat yeoja yang sangat dicintainya itu tengah berpegangan tangan dengan sosok namja yang teridentifikasi sebagai rivalnya yaitu Shim Changmin.
"Bummie! MASUK!"ucap Siwon penuh penekanan pada kata-katanya.
"Hei,tenanglah sedikit Siwon. Kau jangan bersikap dingin seperti itu pada calon istriku,"Changmin memandang Kibum penuh arti.
"Mwo? Jangan bercanda kau Shim Changmin. Bummie itu tunanganku."teriak Siwon sambil menarik tangan mungil Kibum dari genggaman tangan namja jangkung itu.
Kibum melepaskan genggaman tangan Siwon pada tangan mungilnya membuat Siwon membelalak tak percaya.
"Kau lihat sendiri kan Siwon, Bummie tak mau bersamamu,"tawa Changmin sinis pada Siwon dan kembali menarik tangan Kibum dalam genggaman posesifnya.
"Bummie kau kenapa seperti ini hah?"tanya Siwon sedikit berteriak.
"Mianhae,"ucapnya lirih sambil menundukkan kepalanya.
"Apa maksudnya semua ini Bummie?"tanyanya lagi kini sedikit melemah.
"Aku akan segera bertunangan dengan Changmin dan setelah kita bertunangan kita akan segera pindah ke Amerika,"jawab Kibum penuh kehati-hatian.
"Mwo? Ini semua bohong kan Bummie?"Siwon mengguncang-guncangkan tubuh Kibum kasar, sementara Kibum hanya menunduk tak mampu melihat wajah kekasihnya itu.
"Terimalah kenyataan ini Siwon,"ucap Changmin sambil melepaskan tangan Siwon dari kedua bahu Kibum.
"Jeongmal Mianhae Wonnie, aku tidak bisa melanjutkan pertunangan kita,"ucapan yang keluar dari mulut manis Kibum kini sudah berhasil meluluh lantahkan hati Siwon. Bebannya kini seolah bertambah berat, kini setelah perusahaannya bangkrut, dia juga akan kehilangan yeoja yang sangat dicintainya itu.
.
.
.
Kibum melangkah perlahan mendekati Choi Heechul yang sudah ia anggap seperti ibu sendiri dan mungkin kalau saja Changmin tak membuat Kibum harus berkorban, mungkin sekarang ini Heechul sudah benar-benar menjadi eommanya.
"Eomma..."panggil Kibum sambil mendekat ke arah yeoja paruh baya yang di panggilnya eomma tadi.
"Ne chagi, kemarilah,"ucap yeoja paruh baya itu lembut sambil menepuk sofa yang ada disampingnya memberi isyarat pada Kibum untuk duduk.
"Eomma aku sangat menyayangimu,"Kibum memeluk tubuh Heechul erat seolah ini adalah hari terakhirnya ia dapat memeluk tubuh rapuh itu, karena mungkin besok yeoja ini akan sangat membencinya bahkan mungkin tak mau mengenalnya lagi.
"Ne, arasseo. Ada apa Bummie? Tidak biasanya kau bersikap manja seperti ini heumm?"tanya Heechul heran.
"Tidak apa-apa eomma. Aku hanya ingin memeluk tubuh eomma saja,"Kibum melepaskan pelukannya pada tubuh rapuh yeoja paruh baya itu dan memandangnya dalam.
"Eomma, mungkin besok-besok kau akan sangat membenciku, tapi ingatlah eomma bahwa aku sangat mencintai eomma, appa, dan juga Wonnie. Kalian sangat berarti dihidupku, dan aku hanya ingin berbakti pada eomma dan appa,"tanpa sadar bulir-bulir kristal bening keluar dari kelopak mata indah Kibum, Heechul terkejut saat melihat Kibum menangis.
"Chagi uljima, kami sangat menyayangimu, jadi mana mungkin kita akan membencimu aegya? Sebentar lagi kau akan menikah dengan Siwon dan kau akan benar-benar menjadi anak eomma Bummie,"Heechul tersenyum tulus lalu menghapus air mata yang jatuh di pipi chubby Kibum.
"Eomma... hiks... m-mianhae... hiks,"Kibum semakin sesenggukan melihat wanita paruh baya ini yang sangat menyayanginya.
"Sssstttttt, tidak ada yang perlu di maafkan chagi,"Heechul memeluk Kibum erat dan menepuk-nepuk punggung kIbum lembut.
'Tuhan bagaimana bisa aku menyakiti wanita sebaik ini, tapi jika hal itu bisa membuat perusahaan paman kembali seperti semula, aku akan menjalaninya. Berikanlah aku kekuatan Tuhan,"Kibum berdoa dalam hati.
Siwon yang melihat adegan itu, langsung menghampiri eommanya dan Kibum lalu dengan kasar menarik Kibum ikut bersamanya.
"Wonnie sakit, lepaskan,"teriak Kibum kesakitan saat tangan kekar Siwon mencengkeram tangan mungilnya dengan sangat kuat.
Siwon sama sekali tak menggubris teriakan kesakitan dari Kibum dan terus menyeret yeoja yang ada di belakangnya itu menuju lantai dua. Dengan kasar Siwon membuka pintu kamarnya dan membanting pintu kamarnya keras membuat Kibum sangat terkejut mendapati sikap Siwon yang sangat kasar.
"Sekarang jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi, kau di ancam oleh Changmin kan?"tanya Siwon sambil memandang Kibum tajam, sementara Kibum kini hanya menundukkan kepalanya tak berani memandang Siwon.
"JAWAB AKU KIM KIBUM!"teriak Siwon penuh dengan penekanan di setiap kata-katanya.
Kibum berusaha tak menangis, meskipun sekarang hatinya sangat sakit dibentak seperti itu oleh Siwon. Baru kali ini Siwon membentaknya dan bersikap kasar padanya.
"Aku tidak pernah di ancam oleh Changmin, dan satu lagi aku TIDAK PERNAH MENCINTAIMU SIWON,"ucap Kibum lantang. Dia harus segera menuntaskannya malam ini juga agar ia tidak terlalu menyakiti hati Siwon, orang yang sangat dicintainya.
Siwon sangat lemas setelah mendengar penuturan Kibum barusan. Dia segara mendekati Kibum dan memegang kedua bahunya erat.
"Benarkah? Sekarang katakan kata-kata yang barusan kau ucapkan padaku sambil menatap mataku,"ucap Siwon lemah.
Kibum memandang mata Siwon dalam, sungguh saat ini Kibum ingin memeluk tubuh rapuh kekasihnya itu dan mengatakan bahwa 'aku sangat mencintaimu'. Tapi kalau dia melakukannya maka pengorbanannya sejauh ini hanyalah sia-sia belaka dan sama sekali tak berarti.
"AKU TIDAK PERNAH MENCINTAIMU CHOI SIWON."ucap Kibum lantang, Siwon yang sedari tadi mencoba tegar akhirnya runtuh juga pertahanannya. Siwon jatuh diatas lantai dingin kamarnya setelah mendengar penuturan yang sangat menyakitkan dari Kibum barusan. Hatinya sangat nyeri dan ngilu. Kibum rasanya ingin menangis keras melihat orang yang sangat dicintainya itu kini tengah menangis dalam diam.
"Kau bohong Bummie, aku tau kau bohong,"Siwon tak terima atas semua ucapan Kibum yang baru saja dikatakannya.
"Aku tidak berkata bohong, kau patut membenciku karena aku memang wanita yang seperti ini,"Kibum masih berusaha tegar agar ia tak menjatuhkan air matanya.
"Mianhae,"ucap Kibum lirih.
"Aku tidak butuh ucapan maaf dari wanita hina sepertimu."Siwon menepis dengan kasar tangan Kibum yang sedang mengelus bahunya dan segera pergi keuar dari kamarnya.
Siwon meninggalkannya di dalam kamarnya sendirian dan mengendarai motor sportnya entah kemana, yang terpenting saat ini ia hanya ingin jauh darinya yang sudah berhasil membuat hatinya hancur di saat masa-masa sulitnya sekarang. Benar-benar tak habis fikir dia yeoja seperti itu. tanpa sadar Siwon kini tengah ada disebuah kedai minuman. Siwon memesan beberapa minuman disana dan entah kenapa biasanya Siwon yang tak kuat minum kini belum mabuk saat ia menghabiskan lima botol bir sendirian.
"Tuan anda sepertinya sudah sangat mabuk, apakah tidak ada teman yang bisa dihubungi?"tanya salah satu waitress pada Siwon.
"Tentu, aku mempunyai teman yang banyak, dan aku belum ma—"omongan Siwon terpotong saat tubuhnya tiba-tiba saja ambruk dan tak sadarkan diri.
.
.
.
"Aishh kenapa dengan anak ini?"tanya namja berwajah puppy fish ini heran pada sang waitress tadi yang menelponnya.
"Dia tadi minum banyak sekali, aku sudah memperingatkannya tapi dia sama sekali tak mendengarkanku dan terus minum hingga jatuh pingsan seperti saat ini."jelas waitress tadi.
"Pasti dia bertengkar dengan Bummie, cepatlah telpon Bummie dan suruh dia kesini,"suruh namja berwajah puppy fish ini pada yeoja chingunya.
"Ne, tunggu sebentar,"yeoja cantik berambut pirang itu segera melaksanakan tugas yang diberikan oleh namja chingunya itu.
Tak berapa lama setelah yeoaj berambut pirang itu menelponnya, Kibum segera datang ke kedai minuman itu dengan nafas yang ngos-ngosan dan raut wajah yang sangat khawatir.
"Kalian sebenarnya kenapa?"tanya namja berwajah puppy fish itu yang diketahui bernama Lee Donghae.
"Gwaenchana Donghae-ah, bisakah kalian meninggalkan aku dan dia sebentar?"Kibum memohon pada sepasang kekasih tersebut dan akhirnya mereka berdua pun segera pergi dari sana.
Kibum menghampiri Siwon yang masih mengigaukan namanya disaat dia masih mabuk. Kibum duduk disampingnya dan memeluk punggungnya. Bulir-bulir air matanya kini sudah tidak bisa terbendung lagi, dia menangis sejadi-jadinya dalam punggung kekar Siwon.
"Kenapa kau seperti ini Wonnie, kalau kau seperti ini aku tidak bisa meninggalkanmu dengan tenang," Kibum mengelus punggung Siwon penuh kelembutan.
"Berjanjilah padaku kau akan baik-baik saja dan hidup bahagia ne,"ucapnya lagi sambil mencium punggung Siwon.
"Kau tidak menjawab, berarti aku anggap kau setuju,"timpalnya lagi.
"Mianhae, jeongmal mianhae Wonnie,"Kibum semakin mempererat pelukannya.
"Hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu,"ucap Kibum lemah lalu mencium pucuk kepala Siwon lembut. Mata Kibum kini tertuju pada gelang berwarna hitam yang dipakai oleh Siwon, dia masih ingat betapa senangnya saat Kibum memberikan gelang itu pada Siwon. Kibum melepas dan mengambil gelang yang dipakai oleh Siwon dari tangan kekarnya.
"Izinkan aku mengambilnya Wonnie, biarkan ini menjadi penggantimu untukku,"ucap Kibum sekali lagi sebelum ia beranjak pergi dan akhirnya menghilang di balik pintu kedai minuman tersebut.
.
.
.
Continue ?
End ?
Review kalian adalah semangat untuk saya ^^
Annyeonghaseyo readers^^
Saya datang membawa FF baru hehe.. semoga kalian suka^^
Continue or Delete ?
Review please ^^
