Fic baru dari Stellar nih…

Maaf kalau ada grammar yang salah.

Enjoy this fic and don't forget to review ^^

---------------------------

My Girl

Naruto © Masashi Kishimoto.

My Girl © Stellar Alerion.

Warning : OOC, AU, Gender Blending

Inspired by Boys Before Flowers

---------------------------

Naruto POV

Hi, perkenalkan namaku Namikaze Naruto. Aku ini seorang perempuan, walaupun namaku seperti nama anak laki-laki. Tapi, banyak sekali teman-temanku yang mengatakan kalau aku ini lebih mirip anak laki-laki dari pada anak perempuan. Karena sikapku yang tomboy sekali ini. Tapi aku masih punya sifat feminim lo, walaupun itu cuma sedikit.

Aku sekarang sekolah di Lasalle College Internasional yang ada di Jakarta. Aku mengambil jurusan Computer Graphics Multimedia. Aku berhasil masuk kesana tanpa membayar uang seperserpun, hebatkan?. Jadi jangan pernah menganggap aku itu adalah anak yang bodoh.

Saat ini aku sedang berada di sebuah pesawat yang akan menghantarkanku meraih mimpiku. Aku senang sekali bisa duduk di pesawat ini karena membutuhkan suatu usaha yang sangat keras untuk dapat duduk di dalam pesawat ini.

Yah, walaupun kedua orang tuaku tidak setuju dengan keputusan yang aku ambil ini. Karena aku akan bersekolah di Uchiha University yang ada di Jepang. Aku hanya diperbolehkan bersekolah di Singapore saja. Akhirnya dengan beberapa kata –atau lebih tepatnya bantahan– aku diperbolehkan pergi ke Jepang.

Yeah! Jepang I'm coming!

Bandara Internasional Tokyo, 1.37 pm

Aduh…

Banyak sekali orangnya, kalau begini aku tidak tahu siapa orang yang akan menjemputku terus kalau aku kesasar gimana? Mana aku tidak bisa berbahasa Jepang lagi. Oh, Dewa Jashin tolong aku!

Tenang Naruto. Tenang.

Pasti ada satu petunjuk. Coba lihat dengan teliti satu per satu orang yang ada di sini. Tapi dimana?

Orang itu. Bukan.

Kalau yang itu. Bukan.

Terus yang di sana. Juga bukan.

Lalu yang mana?

"Namikaze Naruto?" panggil seseorang yang ada di belakangku.

"Eh, iya," jawabku.

"Mari, ikut saya," kata orang itu sambil berjalan menyju pintu keluar.

"Maaf, Anda siapa?"

"Kabuto. Yakushi Kabuto, saya orang dari Kedutaan Besar RI. Masih ada beberapa masalah yang harus Anda selesaikan terlebih dahului di Keduataan Besar RI," jelas Kabuto.

"Masalah?"

"Hanya masalah kecil kok. tenang saja," kata Kabuto ramah, akupun lalu menghela nafas lega kupikir masalah yang besar.

Lalu aku berjalan mengikuti Kabuto dan masuk ke dalam sebuah mobil BMW hitam yang mewah. Selama diperjalanan menuju Kedutaan Besar RI, aku melihat pemandangan kota Tokyo dengan terkagum-kagum karena pemandangan ini berbeda sekali dengan pemandangan kota Jakarta. Terlebih lagi aku akan tinggal di kota ini selama beberapa tahun kedepan.

Setelah beberapa saat, akhirnya kami sampai di Kedutaan Besar RI. Disana aku disuruh mengisi beberapa formulir lalu menunjukan pasport dan surat tugas belajar juga memberikan 2 buah foto berukuran 4x6. setelah selesai aku langsung diantar ke apartermenku yang akan menjadi rumah baruku.

"Jarak antara kampus dan apartermen tidak terlalu jauh, hanya 15 menit saja sudah sampai. Lalu ini adalah peta kota Tokyo dan beberapa peta kota lain yang ada di Jepang. Kalau kamu ada masalah telepon saja nomor HPku. Ini ada HP dan kunci apartermenmu," kata Kabuto sebelum meninggalkanku sendirian di depan apartermenku.

"Moshi-moshi," kata seseorang yang sudah menjadi tetangga sebelah apartemenku.

"Watashi wa namae wa Yamanaka Ino desu. Hajimemashita," kata orang itu lalu menjabat tanganku.

"Hehehe," aku hanya terseyum karena tidak mengerti apa yang dia maksud. Lalu orang itu masuk ke dalam apartermennya.

Setelah dia masuk, aku pun segera masuk ke dalam apartermenku sendiri. Ternyata di sana sudah disediakan komplit walaupun isi kulkasnya kosong. Tapi yang penting ada peralatan-peralatan elektronik lainnya. Juga kasurnya lumayan besar juga bisa untuk 2 orang.

Setelah selesai melihat-lihat isi apartermenku aku segera memasukkan barang-barang yang aku bawa dan segera tidur karena hari ini adalah hari yang melelahkan untukku dan besok akan menjadi hari yang panjang juga.

Next day, Uchiha University, 7.01 am

Aduh, ruangan kepala sekolahnya mana ya?

Mana kampusnya dua kali lebih besar dari pada kampusku yang dulu. Lebih baik aku tanya orang itu deh…

"Excuse me," kataku sopan sambil membungkukan badanku.

"Yes," jawab orang itu. Saat aku melihat orang itu hal yang ada dipikiranku adalah 'betapa tampannya orang ini'. Orang ini memiliki kulit yang putih seperti salju lalu bola mata hitam seperti gelapnya malam dan rambut berwarna biru dongker, apalagi model rambutnya yang sangat menggemaskan seperti pantat bebek.

"Oh, em. Where's Headmaster Room?"

"Follow me," kata orang itu, mungkin orang itu ada keperluan dengan kepala sekolah sehingga menyuruhku mengikiutinya. Aku pun mengikuti orang itu

"This is the room," kata orang itu ketika kita sampai di depan ruangan kepala sekolah tapi dia langsung pergi begitu saja.

"Thank you," kataku dengan keras –atau lebih tepatnya berteriak–.

Headmaster's room, 7.13 am

"So, you're Namikaze Naruto?" tanya seorang wanita muda yang memiliki rambut berwarna kuning dan dikuncir dua.

"Yes," jawabku.

TOK! TOK! TOK!

"Come in!" kata wanita itu.

"Tsunade sama, you called me?" kata seorang pemuda tampan berambut merah dan dia tidak kalah tampannya dibandingkan dengan pemuda yang aku temui tadi. Lalu mereka berbicara dengan bahasa Jepang yang tidak aku ketahui artinya.

"Namikaze Naruto," panggil pemuda itu dengan bahasa Indonesia.

"Ya," jawabku.

"Selama 3 bulan ke depan aku akan mengajarimu berbahasa Jepang," kata orang itu datar.

"Tapi, bagaimana dengan kuliahnya?" tanyaku.

"Kuliahmu baru dimulai awal musim semi jadi tenang saja," kata orang itu.

"Sekarang, ikut aku! Aku akan membelikanmu baju," kata orang itu lagi nada bicaranya pun juga masih datar.

"Tidak perlu, aku…"

"Kau bisa mati kedinginan di sini. Lagipula ini pertama kalinya kamu di Jepang kan?" tanya orang itu, aku hanya menganggukan kepala.

"Turuti saja kata-kataku. Oh ya, namaku Gaara. Sabaku Gaara," kata orang itu lalu keluar dari ruangan kepala sekolah.

Apartermen Naruto, 7.20 pm

"Terima kasih banyak, Gaara sama," kataku begitu turun dari mobil milik Gaara dan tentunya sambil membungkukan badan.

"Senpai."

"Eh?"

"Panggil aku senpai," kata Gaara.

"Artinya?" tanyaku dengan nada polos yang tak tahu apa-apa.

"Senior. Besok kita akan mulai pelajarannya," jawabnya lalu pergi meninggalkan apartermenku. Aku segera naik ke lantai 6 menuju rumah baruku karena cuaca di luar semakin dingin saja.

---------------------------

To be continue

---------------------------

Moshi-moshi : halo

Watashi wa namae wa Yamanaka Ino desu. Hajimemashita : nama saya Yamanaka Ino. Salam kenal.