Karma itu bagaikan sambalado ―pedas nan menggigit. /parody (c) ayu ting ting
.
.
.
Siapa yang gak tahu Akabane Karma, cabe-cabean andalan 3E Kunugigaoka. Eh maksud saya terong-terongan ―tunggu jadi apa dong? Terong dicabein?
Dih, garing.
Surai scarletnya terkena angin dari kipas yang diayunkan pemuda biru di sebelahnya. Mengayunkannya seefisien mungkin agar tak cepat merasa lelah.
Maehara cengo, Rio melongo, Terasaka kayang selow, Kayano masang tablo.
Sudahkah aku jelaskan bahwa pemuda biru itu sekarang memakai pakaian maid?
.
.
.
Sambalado
Ansatsu Kyoushitsu (c) yang jelas bukan milik saia#plak
Ok2 Matsui Yuusei
(Cr judul buat ayu ting tong ―eh ayu ting-ting)
Story(c) panda pengelana /bukan
OOC kebangetan. Typo (s).
Gak suka jangan baca, yang salah ngeklik silah close tab anda.
.
.
.
.
Semua berawal dari taruhan tempo hari. Pihak penantang berhasil diverifikasi; Nagisa Shiota. Hanya karena Karma mengejeknya manis dan cantik sehingga korban tidak terima atas tindakan pelecehan yang disebutkan. Menurut Nagisa ini termasuk kriminal.
Sesungguhnya, sudah sering Nagisa mendengar kata-kata tersebut dari Karma dan menganggapnya sebagai angin lalu mengingat sifat Karma yang rada nganu. Tetapi, tempo hari Karma mengatakan ―menghinanya― di depan ibu si pemuda biru. Oh, malang nian nasibmu.
Nagisa tambah sakit hati ketika mengingat perkataan ibunya,
"Anakku memang cantik dan manis! Bagaimana kalau kalian menikah saja?"
"Dengan senang hati, tante."
Bermodalkan harga diri sebagai lelaki sejati dan bersikukuh masih memiliki belalai, maka Nagisa menantang Karma bermain game monopoly spongebib dengan taruhan sebagai berikut;
Apabila Nagisa menang, Karma harus berhenti mengejek―menghina―nya. Dan jika Karma menang, apapun permintaannya akan dikabulkan.
Sayang, Tuhan terlalu senang memberi cobaan pada pemuda biru. Bahkan tanpa korting sedikitpun. Nagisa kalah dan Karma mengutarakan keinginannya. Nagisa harus jadi maid-nya selama seminggu tanpa protes apapun.
Ya...begitulah.
"Nagisa kenapa?"
"Dia jadi babunya Karma?"
"Jangan-jangan, Nagisa dipaksa?"
"Apa mereka jadian?"
Demi kolor Dewa Neptunus, yang terakhir membuat Nagisa ingin muntah. Ia menunduk mendengar konversasi kawan-kawan―durhaka―nya. Ia hanya harus mendengarkan perintah Karma selama seminggu. Cih, masih ada enam hari lagi. Nagisa gegana dan bersumpah akan mencari boneka voodoo bila semua ini telah berakhir. Tunggu saja.
"Nagisa, bawain susu strawberry lagi dong.." Pinta―tepatnya perintah― Karma dengan tampang yang tonjokable. Nagisa menyerahkan sekotak susu strawberry lagi dari kardus persediaan di dekatnya, lengkap dengan sedotannya teruntuk Yang Mulia Kaisar Kanjeng Gusti Maharaja Akabane Karma.
"Apa ada yang kurang, Tuan?" Tanya Nagisa dengan wajah manis ―walau di dalam hati ingin mengiris― kepada tuan dadakannya itu.
"Hm? Tidak, kok. Oh, tolong pijati bahuku dong, pegel nih."
"Ya, tuan."
Lihatlah pertigaan imajiner di dahinya.
Nagisa dengan cepat telah beralih di belakang Karma dan memijat punggungnya. Sengaja ia menekannya keras-keras agar Karma merasa kesakitan. Nagisa lupa, kalau kekuatannya jauh di bawah Karma, sejauh jarak di antara kita. Ohok.
Karma justru keenakan mendapat pijatan Nagisa hingga memejamkan kedua matanya.
"Sepertinya aku mendapat tukang pijat pribadi, ah, nyamannya~"
Nagisa semakin menekan sekuat tenaga pada bahu Karma hingga meringis.
Sialnya, Karma makin merasa nikmat.
.
.
.
Fin/?
.
.
a/n :
saya selalu kalah kalau main monopoly spongebib sama temen-temen :"(( why
thanks for read.
siluman panda
