:: unsaid confession ::
©shrinkingscore105

{ disclaimer : haikyuu! © furudate haruichi }

.

.

.

-:-

The path of devotion is a great labor. Do not ever mar it.
—Gilgamesh, "Fate/Zero"

-:-

.

.

.

Menghilang, sebenarnya, adalah hal yang mudah. Iwaizumi punya banyak tempat di mana ia bisa kabur dan memulai hidup baru; tempat-tempat di mana Oikawa tidak akan bisa berlari mengejar dan terus menempel padanya seperti lintah. Ia bisa, misalnya, pindah ke Shiratorizawa. Oikawa tidak akan pernah mengikutinya ke sana. Ia tidak akan pernah bersedia. Sebab seperti bagaimana voli adalah hidupnya, satu sekolah dengan Ushijima Wakatoshi adalah kematiannya.

Iwaizumi bisa saja pergi dan meninggalkan Oikawa sendiri. Ia bisa menghilang dan tak pernah terdengar kabarnya lagi. Melepaskan diri dari Oikawa adalah hal yang mudah, sesungguhnya, tapi ia tak pernah cukup tega untuk melakukannya.

Tidak dengan cara Oikawa menangis setelah lagi-lagi dikalahkan oleh Shiratorizawa. Tidak dengan cara Oikawa nyaris menghancurkan diri sendiri melalui sesi-sesi latihan panjang yang tidak mengenal batas. Tidak dengan cara Oikawa selalu kehilangan kendali tiap kali pandangnya menangkap figur Kageyama. Tidak dengan malam-malam yang mereka habiskan bersama, berbaring memandang langit dan menanti hingga fajar datang. Tidak dengan tiap tawa, tiap air mata, tiap canda dan sarkasme terlontar, letupan emosi, ledakan temperamen. Tidak dengan cara Oikawa menyatukan telapak tangan mereka sambil tersenyum lebar, menyatakan: "Aku tidak tahu apa jadinya aku tanpa dirimu, Iwa-chan." Tidak dengan segala kepedulian yang Iwaizumi limpahkan padanya dari tahun ke tahun.

Iwaizumi bisa menghilang. Ia bisa pergi. Namun separuh bagian dari dirinya akan selalu tertinggal di belakang, di tempat Oikawa akan selalu berada.