BoBoiBoy © Animonsta Studio
Story © Qnaco (me)
.
.
WARNING:
OOC, typo(s), alur gaje, keluar dari cerita asli, kesalahan ejaan, gaya penulisan labil, ketidak-tepat-an kata, author alay, author newbie, dan kawan-kawannya.
Kau terlalu sempurna. Jadi tidak mungkin 'kan kau membutuhkan aku? Tidak, jangankan membutuhkan, memikirkanku pun itu tidak mungkin bagimu.
Cerita dengan alur bahagia adalah mitos bagiku.
.
.
Sekali lagi, gadis itu mencuri pandang pada lelaki yang duduk tepat di depannya. Hanya ada punggung yang berbalut seragam kemeja putih yang tertangkap oleh penglihatannya.
Gadis itu kembali lagi ke selembar kertas di hadapannya, mencermati isinya, dan sesekali memutar-mutar pensil yang dipegangnya.
"Baiklah, yang sudah selesai boleh dikumpulkan."
Serentak beberapa murid beranjak dari bangkunya dengan membawa kertas mereka masing-masing ke meja guru, termasuk gadis yang sedaritadi asyik dengan punggung lelaki di depannya.
Beberapa dari mereka ada yang keluar kelas begitu saja, dan ada pula yang kembali ke bangku masing-masing. Gadis yang bernama Ying—yang sedang dibicarakan ini—termasuk yang kembali ke bangkunya.
'Dia belum selesai juga?' Batin Ying bertanya-tanya, karena lelaki ini tak kunjung mengumpulkan kertas miliknya.
"STOP. Semuanya harap kumpulkan, selesai atau tidak selesai itu masalah kalian sendiri. Kalau sampai hitungan ketiga tidak mengumpulkan, nilai kuanggap NOL. Satu..."
Sisa dari yang sudah mengumpulkan tadi kalang kabut tidak karuan, ada yang bergegas mengumpulkan, ada juga yang bersikeras mengisi semua soal dengan jawaban seadanya.
"...Dua..."
Lelaki di depan Ying dengan santai berjalan mengumpulkan kertas miliknya. Teman sekelasnya yang lain berlomba-lomba mengumpulkan tercepat.
"...Tiga."
Seisi kelas menghela nafas berat (hampir) bersamaan. Perginya guru yang mengajar disusul dengan cacian dari beberapa murid yang merasa kesulitan di kuis dadakan hari ini.
"Sialan! Guru macam apa itu? Jarang masuk, kuis dadakan pula!"
"Aku menyesal nggak belajar tadi malam..."
"Ah! Tadi ada yang kurang!"
"Eh? Ya ampun! Ketuker!"
Lelaki dengan kacamata yang membingkai kedua matanya itu membalikkan tubuhnya, dan menghadap Ying.
Ying menatapnya sejenak, lalu membuang tatapannya dan sibuk merapihkan kotak pensilnya.
"Cih. Aku tahu kamu pintar, Ying, jangan sombong karena udah ngumpulin kuis duluan. Kamu pasti udah belajar kan tadi malam?" celoteh Fang, lelaki dengan kacamata yang duduk di depan Ying. Dia menatap Ying dengan sinis.
Yang diajak bicara hanya diam.
Apa-apaan sih dia? Mendadak ngomel nggak jelas,kayak perempuan PMS! Hei sadarlah! Kamu ini sudah berumur 17 tahun. Bukan anak SD lagi.
"Ah, ampun dah, andai saja aku belajar, aku juga bisa sepertimu." lanjut Fang, berusaha untuk dinotice gadis kuncir dua di depannya.
Ying menghela nafas pelan, dia menatap Fang tajam, "Daripada mengurusi orang lebih baik kamu belajar bukan? Kali aja habis ini ada kuis dadakan lagi." ujar Ying dengan nada tak kalah sinis dengan tatapan Fang.
Jangan menatapku seperti itu terus! Kamu ini nggak berubah ya, dasar!
"Oke, oke, aku nggak akan mengurusi urusanmu."
Fang memutar tubuhnya lagi, kini Ying hanya menatap punggung lelaki bersurai ungu gelap itu lagi. Suasana diantara keduanya kembali canggung seperti biasa.
"Tapi meskipun aku mengumpulkan cepat, aku nggak yakin sama jawabanku. Belajar belum tentu jawaban benar."
Gadis berkuncir dua itu pun berlalu melewati bangku lelaki di depannya dan pergi meninggalkan kelas.
Di depanmu, aku nggak bisa mengontrol diriku.
To be continued...
Halo, saya Qnaco! Salam kenal semua.
Saya author baru dengan fic debut saya di fandom BoBoiBoy. Maaf ya kalau masih banyak kekurangan. Saya masih awam di fandom BoBoiBoy ini, suka BoBoiBoy hanya sekedar penikmat (menonton) tanpa menelurusi lebih dalam(?) jadi mohon koreksi ya kalau ada salah. Makasih~
Qnaco dibaca "Kinako" boleh, "Kinaco" juga gak masalah. Atau ada sebutan lain bolehla hehehehe. Maknanya gak spesifik juga itu apa, cuma gabungin kata ini-itu dan jadilaahh *tadaa* (oke ini gak penting hehe)
Qnaco.
