Hello minna-san, udah lama saya nggak bikin fic GaaIno. Kali ini saya pengen nyoba bikin fic pendek dan kilat GaaIno dan sedikit cipratan multipair. Oh iya di cerita ini Sasuke ga jadi nukenin dan Naruto udah balik dari latihannya :D . Do not hesitate to review ya!

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto, I do not have any commercial purposes in this FanFiction.

Genre : General,Romance

Pairing : Gaara-Ino,with some minor pairing SasuSaku, ShikaTema,etc

Rated : T

Setting : in the very beginning of Shippuden, right before Gaara crowned as Kazekage

Warning : Canon-Setting, AR, AT, Typo, etc


BUSY HOLIDAY

Sore hari di Konohagakure pada musim panas memang menyenangkan, udara yang cenderung hangat serta semilir angin sejuk adalah kombinasi yang pas untuk bersantai sejenak melepas kepenatan. Terlebih di masa libur, banyak orang yang enggan untuk melakukan aktivitas berat saat ini. Termasuk dua orang kunoichi cantik yang sedang menikmati suasana sore di rooftop gedung Hokage.

"Ah nyaman sekali disini!" ujar Yamanaka Ino, seorang kunoichi berambut pirang yang diikat di belakang sambil mengangkat kedua tangannya ke atas seolah hendak menggeliat.

"Benar, pekerjaan kita sudah selesai di rumah sakit, latihan kita dengan Tsunade-shishou juga sudah selesai, benar-benar masa libur yang sempurna 'kan?" ucap Haruno Sakura, seorang kunochi berambut merah jambu pendek.

"Ya, kau benar Sakura, Sasuke-kun juga sudah kembali ke Konoha!"

"Iya, akhirnya dia bisa lepas dari Orochimaru, Naruto juga sudah kembali bersama Jiraiya-sama!"

"Ya, akhirnya kita semua berkumpul lengkap ya!"

"Ino, kudengar akan ada shinobi Suna yang datang ke Konoha!"

"Oh ya? Untuk apa?"

"Entahlah, sepertinya untuk memperat hubungan bilateral kedua desa," ucap Sakura sambil mengangkat kedua bahunya.

-0-

"Jadi, begitu tujuan Baki mengirim kalian berdua kemari?" tanya Tsunade sambil menutup kembali sebuah gulungan kertas yang baru saja ia baca, seorang wanita paruh baya yang berpenampilan bak gadis berumur 25 tahun, ia adalah Hokage Konoha.

"Itu benar, Hokage-sama!" jawab Temari, sang lawan bicara, ia adalah seorang kunoichi berambut pirang yang dikuncir empat.

"Hm!" terlihat Tsunade nampak berpikir sejenak.

"Tsunade-sama, bukankah saat ini sedang memasuki masa libur ninja karena Pekan Konoha no Matsuri tinggal dua hari lagi?" Shizune, seorang kunoichi yang juga asisten Tsunade mengingatkan.

"Benar juga, kalau begitu kal…." Kalimat Tsunade terinterupsi oleh datangnya seorang shinobi secara mendadak.

"GODAIME-SAMA, INI GAWAT!" teriak Ebisu.

"Ebisu, jaga sikapmu di depan Tsunade-sama!" ujar Shizune sambil mendelik tajam ke arah Ebisu.

"Tidak apa Shizune, ada apa Ebisu?" tanya Tsunade.

"Gawat, Tokuma malaporkan bahwa ia melihat ada lebih dari lima buah kekkai yang kuat di Shi no Mori!" jelas Ebisu.

"Shizune?" tanya Tsunade meminta pendapat orang kepercayaannya itu.

"Benar Tsunade-sama, persis seperti yang dilaporkan Anbu kemarin sore."

"Kau boleh pergi Ebisu, tapi tolong panggilkan Uchiha Sasuke, Uzumaki Naruto, Haruno Sakura, Nara Shikamaru, Yamanaka Ino, dan Hyuuga Hinata!" perintah Tsunade pada Ebisu.

"Temari, Gaara, sampai mana kita tadi?" Tsunade mencoba melanjutkan percakapan yang sempat terinterupsi sebelumnya.

Gaara dan Temari berpandangan sejenak.

Shizune terlihat membisiki Tsunade sesuatu.

"Ah benar juga, aku ada rencana bagus untuk misi kalian berdua selama disini." Ujar Tsunade kegirangan

"Apa itu?" tanya Gaara, shinobi Suna yang berambut merah sewarna darah, yang sejak tadi tidak membuka suara.

"Akan kujelaskan nanti tatkala mereka yang kupanggil tiba!"

-0-

"Baiklah karena kalian semua telah berkumpul, akan kujelaskan misi tingkat A untuk kalian semua!" jelas Tsunade.

"YEAH!" seru Naruto senang yang bertolak belakang dengan reaksi Shikamaru yang terlihat tidak antusias sama sekali.

"Jaga sikapmu Naruto!" desis Sakura.

"Lalu misi seperti apa yang harus kami jalani?" tanya Sasuke.

"Kalian harus menjinakkan kekkai yang tersebar di Shi no Mori, kemungkinan itu adalah perangkap musuh untuk melemahkan desa kita!" jelas Tsunade.

"Merepotkan." Keluh Shikamaru sambil menghela napas panjang.

"Ah itu mudah!" seru Naruto meremehkan.

Kali ini Sakura memukul kepala Naruto.

"Kau benar-benar tidak berubah, Naruto!" komentar Ino.

"Jangan ceroboh Naruto, kekkai-kekkai itu berbahaya, itulah sebabnya aku menyebut ini misi tingkat A!" Tsunade memperingatkan.

"Laporan Tokuma dan Anbu menyebutkan bahwa kekkai-kekkai itu memiliki lima elemen chakra dan beberapa diantaranya terhubung dengan kuchiyose!" Shizune menambahkan.

"Benar-benar merepotkan!" lagi-lagi Shikamaru mengeluh.

"Lalu untuk apa mereka kemari?" tanya Sasuke sambil menunjuk ke arah Gaara dan Temari.

"Ah, hampir saja aku lupa, mereka berdua akan ikut dengan misi kalian kali ini!" Tsunade memberitahu.

"Tapi mereka tidak akan berkhianat seperti dulu bukan?" ujar Sasuke.

Gaara mendelik tajam ke arah Sasuke, begitu juga dengan Temari. Nampak aura ketidaksukaan diantara keduanya pada Sasuke.

"Tentu tidak! Kami tidak akan berkhianat pada sekutu, terutama jika hanya demi keuntungan diri sendiri!" ujar Gaara penuh penekanan dan bernada sindiran pada Sasuke yang menyebabkan kali ini Sasuke yang menatap tidak suka ke arah Gaara.

"Baiklah, Shikamaru kau lah kapten dalam misi ini! Berhati-hatilah!" Tsunade mencoba mencairkan suasana kembali.

"Ino, Sakura, kalian tahu tugas kalian bukan? Terapkanlah ilmu yang sudah kuajarkan pada kalian!" pesan Tsunade.

"Sasuke, Hinata, jadilah 'mata' bagi tim ini!" lanjutnya.

"Naruto, Sasuke, ini adalah misi pertama kalian setelah kembali ke desa, buktikanlah kesetiannmu pada Konoha, Sasuke!" pesan terakhir Tsunade sebelum akhirnya mereka pergi.

"Wakatta!" timpal Sasuke singkat.

-0-

Di Gerbang Konoha

"Baiklah, sebagai kapten dalam misi kali ini aku meminta kerjasama kalian, kita akan bergerak dalam formasi dua orang namun tetap bersama, Naruto, Sasuke, kalian di depan, Sakura dan aku di barisan berikutnya, Gaara dan Temari di barisan ketiga, sedangkan Ino dan Hinata di barisan terakhir, mengerti?" jelas Shikamaru panjang lebar.

"Un!" Ujar Hinata sambil mengangguk.

"Shikamaru kenapa formasinya seperti itu?" tanya Naruto.

"Sasuke kupasang di depan karena Sharingan-nya sangat berguna untuk mengamati keadaan, Sakura di barisan kedua untuk memudahkan penanganan medik, Gaara dan Temari adalah petarung jarak jauh jadi posisinya ideal di barisan ketiga, selain itu Byakkugan Hinata kita pasang di belakang untuk mengamati keadaan jarak jauh, dan Ino sewaktu-waktu dapat mem-back up medik di belakang, mengerti?"

"Oke, aku mengerti sekarang Shikamaru!" ujar Naruto.

Mereka lantas segera pergi menuju lokasi misi.

-0-

"Wah, sudah lama aku tidak kesini, rasanya jadi ingin berkeliling!" kata Naruto.

"Naruto, kita kesini untuk menuntaskan misi, bukan untuk berlibur!" sembur Sakura kesal.

"Sakura-chan, aku 'kan cuma bercanda."

"Sekarang bukan saatnya bercanda!" kali ini Ino ikut kesal.

"Naruto-kun, sebaiknya kau dengarkan apa kata Ino-chan dan Sakura-chan!" Hinata mengingatkan Naruto dengan lembut.

"Huwaa, terima kasih Hinata, kau baik sekali tidak seperti Ino dan Sakura yang sama menyeramkannya dengan Temari!" seloroh Naruto sambil memeluk Hinata dengan erat yang disambut dengan tatapan tajam dari InoSakuTema.

Tak khayal, hal ini membuat wajah Hinata menjadi merah padam.

"Na-ru-to-kun~" ucap Hinata nyaris berbisik.

"Cih, Naruto memang menyebalkan!" ujar Sakura kesal yang diamini Ino dan Temari.

"Baiklah minna, ayo kita lanjutkan misi ini, Hinata gunakan Byakkugan!" Shikamaru memberi komando.

Hinata segera melepaskan diri dari pelukan Naruto dan mengaktifkan Byakkugan-nya.

"Shikamaru-san, bagaimana bentuk kekkai yang dimaksud?" tanya Hinata sambil melihat ke segala arah.

"Kertas persegi panjang berwarna merah dan bertuliskan FUU"

"Dapat! Shikamaru satu segel terpasang di batu besar arah jam 2!" Hinata memberitahu.

"Temukan lagi, Hinata!"

Hinata mengangguk dan melanjutkan pencariannya.

"Satu tertempel di dinding tanah arah jam 12, satu tertempel di pohon arah jam 1 dan 1 tertempel di tanah dekat semak belukar arah jam 11!"

"Sasuke dan Sakura kalian ke arah jam 11! Ino dan Gaara ke arah jam 12, Hinata dan Naruto ke arah jam 1, sedangkan aku dan Temari akan menuju arah jam 2, kita berpencar sekarang segera kembali berkumpul disini, mengerti?" jelas Shikamaru dan mereka segera berpencar.

-0-

SasuSaku

Sambil lompat dari satu pohon ke pohon lain, Sakura tak henti-hentinya menatap punggung Sasuke.

"Apa ada yang aneh dengan punggungku, Sakura?" tanya Sasuke yang menyadari bahwa Sakura daritadi terus menatapnya.

"Eh, ti-tidak, hanya saja..."

"Apa?"

"Ano, Sasuke-kun, aku benar-benar merasa gagal."

"Gagal?"

'Ya, waktu itu aku gagal mencegahmu agar tidak pergi ke tempat Orochimaru."

"Sudah, lupakan saja hal itu, kita fokus saja pada misi ini." Ucap Sasuke.

'Sasuke-kun, aku benar-benar mencintaimu…." Ujar Sakura lirih.

Rupanya hal itu terdengar oleh Sasuke.

'Sakura, aku benar-benar tidak tahu bagaimana caranya membalas cintamu.' Ucap Sasuke dalam hati.

Tiba-tiba Sasuke berhenti di satu titik di atas tanah. Sharingan-nya bergerak mncari titik yang dimaksud Hinata.

"Bagaimana Sasuke-kun, kau menemukannya?" tanya Sakura.

Sasuke menunjuk sebuah kertas yang terlihat seperti digeletakkan begitu saja di atas tanah. Kekkai itu hanya berjarak sekian jengkal saja dari mereka.

"Chakra air!" Sasuke memperingatkan Sakura.

"Baiklah, lalu bagaimana cara kita melepaskan kekkai itu?"

"Aku akan melepaskan kekkai itu, kemungkinan aku akan terperangkap dalam genjutsu, kau tahu apa yang harus kau lakukan bukan?" usul Sasuke.

"Baiklah, tapi apa kau yakin dengan hal ini?" Sakura mencoba meyakinkan.

"Hanya ini satu-satunya cara, Sakura!"

Sakura akhirnya mengangguk walaupun dirinya masih sangat khawatir.

Ketika Sasuke melepaskan kertas segel itu, tiba-tiba entah darimana muncul air berbentuk naga yang mencoba menghantam mereka berdua. Secepat kilat mereka melompat untuk menghindar.

"Darimana muncul jutsu itu?" tanya Sakura panik.

"Entahlah, kemungkinan ini perangkap yang dimaksud Hokage." Jelas Sasuke menganalisis.

Bersamaan dengan hilangnya jutsu naga air tadi, perlahan-lahan muncul sesosok shinobi Kirigakure yang tidak memiliki bola mata dan tubuhnya lebih menyerupai arwah.

"I-itu, ti-tidak mungkin…" ucap Sakura syok.

"Benar, ini pasti bagian dari jutsu pelindung kekkai tadi, Zabuza seharusnya sudah tewas di tangan Kakashi, kita menyaksikannya sendiri Sakura."

"Kau benar Sasuke, kalau begitu ayo kita akhiri ini semua!" ujar Sakura bersemangat sambil melahap satu pil hyorogan.

'Kali ini aku akan membuktikan pada Sasuke bahwa aku bukanlah gadis lemah dan cengeng seperti dulu!' batin Sakura.

Sakura lalu berlari sambil bersiap menghantam Zabuza dengan pukulannya.

"Sakura, tunggu!" panggil Sasuke.

Terlihat Zabuza sedang mencoba merapal segel tangan dan Sakura segera meninju tanah hingga hancur dan segera Zabuza melompat ke udara sambil terus merapal segel tangan.

"Sasuke, sekarang!'

"Hehehe, tidak semudah itu gadis kecil, Kirigakure no jutsu!" ujar Zabuza sambil tertawa meledek dan seketika kabut menyelimuti area tersebut.

'Gawat!' pikir Sakura.

-0-

Sementara itu,

NaruHina

Setibanya di lokasi yang dituju, Hinata memberitahu Naruto titik dimana kekkai yang dimaksud dipasang sekaligus memperingatkan Naruto untuk berhati-hati.

"Kagebunshin no jutsu!" seru Naruto bermaksud untuk membuat bunshin.

Bunshin naruto lalu mencoba mencabut kertas segel yang terpasang pada salah satu dahan pohon, namun bunshin Naruto malah lenyap karena kekkai tersebut menolaknya.

"Naruto-kun, sepertinya kita harus mencabut kertas segel tersebut sendiri tanpa bunshin." Hinata memberi saran.

Naruto lalu tanpa berpikir panjang segera melompat tepat ke depan kertas segel tersebut ditempelkan.

"Naruto-kun tunggu jang..." Hinata mencoba memperingatkan Naruto namun terlambat karena Naruto sudah mencabut kertas segel tersebut.

Namun tiba-tiba,

"Raiton ; Ikazuchi no utage!" terdengar seseorang dengan lantang merapal jutsu dan seketika seberkas petir menyambar ke tanah dan membelah tanah hingga mendekat ke arah Naruto dan Hinata, beruntung mereka dapat menghindar tepat pada waktunya.

"Kita berjumpa lagi bocah!" sindir sosok yang merapal jutsu tadi pada Naruto.

"Kau? Tidak mungkin!" reaksi Naruto kaget.

"Kau mengenalnya, Naruto-kun?" tanya Hinata.

"Ya, ia adalah Raiga Kurosuki, bekas anggota Kiri no Shinobigatana Shichinin Shuu, tapi seharusnya ia sudah lama mati." Jelas Naruto.

"Kalau begitu, berarti ia adalah semacam arwahnya, kita harus menyegelnya kembali Naruto-kun."

"Ya, tapi bagaimana caranya?" tanya Naruto.

"Pertama-tama, kita harus mencari titik lemahnya dan melumpuhkannya terlebih dahulu, BYAKKUGAN!"

"I-ini, mustahil…." Lirih Hinata.

"Ada apa Hinata?" tanya Naruto keheranan.

"Chakra-nya mendekati tak terbatas dan nyaris tak ada titik lemah!"

"Baiklah, Kagebunshin no jutsu!" seru Naruto membuat beberapa bayangan dan lantas lari menerjang ke arah Raiga.

"Chotto matte kudasai, Naruto-kun!" Hinata mencoba mencegah Naruto namun terlambat.

"Kirigakure no jutsu!" Raiga merapal jutsu khas desanya dan seketika kabut menyelimuti area tersebut.

'Ini gawat, byakkugan-ku sulit menembus kabut ini, bagaimana ini?' gumam Hinata.

-0-

ShikaTema

"Jadi, ini segel yang kau maksud Nara?" tanya Temari sesaat setelah mereka mendarat tepat di hadapan batu besar tempat kekkai yang dimaksud tertempel.

"Ya!" jawab Shikamaru singkat sambil mengangguk.

"Kelihatan tidak berbahaya sama sekali." Komentar Temari seolah meremehkan.

"Jangan menilai sesuatu dari tampilan luarnya, kau tahu ini jebakan."

"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Temari.

"Aku belum menemukan solusi." Jawab Shikamaru sambil mengangkat bahu.

"Tapi, apa kau bisa menghancurkan segel ini dengan jurusmu?" tanya Shikamaru.

"Akan kucoba, level satu sepertinya cukup!" jawab Temari sambil menyeringai.

"Kamaitachi no jutsu!" seru Temari dengan mengibaskan kipasnya yang masih terbuka satu tanda lingkarannya.

Namun jutsu-nya ternyata tidak mempan sama sekali karena kertas segel itu masih tertempel dengan rapi di tempatnya semula.

"Apa jutsu-ku kurang kuat?" tanya Temari pada Shikamaru dengan sedikit nada kekecewaan di dalamnya.

"Kukira jutsu sama sekali tidak mempan, kita harus melepasnya dengan tangan kita sendiri," ujar Shikamaru

"Jadi, siapa yang akan melakukannya?" tanya Temari.

Shikamaru hanya melirik ke arah Temari tanpa menjawab pertanyaannya tadi. Namun Temari membalasnya dengan tatapan mengintimidasi dan berarti Kau-Laki-Laki-Dan-Sudah-Jelas-Bahwa-Kau-Yang-Harus-Melakukannya.

"Baiklah, aku mengerti, mendokusai!" keluhnya sambil berjalan dan mencabut kertas segel itu.

Namun tidak ada yang terjadi sampai...

Tiba-tiba bola api menghantam mereka namun beruntung mereka sempat menghindar.

"Tsk, darimana datangnya jutsu api tadi?" tanya Temari.

"Lihat!" ujar Shikamaru sambil menunjuk ke arah atas.

"Kunoichi dengan sayap kupu-kupu? Kukira hanya klan Akimichi yang dapat melakukannya."

"Seharusnya begitu." Kata Shikamaru.

"Shika, lihat tanda di pelindung itu, bukankah itu tanda Otogakure?" ujar Temari sambil menunjuk ke arah pelindung yang dipakai kunoichi bersayap kupu-kupu yang saat ini sedang mengawasi mereka.

"Kupu-kupu? Otogakure?, tidak salah lagi!" ujar Shikamaru dengan pandangan mata menajam ke arah lawannya.

"Kau tahu sesuatu?" tanya Temari penasaran.

"Kau! Kau Kagerou 'kan? Jounin dari Otogakure?" Shikamaru bermaksud bertanya pada lawannya.

"Dia jounin? Kukira hanya seorang anak kecil!" ucap Temari tak percaya.

"Jangan meremehkan penampilanku kunoichi Suna! Tak kusangka akan ada orang lain yang mengetahuiku selain Orochimaru-sama dan Kabuto-sama!" ujar Kagerou.

"Jadi, tak ada pilihan lain selain mengalahkannya 'kan?" ujar Temari tanpa bermaksud bertanya.

"Sepertinya hal ini akan merepotkan."

"Katon : Goukakyou no jutsu!" seru Kagerou.

"Shika, bukankah itu jutsu milik Uchiha? Bagaimana mungkin dia bisa menguasainya?" tanya Temari sambil menghindar.

Shikamaru hanya menggeleng.

"Kalian pikir Orochimaru-sama tidak mengajariku apapun?" ucap Kagerou sambil tersenyum mengejek.

"Kau, jangan berpikir akan menang dariku! Fujasin no jutsu!" seru Temari dan seketika angin berpasir menerjang Kagerou.

Namun ternyata Kagerou dapat menghindar tepat pada waktunya dan langsung menembakan lagi bola api ke arah Temari yang terkaget-kaget karena jutsu-nya dapat dihindari dengan mudah. Beruntung Shikamaru dapat membuat Temari menghindar dengan jurus bayangannya.

"Kamaitachi no Jutsu!" seru Temari dengan kipasnya yang terbuka sampai level ketiga.

Namun jutsu-nya itu justru membuat api semakin berkobar dan kini mengarah ke mereka.

'Ini gawat!' batin Temari dengan tampang cemas.

'Mendokusai!' batin Shikamaru sama cemasnya dengan Temari.

-0-

GaaIno

"Jadi, inikah tugas kita?" tanya Ino sambil membungkukkan badannya bermaksud melihat kertas segel itu lebih dekat.

"Tidak terlihat berbahaya sama sekali!" tambahnya.

"Jadi, Gaara-kun, bagaimana menurutmu?" tanya Ino sambil menoleh ke arah Gaara.

Ini pertama kalinya bagi Gaara ada orang yang memanggilnya dengan akhiran –kun, ia pikir tidak terlalu buruk, terlebih yang memanggilnya demikian adalah Ino. Biasanya ia tidak menyukai orang yang cerewet, tetapi entahlah, kali ini ia merasa sedikit lebih nyaman, terlebih lagi sepanjang perjalanan kemari Ino tidak henti-hentinya bercerita meskipun ia hanya merespon dengan menganggukkan kepala ataupun berkata 'Un' atau 'Hn' tetapi bukan berarti ia tidak menyukainya, hanya saja ia tidak tahu cara merespon yang baik dan benar.

"Biar aku yang melakukannya," jawab Gaara.

"Melakukan apa?" tanya Ino heran.

"Mencabut kertas ini," jawab Gaara sambil mencabut kertas itu dengan pasirnya.

Seketika itu juga sebuah bongkahan tanah besar mengarah ke mereka. Beruntung pasir Gaara secara refleks melindungi mereka berdua.

'Gaara no zettai bogyo.' Batin Ino sambil menatap wajah Gaara lekat-lekat.

"Gaara-kun, apa itu tadi?" tanya Ino.

"Musuh!" jawabnya singkat dengan pandangan tajam dan menusuk ke arah lawan seiring kembalinya pasir Gaara ke dalam tembikar.

"Shi-shinobi Otogakure?" ucap Ino terbata.

"Kau mengenalnya?" tanya Gaara menoleh ke arah Ino.

Ino mengangguk, "Ada dalam daftar nama shinobi Otogakure yang menyerang Konoha, Jiroubou, tapi seharusnya ia sudah lama mati!"

"Ah, suatu kehormatan untuk bisa menjadi terkenal!" ujar Jiroubou bermaksud menyindir.

"Hey, itu bukan pujian tahu!" Seru Ino dengan wajah marah dan mata melotot berwarna putih.

"Douton : Doroku Gaeshi!" seru Jiroubou sambil menapakkan kedua tangannya ke tanah dan seketika sebuah dinding tanah yang besar dan kokoh bergerak menghantam Ino dan Gaara namun Ino segera memukul dinding itu dengan sekuat tenaga dan chakra penuh.

"Kalian terperangkap! Rasakan ini, Douton kekkai : Dorou doumu!" seru Jiroubou sambil tertawa senang.

Kini mereka berdua terperangkap dalam sebuah ruang tanah yang besar dan kokoh, hampir tidak dapat ditembus.

"I-ini tidak mungkin..." lirih Ino setelah mencoba menghancurkan dinding tanah itu dengan pukulannya.

Gaara pun sudah mencoba dengan kekuatan pasirnya namun gagal.

Tiba-tiba Ino merasakan sesuatu.

"Gaara-kun, chakra kita diserap olehnya…." Lirih Ino lemas.

"Kita harus keluar dari sini." Hanya itu yang bisa Gaara katakan.

'Ini gawat!' batin Ino cemas.


TBC

Minna-san, sampai sini dulu ya, lanjuttannya chapter depan. don't forget to review ya lemme know what you think about this fic