Memo's © Utsukushi Hana-chan

Disclaimer © Masashi Kishimoto

Warning © Ooc, Gaje dan lain-lain.

.

.

.

Sekumpulan fic-fic

.

.

Kau dan aku

[HINATA POV]

Saat itu saat kau tiba-tiba meminta kau duduk di sebelahku. Suasana canggung mulai terasa membuatku menunduk dalam diam. Sesekali ku lirik dirimu yang terlihat sangat serius membaca, mata biru mu yang cerah membuatku terpesona.

"Ah, aku sampai lupa. Kenalkan aku Naruto, Uzumaki Naruto." Ucapnya tiba-tiba membuatku terlonjak kaget. Tangan besarmu itu ter-ulur di depanku.

Dengan takut-takut akupun menjabat tanganmu dan berucap, "Hinata, Hyuuga Hinata."

Semakin lama hubungan kita semakin dekat, namun sayang semakin dekatnya kita membuatku takut. Takut karena kau hanya menganggapku sahabat, tak lebih dari sahabat. Karena aku sudah menyukaimu sejak awal kita bertemu.

Namun aku tersadar bahwa aku dan kamu sangatlah berbeda, kita seperti langit dan bumi. Kau lelaki populer, membuatku berfikir mungkin aku tak pantas untuk mu, karena masih banyak wanita yang lebih baik, cantik dan pintar dari pada aku.

Semoga kita bisa bersama di kehidupan yang lainnya bila kita hanya di takdirkan sebagai sahabat Naruto-kun.

[HINATA POV END]

.

.

"Ne, Hinata-chan bagaimana kalau kita pergi?" Ucap Naruto.

Hinata yang sedari tadi sedang asik mengetik sesuatu di leptopnya tampak menyerngitkan alisnya, "Kemana?"

"Ke Konoha Land, aku ingin menunjukanmu sesuatu." Jawab Naruto dengan membuat Hinata menjadi penasaran dengan sesuatu yang ingin Naruto tunjukan.

"Kapan Naruto-kun?" Tanya Hinata dengan nada sedikit antusias.

"Nanti siang, oke aku masuk ke kelas duluan ya Hinata-chan." Naruto kemudian meninggalkan Hinata sendirian di bangku taman sekolah, meninggalkan Hinata yang masih penasaran dengan yang akan Naruto tunjukan.

"Apa jangan-jangan..." Wajah Hinata tampak merona merah dan detik itu juga Hinata menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak mungkin,"

.

.

.

Siang harinya setelah pulang sekolah Hinata tampak sedang menyematkan sesuatu di rambutnya, mata lavendernya terlihat berseri-seri saat melihat pantulan dirinya di depan cermin.

"Sempurna," Gumam Hinata kemudian mengambil tas kecilnya dan segera keluar dari rumahnya untuk segera ke stasiun kereta untuk bertemu dengan Naruto.

Setelah beberapa menit berjalan akhirnya Hinata sampai di depan stasiun kereta, di sana tampak Naruto yang sedang berdiri sambil berbicara dengan seseorang di telpon. Hinata dengan cepat berlari ke arah Naruto dan berdiri di depan Naruto.

"Gomen membuat Naruto-kunmenunggu lama."

Saat melihat Hinata di depannya Naruto tampak memberi kode ke arah Hinata untuk menunggu sebentar.

"jaa Shion-chan,sampai ketemu di sana." Ucap Naruto untuk seseorang di sebrang sana yang Hinata dengar bernama Shion.

'Shion? Siapa Shion, apa jangan-jangan Shion adalah kekasih Naruto-kun?' Batin Hinata sedih.

"Ayo berangkat." Setelah mengucapkan kalimat tersebut Naruto langsung menggenggam tangan mungil Hinata dan membawanya menuju dalam kereta yang sudah akan berangkat. Setelah masuk ke dalam kereta yang ramai Naruto dan Hinata tampak melongo karena tak mendapatkan tempat duduk.

"Kita berdiri saja tak apakan Hinata-chan?" tanya Naruto yang di jawab anggukan Hinata. Hinata yang baru tersadar bahwa sebelah tangannya masih di genggam oleh Naruto tampa merona merah tapi dengan cepat rona merah tersebut hilang saat mengingat nama Shion.

Kejadian tersebut berlangsung hingga mereka sampai di Konoha Land.

"Ah, itu dia." Gumam Naruto yang dapat di dengan oleh Hinata, tangan Naruto yang semula menggenggam jemari Hinata seketika ia lepas dan berlari kecil ke arah seorang gadis dengan warna rambut kuning pucat.

"Shion-chan, akhirnya aku bisa melihatmu lagi." Naruto memeluk gadis tersebut dengan erat, sedangkan Hinata yang berjalan pelan menghempiri Naruto dan gadis tersebut tampak sedih dengan pelupuk matanya yang hampir mengeluarkan air mata.

"Aku harus kuat." Hinata menguatkan dirinya kemudian tersenyum kecil ralat tersenyum miris kemudian berlari kecil menghampiri Naruto dan gadis pirang tersebut.

"Umm, aku juga merindukanmu Rubah!" Gadis tersebut aka Shion langsung memberi bogeman mentah ke bahu Naruto membuat Naruto memekik pelan.

"Ittai Shion-chan." saat manik sapphire Naruto tak sengaja melihat ke belakang ia baru tersadar bahwa ia tak sendirian.

"Astaga aku sampai lupa," Naruto menghampiri Hinata dan menuntunya untuk berhadapan dengan Shion.

"Shion-chan kenalkan ini Hinata-chan, Hinata-chan kenalkan ini Shion-chan." Sambung Naruto.

"Hinata, salam kenal Shion-san." Ucap Hinata dengan senyum palsunya mempu membuat orang yang melihatnya terpesona.

"Shion. Wah Hinata-chan kawaii." Pekik Shion kemudian memeluk Hinata dan langsung di lepasnya saat melihat tatapan tajam dari Naruto.

"Sudahlah, ayo masuk ke dalam." Ucap Naruto yang di jawab anggukan Shion, sedangkan Hinata hanya mengikuti mereka berdua, saat masuk ke Konoha Lan Hinata hanya diam mendengarkan ocehan Shion dan Naruto tentang masa kecil mereka yang ternyata mereka adalah sahabat sejak kecil.

Saat mencoba wahana-wahana permainan mereka bertiga tampak bersemangat ralat hanya Naruto dan Shion karena Hinata hanya memasang wajah palsunya.

Sore hari mulai menjelang daan saat ini mereka akan menaiki wahana terakhir yaitu bianglala. Shion yang tak sengaja melihat seseorang yang sangat ia kenal dan denga cepat Shion mengejarnya membuat Hinata dan Naruto kebingungan.

"Ketangkap." Pekik Shion kemudian menarik seseorang tersebut ke arah Naruto dan Hinata.

"Ck, aku sudah feeling bahwa Toru-kun bakalan mengikutiku." Ucap Shion dengan wajah sebal.

"Oh iya Rubah dan Hinata-chan, kenalkan Toru-kun kekasihku." Shion memperkenalkan lelaki tersebut membuat Hinata membelakan matanya, apa tadi ia tak salah dengar.

"Kekasih?" Gumam Hinata pelan yang mempu di dengar semuanya.

"Iya, ah pasti Hinata-chan mengira bahwa si Rubah ini kekasihku?" Tanya Shion sambil menyenggol pelan bahu Naruto.

"Ck, mena mungkin aku mau sama wanita jadi-jadian seperti kamu." Ucap Naruto sambil mengerucutkan bibirnya membuat image kerennya luntur.

"Oke-oke, lebih baik kita pergi cari makan saja Toru-kun. Ayo Toru-kun." Shion menyeret lengan Toru ke arah cafe kecil yang berada di sebelah barat dari tempat mereka berdiri meninggalkan Naruto dan Hinata yang masih diam.

"Ayo Hinata-chan."

Mereka berdua akhirnya sampai di dalam bianglala, suasana di antara mereka tampak canggung hingga Naruto mulai membuka suaranya.

"Hmm, Hinata-chan kau ingat saat pertama kali kita bertemu?" tanya Naruto membuat suasana di antara mereka mulai mencair.

"In...ingat Naruto-kun, memangnya kenapa?" Tanya Hinata gugup.

Naruto menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal kemudian berkata, "Tidak apa-apa, aku kira kamu lupa."

Hening lagi.

Tampak bianglala yang mereka naiki akhirnya sampai di puncak paling atas, Naruto tampak tersenyum kecil dan menggenggam jemari Hinata membuat Hinata tersentak.

"Hinata-chan sejak saat pertama kali melihatmu aku memutar otak ku untuk bisa berdekatan dengan mu hingga akhirnya aku mencoba untuk duduk di sebalah mu, dan karena itu kita bisa seperti sekarang duduk berdua di dalam bianglala," mungkin yang di ucapkannya tadi tidak romantis tapi masa bodoh, Naruto kemudian menarik napasnya sebentar kemudian menatap Hinata dengan pandangan yang menurut Hinata tampak sangat keren.

"Hinata-chan Daisuki."

Deg

Rasanya dunia Hinata seakan runtuh saat mendengar kalimat sakral tersebut keluar dari bibir manis Naruto. Terdengar berlebihan memang tapi itulah yang di rasakan Hinata saat ini.

Hinata menggeleng pelan kemudian balik menatap Naruto dengan mata yang sudah mengeluarkan liquid bening.

"Ne, kau bercandakan, Naruto-kun?" Hinata melepaskan pegangan tangan Naruto.

"Aku tidak bercanda Hinata! Apa aku terlihat seperti orang yang main-main?" Baru kali ini Naruto tidak memanggil Hinata dengan embel-embel 'Chan' dan dengan suara yang sedikit keras.

Hinata dengan takut-takut menatap manik sapphire Naruto dan saat melihat manik sapphire Naruto yang terlihat sungguh-sungguh, Hinata hanya mengangguk kecil.

"Tidak." cicit Hinata pelan.

Naruto kemudian mengalihkan pandangannya ke arah matahari senja, Naruto mengela nafasnya dengan berat kemudian menatap Hinata lagi.

"Kau pasti tak mencintaiku, baiklah anggap saja hal tadi tak pernah terjadi. Dan kita bisa menjadi sahabat seperti biasanya." Ucap Naruto dengan suaranya yang lirih. Tangan mungil Hinata menahan tangan besar Naruto yang akan membuka pintu bianglalang yang sudah berhenti berputar.

"Bukan begitu Naruto-kun, aku juga mencintai Naruto-kun." Akhirnya kata-kata yang Naruto tunggu-tunggu akhirnya terucap.

Grep

Dengan erat Naruto memluk Hinata dan Hinata tersenyum kecil sambil membalas pelukan Naruto. "Hinata-chan diasuki." Kalimat tersebut terus Naruto ulang membuat Hinata semakin terharu dan akhirnya menyembunyikan wajahnya di perpotongan bahu Naruto.

Sedangkan dua sejoli yang berada di luar bianglala yang melihat tingkan ke-dua pasangan baru tersebut tampak geleng-geleng kepala.

"Ne, mereka tak tau tempat ya Toru-kun, hihihi semoga mereka langgeng. Ayo Toru-kun kita pulang."

.

.

Akhirnya kisah dari persahabata mereka berdua akhirnya berakhir. Hubungan yang awalnya hanya sebatas sahabat berakhir menjadi sepasang kekasih. Dan tentu saja semakin tumbuh besar cinta mereka semakin kencang pula angin yang akan menerpa mereka. Dan semoga saja kalian bisa melewatinya, Ne Naruto dan Hinata

.

.

.

END

AN : ketemu lagi dengan Kushi-chan di ff gaje Kushi-chan, un untuk yang chap 1 emang banyak bnget kemiripannya ma fic-fic yang lain tapi untuk chap 2nya gk kok :D,

oke gk banyak bacot lagi sampai ketemu di chap memo-memo yang lain ya..

oh ya satu lagi fic ini gk ada sambungannya atau sangkut pautnya dengan chapter 2nya..

Akhir kata jangan lupa Review!