Malam itu sepi dan dingin. Bulan juga hanya membiarkan sebagian dirinya menerangi kelegapan kali ini. Tak seorang pun terlihat di kompleks perumahan ini. Hanya terdengar suara angin berhembus kencang. Di depan sebuah balkon rumah bertingkat dua, terlihat bayang-bayang orang yang berdiri. Mereka mengeluarkan suara berbisik seperti memberi aba-aba. "Si… siapa kalian?" Suara anak laki-laki dari dalam ruangan itu terdengar panik.
Melalui pintu geser transparan yang menyambungkan kamar dan balkon, ia bisa nelihat sosok-sosok misterius yang ada di sana. Tidak bisa ditutupi, ada perasaan takut yang tiba-tiba membuatnya gemetaran. Laki-laki itu menelan ludah sekali sebelum akhirnya memberanikan diri membuka pintu geser di depannya.
Wusss. Angin langsung menyeruak masuk dan menerbangkan kertas-kertas tugas sekolahnya.
Bukk!
Laki-laki itu jatuh ke belakang tepat ketika akan keluar. Belum sempat ia berdiri, tubuhnya mendadak kaku karena melihat bayang-bayang itu mendekat, berdiri tepat di depannya.
Untung saja ada cahaya temaram dari kamar tidur yang sedang membantunya di tengah kegelapan. Ia sontak terkesiap. Kali ini, ia dengan jelas bisa melihat bentuk bayangan tadi karena jarak mereka cukup dekat.
"Darimana kalian masuk? Apa kalian perampok?" Suara anak laki-laki itu bergetar. Cepat-cepat ia berdiri menghadap mereka, bersikap defensif.
"Apa kami terlihat seperti perampok, Ahn Saejin?" Ucap salah satu bayangan. Suaranya berirama merdu, tapi juga mencekam.
"Darimana kau tahu namaku?" Laki-laki yang bernama Ahn Saejin itu semakin ketakutan, tapi ia tetap tak bisa mengalihkan pandangan dari wajah-wajah misterius yang ada di depannya.
Sebab, mereka tidak terlihat seperti manusia biasa! Semuanya memakai pakaian serba hitam, dengan jubah panjang yang menutupi belakang tubub mereka hingga mendekati kaki. Lalu ada faktor lain yang membuatnya terpana. Secara fisik orang-orang ini sangat unik, mereka memiliki mata serta rambut dengan warna mencolok!
Saejin masih takjub, ia tak sanggup menjawab pertanyaan dari orang-orang misterius yang tiba-tiba ada di atas balkon rumahnya, ia terlalu kaget dan bingung. Bagaimana cara mereka masuk dan naik ke sini? Kenapa mereka bisa tahu namaku? Runtutan pertanyaan terus berputar di kepalanya.
"Guardian time!" Mendadak saja salah satu dari mereka berkata dengan senyum manis.
Belum sempat Saejin bereaksi, beberapa bayangan itu tiba-tiba menjentikkan jari mereka bersamaan, lalu "BANGBANG!" Ucap mereka sambil menunjuk wajah Saejin dengan jari telunjuk dan ibu jari, seperti membentuk sebuah pistol.
Setelah mencerna ucapan itu, tiba-tiba saja ketakutan yang terpancar di wajah Saejin berubah jadi kelegaan, yang ditunjukkan dengan sebentuk senyuman.
"Jadi kalian…" Ia terlalu senang sampai tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Sekarang ia bisa melihat orang-orang di depannya juga tersenyum.
Saejin tertawa pelan, merasa bodoh pada ketakutannya tadi. Selama beberapa detik ia memandang satu per satu sosok-sosok ajaib itu penuh rasa kagum. "Terimakasih…," ucapnya dengan senyum merekah. "Guardian."
Keempat sosok gelap itu tak membalas perkataan Saejin. Mereka hanya berdiri dalam diam, membuat Saejin yang semula sudah merasa lega, kembali dibuat berdebar-debar aneh. Diperhatikannya lagi dengan seksama, keempat manusia yang ia sebut Guardian ini memang terlihat mengagumkan. Aura mereka begitu kuat, menyihirnya hingga tak sanggup melawan. Sangat indah. Mempesona. Dan sekaligus… menakutkan.
—
Hai semuanya… fie mau cuap-cuap dikit sebentar. Mohon dibaca ya biar gajadi kesalahpahaman.
Cerita ini aku adaptasi dari novel yang sama judulnya. Amazing Guardian. Tapi di versi asli-nya itu straight, tapi di sini aku buat jadi yaoi dengan pairing Chansoo. Dan juga kenapa aku pengen buat cerita ini dengan versi yaoi, karena ceritanya bener-bener keren dan alurnya gak mudah ketebak. Dan pasti kalau ada yang udah baca novelnya, pasti berpendapat sama. Tapi karena ceritanya yaoi jadi kata-katanya mungkin akan ada yang berubah.
Jadi, apa ada yang masih mau baca cerita ini?
