Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Touchan : Ayah.
Kaachan : Ibu.
.
.
.
Selalu ada hal yang membuat Uzumaki Neji, balita tiga setengah tahun sang buah hati Uzumaki Naruto dan Hinata, memuja sang Touchan. Terutama dalam hal...
"GYAAAAA, Kaachan jadi cetaaan!" teriakan bocah pirang bermata lavender itu menggema di rumah Uzumaki. Di belakangnya, seorang wanita berambut indigo halus sedang membuntutinya dengan kedua tangan seperti vampir, rambutnya yang panjang digerai ke depan sambil menunduk.
"Di mana anakku... di mana anakku..." gumam Hinata bersenandung, lantas balitanya makin menjeritkan tawa riang khas balita sambil berlari-lari dengan langkah yang masih timpang sampai sesekali terjatuh.
Tapi Neji tidak berhenti atau menangis, balita pirang mirip Naruto dengan kulit dan warna mata seperti Hinata itu, segera bangkit dan melanjutkan larinya.
"GYAAAA, Touchan toloooong!"
Hinata tersenyum lebar di balik rambut panjangnya yang ia gerai ke depan. "Neji-kun, kau tak kan bisa lari..." lalu Hinata mengikik menirukan hantu.
Naruto yang berada di ruang perpustakaan memijat pangkal hidungnya. Ia baru tahu kalau mungkin beginilah rasanya orang-orang semasa dulu mendengar jeritan Naruto seperti Neji saat ini.
Pria pirang itu menyeringai seperti biasa lalu keluar ketika mendengar langkah balitanya semakin mendekat. Neji terlihat berlari kencang sambil tertawa, kedua pipi tembamnya berona kemerahan. "TOUCHAN TOLOOONG!"
Balita pirang itu berlari terus sampai menabrak kaki-kaki Naruto kemudian bersembunyi di balik kaki Touchan-nya.
"STOP! Kembalikan Kaachan!" Naruto berkacak pinggang. "Kau bukan Kaachan kami, kembalikan dia!" candanya ikut-ikutan. Lalu Hinata tetap berjalan mendekat perlahan-lahan masih menunduk, "Tidak bisa... aku harus membawa Neji-kun dulu untuk menebus Kaachan kalian."
"GYAAA!" Neji memeluk erat kaki Naruto sambil tertawa geli memendam wajah di balik sana, karena Hinata semakin mendekat, "Touchan tolooong!"
"Neji, berbalik ke tembok!" titah Naruto. Neji menggeleng dan kekeuh memeluk kaki ayahnya. "Kalau begitu tutup mata!"
Neji mengangguk sambil memejam matanya erat, bibir kecil bocah pirang itu masih menyengir dan menutup mata dengan betis ayahnya yang ia peluk. Naruto yang sudah memastikan Neji menutup matanya, kini menyeringai ketika Hinata semakin dekat.
"Di mana anakku... di mana anakku..." Hinata masih menunduk, di balik rambutnya ia bisa lihat bagaimana Neji begitu lucu di kaki Naruto. Wanita itu tersenyum geli, tapi tak lama kemudian, Naruto menyingkap rambutnya dan secara tiba-tiba mencium bibirnya.
Mata Hinata membulat karenanya. Pipinya yang pucat kini sewarna dengan pipi Uzumaki Neji di kaki suaminya. Naruto mengecup mesra sambil memrapihkan rambut panjang Hinata.
"TOUCHAN BAGAIMANA?"
Hinata terbatuk dan Naruto melepaskan ciumannya, mereka berdua menoleh ke bawah dan mendapati Neji masih memendam wajah di betis Naruto.
"CETANNYA UDAH HILANG BELUM? KAACHAN UDAH KEMBALI BELUM?" suara cempreng itu teredam betis Naruto.
"Sudah!" seru Naruto menggendong Neji, dan merangkul pinggang Hinata dengan tangannya yang lain, "Lihat siapa yang sudah kembali...!"
"Kaachan!" Neji berhamburan di pelukan Hinata saat wanita itu mengulurkan kedua tangannya.
"Uwoooh, Touchan hebat!" puji Neji dan Naruto menaikan dagu sambil menepuk dada sendiri. "Touchan penakhluk Kaachan!"
Entah mengapa wajah Hinata semakin panas.
"Tentu, Hokage ke enam!" Naruto menyeringai, lalu berbisik ke Hinata, "Neji sudah hampir empat tahun dan pipimu masih suka merah hanya karena tadi?" godanya. Hinata menggembungkan pipinya malu sementara Neji nampak kelelahan digendongan Hinata.
.
.
.
.
selesai
.
.
.
.
what a lovely ficlet XD review?
