Chapter 1 : Welcome to Gensokyo

Aku selalu berpikir bahwa dunia yang dinamakan Gensokyo hanya sebuah dunia khayalan dalam game yang diciptakan seorang programmer pemabuk yang jenius. Setidaknya itu sampai aku benar-benar ada disana.

Semuanya berawal dari hari itu.

Pagi itu aku bangun dengan perasaan gembira. Entah mengapa tapi aku merasa kalau hari itu akan jadi hari yang sangat baik. Aku berangkat ke sekolah dengan riang sambil mengendarai sepeda motorku. Di sekolahpun semuanya normal bahkan seperti biasanya, sedikit membosankan. Tapi di sekolah, aku tidak sabar menunggu waktu sekolah berakhir karena hari itu aku akan ikut wargame.

Aku adalah anggota inti dari sebuah perkumpulan pecinta olahraga airsoft dan hari itu sepulang sekolah, kami berencana untuk mengadakan permainan perang dengan kelompok lainnya. Aku berdebar-debar terus sehingga sulit berkonsentrasi selama pelajaran. Pikiranku terus melayang ke arena pemainan yang terletak di sebuah hutan tidak jauh dari kota tempatku tinggal.

Waktu yang kutunggu akhirnya tiba, sekolah berakhir dan dengan cepat, aku mengendarai motorku kembali ke rumah dan mengambil perlengkapan perangku. Walaupun disebut perlengkapan perang, yang kubawa hanya 2 buah handgun beserta 4 magazine cadangan, 3 kaleng gas, satu pak peluru bb, rompi pelindung dan google. Semuanya kumasukkan ke dalam tas ransel dan setelah semua siap, aku segera berangkat.

Aku memacu motorku dan karena terlalu terburu-buru, aku tidak melihat kalau lampu di perempatan jalan yang baru saja kulalui berwarna merah. Tepat di arah kananku, sebuah truk tangki melaju dengan kecepatan tinggi.

Lalu semuanya tampak seperti gerakan lambat. Aku bisa melihat dengan jelas bagaimana truk besar itu melaju ke arahku, aku bahkan bisa melihat dengan jelas ekspresi ngeri dari pengemudi truk itu. Lalu semuanya gelap.

Aku terbangun dengan rasa sakit yang cukup parah di sekujur tubuhku. Terang saja, aku baru saja ditabrak oleh sebuah truk. Tapi ada yang aneh. Aku tidak mati.

Aku mengamati sekelilingku dan ternganga karena bingung. Disekelilingku, terdapat berbagai jenis pohon dan semak dan satu hal yang pasti, aku bukan lagi di jalan raya. Aku duduk dan mengerang beberapa saat ketika merasakan sakit kepala hebat yang membuat mataku berkunang-kunang. Aku terdiam beberapa saat hingga rasa sakitnya mereda, lalu aku berdiri dan bersandar pada sebuah pohon.

"Dimana aku ??"

Tentu saja sunyi.

Aku memegangi kepalaku dan berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi.

Tapi yang bisa kuingat adalah aku sedang mengendarai motor, lalu aku...sial ! Benar juga...aku menerobos lampu merah dan akhirnya aku bertabrakan dengan sebuah truk tangki.

Apa aku sudah mati ?

Tiba-tiba aku mendengar suara tawa beberapa gadis tak jauh dari tempatku.

Tanpa pikir panjang, aku berlari ke arah sumber suara itu. Rimbunnya hutan itu membuat langkahku terhambat dan beberapa kali aku tersandung.

Begitu mencapai sumber suara aku segera berseru.

"Heei ! Apa kalian tahu dimana i..."

Ucapanku berhenti karena melihat pemandangan aneh di depan mataku.

Suara yang kudengar memang suara gadis kecil...tapi aku tidak pernah mengharapkan gadis yang kutemui adalah seperti ini.

Empat orang gadis kecil tertegun melihatku sama seperti aku melihat mereka. Keempat gadis itu mengenakan pakaian sederhana yang masing-masing berbeda warna dan semuanya tidak mengenakan alas kaki. Tapi bukan itu yang membuatku tercengang, tapi kenyataan bahwa keempat gadis itu memiliki sepasang sayap transparan seperti sayap serangga.

Keempatnya lalu saling berpandangan dan dengan cepat, keempatnya mengepakkan sayap dan terbang entah kemana sebelum aku sempat berbuat apapun.

Aku masih tertegun tidak percaya.

"Peri ?" ujarku sambil ternganga "Aku pasti bermimpi...ya ! Ini pasti mimpi !"

Aku berusaha meyakinkan diriku. Tapi rasa sakit dan pegal yang kurasakan di sekujur tubuhku adalah pertanda buruk bahwa ini semua nyata.

Aku terduduk lemas diatas seresah dedaunan dan menatap pepohonan disekitarku.

"Ini gila ! Aku harap seseorang membangunkanku dari mimpi aneh ini !"

Tiba-tiba aku menyadari ada beberapa benda berserakan di sekitarku.

Dengan cepat aku mengetahui bahwa benda-benda itu adalah milikku. Sebuah handgun tergeletak didekatku. Aku mengambilnya, rupanya ranselku entah bagaimana terjatuh di tempat itu dan barang-barang yang ada didalamnya berserakan keluar. Aku memunguti beberapa barang lain seperti google, magazine dan alat tulis yang berserakan dan memasukkannya ke dalam ransel.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Handphone !!"

Seruku sambil membuka saku samping ranselku dan menemukan telepon genggamku masih menyala.

Tanpa pikir panjang aku membuka ponsel-ku dan melakukan panggilan ke salah seorang temanku. Tapi betapa kecewanya aku ketika tidak terdengar nada apapun. Saat aku memperhatikan layar ponsel itu, aku mengumpat pelan. Tulisan 'Tidak ada jaringan' terpampang di layar ponsel itu.

"Bagus sekali...sekarang jadi makin buruk..."

Aku mendesah dan mengembalikan ponsel itu ke dalam saku ranselku.

Aku melihat ke arah langit, matahari mulai condong ke barat berarti sudah makin sore. Dan berkat kebiasaanku ikut camping, aku jadi terbiasa melihat waktu dengan mengamati matahari dan bisa menentukan arah mata angin.

"Sebaiknya aku mulai berjalan...semoga aku bisa bertemu seseorang di tengah jalan."

Aku memutuskan untuk berjalan ke barat.

Baru beberapa langkah aku berjalan, tiba-tiba saja terdengar suara gemeresik dedaunan.

Aku langsung berbalik.

Tidak terlihat apapun. Tapi aku yakin benar tadi ada yang bergerak diantara semak-semak yang ada didepanku.

Aku berbalik dan bermaksud melanjutkan perjalanan. Tapi suara gemerisik itu kembali terdengar.

Aku berbalik lagi, tidak ada apa-apa.

Firasatku mulai buruk. Aku segera berbalik dan bermaksud untuk berlari, tapi begitu aku berbalik, aku melihat sesosok makhluk yang mengerikan.

Tubuhnya berbulu lebat dan matanya memancarkan sinar mata seperti hewab kelaparan. Makhluk itu berukuran setidaknya 2 meter dan di kedua tangannya yang panjang, terdapat kuku-kuku tajam berwarna kecoklatan. Makhluk itu memamerkan giginya yang tajam dan menggeram ke arahku.

Saat itu juga, aku berteriak ketakutan dan detik berikutnya aku berlari sekuat tenaga. Tapi makhluk itu tidak membiarkan buruannya kabur, dia mengejarku dengan kecepatan yang luar biasa. Sesaat kemudian dia sudah berlari disampingku.

Tiba-tiba saja makhluk itu mengayunkan cakarnya yang tajam ke arahku, secara refleks, aku menunduk dan menyelamatkan leherku. Tapi gara-gara itu, aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh berguling di tanah.

Makhluk itu berhenti dan menatapku dengan mata laparnya. Air liur menetes dari mulutnya yang dipenuhi gigi tajam.

Aku tidak bisa lari lagi.

Aku menutup mata ketika makhluk itu mengangkat sebelah tangannya ke angkasa, siap mencabik tubuhku dengan cakar tajamnya dan menunggu sensasi menyakitkan ketika cakar tajam itu dihujamkan ke dalam tubuhku.

Tapi tiba-tiba saja aku mendengar suara seperti siulan ringan dan disusul oleh suara ledakan yang kekuatannya menyebabkan aku terpental dan terguling lagi di tanah.

Dengan bingung aku menatap ke arah makhluk yang tadi mau memakanku. Makhluk itu kini terbaring sektiar 3 meter dari tempatnya berdiri tadi dan di dadanya mengepul asap.

Bau aneh daging dan bulu yang terbakar menyebar di udara.

Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi, tapi aku bersyukur bahwa aku masih bisa hidup.

"Oi kau yang disana-ze !"

Tiba-tiba aku mendengar suara seorang gadis. Aku menoleh ke kanan dan kiriku tapi tidak bisa menemukan sumber suaranya.

"Wah ! Disini ! Diatas sini-ze !"

Aku langsung menengadah dan terpana.

Seorang gadis berambut pirang yang mengenakan topi penyihir lebar berwarna hitam, sedang melayang diatas sapunya.

Melayang !

Oke...aku pernah lihat film Harry Potter dan di film itu tokoh-tokohnya bisa terbang dengan menggunakan sapu. Tapi itu cuma film !! Yang ini nyata !

"Oi ! Kalau kau diam saja, nanti dia bangun lagi-ze."

Aku berpaling ke arah makhluk berbulu yang tadi mengejarku, kini dia sudah bangkit lagi dan menggoyangkan kepalanya dan meraung dengan marah.

Aku langsung berjalan mundur beberapa langkah.

Tiba-tiba gadis itu melayang turun dan kini melayang rendah di depanku.

"Dasar youkai ! Kalau dia bisa berpikir, dia seharusnya lari-ze."

Youkai ?

Tapi tidak ada waktu untuk bertanya-tanya, makhluk itu keburu berlari maju.

"Awas !" seruku.

Aku berusaha bergerak, tapi rasanya tubuhku tidak mau beranjak dari tempatnya karena ketakutan.

"Rasakan panasnya 'cintaku"

Gadis itu mengambil sesuatu dari balik topinya dan mengarahkannya ke arah makhluk itu.

"Love sign Master Spark !!"

Benda yang dipegang gadis itu menyala terang dan tiba-tiba saja seberkas cahaya benderang melesat dari benda itu dan terus mengarah ke makhluk yang berusaha menerjangnya. Makhluk itu berhenti karena menyadari kesalahannya dan hendak berbalik dan lari, tapi terlambat. Berkas cahaya itu menerjang tubuhnya dan menghanguskannya dalam sekejap. Cahaya itu masih melesat hingga kejauhan hingga akhirnya cahayanya meredup dan menghilang.

Kalau engsel daguku bisa copot dengan mudah, daguku pasti sudah ada ditanah saat ini karena aku ternganga begitu lebar.

Apapun yang dilakukan gadis itu...yang pasti, makhluk itu hanya bersisa sepotong kaki yang berasap di tanah yang memerah karena terbakar oleh panas yang luar biasa.

Gadis itu menyeka keningnya dan membalikkan tubuhnya ke arahku.

"Sudah selesai- !" ujar gadis itu dengan riang "Youkai itu sudah tamat riwayatnya-ze !"

Aku masih terdiam.

Gadis itu tampak sedikit kesal karena kuabaikan. Dia mendekatkan tubuhnya ke arahku. Aku langsung tersadar dari trance dan berjalan mundur beberapa langkah.

"Aku sudah menolongmu. Mana rasa terima kasihmu-ze ?"

Aku tergagap dan menjawab dengan kikuk,

"Te...terima kasih..."

Gadis itu nyengir lebar dan berkacak pinggang.

"Nah !" ujar gadis itu "Untuk apa manusia biasa sepertimu berkeliaran di Forrest of Magic ini-ze ?"

Aku tertegun mendengar nama hutan ini. Forrest of Magic ?

"A...aku tersesat...tiba-tiba saja aku ada di tempat ini."

Gadis itu tiba-tiba tampak tertarik. Dia turun dari sapunya dan berjalan mendekatiku.

Aku berjalan mundur selangkah.

"A..ada apa ?"

Gadis itu menatapku dengan mata penuh curiga.

"Pakaianmu aneh-ze."

Aku mendesah. Memang orang bilang selera fashionku buruk. Saat ini aku mengenakan baju hitam bertulisan 'No Pain No Gain' dan celana cargo coklat tua yang kini kotor karena aku tadi berguling-guling di tanah.

"Kau dari desa mana-ze ?"

Desa ?

Tiba-tiba aku punya firasat jelek. Aku cukup banyak menonton film dan anime sehingga kejadian seperti ini sudah beberapa kali kulihat di film dan animasi yang kutonton. Jangan-jangan...

"Er...dimana ini ? Maksudku, negara apa ini ?"

Gadis itu tersenyum sambil kembali berkacak pinggang.

"Ini adalah Gensokyo-ze !"

Seakan ada suara benda pecah di dalam kepalaku.

Sudah kuduga...sepertinya aku terlempar ke dunia lain...persis seperti kejadian yang dialami tokoh-tokoh film dan animasi yang pernah kutonton.

Aku terpuruk dan terduduk karena mendadak semua tenaga yang ada dikakiku hilang semua.

"Kenapa-ze ?"

Aku memandangi gadis itu. Tiba-tiba aku merasa kalau aku pernah melihat gadis ini entah dimana...

"Jadi ini bukan di Indonesia ?"

"Apa itu indonesia-ze ?"

Aku makin terpuruk. Positif ! Ini dunia lain.

Seakan ada petir menyambar dalam kepalaku.

Gensokyo ? Tunggu dului...rasanya kata-kata itu pernah kudengar...

Aku berusaha mengingat tetapi gagal...seperti ada yang menghalangiku untuk mengingat hal itu.

"Kau aneh ya ?" ujar gadis itu sambil mendekatiku "Namaku Marisa Kirisame. Siapa namamu-ze ?"

Sekali lagi petir menyambar dalam kepalaku.

TOUHOU !!

Tiba-tiba aku bisa mengingatnya !

Gensokyo adalah setting dunia dalam sebuah game seri yang bernama Touhou ! Aku memang bukan fans berat game itu tapi aku pernah memainkannya beberapa kali dan membaca beberapa doujin yang bertema Touhou. Ya ! Marisa Kirisame adalah salah satu tokoh sentral dalam game itu.

Tunggu...ini mustahil ! Apa aku terlempar ke dunia dalam game itu ? Rasanya sulit dipercaya...

"Halooo...?" ujar Marisa sambil melambaikan tangannya ke depan wajahku "Siapa namamu-ze ?"

Aku tersentak kaget dan menjawab dengan singkat.

"Rio !" seruku "Ferdiansyah Rio !"

Gadis itu tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya ke arahku.

"Salam kenal Ryo-ze !"

Aku menyambut tangan itu dan berdiri.

"Sa...salam kenal juga Kirisame...terima kasih telah menolongku..."

Mulai hari itu. Hidupku berbalik 180 derajat ke arah yang tidak terduga.