Tittle : Return

Author : Kim Joungwook

Pairing : YunJae

Length : 1

Genre : Romance, Family, Hurt/comfort

Summary : seorang namja yang ingin kembali kepada cintanya setelah pergi meninggalkan sang kekasih demi dunia semu yang ia impikan. Mencampakkan sang kekasih bersama dengan sang titipan Tuhan. Mencoba sepenuh hati untuk kembali membina kasih yang sempat terputus justru saat sang kekasih sudah berhasil hidup tanpa dirinya. YunJae fic! Bad summary! Just read!

Warning : YAOI, Mpreg! Typo(s)

.

.

.

Part 1

.

Seorang namja dengan jas dan juga pakaian serba hitamnya berjalan santai keluar dari gerbang kedatangan di bandara. Tangan kanannya menarik sebuah koper berwarna senada dengan jasnya. Tak lupa kaca mata hitam juga bertengger manis di wajah namja itu. Langkahnya perlahan, tetapi penuh dengan pesona yang membuat beberapa yeoja yang berada di bandara menoleh ke arahnya, aura kharismatik yang menguar membuat banyak orang melirik tertarik ke arah namja itu, tak bisa menolak pesonanya. Dan namja itu tersenyum, melambaikan tangannya saat melihat orang yang ia kenal sudah berdiri tak jauh darinya, juga tengah melambaikan tangan ke arahnya.

"appa~" sebuah teriakan melengking menyapa pendengaran namja itu. Ia tersenyum makin lebar dan mempercepat langkahnya. Namja itu melepas kaca mata dan kopernya begitu saja, merentangakan tangannya dan menggendong seorang namja cilik yang memanggilnya 'appa' tadi.

"Minnie~appa merindukanmu" dan namja itu langsung memeluk namja cilik yang ia panggil 'minnie', menggoyangkan tubuh mereka ke kanan-kiri, bukti kerinduan selama 3 hari tidak bertemu.

"nado bogocipo, appa~" balas Changmin, nama namja cilik itu. Sang appa melepas pelukannya, mensejajarkan wajahnya dengan Changmin dan menggesekkan hidung mancung mereka.

"Minnie tidak nakal kan?" Tanya sang appa yang bernama lengkap Jung Yunho tersebut. Changmin tersenyum lebar dan menggeleng antusias. "ani~ Changminnie tidak nakal. Ne, halmoni?" dan Changmin menoleh ke kanan, memandang seorang yeoja yang sedari tadi terlupakan karena kedatangan Yunho, meminta dukungan dari yeoja itu. Sang halmoni tertawa kecil.

"ne~ Changminnie tidak nakal. Dia justru sangat menurut pada eomma, Yun." Jawab Halmoni, membenarkan ucapan Changmin. Yunho tersenyum dan mencium pipi Changmin sekilas sebelum menurunkan sang aegya dari gendongannya.

"jibae kajja!" ucap Yunho sembari menggandeng tangan mungil Changmin dan menyeret kopernya. Sang halmoni mengangguk dan mengikuti langkah Yunho keluar dari bandara.

"Bagaimana proyek di sana?" Tanya Halmoni sembari berjalan keluar. Yunho tersenyum puas.

"sangat lancar, eomma. Perkembangannya juga cukup memuaskan." Jawab Yunho. halmoni ikut tersenyum.

"sepertinya kau sangat lelah, Yun. Lebih baik sampai rumah kau langsung istirahat." Ucap Halmoni. Yunho hanya mengangguk. Dan Halmoni berdecak pelan, mendapat respon yang hanya anggukan dari anaknya.

"eomma bersama Kim ahjussi?" Tanya Yunho. halmoni mengangguk.

"ne. ahjussi sudah menunggu di mobil." Jawab Halmoni. Tiba-tiba Yunho menghentikan langkahnya saat Changmin menarik tangan kanannya.

"appa, gendong~" ucap Changmin sembari merentangkan tangannya ke atas, meminta Yunho untuk menggendongnya. Yunho memicingkan matanya.

"gendong? Changmin capek, eoh?" Tanya Yunho. dan Changmin mengangguk cepat menjawab Tanya Yunho. Yunho terkekeh pelan dan mengangkat tubuh Changmin setelah sebelumnya meminta sang eomma untuk membawa kopernya.

.

.

.

"bagaimana film anda di Jepang?"

"apakah sukses dengan peran yang anda mainkan?"

"benarkah ini film pertama anda?"

"bagaimana perasaan anda menjadi salah satu pemain luar yang bermain di film itu?"

"kapan film itu akan diputar?"

"apa kesan anda selama di Negara sakura tersebut?"

"adakah hal yang tidak menyenangkan selama pembuatan film itu?"

Dan bandara internasional Seoul yang beberapa menit lalu tenang langsung riuh, penuh dengan wartawan yang berkerumun di depan gerbang kedatangan, memberondong seorang artis yang baru saja turun dari pesawat. Sang artis hanya tersenyum di balik masker dan kaca hitamnya, ia mengangkat tangannya, bermaksud menolak semua pertanyaan dari wartawan. Tapi sepertinya wartawan-wartawan tersebut tak menghiraukannya, justru semakin menggebu melancarkan pertanyaan untuk sang artis.

"chaesunghamnida." Pihak keamanan segera turun tangan, mereka menyingkirkan wartawan tersebut dari hadapan sang artis. Artis tersebut menunduk sekilas dan segera berjalan cepat menghindari para wartawan.

"hyung kenapa tadi tidak disampingku saat wartawan-wartawan itu mengerubungiku?!" dan teriakan pertama terlontar dari sang artis begitu masuk ke dalam mobilnya. Sang manager hanya tersenyum tipis.
"mian. hyungkan tadi sudah bilang mau ke toilet dulu. lagian kau juga sudah berhasil keluar dari kumpulan wartawan tersebutkan?!" jawab sang manager tak mau kalah. Sang artis hanya memutar bola matanya. Ia membuka masker serta kaca mata hitamnya dan bersandar nyaman di bangku mobil.

"oh ya, Jaejoong-ah. Selamat untuk film pertamamu." Ucap sang manager sebelum malajukan mobilnya. Jaejoong membuka matanya yang tadi terpejam sesaat. Ia tersenyum mendengar kalimat manager-nya itu.

"gomawo Yesung hyung"

.

.

.

"PARK YOOCHUN!" sebuah teriakan menggelegar di seluruh ruangan di rumah Jung tersebut. Yang berteriak berjalan cepat ke ruang tengah, kakinya menghentak kesal di lantai.

"apa saja yang kau lakukan selama aku di Jepang?" pertanyaan ketus langsung keluar dari mulut Yunho begitu melihat Yoochun sedang duduk santai di ruang TV dengan Changmin di sampingnya. Dua namja beda usia itu langsung menoleh, memandang Yunho yang tengah emosi sekarang.

"aku? Tentu saja aku ke kantor dan meng-handle pekerjaan hyung kan?!" jawab Yoochun santai, sedangkan Changmin kembali menatap TV, tak menghiraukan keberadaan Yunho dan Yoochun di sana.
"dan hyung tak perlu berteriak memanggil namaku. Aku tidak tuli hyung." Tambah Yoochun. Yunho mendengus kasar.

"kau hanya datang ke kantor lalu pergi lagi tengah hari. Kau pikir aku tak tahu apa yang kau lakukan selama aku di jepang? Kau salah besar! Aku tahu semuanya, Chun. Termasuk bolosnya dirimu dikantor selama 2 hari." Ucap Yunho. Yoochun menelan ludahnya gugup, Ia tersenyum kikuk.

"hanya dua hari, hyung~" ucap Yoochun. Yunho menghembuskan nafasnya panjang, mencoba meredakan emosinya lalu ikut duduk di sofa depan TV, disamping Changmin yang masih asyik dengan camilan dan juga tayangan TV didepannya, tak mempedulikan keadaan dua namja lain di ruangan itu.

"Changminnie, menonton apa, chagi?" Tanya Yunho. Changmin menoleh memandang Yunho.

"minnie menonton nemo appa. Changmin cuka ama ikan nemo. Lucu~" jawab Changmin sembari tertawa. Yunho ikut tersenyum, mengacak lembut rambut sang aegya. Changmin kembali menoleh, serius dengan film di depannya.

"Chun, kali ini kumaafkan. Besok lagi awas jika kau membolos kerja. Kupecat dirimu!" ancam Yunho. Yoochun tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"ani~ aku tidak akan membolos lagi hyung!" jawab Yoochun cepat. Yunho menghela nafasnya.

"sebaiknya kau segera mencari istri, Chun. Umurmu sudah 28, kukira sudah cukup tua untuk memiliki keluarga. Dan waktumu tidak habis untuk mengencani berpuluh yeoja di luar sana." Ucap Yunho. Yoochun berdecak sebal.

"hyung juga tidak memiliki istri." Jawab Yoochun cepat. Yunho menoleh, menatap tajam kea rah Yoochun yang kini juga menatapnya."setidaknya aku pernah memiliki istri, Chun!" ucap Yunho tak terima. Yoochun terkekeh kecil.

"nanti dulu hyung. Aku belum menemukan seseorang yang cocok denganku" Jawab Yoochun. Yunho tersenyum kecil.

"terserah dirimu, Chun. Aku tak mau bertanggung jawab jika kau akhirnya menjadi perjaka tua." Ucap Yunho. Yoochun tertawa.

"aku sudah tidak lagi perjaka hyung. Lagipula hyung juga sudah tua dan tidak memiliki Istri." Jawab Yoochun. Yunho ikut tertawa.

"aku lupa fakta bahwa kau tak lagi perjaka. Dan Hey! Aku sudah pernah memiliki istri!" ucap Yunho lagi. Yoochun memutar matanya. "itu dulu hyung! Sudah 5 tahun berlalu. Lagipula hyung masih muda, belum ada 30 tahun. Kukira hyung masih perlu seorang istri." Jelas Yoochun. Yunho terdiam, memandang Yoochun tajam.

"aku akan memikirkan itu setelah kau menikah. Lagipula kukira aku tidak perlu seorang istri, aku bisa merawat Changmin dengan diriku sendiri." Jawab Yunho. Yoochun tersenyum maklum.

"tapi jangan lupakan bahwa Changmin tetap butuh belaian seorang ibu hyung. Dia masih terlalu kecil." Ucap Yoochun. Yunho terdiam, mencoba mencerna ucapan Yoochun. Dalam hati ia membenarkan kalimat Yoochun. Tapi tentu saja ia masih memikirkan ke-egoisan dirinya. Tetap saja, ibu Changmin akan menjadi istri baginya, yang artinya pendamping hidup untuknya.

"yah~ tapi terserah hyung sich mau memiliki istri atau tidak. Lagipula sudah ada eomma Jung yang mengurus Changmin." Ucap Yoochun lagi, ia tak mau Yunho terlalu larut memikirkan ucapannya barusan. Ia sudah tahu pengalaman buruk hyungnya yang tidak sukses membina rumah tangga.

"yah~ lebih baik kau mencari calon istrimu dulu. baru setelah itu kau menceramahiku lagi." jawab Yunho akhirnya. Ia mengambil remote TV dari tangan Changmin dan mematikan layar persegi tersebut.

"appa~" Changmin merengek kecewa saat Yunho mematikan TV-nya. Yunho tersenyum dan menggendong Changmin.

"ayo tidur. Besok kau harus sekolah, ini sudah lebih dari jam Sembilan, sayang~" Ucap Yunho. Changmin hanya diam meski bibirnya mengerucut kesal. Yunho terkekeh dan mencium hidung Changmin.

"kajja kita sikat gigi dulu sebelum tidur." Ucap Yunho sembari berlari kecil menaiki tangga menuju kamar Changmin, meninggalkan Yoochun sendirian. Changmin tertawa kecil saat tubuhnya terguncang dipelukan Yunho.

"aku sungguh salut kepadamu hyung." Ucap Yoochun sembari menatap punggung Yunho yang menghilang di balik tangga. Namja itu menatap nanar ke arah TV yang baru saja ia nyalakan, menampilkan seorang artis yang sedang naik daun saat ini, menyanyikan salah satu single miliknya.

"kuharap kau tidak kecewa lagi."

.

.

.

Pagi yang cerah. Mengawali hari di tengah musim semi yang tengah melanda Korea Selatan, khususnya kota Seoul. Begitu juga dengan kediaman Jung yang pagi ini sudah penuh dengan keramaian Changmin dan juga Yoochun yang tengah tertawa bersama. Bercanda di pagi hari cukup membangun mood positif untuk hari ini.

"pagi, Changminnie, Chun!" sapa Yunho sembari duduk di di kursi makannya. Yoochun dan Changmin menoleh, tersenyum menatap Yunho.
"Pagi appa~"

"pagi hyung!"

dan dua namja itu membalas sapaan Yunho. Yunho tersenyum senang.

"halmoni belum bangun, Changmin?" Tanya Yunho pada sang aegya. Changmin menggeleng.

"cudah appa. Halmoni di dapul." Jawab Changmin. Yunho hanya mengangguk paham.

"pulang jam berapa, chagi?" Tanya Yunho.

"jam 11 appa. Nanti Minnie mau dijemput appa, ne?!" ucap Changmin smebari menatap penuh harap pada Yunho. Yunho terkekeh kecil dan mengangguk.

"ne~ nanti kita jalan-jalan sebelum pulang. Arachi?" jawab Yunho. Changmin tertawa senang.

"ciap, appa~" jawab Changmin.

"aku ikut hyung!" ucap Yoochun tiba-tiba. Yunho menggelengkan kepalanya tegas. "andwae! Kau harus di kantor dan menyelesaikan pekerjaanmu yang terbengkalai akibat bolosnya dirimu 2 hari kemarin." Jawab Yunho. Yoochun menekuk wajahnya kesal.

"hyung kejam." Gerutu Yoochun tak terima. Changmin tertawa melihat wajah kusut Yoochun.

"camchon(samchon) lucu~" ucap Changmin. Dan Yunhopun ikut tertawa bersama Changmin, tak menghiraukan wajah Yoochun yang semakin kusut.

"apa yang kalian tertawakan pagi-pagi seperti ini? Ayo cepat sarapan sebelum kalian terlambat." Ucap Halmoni yang datang dari dapur membawa lauk. Mereka langsung diam.

"ne~" dan tanpa disuruh dua kali mereka langsung melaksanakan perintah yeoja paling tua di sana.

"appa~ Minnie ambilkan ayam cama telul itu appa~" ucap Changmin. Yunho mengangguk dan mengambilkan makanan yang tadi disebutkan aegyanya tersebut.

"camchon, Minnie mau itu~" ucap Changmin lagi sembari menunujuk sayuran hijau yang ada disana. Yoochun mengambilkan sayur itu untuk Changmin.

"ini. Makan sayur yang banyak agar pintar!" ucap Yoochun. Changmin mengangguk semangat.

"halmoni~ nacinya Minnie yang banyak, ya~" pinta Changmin. Halmoni tertawa dan menambah nasi untuk cucu tersayangnya itu.

"Ini, chagi~"

Dan keluarga itu tak heran dengan nafsu makan Changmin yang memang di atas rata-rata. Sudah sangat maklum dengan hal tersebut. Keluarga itu selalu mengawali pagi dengan makan bersama, tidak memperbolehkan berangkat kerja ataupun sekolah jika belum sarapan. Meski hanya terdiri dari keluarga kecil dengan seorang yeoja dan 3 namja, tetapi mereka bahagia dan menikmati hidup mereka. Yoochun memang bukan anggota keluarga Jung, tetapi namja itu sudah tinggal di sana sejak kecil, sejak ia kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan. Ia sudah menjadi dongsaeng sendiri bagi Yunho dan paman bagi Changmin.

.

.

.

"appa~" Changmin berlari menuju Yunho begitu melihat sang appa turun dari mobilnya. Yunho tertawa dan berjongkok, menerima pelukan dari Changmin.

"kita jadi jalan-jalan, appa?" Tanya Changmin antusias. Yunho tertawa dan mengangguk.
"ne~ kajja kita masuk!" ajak Yunho. Changmin mengangguk dan segera masuk ke dalam mobil.

"kita akan kemana appa?" Tanya Changmin. Yunho tampak berpikir sesaat.

"bagaimana kalau kita makan siang dulu?" tawar Yunho. Changmin langsung mengangguk antusias.
"ne~ Changmin setuju!" ucap Changmin. Yunho tertawa dan langsung memacu mobilnya menuju restoran terdekat.

Mereka akhirnya makan di sebuah restoran Korea tak jauh dari sana. Mereka duduk santai sembari mengobrol dan menceritakan apa saja yang Changmin lakukan saat Yunho di Jepang.

" appa, appa! Minnie sudah bisa ngomong huruf 's' dan 'r'. dengar! Rrrrrrr. Ssssshh" Changmin tersenyum lebar, menunjukkan hal tersebut kepada appanya. Yunho tertawa, ia mengacak rambut Changmin lembut.

"jinjja? Coba bilang 'nama saya Jung Changmin dengan appa keren bernama Jung Yunho'" pinta Yunho. Changmin mengangguk.

"nama saya Jung Changmin yang tampan dengan appa keren bernama Jung Yunho" ucap Changmin lancar. Yunho tertawa mendengar kalimat yang diucapkan Changmin. Apalagi anaknya itu sudah mulai narsis.

"kata siapa kau tampan?" Tanya Yunho usil.

"kata halmoni Changmin tampan seperti appa!" jawab Changmin. Yunho tertawa.

"ne~ Changmin memang tampan seperti appa." Ucap Yunho membenarkan. Changmin tiba-tiba langsung menggeleng.

"tapi lebih tampan Changmin kok!" bantah Changmin. Tawa Yunho semakin keras mendengar kalimat Changmin.

"siapa yang mengajarimu seperti itu, Min?" Tanya Yunho di tengah tawanya. Changmin tersenyum.

"Chunnie samchon~!" jawab Changmin lantang. Yunho menggelengkan kepalanya.

"eum, eum. Sepertinya kau belajar banyak dari samchon, aniya?" Tanya Yunho lagi. Changmin mengangguk.

"ne. Changmin juga diajari seperti ini." Ucap Changmin sembari mengedipkan sebelah matanya dengan susah payah. Ternyata Changmin sedang melakukan wink yang diajarkan Yoochun. Tawa Yunho kembali terdengar.

"Yoochun samchon juga mengajarimu seperti itu?" Tanya Yunho. Changmin mengangguk dengan tampang polosnya. Sedangkan Yunho menggeleng tak percaya.

"aku akan memarahi Yoochun setelah ini." Gumam Yunho.

ckckckckck, sepertinya Yoochun akan membuat Changmin seorang playboy seperti dirinya.

.

.

.

"oke, recording kali ini selesai." Kim Joungwoon atau yang biasa dipanggi Yesung itu berucap setelah lebih dari 3 menit keadaan sunyi. Kim Jaejoong, sang artis langsung keluar dari ruang rekaman dan menghampiri Yesung.

"bagaimana hyung? Bagus?" Tanya Jaejoong. Yesung tersenyum.

"sudah sangat sempurna. Suaramu memang bagus, Jae" puji Yesung. Jaejoong hanya tersenyum dan menjatuhkan dirinya di sofa yang ada diruangan itu. Ia menenggak sebotol air mineral yang tersedia.

"kita makan siang yuk hyung! Aku lapar~" ucap Jaejoong. Yesung mengangguk dan menghampiri seorang yang sedang mengedit suara Jaejoong.

"kami pergi dulu sebentar, Kim-ssi. Nanti kita datang lagi setelah makan siang. Kau juga istirahatlah dulu." ucap Yesung. Kim-ssi mengangguk dan melambaikan tangannya saat Jaejoong dan Yesung berjalan keluar dari ruangan itu.

"sudah kuduga kau akan menjadi seorang penyanyi yang sukses, jae" ucap Yesung saat mereka makan siang di kantor management. Mereka tidak jauh-jauh dari studio rekaman dan kantor agensi mereka. Ini termasuk minggu sibuk bagi seorang Kim Jaejoong.

Jaejoong tertawa kecil.

"dan lagi kau hanya menjadi trainee selama 5 bulan. Itu hebat kau tahu!" tambah Yesung.

"kau terlalu berlebihan, hyung. Aku menjadi trainee hanya 5 bulan juga karena usiaku yang sudah tidak muda lagi. aku sudah hampir 30 kau tahu!" ucap Jaejoong. Ia jadi sedikit kesal mengingat umurnya yang sudah hampir berkepala tiga.

" Aku justru bingung kepadamu. Suara hyung sangat merdu, tetapi hyung tak mau menjadi seorang penyanyi. Jika hyung menjadi seorang penyanyi pasti hyung akan lebih terkenal dari diriku." tambah Jaejoong. Yesung balik tertawa.

"kau tahu sendiri alasanku tidak mau menjadi seorang penyanyi." Jawab Yesung ringan. Jaejoong memutar bola matanya jengah.

"ya, ya. Seorang Kim Ryeowook kan yang membuat hyung tidak mau menjadi seorang penyanyi? Aku sudah mendengar alasan hyung ratusan kali." Jawab Jaejoong bosan. Yesung masih saja tertawa.

"lagipula aku menikmati pekerjaanku saat ini. Menjadi seorang artis akan menyita banyak waktuku." Jawab Yesung lagi. Jaejoong menganggukkan kepalanya. "hyung benar. Tapi aku juga mencintai pekerjaanku. Aku suka menyanyi dan memang sudah menjadi cita-citaku untuk menjadi seorang penyanyi. Dan kukira, ini adalah jalan hidupku." Ucap Jaejoong. Yesung menatap sendu pada Jaejoong.

"berhenti menatapku seperti itu hyung! ah, ngomong-ngomong bagaimana kabar Ryeowook?" Tanya Jaejoong, mencoba mengalihkan perhatian Yesung. Yesung tersenyum.

"dia baik. sangat baik malah. Bukankah beberapa lagu di album terbarumu nanti adalah milik Ryeowook? Dia sedang baik berarti." Jawab yesung. Jaejoong mengerutkan keningnya memandang Yesung.

"hyung," panggil Jaejoong. Yesung yang tengah meminum jusnya menoleh, memandang Jaejoong penasaran.

"hm?"

"memangnya Ryeowook tidak cemburu denganku? Bukankah hyung setiap saat selalu disampingku dan banyak waktu hyung yang tersita untukku?" Tanya Jaejoong. Yesung tertawa, ia memukul pelan dahi Jaejoong, menciptakan sebuah kerucutan di bibir Jaejoong.

"dia sepupumu! Dia dan dirimu sudah sama-sama dewasa. Mana mungkin dia cemburu. Lagipula kita sering bertemu. Dia juga bekerja di sini, Jae~" jawab Yesung. Jaejoong menganggukkan kepalanya paham.

"aku lupa fakta bahwa aku dan dia bersepupu." Jawab Jaejoong asal. Yesung hanya tertawa, tapi tiba-tiba raut wajahnya berubah. Ia menatap datar kea rah Jaejoong saat sebuah masalah berkelebat di pikirannya.

"jae." Panggil Yesung. Jaejoong mengangkat alisnya, menyuruh yesung melanjutkan ucapannya.

"kau mendapat tawaran iklan. Cukup besar, bersama penyanyi lainnya." Ucap Yesung. Jaejoong menganggukkan wajahnya.

"terima saja. Biasanya juga hyung yang menanganinya." Jawab Jaejoong santai. Yesung menelan ludahnya.

"tapi ini berbeda." Ucap Yesung lagi. Jaejoong mengangkat alisnya memandang Yesung. "berbeda bagaimana?" Tanya Jaejoong bingung.

"Ini dari sebuah perusahaan besar yang mau mempromosikan produk terbarunya." Jawab Yesung, sedikit melenceng dari pertanyaan Jaejoong. Namja cantik itu berdecak sebal.

"lalu masalahnya dimana?" Tanya Jaejoong tak sabar.

"perusahaan itu masih masuk kedalam Jung corp." dan Jaejoong langsung membelalakkan matanya mendengar nama itu, ia menatap Yesung tak percaya.

"J-Jung Corp?"

.

.

.

TBC

Hai, hai, hai~ saya kembali dengan FF YunJae chapter~ FF YunJae chapter pertama saya~

Selamat menikmati, ne~!
Ada yang tahu apa hubungan Jaejoong dan Yunho di sini? Jika ada yang menjawab benar, saya beri hadiah, oke?! ^.~ Kkk~

Tak perlu banyak bicara, so, Review sangat dibutuhkan~ Gomawo~ ^^v