Title: Hyukkie's Love Story
.
Subtitle: May I Love You?
.
Main Cast: Lee Sungmin, Lee Hyukjae
.
Support Cast: Super Junior members
.
Pair: MinHyuk
.
Genre: Romance
.
Rate: T, semi M
.
Summary: "Lalu kenapa wajahmu memerah? Apa karena video tadi, Hyukkie?" / "Saranghae, Hyukkie-ah." / 'Kau harus bisa menjaganya, hyung.'
.
Disclaimer: All chara belongs to themselves and god
.
Warning: GaJe, OOC (maybe), Shou-ai, seme!Sungmin, Don't Like Don't Read!
.
.
Sungmin merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, matanya menerawang menatap langit-langit kamarnya. Kyuhyun menatap hyung-nya dalam diam, namja tampan tersebut sedang bermain dengan PSP kesayangannya.
"Minnie-hyung belum tidur?" tanyanya, matanya kembali fokus pada PSP-nya.
Sungmin melirik ke arah Kyuhyun dan menghela nafas, "Belum Kyu," jawabnya singkat.
"Wae?" lagi-lagi Kyuhyun melontarkan sebuah pertanyaan, "Apa karena Hyukkie-hyung?" tanyanya lagi.
Mendengar pertanyaan sang dongsaeng, Sungmin langsung bangkit berduduk dan menatap Kyuhyun tidak percaya, "Kau... bagaimana?" tanyanya.
Kyuhyun melepaskan pandangannya dari PSP miliknya, di tatapnya wajah hyung yang lebih tua 2 tahun darinya itu, "Hyung, hyung pikir aku tidak tahu kalau hyung itu mencintai Hyukkie-hyung? Aku tahu hyung, aku tahu cara Sungmin-hyung menatap Hyukkie-hyung itu berbeda dengan cara hyung menatap hyungdeul yang lain. Cara hyung menatap Hyukkie-hyung itu penuh kasih sayang, bukan sebagai hyung ke dongsaeng-nya, tapi sebagai sesama lelaki," jelas Kyuhyun panjang lebar.
Sungmin menatap Kyuhyun dengan heran, "Kau memperhatikannya?" tanyanya bingung.
"Yah... kadang-kadang," jawabnya santai.
"Kadang-kadang?"
"Yup, terkadang aku memperhatikan Hyukkie-hyung," katanya santai, "Eh, tapi itu hanya terkadang kok, tidak terlalu sering, lagipula aku menyayanginya hanya sebatas rasa sayang dongsaeng pada hyung-nya. Minnie-hyung tahu sendiri kan saat kecelakaan tahun 2007 waktu itu, Hyukkie-hyung yang langsung mengahampiriku, menangis untukku dan berdo'a bersamaku," lanjutnya lagi saat ia melihat tatapan tidak suka dari Sungmin.
Sungmin menghela nafasnya lagi, entah sudah berapa kali ia melakukan hal itu, "Ya sudah, kau tidur saja, aku mulai mengantuk. Malam Kyu," dan setelah mengatakan hal itu, Sungmin langsung berbaring dan menutup matanya.
Kyuhyun menatap Sungmin sebentar sebelum setelah itu membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya, "Kau harus ingat hyung, jika kau memang mencintai Hyukkie-hyung, cintai ia dengan tulus. Karena kau tahu? Ia adalah hyung yang paling aku sayangi," gumam maknae tersebut sebelum akhirnya pergi ke alam mimpi.
Sungmin membuka matanya, namja aegyo tersebut belum tidur, ia hanya menutup matanya, dan tentu saja ia mendengar gumaman Kyuhyun tadi.
.
.
.
Sungmin membuka matanya saat dirasakannya sinar matahari yang menembus celah-celah gorden kamarnya, namja aegyo tersebut mengucek matanya dan turun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.
Sekitar 30 menit kemudian Sungmin keluar dari kamarnya dengan wajah segar sehabis mandi, namja aegyo tersebut heran dengan keadaan dorm yang sepi, padahal biasanya sangat ribut, dilangkahkannya kakinya menuju dapur. Di dapur, namja aegyo tersebut menemukan secarik kertas yang tergeletak di atas meja, di ambilnya kertas tersebut dan membacanya.
Hyung, mianhae hari ini kami ada schedule. Makanan untuk sarapan aku letakan di lemari yang biasanya, hyung tinggal memanaskannya saja.
Wookie.
Sungmin tersenyum kecil membaca pesan dari dongsaeng-nya itu, segera saja ia berjalan menuju lemari penyimpan makanan dan mengambil makanan tersebut.
Kriet.
Pintu dapur terbuka, Sungmin menolehkan kepalanya dan mendapati Eunhyuk yang tengah berjalan ke arahnya dengan rambut yang masih acak-acakan sehabis bangun tidur, tangannya mengucek sebelah matanya dengan ekspresinya yang menggemaskan, baju piyamanya yang kebesaran sedikit melorot sehingga memperlihatkan bahu kanannya yang putih mulus. Sungmin menelan ludahnya dengan susah payah, namja aegyo tersebut berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdetak dengan sangat cepat.
"Sungmin-hyung, hyungdeul dan dongsaengdeul kemana?" tanyanya dengan suara serak habis bangun tidur.
"Mereka semua ada schedule hari ini," jawab namja aegyo tersebut.
"Eh? Memang Sungmin-hyung tidak ada jadwal?" tanya namja manis itu bingung.
Sungmin meletakan makanan yang sudah ia panaskan di atas meja makan, "Tidak, hari ini hyung sedang free," jawabnya seraya mendudukan dirinya, "Apa yang kau lakukan? Ayo cepat duduk!" suruhnya saat ia melihat Eunhyuk yang masih berdiri.
Eunhyuk tersenyum manis, "Aku mau cuci muka dulu," jawabnya seraya berlari ke arah kamar mandi.
Beberapa saat kemudian, Eunhyuk keluar dari kamar mandi dengan wajah segar, namja manis itu segera mendudukkan dirinya tepat berhadapan dengan Sungmin.
"Spagetti?" tanyanya, "Hyung, apa hanya ini?" lanjutnya.
"Itu juga untung, sudahlah makan saja."
Eunhyuk mengangkat bahunya dan mulai memakan spagetti tersebut, Sungmin memperhatikan cara makan Eunhyuk yang terbilang cukup berantakan. Namja aegyo tersebut terkekeh pelan, membuat Eunhyuk menolehkan kepalanya dengan bingung.
"Hyung, waeyo?" tanyanya.
"Coba lihat, umurmu berapa, eoh? Kenapa cara makanmu mirip dengan cara makan anak umur 5 tahun?" tanyanya geli, tangannya bergerak membersihkan mulut dongsaeng-nya yang belepotan saus tersebut.
Eunhyuk mengerjabkan matanya, dia biarkan Sungmin membersihkan mulutnya. Saat namja aegyo tersebut selesai, Eunhyuk kembali melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda. Kembali wajahnya belepotan dengan saus spagetti, membuat Sungmin menepuk keningnya.
.
.
.
Di ruang tengah
Sungmin duduk di sofa dengan bosan, jam menunjukan pukul 11 siang, dan acara tv yang itu-itu saja membuatnya semakin bosan. Tangannya bergerak mengambil remote tv yang terletak di atas meja dan mulai menekan tombol di sana guna mencari acara yang bagus.
"Ck, tak ada kah acara tv yang bagus?" sungutnya.
Puk!
"Eh?" Sungmin menolehkan kepalanya saat dirasakannya sesuatu menimpa bahunya. Sebuah senyuman terpampang di wajahnya saat ia menyadari benda (?) apa yang sekarang bersandar di bahunya.
Dengan perlahan, dipindahkannya kepala dongsaeng-nya itu ke pangkuannya, dielusnya puncak kepala Eunhyuk dengan sayang, perlahan elusan itu turun ke pipi putih Eunhyuk, tangannya berhenti tepat di bibir merah sang dongsaeng.
Dengan susah payah, namja aegyo tersebut meneguk ludahnya, 'Bagaimana rasanya ya? Aku ingin merasakannya,' batinnya.
'Tidak! Lee Sungmin! Kau tidak boleh melakukannya!' pandangannya kembali tertuju pada bibir menggoda Eunhyuk, 'Ukh! Tapi... sekali saja tak apa 'kan?'
Sungmin mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah polos Eunhyuk yang tengah tertidur, dengan perlahan, sampai akhirnya bibir mereka benar-benar bertemu. Dapat dirasakannya rasa manis bibir Eunhyuk di mulutnya, semakin lama, kecupan itu berubah menjadi lumatan pelan, sesekali Sungmin menggigit, menjilat dan menghisap bibir manis dongsaeng-nya.
Menyadari sesuatu di bibirnya, Eunhyuk mengernyitkan alisnya, namja manis itu mulai menggerakkan tubuhnya tidak nyaman. Mengetahui dongsaeng-nya hendak terbangun, Sungmin melepaskan tautan bibir mereka. Eunhyuk membuka matanya, Sungmin tersenyum lembut ke arahnya.
"Sungmin-hyung," gumam Eunhyuk dengan mata setengah tertutup.
"Hm?"
"Aku mengantuk," gumamnya lagi.
Sungmin tersenyum, "Tidurlah lagi," katanya sambil kembali mengelus puncak kepala Eunhyuk. Dirasakannya rambut Eunhyuk yang sedikit lembab.
"Hyukkie? Kau berkeringat?" tanyanya.
Eunhyuk tidak menjawab, namja manis itu hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Boleh hyung membuka kancing bajumu? Supaya kau tidak kepanasan dan kau bisa tidur dengan nyaman," - 'dan agar aku dapat melihat tubuh polosmu,' lanjutnya dalam hati.
Eunhyuk kembali menganggukan kepalanya, kelihatannya namja manis ini sudah sangat mengantuk, terbukti dengan ia yang setelah itu sudah tertidur dengan pulas lagi. Dengan perlahan, Sungmin mulai membuka kancing baju Eunhyuk, dan setelah selesai, namja aegyo tersebut meneguk ludahnya dengan susah payah saat dilihatnya tubuh Eunhyuk yang putih mulus tersebut.
'Tahan Sungmin, tahan,' batinnya seraya mengelus dadanya, namja penyuka warna pink itu menutup kedua matanya seraya menarik nafasnya dan kemudian di hembuskannya. Sungmin kembali membuka matanya dan berusaha memfokuskan dirinya pada tv di depannya, berusaha untuk tidak melirik ataupun memandang namja manis yang sekarang tengah tidur di pangkuannya.
.
.
.
Beberapa jam kemudian, Eunhyuk bangun dari tidurnya. Masih dalam keadaan berbaring, namja manis itu mengucek matanya dengan gaya yang menggemaskan.
"Eum?" namja manis itu begumam pelan saat ia melihat wajah hyung-nya yang tengah tertidur, namja manis itu terkikik pelan.
"Hihi, Sungmin-hyung kalau tidur imut, juga tampan," bisiknya sembari mengelus pipi hyung-nya itu, "Hyung, saranghae."
Dengan perlahan, Eunhyuk mulai bangkit dari posisinya, namja manis ini takut membuat hyung-nya itu terbangun. Eunhyuk berdiri dan melihat jam yang terletak di atas tv, jam 2 siang, cukup lama juga ia tertidur.
"Aku lapar," gumamnya sambil berjalan ke arah dapur.
Di dapur, Eunhyuk terlihat sibuk dengan kegiatannya mengobrak-abrik isi kulkas. Namun saat ia tidak menemukan apa yang ia cari, namja manis itu kembali menutup pintu kulkas.
"Ah, bahan makanannya habis, bagaimana aku memasak?" gumamnya. Pandangannya tertuju pada lemari makanan di samping kulkas, "Aku harap masih ada beberapa ramyun di sana," lanjutnya seraya berjalan ke arah lemari tersebut dan membukanya, dilihatnya masih ada satu bungkus ramen di sana.
"Ramyun-nya cuma satu."
Eunhyuk mengangkat bahunya tidak peduli, "Hm? Siapa peduli."
.
.
.
Sungmin menggeliat pelan, namja aegyo tersebut mulai membuka matanya dan berusaha mengumpulkan kesadarannya kembali. Setelah kesadarannya terkumpul, dapat dilihatnya Eunhyuk yang keluar dari dapur dengan membawa satu mangkuk ramyun, namja manis tersebut tersenyum manis saat ia melihat hyung ksayangannya yang sudah terbangun. Eunhyuk mendudukkan tubuhnya tepat di samping Sungmin dan meletakkan semangkuk ramyun di depan namja aegyo tersebut.
"Hyung. Ini, aku buatkan untuk Minnie-hyung," kata Eunhyuk seraya tersenyum manis.
"Kau sudah makan?" tanya Sungmin seraya mengambil semangkuk ramyun tersebut.
Eunhyuk tidak menjawab, namja manis itu menampilkan gummy smile-nya yang manis. Mengetahui arti senyuman tersebut, Sungmin menghela nafasnya. Namja aegyo tersebut mulai memakan ramyun-nya, namun baru suapan pertama, ia sudah meletakkan sumpitnya kembali.
Eunhyuk mengerutkan alisnya heran, "Hyung, waeyo?" tanyanya.
"..." tidak ada jawaban dari Sungmin.
"Hyung? Masakanku tidak enak ya?" tanyanya lagi, kali ini dengan suara pelan.
Sungmin menggelengkan kepalanya, "Masakanmu enak," jawabnya.
"Lalu kenapa Sungmin-hyung tidak memakannya?"
Sungmin menatap Eunhyuk yang duduk di sebelahnya, "Hyung akan memakannya asal kau juga makan, hyung tahu kau belum makan."
"Tapi hyung, ramyun-nya hanya ada satu mangkuk," jawab Eunyuk seraya memiringkan kepalanya.
"Ya sudah, satu mangkuk berdua saja," tutur Sungmin tenang yang membuat wajah Eunhyuk merona merah.
"Eh?"
"Buka mulutmu," dengan tiba-tiba Sungmin menyodorkan sesuap ramyun kepada Eunhyuk, spontan Eunhyuk langsung membuka mulutnya.
Blush!
Eunhyuk langsung menundukan wajahnya yang memerah saat ia menyadari apa yang dilakukannya tadi, 'Aish! Lee Hyukjae, aku yang kau lakukan? Kenapa kau memakan ramyun itu dari sumpit yang tadi dipakai Sungmin-hyung?' rutuknya dalam hati.
Sedangkan Sungmin hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku dongsaeng yang ia sayangi -ralat, cintai- tersebut. Namja aegyo tersebut mengelus puncak kepala Eunhyuk dengan sayang, membuat wajah sang dancer semakin memerah.
Sungmin menyuapkan sesuap ramyun ke mulutnya sendiri, dan kemudian kembali menyodorkan sesuap ramyun kepada Eunhyuk. Eunhyuk menutup mulutnya rapat-rapat.
"Hyukkie, ayo makan."
Eunhyuk menggelengkan kepalanya dengan kuat.
"Makan atau hyung akan menciummu!"
Mendengar ancaman Sungmin, Eunhyuk langsung membuka mulutnya, membuat senyum kemenangan terlukis di wajah namja penyuka warna pink tersebut.
"Good boy."
Akhirnya, setelah beberapa menit, ramyun yang ada di mangkuk itu pun habis tak bersisa. Sungmin segera melangkah ke arah dapur sambil membawa mangkuk kosong tersebut, sedangkan Eunhyuk merangkak ke arah televisi, mencari kumpulan kaset video yang mungkin bisa ditonton. Tiba-tiba kedua manik dark chocolate-nya melihat sebuah cover kaset yang bertuliskan 'Exploration of The Human Body', diambilnya kaset tersebut.
Sungmin keluar dari dapur dan dilihatnya Eunhyuk yang tengah berjongkok di depan televisi, namja aegyo tersebut mengangkat alisnya bingung.
"Hyukkie, apa yang kau lakukan di sana?" tanyanya.
Eunhyuk menolehkan kepalanya, "Ini hyung, aku menemukan kaset video waktu kita di acara EHB. Hyung ingat?"
"EHB? Tentu hyung ingat," jawab Sungmin sambil mendudukkan dirinya di sofa depan televisi, "Kau mau menontonnya?" tanyanya.
"Ingin sih."
"Kalau begitu kita tonton saja."
Eunhyuk menganggukkan kepalanya, namja manis itu mulai menyalakan DVD dan meletakkan kaset video tersebut ke tempatnya.
Eunhyuk mendudukkan dirinya tepat di samping Sungmin, namja manis itu langsung menyamankan posisinya.
.
.
.
Sudah beberapa jam mereka menonton video tersebut, setelah melihat episode di kolam renang, Eunhyuk terus-terusan menundukkan kepalanya, wajahnya merah merona seperti buah strawberry kesukaannya. Sungmin tersenyum kecil melihat kelakuan namja manis di sampingnya.
'Apa mungkin Hyukkie juga?' batinnya penuh harap.
Sungmin memegang dagu Eunhyuk dengan lembut, didongakkannya wajah manis dongsaeng-nya itu, ditolehkannya wajah Eunhyuk dan dapat dilihatnya rona merah yang menghiasi kedua pipi putih dongsaeng-nya itu.
"Hei, kenapa wajahmu memerah? Kau sakit, eoh?" tanyanya.
Eunhyuk menggelengkan kepalanya, "A-aniyo," jawabnya sedikit gugup.
Sungmin terdiam untuk beberapa saat, sebuah ide jahil melintas diotaknya, Sungmin menyunggingkan senyum jahilnya, "Lalu kenapa wajahmu memerah? Apa karena video tadi, Hyukkie?" tanyanya.
Mendengar pertanyaan Sungmin, spontan Eunhyuk langsung menggelengkan kepalanya dengan kuat, wajahnya semakin merona merah, "A-aniyo!" bantahnya.
"Benarkah?" tanya Sungmin lagi, tangannya bergerak menyentuh pipi putih Eunhyuk -yang tengah memerah saat ini- dan mengelusnya dengan pelan.
"N-ne!"
"Kalau begitu... bagaimana kalau kita coba lagi, Hyukkie," tawar Sungmin dengan nada yang ia buat semenggoda mungkin.
Wajah Eunhyuk semakin memerah saat ia mendengar penawaran Sungmin, jantungnya berdetak dengan sangat cepat, 'Minnie-hyung! Apa kau ingin membunuhku!' serunya dalam hati.
"M-mwo?" sahutnya dengan suara pelan.
Sungmin tersenyum kecil melihat tingkah laku dongsaeng manisnya itu, 'Aish! Neomu kyeopta," batinnya gemas.
"Ne Hyukkie, bagaimana kalau kita coba?" ulangnya lagi seraya mendekatkan wajahnya dengan Eunhyuk.
Eunhyuk berusaha menjauhkan wajahnya dari Sungmin yang mengakibatkan terbaringnya ia di sofa ruang tengah. Sungmin menaikkan satu kaki Eunhyuk ke sofa, namja aegyo tersebut mulai menekan dada sang dongsaeng, membuat namja yang lebih muda beberapa bulan darinya itu tidak bisa bangun dari posisinya.
"H-hyung..."
"Saranghae, Hyukkie-ah."
"Eh? Minnie- umph!" perkataan Eunhyuk terpotong karena Sungmin yang langsung menempelkan bibirnya dengan bibir plum milik Eunhyuk.
Eunhyuk terbelalak kaget dengan perlakuan Sungmin, namja manis itu menutup mulutnya rapat-rapat.
"Angh!" erangnya saat Sungmin menggigit bibir bawahnya dengan lembut, spontan namja manis itu membuka mulutnya.
Sungmin langsung memasukkan lidahnya ke dalam rongga hangat milik Eunhyuk, mengabsen deretan gigi-gigi putih Eunhyuk. Perlahan, Eunhyuk mulai menutup matanya, tangannya melingkar di leher namja yang lebih tua darinya itu. Namja manis itu mulai membalas ciuman Sungmin. Lidah keduanya mulai bertarung, saling melilit dan menekan di dalam rongga mulut Eunhyuk, membuat suara kecipak saliva mereka terdengar. Merasa tidak bisa menang, Eunhyuk menghentikan perlawanannya, membiarkan Sungmin mengeksplor rongga mulutnya, Sungmin tersenyum tipis dalam ciuman mereka saat dirasakannya Eunhyuk yang sudah tidak melakukan perlawanan lagi.
"Eeeengh..." Eunhyuk mengerang saat Sungmin melumat bibirnya dengan sedikit kasar. Namja manis itu terlihat sangat menikmati sesi ciuman mereka.
Sungmin melepaskan ciuman mereka, ditatapnya wajah Eunhyuk yang sudah sangat merah, dengan keringat yang mengalir dari keningnya, mata cantiknya menatap Sungmin dengan sayu. Sungmin meneguk ludahnya dengan susah payah.
Sungmin mengelus puncak kepala Eunhyuk, perlahan elusan itu turun menuju kening sang dongsaeng, kemudian matanya, lalu hidung mancungnya, dagu, serta dadanya. Dengan perlahan, Sungmin mulai melepaskan kancing baju Eunhyuk satu-persatu.
"Hyu... hh... Hyung," Eunhyuk berucap dengan susah payah, tangannya berusaha menyingkirkan tangan Sungmin yang sekarang tengah sibuk melepaskan kancing bajunya.
"Ssh... tenanglah," ucap Sungmin seraya menahan kedua tangannya Eunhyuk di atas kepala namja manis itu dengan satu tangannya.
"Hyukkie-ah, saranghae," kata Sungmin sambil tersenyum lembut, tangannya membelai dada putih Eunhyuk.
"Emmh... N-ne, hyunghh... Nado... Aahh... sarang-haeyo, ssh..." balas Eunhyuk susah payah karena Sungmin yang memelintir nipple-nya, membuatnya merasakan sensasi yang aneh di perutnya.
Sungmin tersenyum senang, "Gomawo, chagiya," bisiknya, kembali diserangnya bibir manis Eunhyuk yang mulai sekarang akan menjadi candu baginya.
Dan setelah itu, yang terdengar hanyalah suara desahan, erangan dan rintihan yang berasal dari mulut seorang Lee Hyukjae yang memenuhi ruangan tengah tersebut.
.
.
.
Omake
.
.
.
Terdapat tujuh orang namja yang tengah menonton adegan rate M dari dua member mereka yang lain.
"Huh, akhirnya jadian juga!" dengus Donghae saat ia melihat apa yang dilakukan oleh hyung dan sahabat baiknya lakukan.
Leeteuk tersenyum kecil, "Sudahlah Hae," katanya pelan.
Donghae membalikkan badannya, "Tapi aku tidak menyangka, mereka akan benar-benar jadian," ujarnya.
"Sudah berapa tahun ya hyung?" gumam Ryeowook.
"12 tahun Wookie-ah," sahut Yesung yang berdiri di belakang namja imut itu.
"Aku tidak menyangka, mereka bisa menyimpan perasaan mereka sampai begitu lama," gumam Shindong yang langsung menerima anggukan dari ke lima namja di sampingnya.
"Sudahlah, dari pada di sini, mending kita ke atas. Setidaknya kita beri waktu untuk mereka berdua malam ini," tutur Siwon tenang sembari memandang Leeteuk.
Leeteuk menganggukkan kepalanya, "Baiklah, ayo kalian semua, kita ke atas!" ujarnya sambil melangkah keluar dorm yang diikuti oleh ke enam dongsaeng-nya.
Kyuhyun melirik ke arah ruang tengah, 'Kau harus bisa menjaganya, hyung,' batinnya dan langsung keluar dari dorm.
.
.
.
The End
.
.
.
I'm back! Saya kembali, kali ini dengan ff aneh bin gaje. Kali ini pair-nya MinHyuk, semoga pada suka... Ff ini rencananya pengen aku buat per-chapter, tapi dengan pair yang berbeda dan yang akan jadi uke-nya itu Hyukppa. *ditabok*
Dan... mian kalau pendeskripsiannya aneh, apalagi yang pas bagian kissu-nya, author buruk dalam hal seperti itu. Juga bagian NC yang dipotong, author-nya masih kecil sih, belum cukup umur, jadi nggak bisa buat. *innocent face*
Hehe... Mohon review-nya...
Kamshahamnida! *bow*
