Intro

Suasana mendung terik-terik gelap tak jelas mengawali kisah keluarga yang sangat di elu-elukan oleh kalangan banci-banci pinggiran jalan setapak di salah satu gang di tengah hutan belantara.

Sebuah gubuk bertingkat dengan kemewahan di sana-sini menjadi latar tempat utama kisah ini. Di taman depan gubuk yang penuh dengan bunga-bunga bangkai itu, terlihat seorang lelaki dengan pakaian yang sungguh aduh.

Atasan kemeja putih dengan noda merah di bagian perut yang sungguh kebesaran di tubuh kecil nya. Dengan bawahan sebuah hot pants berwarna merah terang yang hanya berfungsi menutup bagian anu nya dan tidak terlihat benjolan sedikit pun.

Dia itu laki bukan sih?

"Kyung! Buangin sampah ini dong!"

Seorang gadis dengan daster pink nge-jreng di tambah surai acak-acakan naudzubillah. Menenteng dua buah kantung plastik hitam besar di kedua tangan nya. Dengan tidak lupa mulut nya menguap dengan amat teramat lebar. Bahkan salah satu bunga bangkai di taman yang tengah di siram oleh air peceran itu hampir terisap oleh mulutnya.

"Tidak lihat aku sedang apa?"

"Tidak."

"Ha?"

"Aku lagi merem nih!"

"Kurang didik!"

Lelaki pendek yang biasa di panggil Kyungsoo oleh pak lurah itu kembali menyiram bunga-bunga kesayangan ibu mereka.

Dan gadis tadi menggeram marah, hampir mirip gorilla yang ada di taman bunga.

"Kyung! Denger orang ngomong ga sih!"

"Enggak."

"Kok bisa jawab, nyet!"

"Suka hati bidadari, dong!"

"Anak monyet!"

Syuuuuuut

Pluk

"Adoh!"

"Joyi! Apa kamu bilang barusan ha!"

"Mampus gua."

"Mampus lu!"

.

..

...

..

.

Donghae?

Suasana kelam mampir di ruang tamu keluarga berantakan ini. Lima orang berbeda jenis kelamin itu duduk di posisi masing-masing. Dengan gaya masing-masing juga pastinya.

"Mamah masih marah?"

"Diem!"

Joy manjuin muncung nya sejauh yang dia bisa. Berharap Mamah pendek nya yng kini tengah baca majalah bobo itu bisa liat muncung nya.

"Kalau Joy diem apa guna nya mulut di ciptakan, mah!"

"Buat mu ga ada gunanya."

Ketiga pria dengan style berbeda-beda itu hanya menolehkan kepala nya kesana kemari, mengikuti urutan siapa-siapa yang berbicara.

Masih dengan majalah bobo yang telah berwarna coklat-coklat jorok itu, Sunny– sapaan akrab yang ga biasa orang panggil, mengorek hidungnya dalam-dalam.

"Mah, maafin Joyi aja deh."

Salah satu dari ketiga pria yang memiliki kulit super duper putih naudzubillah itu bersuara. Sambil memainkan ponsel jenius seukuran korek api miliknya.

"Kak Hun yang paling mengerti!"

Dan gadis bernama Joy itu menatap 'bling-bling' ke arah kakak termuda nya itu.

"Apa sih! Jangan lihat seperti itu dong! Serem!"

"Nyet."

"Bilang sekali lagi!"

"Ampun, mah! Udah kenapa, mah! Naruto udah mau main nih!"

Salah satu lelaki lain yang tengah memakai kuteks di kesepuluh jari kaki nya menoleh cepat ke arah Joy.

"Lu mau lihat Naruto?"

"Iya! Kenapa why!?"

"Ga bisa! Aku mau lihat Boy!"

"Boy siapa, nak?"

"Kak Zi di panggil nak. Aku ga pernah."

"Diem, deh."

Dan Joy udah manyum 50 km panjang bibirnya.

"Boy siapa sih, Zi?"

Kyungsoo yang lagi selfi pake ponsel super jenius nya dengan gambar rambutan separuh di case belakang ponselnya bertanya ga minat pada Zitao.

"Sinetron Anak Jalanan. Masa ga tau?"

Kyungsoo di bantu Sehun, di tambah Joy geleng kanan kiri kompak.

"Aduh norak sih! Kan Donghae SJ main di film itu! Ga uptodate sih!"

"Ha? Donghae SJ? Serius?"

Kyungsoo udah buang ponsel super jenius nya hingga menatap dinding, dan dinding tersebut keropos hingga batu batanya.

"Seriusan! Itu beneran si Donghae tampan 'kok. Coba aja liat."

Sehun berisiatif mengambil remote televisi yang memiliki panjang 20 km itu. Aduh.

Pik

Dan hiduplah telepisi berukuran 45 inc di ruangan santai itu.

"Ah! Tuh kan udah main! Aawww Donghae-oppa, saranghae lope muah muah."

Zitao berteriak girang sembari memberikan kecupan-kecupan melayang pada telepisi. Dan semua hanya diam. Kemudian Kyungsoo bergerak ke hadapan Zitao.

"ITU BUKAN DONGHAE, OGEB! ITU ARIEL NOAH! KYAAAA."

Dziiiing

.

..

...

..

.

Papah Baru

"JOYI!"

"Anjrit."

Joy keluar kamar dengan baju putih panjang sampe ke seret-seret, rambut di gerbang, dan melayang. Itu Joy apa bik kunti sih?

"JOYI CEPETAN KEBURU HABIS AIR MINERALNYA."

"Iya ini lagi OTW! Berisik banget sih!."

Joy langsung menuju meja makan yang panjang nya sepanjang masa. Duh.

Di sana ada ketiga kakak nya. Sedang duduk berhadapan dengan mulut yang masih-masing ngunyah kacang atom.

"Apaan sih. Mana mamah?"

Joy langsung nangkring di sebelah Sehun yang masih ngunyah sambil mainin ponsel jenius korek api nya.

"Mamah lagi keluar. Katanya mau kencan.."

"Kencan?"

"Iya, sama Papah baru."

Joy yang baru saja akan mencomot piscok yang ada di tengah-tengah mereka langsung terdiam mendengar jawaban Kyungsoo.

"Serius?"

"Lu kira kita becanda?"

Kali ini Zitao yang jawab sambil ngupil. Kemudian mencomot kacang atom di baskom kaca di sebelah piscok di meja, dengan tangan yang sama buat ngupil.

Plak

"Aduh, Joyi!"

"Jorok, nyet. Ga di ajarin bersih-bersih apa."

"Diem lu."

Joy langsung ngambil dua buah piscok dengan kedua tangan nya. Kemudian memakan nya bergantian. Kanan-kiri-kanan-kiri-bawah. Eh.

"Ga usah norak, ogeb."

"Diem."

Brak

"Panda jelek!"

"Apa lu! Dasar upil!"

"Diem deh kalian bedua. Suara bagus kagak. Berantem lagi."

Dan Zitao hanya diam melihat Joy yang udah melet-melet kayak orang ga waras. Aslinya memang enggak waras.

"Btw nih kak yah, kalian mau nya Papah baru kita yang kayak gimana sih?"

"Yang pasti punya hidung yang ga mancung ke dalam kayak hidung lu."

"Nyet."

Sehun hanya angkat bahu nya ga peduli.

"Aku merasa kita butuh Papah yang setrong deh."

"Kenapa gitu, Kyung-ge?"

"Ya jelas aja gitu, kita butuh seseorang yang setrong buat misahin kita-kita kalau lagi berantem."

"Mamah kurang setrong apa coba, hyung?"

Kali ini Sehun yang nyahut.

"Iye, muka kayak macan gitu kalau lagi marah."

"Aku kaduin Mamah baru tau rasa lu, Upil."

"Lu sirik amat sih sama gua, Panda Jelek!"

"Dih mitamit sirih sama lu. Masih cantikan juga gua kemana-mana."

"Nyet."

Kyungsoo cuma diem terus gelengin kepala.

"Aku mau punya Papah yang ganteng, tegep badan nya, terus kaya raya, punya mobil ga cuma 10, terus suka telanjang dada kalau di rumah. Adoh mamah. Mimisan dedek, Mah."

Ketiga lelaki disana cuma liatin adik bungsu mereka. Joy yang ngerasa di liatin langsung pasang muka garang.

"Apaan liat-liat!"

"Enggak ada. Btw bagus juga omongan lu."

Sehun nyahut, kemudian lanjut ngetik sms sama gebetan nya yang lagi di ujung kulon sana. Sms-an sama badak bercula?

"Pokoknya Papah baru kita itu harus se-level atau harus diatas level nya Siwon Suju."

"Ntar Mamah bawa calon Papah yang kaya raya, langsung lu serong aja."

Zitao pasang mata laser.

"Udah pada diem! Penting Papah baru itu ga belok kayak kita bertiga."

.

..

...

..

.

• Tetangga Baru.

Pulang sekolah Joy langsung masuk kamar. Katanya dia pengen namatin komik paman Gober yang dia pinjem dari temennya.

"Joyyy~"

Suara cempreng Sunny kedengeran sampe kompleks sebelah.

"Aduh. Firasat nih."

"Apaan, Mah?!"

"Sini turun bentar!"

"Nanggung Mah, ntar aja ya!"

"TURUN SEKARANG ATO MAMAH CORET NAMA KAMU DARI KK?!"

Gak sampe 3 detik, Joy udah didepan mamahnya. Ia masang senyum sejuta watt.

"Iya Mah, kenapa?"

"Ini kasihin ke tetangga depan rumah kita"

Kata Sunny sambil nyerahin rantang isi semur terong.

"Emang depan rumah udah ada penghuninya?"

"Udah. Tadi pagi mereka baru pindah. Buruan sana, ntar keburu kakak-kakak mu pulang"

Demi kelangsungan namanya, Joy akhirnya pergi ke tetangga depan rumah mereka.

"Widihhh... tamannya bagus banget, gak kayak taman bunga punya mamah"

Joy ngeliatin taman bunga didepannya. Ia jongkok buat ngeliatin bunga apa aja yang ada disana.

"What the—kok isinya bunga kertas semua? Mana kertasnya uang dollar?!"

Setelah diperhatiin, semua bunga disana emang bunga kertas. Kertasnya juga ngga biasa, pake uang kertas dollar.

Tok...tok...

Daripada pusing mikirin bunga, Joy lebih milih buat cepet-cepet ketemu sama yang punya rumah.

"Siapa yaaa~"

Sebuah suara nan merdu dan renyah terdengar oleh Joy.

"Aduhai suaranya merdu gitu, gimana orangnya?"

Joy buru-buru rapiin daster butut doraemonnya.

Cklek...

Pintu dibuka. Muncul sosok poci teh *salah*. Muncul sesosok cowok tinggi, putih, muka unyu pake apron gambar unicorn ungu.

"Siapa?"

Joy yang kena panah asmara cum bisa melongo ngeliatin itu cowok kece.

"Haloo~? Kamu siapa?"

Joy masih melongo.

"Ada siapa, Xing?!"

Sekarang keluar lagi cowok pend—tinggi semampai tapi senyumannya tinggi selangit.

"Nggak tau Myun~ Icing tanyain dia diem aja~"

Cowok pend—tinggi semampai yang dipanggil Myun itu ngeliatin Joy yang lagi melongo.

"Mungkin rakjel dikompleks ini. Kasih aja uang kita sekoper yang buat ganjelan rak sepatu"

Dikatain rakjel, Joy langsung sadar.

"Untung cakep nih orang" batin Joy.

"Kamu siapa?" tanya si unyu yang dipanggil Yixing itu.

"Ini ada semur terong dari mamah. Rumah ku yang didepan itu"

Yixing nerima rantang isi semur terong dari Joy.

"Wah~ makasih ya. Bilangin sama mamahnya ntar malem kita bakalan main kerumah"

Yixing senyum 1 watt. Joy terkapar kena serangan jantung.

.

..

...

..

.

Tiga cowok yang beda itu ngeliatin adek bungsu mereka jijik. Sehabis pulang dari rumah Yixing, Joy gak pernah mingkem mulutnya. Senyam-senyum mulu. Tao yang biasa ribut sama Joy aja langsung mikir buat ngajak berantem, takutnya ntar dia ketularan sarapnya.

"Dia kenapa?"

Kyungsoo akhirnya penasaran.

"Kesurupan hantu kali, Hyung"

"Mana ada iblis kesurupan hantu"

Sehun sekali ngomong langsung nusuk sampe belakang.

Ngerasa dijadiin bahan obrolan sama kakak-kakaknya, akhirnya Joy menatap ketiga kakaknya.

"Apaan sih?! Tau deh orang kece selalu jadi bahan omongan"

Kata Joy sambil kibasin rambutnya yang sebulan gak dikeramas.

"Upil onta ga usah kepedean deh,"

"Kak, tau gak tetangga depan rumah cakep sama bening banget sumpah,"

Joy milih buat gak ngeladenin omongan Tao.

"Serius?!"

Kyungsoo langsung semangat kalo ada yang ngomongin cakep sama bening.

"Beneran. Yang satu tinggi putih unyu, yang satu agak pend—kurang tinggi tapi cakep banget~"

"Mereka berdua kan udah nikah."

Satu omongan Sehun bikin dunia bling-bling Joy jadi suram.

"APAAA?!"

"JOYI! GAK USAH BERISIK. MAMAH LAGI BOBOK CANTIK"

"Mampus."

"Ta—tapi beneran mereka udah nikah?"

Sehun nutup buku yang ia baca. Buku telepon yellow pages.

"Namanya Yixing sama Junmyeon kan?

Joy ngangguk.

"Jadi—jadi, jodohku Yixing udah punya suami?!"

"TIDDAAAKKKKK..."

.

..

...

..

.

Ehem. Gini. Ini sebenernya FF kolab sama anak kesayangan *hoax* Xinggurl. Ide FF nya keluar dari chat BBM kita yang nggak pernah bener. Tenang aja ini FF masih seratuspersen YAOI/HVMV. Buat yang digrup BBM mungkin udah gak asing sama keluarga berantakan ini karna kita (Gue sama Xinggurl) sering ngerusuh digrup.

Jadi, kalo mau lanjut FF nya silahkan review yang banyak, biar kita berdua semangat buat bikin lagi.

Salam olahraga,