"Apa imbalan yang akan ku terima?"
Sial.
"Blackcard ayah!"
Sesial sialnya!
"Call!"
Mungkin ini pertama kali dalam hidupnya, Byun Baekhyun menyesali pilihannya. Ia tak henti-hentinya menggerutu sepanjang jalan menuju sekolahnya sembari sesekali merapikan surai cokelatnya yang tertiup angin.
Tidak.
Baekhyun menghela nafas saat netranya menatap seorang gadis blonde yang sangat ia kenal berdiri didepannya dengan pandangan yang sulit dibaca. Gadis itu menatapnya mengindimitasi, tangannya ia lipat didepan dada. Baekhyun mendecih pelan, tak ada pilihan lain selain menyapa gadis itu batinnya. Iapun memaksa sebuah senyuman cerah dan menatap kearah gadis itu sambil melambaikan tangannya. "Hei, Lisa."
Gadis itu diam dan menatap tajam kearah matanya.
"Kauㅡ"
Senyuman Baekhyun perlahan luntur...
"ㅡbukan Byun Baekhee."
B I K I
By Aiway
Byun Baekhyun | Byun Baekhee | Park Chanyeol | Wu Yifan
Summary :
Semula Baekhyun memiliki hidup biasa-biasa saja, sampai adik kembarnya meminta untuk bertukar tempat dan ia bertemu dengan'nya'. 'Dia' yang menyebalkan dan memporak porandakan hidupnya. "Aku telah jatuh hati padamu sebelum kau mengenalku."
Word : 1,4k
Baekhyun berusaha menanggapi dua gadis yang sedang duduk didepannya dengan tenang, mereka terlihat bukan seperti gadis bagi Baekhyun. Mereka jauh dari kata lemah lembutㅡapalagi yang bernama Lalisa Manoban. Gadis yang dikenal dengan panggilan Lisa dan berpenampilan nyentrik itu adalah gadis yang dapat membuat seluruh mata tertuju kearah mereka. Dia cantik, tapi tak secantik tingkahnya yang barbar.
Dan Lisa adalah salah satu gadis yang mengetahui identitas aslinya.
"Jadi, Oppa akan menggantikan Baekhee?"
Itu Park Siyeon, gadis yang paling normal dimata Baekhyunㅡjika dibandingkan dengan Lisa. Matanya yang tidak menggunakan kontak lensㅡtak seperti Lisa, rambutnya yang berwarna hitamㅡtak seperti Lisa, baju yang rapiㅡtak seperti Lisa, dan tentu saja, wanita yang memberikan kesan lembut dimata Baekhyunㅡtak seperti Lisa. -Mungkin Lisa akan menjambaknya jika saja gadis itu bisa membaca fikiran Baekhyun.
Lisa menggeram gemas dan memukul kepala Siyeon dengan sendok makannya. Gadis berambut hitam itu memekik dan mengusap keningnya, ia menatap kearah Lisa dengan tatapan apa-salahku-?.
Baekhyun berdeham mencoba untuk menghentikan pertengkaran kecil kedua gadis didepannya, "Ya, sampai ujian selesai."
Lisa berbinar sedangkan Siyeon mengerucutkan bibirnya.
"Ini tidak adil bagiku!" Protes Siyeon, Lisa tertawa dan menepuk-nepuk pundak temannya. "Kau harus berjuang lebih keras, magnae."
Baekhyun hanya menanggapi kedua gadis itu dengan senyuman. Baekhyun orang yang peka, ia tentu tahu apa maksud ucapan mereka. Tapi mereka tidak tahu betul Baekhyun orang yang bagaimana. Dia adalah orang yang jahat, itulah yang ada difikiran temannya -hanya saat ujian-. Ia akan pura-pura tuli jika ada yang mencoba menanyakan jawaban padanya dan ia akan mengerjakan soal dengan cepat agar ia dapat mengumpul jawabannya lebih awal, tak heran banyak yang mengutuknya.
"Ah ya, oppaㅡ"
"Yach Park Siyeon! Berhenti memanggilnya oppa. Kalau ada yang mendengar bagaimana 'hah?" Lisa memotong ucapan gadis itu dan menatapnya kesal. Siyeon mencibir. "Satu-satunya yang membuat dia ketahuan itu adalah kau! Bagaimana bisa kau meninggikan suaramu! Dasar barbar!"
"Yak, kau bilang apa?!"
"Berhenti!" Baekhyun mendesah pelan, mereka tak berubah. Selalu bertengkar karena hal sepele. Sekiranya kedua gadis itu sudah tenang, iapun membuka suara.
"Park Siyeon, apa yang ingin kau katakan tadi?"
"Ah ya..." Siyeon menatap kearahnya intens, membuat Baekhyun risih. "Apa yang kau lakukan?"
"Gak, hanya saja... penampilanmu sepertinya terlalu mencolok." Ujar Siyeon ragu. Baekhyun memiringkan kepalanya, keningnya mengernyit dan menatap aneh kearah gadis itu. Melihat mimik Baekhyun, Lisa berdecak. "Byun Baekhee tak akan pernah memakai pakaian serapih yang kau gunakan. Ia juga tak mungkin mengecat rambutnya dengan warna coklat, baginya itu terlalu biasa. Kontak lens? Kau tau tahu adikmu minus? Makanya dia menggunakan kontak lens setiap hari dan sialnya berwarna-warni dan juga,apa-apaan pita dikepalamu itu! Baekhee tak mungkin menggunakannya." Jelas Lisa panjang lebar dengan intonasi yang berubah-ubah setiap kalimat. Baekhyun mengedipkan matanya beberapa kali lalu mengangguk ragu.
"Ah satu lagi, eyeliner! Kau tak menggunakannya? Baekhyee tak pernah lepas dari eyeliner! Dia selalu menggunakannya." Lanjut Lisa lagi.
Baekhyun melongo beberapa saat lalu menggeram kesal. Semengerikan itukah adiknya di sekolah? Setelah tinggal terpisah dari adiknya ia jarang bertemu dengan adiknya, jika adiknya tak mampir ke apartementnya maka dia tak akan bertemu dengan gadis itu. Dia tak pernah menyadari perubahan gadis itu ternyata atau mungkinkah dia tidak terlalu peduli? Ia rasa ia harus segera pulang dan memukul kepala adiknya itu.
"Jangan memukulnya sampai dirumah, oppa. Asal kau tauㅡ"
"Ck, kau sendiri memanggilnya oppa." Cibir Siyeon sambil menyantap bubble teanya. Lisa mendengus "Diam kau!" Lisa memperingatkan dengan nada tajam, tapi gadis itu hanya mengedikkan bahunya dan kembali menyedot bubble teanya.
"Daebak, kau cenayang, Lisa-ssi? Kau tahu saja fikiranku." Sindir Baekhyun. "Kuanggap itu sebagai pujian. Ah sampai mana aku berucap?"
"Asal kau tau."
"Ohiya. Asal kau tahu, Byun Baekhee bisa dibilang dia yang memberikan hak asasi siswa di sekolah ini!" Lisa berucap bangga sedangkan Baekhyun mengernyit, "Hak asasi siswa?" Yang dia tahu hak asasi manusia dan dia tak pernah mendengar hak asasi siswa.
"Hanya orang yang pemalas yang mengatakan seperti itu, oppa." Celetuk Siyeon. "Kau hanya iri Siyeon-ah. Iri, karena ibumu melarangmu mewarnai rambutmu." Balas Lisa santai.
Baekhyun membulatkan matanya, "Tunggu? 'Melarang mewarnai rambutmu'? Jangan bilang Baekhee yangㅡ"
"Ah, maaf. Tapi itulah kenyataannya. Gadis binal itulah yang menghapus peraturan itu di sekolah ini."
Benar-benar! Ingatkan Baekhyun untuk menjambak rambut anak itu sampai lepas dari akarnya setelah pulang sekolah.
"Sebenarnya bukan dia saja sih," Baekhyun menoleh kearah Lisa, "Jadi siapa lagi?"
"Kau bisa melihatnya orangnya dibelakang."
Siapa? Baekhyun mengernyitkan keningnya. Ia berbalik dan matanya membulat seketika.
Lelaki itu...
Bertubuh tinggi seperti tiang membuat Baekhyun iri, wajahnya sangat tampan seperti salah satu member boyband EXO, matanya bulat tapi menyiratkan ketajaman dan bibir tebal yang sexy tak menampakkan senyum-angkuh fikir Baekhyun. Tapi ada satu hal yang membuat Baekhyun tertarik kearah lelaki itu,
Telinganya yang LEBAR SEPERTI PERI.
Baekhyun menutup mulutnya menahan tawa lalu kembali menghadap kearah kedau sahabat adiknya. Berbeda dengan tatapan yang lain, Baekhyunlah satu-satunya 'gadis' yang tak menatap lelaki itu kagum. Telinganya itu lho, mengingatkannya pada salah satu tokoh serial movie favoritenya, Harry Potter. Dia mirip seperti Dobby, hanya saja lelaki itu bertubuh tinggi!
"Apa yang kau tertawakan?" Suara berat itu menginterupsi tawanya. Dia itu terdiam dan mengernyitkan keningnya, ia berbalik dan matanya sukses membulat lagi. Lelaki bertelinga peri itu berdiri dibelakangnya dengan tatapan datar. Sialan! Seharusnya ia tak tertawa tadi. Tapi, bukankah dia tak tertawa? Dia hanya cekikikan saja, tidak lebih! Ia menatap kedepan meminta pertolongan, namun kedua temannya itu tidak tahu diri.
"Baekhee-ya, kita harus pergi." Pamit Lisa dan diikuti Siyeon sambil bersenyum dan melambaikan tangannya kearah Baekhyun. Double sial! Baekhyun ingin menangis saat itu juga rasanya. Ia menunduk dan tak mau berbalik lagi, lelaki itu duduk disampingnya dan mengambil bubble teanya dan meminumnya tanpa izin. Apa-apaan lelaki itu, tak tahu sopan santun!
"B- bisakah kau meminta izin dulu sebelum meminum bubble teaku?!"
Ups, Baekhyun tak sadar mengucapkan hal itu. Ia menutup mulutnya saat lelaki itu menatapnya heran. Ia kembali menundukkan wajahnya, mati kau Baek!
"Apa yang kau katakan? Biasanya kau juga sering mengambil minuman orang tanpa izin, bukan?"
Ah, dia lupa jika saat ini dia menjadi Baekhee yang barbar bukan Byun Baekhyun. Ia mendesah lega.
"Baekhee-ya." Baekhyun menoleh ragu, jujur saja ia masih takut dengan lelaki itu. Lihatlah tubuhnya 2x lebih besar dari tubuh Baekhyun. Ia yakin hanya dengan satu tonjokan saja, wajah tampannya akan hancur. Oke Byun Baekhyun fikiranmu mulai berlebihan dan juga wajahmu tidak tampan sama-sekali.
"Kau mengganti warna rambutmu lagi?" Ujarnya, Baekhyun menggigit bibirnya ragu. "Y, ya..."
Lelaki itu berdecak, "Kau aneh hari ini."
Baekhyun terdiam sambil menunduk, apakah ini musuh adiknya? Dan lelaki itu tau jika dirinya bukan Baekhee dan akan memberitahukan kepada pihak guru jika dia menyamar jadi adiknya dan dia akan mendapatkan hukuman? Memikirkannya saja membuat Baekhyun berkeringat dingin! Tamatlah riwayat Byun Baekhyun.
"Mungkin hanya perasaanmu saja..." Baekhyun berucap setenang mungkin. Lelaki itu tak menjawab dan malah memperhatikan Baekhyun intens, dia kembali risih, "Ngomong-ngomong..."
"Wae?!"
"Tandaku sudah hilang ya? Apa aku harus membuatnya kembali?"
"T, tanda apa?"
Dan dia dapat merasakan sesuatu menempel dilehernya. Wajahnya memerah saat benda lembut itu menghisap kuat lehernya, matanya membulat saat hisapan itu berganti menjadi jilatan, dan perlahan gigitan. Triple Sial!
PLAK
"DASAR BYUNTAE!"
-tbc
a/n
halo.
Gua bawa ff baru: (
Moga lyke. Gimana? Buruk? Wohiya gua baru belajar kok. Maafkan daku ini. hehe. Gua masih amatiran nulis tapi gimana ya... imajinasi itu sering datang tiba-tiba dan gua terlalu ngeyel buat nulis. wkwkw. Sebenarnya ini udah lama sih bersarang di otak gua, tapi baru sekarang gua bisa nulis lagi dan ngepublish. moga saja ff ini tak mengecewakan.
Btw, yang sedang melaksanakan bulan puasa, selamat menunaikan bulan puasa manteman! 3
Sekian deh bacotan gua terlalu panjang kesian.
.
.
.
.
AHIYA
BTW
HAPPY CHANBAEK DAY!
[2017/6/14]
