Ia memandang lautan lepas yang ada di hadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Sesekali ia menghela nafas dengan berat, seakan berusaha untuk meringankan beban yang ia tumpuk selama ini.

Kini matanya terpejam. Ia meresapi bait demi bait lagu yang sedang ia dengarkan dengan menggunakan earphone nya.

"Aku... merindukanmu" bisiknya lirih.

.

.

.

WARNING!

Naruto and All Characters belong to Masashi Kishimoto

A fic of Sasuke&Sakura

A story based on Taiyou no Uta

AU, Alil bit of OOCness

Genre bisa berubah


Mikoto hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya. Sudah lima belas menit ia berada di kamar anak bungsunya untuk membangunkan anak itu dan hasilnya masih nihil. "Sasuke! Bangun!" ia menggoyang-goyangkan tubuh anaknya dengan rasa tidak sabar.

"Umm... lima menit lagi, Kaa-san..." balas Sasuke tanpa membuka matanya sedikit pun. Didekapnya dengan lebih erat selimut berwarna biru dongker miliknya. Ia sama sekali tidak menyadari adanya aura hitam yang mulai bermunculan dari ibunya.

Dalam sekejap, sebuah seringai mengerikan tergambar di wajah cantik Mikoto. Dia merendahkan badannya dan mendekatkan bibirnya ke dekat telinga Sasuke. "Baiklah kalau itu maumu. Terima kasih sudah memberi Kaa-san lima menitmu yang berharga. Kaa-san pasti akan senang hati melakukannya, Sasu- chan," bisiknya yang sukses membuat Sasuke merinding "Kaa-san akan dengan senang hati menghancurkan semua persedian tomatmu kalau kau tidak mau bangun saat ini juga." Dan dengan langkah perlahan ia berjalan keluar kamar Sasuke.

"TIDAAAK" jerit Sasuke dengan tatapan horror, membuat Mikoto menghentikan langkahnya. Ia tidak dapat membayangkan betapa mengenaskan keadaan tomatnya nanti. Melihat nasib tomat yang tergolek lemas tak berdaya membuatnya seakan melihat akhir dari kehidupan dunia.

Dalam hitungan detik, si Uchiha bungsu itu pun menghilang di balik kamar mandi, meninggalkan Uchiha lainnya yang tersenyum dengan senyum penuh kemenangan.

I don't know what will happen tomorrow

No one knows

But, I'm sure it has a happy line

"Heh, Baka Otouto! Besok-besok bangunlah lebih pagi!" Itachi menghentikan sepeda motornya di suatu pemberhentian bus. Di belakangnya terlihat Sasuke yang mulai melepas helm yang ia kenakan dengan malas dan turun dari sepeda motor. Ia menyerahkan helm itu pada nii-san nya tanpa mengucapkan sepatah kata pun sambil berjalan lalu.

"Setidaknya dia bisa kan mengatakan terima kasih atau maaf? Dasar baka otoutou"gumam Itachi sambil memutar balik motornya dan melaju ke arah Konoha Daigaku. Sementara itu, Sasuke yang ternyata mendengar gumaman nii-san nya hanya memutar kedua bola mata onyx miliknya dengan bosan.

Sasuke berjalan sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya, menangkis rasa dingin yang sedari tadi menusuk kulitnya tanpa ampun. Ia menaikkan syalnya dan mendekap dengan lebih erat jaket yang sedari tadi melekat pada tubuhnya. Untuk sesaat, langkahnya terhenti untuk menunggu kereta yang akan lewat.

BRUKK!

Bersamaan dengan terbukanya palang rel kereta, Sasuke merasakan sebuah hantaman dari belakangnya. Ia jatuh tersungkur di atas rel kereta api dan dalam sekejap ia merasakan sakit yang menjalar di tubuhnya. Ia hendak memaki orang yang sudah menabraknya, tetapi orang itu sudah lebih dahulu mendahuluinya.

"NAMAKUSAKURAHARUNO!" teriak gadis itu dengan cepat. Nafasnya memburu seakan ia sudah berlari bermil-mil jauhnya.

"Apa?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya sambil memegangi sikutnya yang terasa ngilu.

"Namaku Sakura Haruno. Umur 16 tahun. Tanggal lahirku 28 Maret, zodiac Aries. Hobiku musik. Aku gak tempramental. Dan aku tidak punya pacar!" sambil berteriak meledak-ledak gadis yang bernama Sakura itu berjalan mendekati Sasuke. Sedangkan Sasuke sendiri berusaha menjauhkan dirinya dari Sakura dengan bergerak mundur. "Aku memperhatikanmu. Selalu memperhatikanmu. Aku tidak punya pacar!"

"Hee?" Sasuke hanya dapat mengerjapkan matanya karena bingung. Gerakannya langsung terhenti seketika. Ia memandang Sakura lalu memandang jalan, setelahnya ia memandang Sakura lagi. Begitu seterusnya selama tiga detik kedepan.

Dengan memberanikan diri, ia mendekatkan diri ke arah gadis itu. Ia duduk bersila di hadapannya. "Tunggu dulu..." kata-katanya langsung terpotong ketika dengan cepat Sakura kembali berteriak, "Aku belum punya pacar!"

Sasuke berusaha menenangkan dirinya (dan Sakura) dengan sekali lagi mengatakan, "Chotto mate kudasai..." namun, lagi-lagi kalimatnya kembali terpotong oleh teriakan Sakura, "Hewan favoritku Cheetah. Aku suka sekali dengan buah Cherry. Dan pemusik yang aku sukai umm .. banyak! Aku bingung harus mulai dari mana dahulu!" teriaknya sambil memperlihatkan jarinya, seolah jarinya dapat menyebutkan musisi-musisi favoritnya.

"SAKURA!" sebuah teriakan yang agak nyaring terdengar. Seorang gadis dengan rambut panjang berwarna blonde muncul dan langsung menggandeng tangan Sakura. Ia tersenyum gugup ke arah Sasuke. "Gomen.. Gomen ne" dan gadis itu pun segera menarik paksa Sakura yang tampak melakukan pemberontakkan. Mereka meninggalkan Sasuke yang masih terduduk di atas rel kereta api.

"Yoo, Teme!" sebuah suara cempreng yang ia kenal menyadarkan lamunannya. "Kau berniat bunuh diri, hah, Teme? Cepat bangun dari sana!"

Sasuke lekas berdiri dan berjalan ke arah sahabat sejak kecilnya. "Di mana motormu, Teme?" Sasuke memutar kedua bola matanya, "Pertama, aku tidak ingin bunuh diri, Dobe. Yang kedua, motorku masih ada di bengkel."

Naruto membulatkan bibirnya untuk berkata, "Ooo" dan di detik selanjutnya sebuah cengiran lebar terbentuk. "Butuh tumpangan, Teme?" tanyanya sambil menunjuk bagian belakang sepeda motornya. Pertanyaan itu tidak dibalas oleh Sasuke, tetapi ia langsung menaiki tempat yang ditunjuk oleh Naruto sebelumnya.

Begitu memastikan Sasuke sudah siap, Naruto mulai menyalakan kembali sepeda motornya. Ia segera melajukan sepeda motornya ke arah Konoha High School dan mulai berceloteh panjang lebar yang hanya ditanggapi oleh Sasuke dengan gumaman Maha Ambigu miliknya.

'Sakura Haruno, ya? Menarik' batinnya dalam hati. Tanpa ia sadari, sebuah senyum tipis mulai terlukis di wajahnya.


Yosh, minna-san! Lagi-lagi saya datang sambil membawa fic baru. Umm..umm ini fic nya bukan original dari aku, udah kutulis kan di warning? Di sini aku menulis cerita Taiyou no Uta dengan menggunakan tokoh-tokoh Naruto. Ceritanya sama, yang membedakan mungkin sudut pandangnya aja. Di sini aku berusaha buat menulis dari sisi nya Sasuke.

Terusss...terusss fic aku yang sempat tertelantar sepertinya mesti ditelantarin lebih lama nih. Datanya hilang semua T_T *numpang curhat* Jadi ceritanya usb ku gatau ke mana. Udah kucari ga ketemu juga. Huhuhu, padahal itu bisa dibilang nyawa aku loh. Bukan masalah usbnya, tapi memori-memori yang ada di dalamnya itu loooh... dan karena aku udah keburu bete duluan jadilah aku menunggu mood ku balik lagi untuk bikin ketikan ulang :'(

Review, minna-san? Flame boleh, tapi hindarkan penggunaan kata yang kasar ya *puppy eyes*

Akhir kata, Arigatou sudah meluangkan waktu untuk membaca