Dari kapan?
A/N: akhirnya! Fic soal si 'kakak tua' ada lagi! Enjoy ya!
Disclaimer: HxH punya Togashi Yoshihiro! Kalau jadi punya saya pasti sudah saya plesetkan judulnya jadi Hantu x hantu! (cara orang jepang membaca Hunter x hunter: Hanta x hanta, mirip Hantu x hantu)
"Aku pulang!" Kata Leorio sesampainya di apartemen 'noname' (baca: no nem)
"HAI LEORIOOOOOOOOs-san! (Ossan alias paman maksudnya)" Sapa Gon semangat dari jarak 1 km ke barat laut (lebay) dari Leorio yang sebenarnya adalah dari luar apartemen no nem
(Lebay x lebay mode: 3... 2... 1... ON!)
PRANG! GEMPRANG! PREKEPREKEPREK!
Dengan kekompakan yang sangat, semua jenis kaca di apartemen no nem, baik itu gelas, cermin, kaca jendela, dan bahkan kacamata Leorio pecah semua. Tak terkecuali kontak lens yang biasa dipakai Kurapika yang untung saja saat ini tidak sedang dipakainya juga ikut pecah dengan bunyi 'PRANGGG!' slow moiton yang lebay, kalau Kurapika lagi pakai kontak lensnya gimana jadinya?! Bahaya kan?! Gon mesti lebih memikirkan tindakannya.
"GON! Kalau mau teriak, JANGAN TERIAK PAKAI LEVEL BOM ATOM! Memangnya kau mau mengulang peristiwa di Hiroshima dengan versimu sendiri?! Dan lagian, aku masih remaja!" Teriak Leorio ngasal padahal ga pernah ke Hiroshima.
"Kamu yang harus mengecilkan suara! Suaramu itu sudah level kiamat dunia!" Kata Kurapika yang sudah mulai tuli dan sedang duduk di kamarnya sambil baca buku. Teriakan Leorio terasa seperti ledakan bom di gendang telinganya. Tentu saja suara Leorio yang mampu menembus 'benteng pemisah antar dimensi(?)' Mampu menebus dinding kamar yang sudah retak sana-sini (maklum, Apartemen no nem yang ditinggali mereka sudah sangat kuno! Biayanya cuma 0 Jenni per malam, per bulan, dan per tahun alias gratis! Apalagi ditambah dengan bonus 'tour ke semua toilet lengkapi dengan percobaan cuci toilet' dalam satu paket tour yang wajib dinikmati setiap harinya, lumayan kan? Sudah gratis ada turnya lagi! Ayo menginap di apartemen no name! Ga akan nyesel deh!)
"Dengan teriak level kiamat kita tidak butuh toa, bagus kan?! Tidak seperti seseorang yang menyebabkan gender issue dengan level 'eternal mystery' yang tidak berguna itu!" Kata Leorio yang sudah tiba di kamar pribadi mereka (kalau gitu bukan pribadi dong).
"Memangnya tidak jelas dengan sekali lihat?!" Kata Kurapika yang mulai marah mengetahui siapa yang dimaksudkan Leorio.
"Mana mungkin jelas! Kau terlalu banyak disensor dengan batas layar (maksudnya layarnya terbatas untuk menampilkan suatu gambar sehingga sebagian gambar tidak ditampilkan) atau semacamnya! Lagian kau terlalu feminin!" Kata Leorio ga mau kalah (rasanya ga ada yang mau dimenangkan deh)
"Kau menghina ya?! Kau mau aku bertindak lebih liar, gitu?! Kalau memang begitu maumu jangan menyesal!" Kata Kurapika yang sudah marah dan langsung 'menerkam' Leorio (penggemar yaoi jangan mikir yang aneh-aneh!) layaknya singa menerkam mangsanya.
"Wua! Aku cuma bercanda, Kurapika!" Kata Leorio panik. Tapi telat, bagai nasi telah menjadi bubur, demikianlah mata Kurapika sudah terlanjur bersinar merah. Nasib sia menimpa Leorio. Terjadilah one-on-one battle antar monyet berkacamata dan singa bermata merah yang sangat one-sided.
BRAGH! BANG! DUAKH! GUBUKGUBUKGUBUK! UKI! UKI! GRAOH! (Walah, bunyi monyet dan singa betulan)
"Woi! Kecilkan dikit suara TV-nya! Aku tak bisa tidur, tau!" Kata Killua yang 'muncul' dari kamar sebelah dengan cara membolongi 'benteng pemisah antar dimensi' yang kita kenal dengan nama 'tembok' dalam bahasa sehari-harinya. Killua langsung kaget melihat 'penampakan' dihadapannya dan dengan kecepatan petir Killua mengambil Hp kecoa *coret* kumbang miliknya dan menekan beberapa nomor lalu...
Rrr...
Rrr...
Rrr...
Cklek!
"Halo? Dengan Kebun Binatang Yorkshin, ada yang bisa dibantu?" Suara dari telepon itu.
"Disini ada monyet dan singa! Saya juga tidak tau darimana datangnya!" Kata Killua dengan suara lantang.
"Sembarangan!" Kedua binatang/orang yang sedang bertengkar itu langsung menyambar dan mengambil Hp Killua dengan sangat cepat tanpa Killua sempat bereaksi (gimana bisa?!)
"Killua, tadi tak ada apa-apa, lupakan saja yang tadi kau lihat." Kata Kurapika sambil menepuk bahu kiri Killua. Sikap Kurapika malah berubah sikap 180 derajat dari 'liar' menjadi 'jinak'.
"Ini cuma 'kejadian biasa' yang sering terjadi dalam persaudaraan(?) Jadi tak perlu dilaporkan pada siapa-siapa, lagian..." Kata Leorio lalu diam sejenak.
"lagian?" kata Killua penasaran.
"APA MAKSUDMU MENGHUBUNGI KEBUN BINATANG?!" Kata Leorio penuh gairah hidup *coret* penuh amarah.
"Stop, stop, Leporio, kalau marah-marah nanti cepat tua. Oh! Kan sudah tua, kalau marah-marah lagi paling-paling nafasmu yang cepat habis. Jadi selamat marah dan kehabisan nafas!" Kata Killua ngejek Leorio.
"Mamaku, eh, Namaku Leorio! dan aku masih muda!" Kata Leorio yang 'stress'nya mulai berevolusi menjadi 'gila'.
"Jujur dan terima saja Leorio, kadang kenyataan memang pahit." Kata Kurapika pada Leorio dengan poker face.
"Sungguh! Aku masih muda!" teriak Leorio ke langit (langit-langit maksudnya, kan mereka sedang di dalam apartemen) ala anime-anime lebay.
"Kalau begitu, sebagai bukti, perlihatkan foto-foto masa mu- maksudku foto-fotomu beberapa tahun lalu." Kata Kurapika masih dengan poker facenya.
"Silakan ambil dikamarku..." Kata Leorio pundung di dapur yang sebenarnya pundung di kamar. Kurapika dan Killua langsung mengacak-acak barang-barang Leorio, toh mereka sudah berada di kamar Leorio (dan Kurapika). Killua juga penasaran makanya ikut-ikutan nyari.
Killua lalu menemukan sesuatu berupa foto yang terselip di bawah kasur Leorio, Killua lalu memperhatikannya dengan seksama dan ekspresi kaget yang luar biasa terpampang di wajahnya.
"I...ini..." Kata Killua terputus-putus.
A/N: segitu dulu ya! Lanjutannya nanti, RnR please!
