REUNION

(EVERLASTING LOVE)

By Milkyta Lee

Remake by adrianlee

Original pair HaeHyuk (Donghae and Eunhyuk (Super Junior)

Main Cast: Park Jimin, Min Yoongi

Genre: Romance, Family, Friendship

WARNING!

BOYS LOVE

DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!

a/n: FF ini 1000% milik ka MILKYTA LEE. Aku disini cuman me-remake aja karna demi apapun suka banget sama semua karya ka Milky. Kalau ada yang suka HaeHyuk juga, silahkan dibaca karya-karyanya ka Onsoo di akun ffn nya àMilkyta Lee . Tapi jangan lupa buat kasih review kalau udah selesai baca ya. Jangan lupa juga kasih review disini karna aku sadar pasti masih ada kesalahan di bagian pengeditannya.

.

.

Whenever love went wrong, ours would still be strong because we'd have our own EVERLASTING LOVE

.

.


Di dunia yang fana ini memang tidak ada yang abadi. Jika ada pertemuan, maka akan ada perpisahan. Ada saatnya kita harus mengucapkan selamat tinggal meskipun sesungguhnya hati kecil tidak menghendaki perpisahan itu. Mungkin bagi sebagian orang perpisahan adalah hal yang mengerikan dan tidak bisa dibayangkan, bagaimana bila suatu saat kita harus berpisah dengan orang yang benar-benar kita sayangi? Akankah hati ini siap? Akankah pertemuan selanjutnya jauh lebih membahagiakan? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin timbul pada orang yang tidak siap dengan perpisahan. Tapi, bagaimana jika perpisahan itu ternyata adalah awal mula untuk membentuk pertemuan yang baru yang lebih berkesan dari pertemuan sebelumnya? Takdir Tuhan siapa yang tahu? Jika hari ini bersedih karena berpisah, mungkin besok akan bertemu dengan seseorang yang menghapus kesedihan itu.

Perpisahan itu juga dialami oleh grup musik yang melegenda, Bangtan Boys. Hari ini, tepat sepuluh tahun setelah grup musik yang melegenda itu bubar. Ketujuh membernya sudah hidup masing-masing dan terpisah, setelah sekian lama bersama akhirnya mereka hidup berpisah dan menjalani kehidupan baru tanpa hingar-bingar teriakan penggemar dan sorotan lampu kamera. Meskipun telah resmi bubar dan menjalani kehidupan masing-masing, mereka masih tetap saling menjaga komunikasi satu sama lain. Tapi, karena kesibukan masing-masing dan beberapa member ada yang menikah dan tinggal di luar negeri, mereka kesulitan untuk bertemu. Mereka hanya tetap berkomunikasi lewat telepon atau sesekali bertukar pesan ketika mereka punya waktu senggang. Setelah sepuluh tahun tidak bertemu, rasanya rindu sekali berkumpul dan bercanda bersama seperti saat mereka masih berada dalam satu grup dulu.

Jimin tersenyum mengingat saat-saat konyol bersama member yang lain sambil memandang keluar jendela. Pertengahan musim dingin di London, salju turun begitu lebat mengingatkan Jimin pada Yoongi. Saat musim dingin tiba seperti sekarang ini, biasanya Jimin mengajak Yoongi bermain Ski walaupun selalu ditanggapi galak oleh Yoongi. Tapi sudah sepuluh tahun terakhir ini Jimin tidak melakukan kegiatan itu lagi karena tiga tahun setelah Bangtan bubar, hubungan Jimin dan Yoongi juga berakhir. Selain karena waktu bertemu yang mulai sulit, tuntutan orangtua masing-masing untuk menikah dengan seorang gadis dan memberikan cucu membuat Jimin dan Yoongi terpaksa putus dan menikahi pilihan orangtua masing-masing. Konyol memang, tapi bagi Jimin dan Yoongi melawan orangtua bukanlah pilihan yang baik. Akhirnya, Jimin menikah dengan seorang sutradara cantik yang terkenal dan memiliki sepasang anak kembar. Park Jiu dan Park Jieun. Jiu, anak laki-laki yang lahir dua menit lebih dulu dari adik perempuannya Jieun. Bulan Juli tahun depan, mereka akan berulang tahun yang ke tujuh. Sebenarnya, sebelum ulang tahun si kembar datang, Jimin berencana membawa mereka pulang ke Korea untuk bertemu dengan nenek dan paman mereka. Sudah hampir sepuluh tahun Jimin meninggalkan Korea dan ia sudah mulai bosan tinggal di London. Tapi setelah di pikir-pikir lagi, menunggu sampai bulan Juli datang terlalu lama. Jadi, Jimin memutuskan untuk meninggalkan London besok pagi bersama kedua anaknya. Untuk apa lagi tinggal di London? Istrinya bahkan minta cerai dua tahun yang lalu dengan alasan Jimin dan anak-anak hanya menghambat karirnya sebagai sutradara. Akhirnya setelah pertimbangan dan pertengkaran hebat, mereka berpisah. Hak asuh jatuh ke tangan Jimin karena mantan istrinya tidak mau mengasuh mereka. Jadi menurut Jimin, setelah perpisahan dengan mantan istrinya tidak ada lagi alasan baginya untuk menetap di London.

"Dad?"

Jimin mengalihkan pandangannya dari jendela saat gendang telinganya menangkap suara Jieun yang sedikit bergetar. Gadis kecil bermata bening yang ia dapatkan dari sang ayah itu sepertinya habis menangis karena matanya sembab, hidung dan pipi putihnya merona merah.

"Kau menangis? Kenapa? Mana kakakmu?"

"Aku mimpi buruk, aku mimpi mom berteriak-teriak pada daddy dan memukul daddy."

"It's okay, don't cry. Where's your brother, huh?"

Jimin meraih tangan kecil Jieun kemudian memeluknya, menepuk-nepuk kecil punggungnya agar putri kecilnya itu tenang dan berhenti menangis.

"Oppa tidurnya pulas sekali, sudah aku bangunkan tapi tidak bangun-bangun."

"Hari masih gelap, sebaiknya kau tidur lagi. Ingat? Besok kita akan ke Korea bertemu dengan paman dan nenek."

Jieun turun dari pangkuan sang ayah dan mengangguk patuh. Gadis kecil itu mengecup pipi kanan Jimin sebelum melambaikan tangannya dan mengucapkan selamat malam pada ayahnya. Jimin tersenyum mendapatkan kecupan kecil dari putrinya, sampai saat ini alasan Jimin bertahan di tengah-tengah neraka rumah tangga bersama mantan istrinya adalah karena kedua anaknya. Jika bukan karena mantan istrinya hamil, mungkin Jimin sudah menceraikannya sebulan setelah pernikahan. Mantan istrinya bukanlah tipe gadis baik-baik yang patuh, setiap hari dia hanya sibuk mengurus dirinya sendiri dan tidak pernah peduli apakah Jimin dan anak-anak sudah makan atau belum.

Sebenarnya kalau boleh jujur, Jimin punya alasan lain kenapa ia ingin pulang ke Korea. Selain merindukan ibu dan adiknya, Jimin juga sebenarnya ingin bertemu dengan Yoongi sekali lagi. Meskipun sepuluh tahun telah berlalu, rasa cinta itu masih ada dan tertanam kuat di hatinya. Dulu, saat Jimin dan Yoongi memutuskan mengakhiri hubungan mereka, Jimin dan Yoongi hanya berkomunikasi lewat pesan singkat. Tidak ada pelukan atau kecupan perpisahan. Seperti yang sudah di ceritakan sebelumnya, Jimin dan Yoongi sulit sekali bertemu setelah grup mereka bubar. Jadi sekarang, Jimin ingin menebus waktu sepuluh tahun yang hilang itu dengan kembali mencari keberadaan Yoongi. Jimin ingin bertemu Yoongi sekali lagi meskipun seandainya Yoongi sudah menjadi milik orang lain, setidaknya Jimin ingin bertemu sebagai teman.

Karena kisah kita belum selesai dan tidak akan pernah selesai...

.

.


ooOOoo


Pagi-pagi sebelum ke studio musik tempatnya bekerja, Yoongi sibuk memandikan dan menyiapkan sarapan untuk Min Haneul anak semata wayangnya. Pagi ini Haneul rewel sekali karena tiba-tiba tidak mau makan dan tidak mau melakukan apapun. Bocah berusia lima tahun itu hanya terus menangis dan melarang Yoongi pergi bekerja. Yoongi tidak tahu alasan kenapa Haneul begitu rewel sampai ia menyentuh kening Haneul barulah ia tahu penyebab Haneul menjadi rewel. Ternyata putra kesayangannya itu demam, suhu tubuhnya mencapai tigapuluh sembilan derajat celcius. Terpaksa Yoongi mengurungkan niatnya pergi ke studio musik karena Haneul sakit dan tidak ada siapa-siapa di rumah. Istri Yoongi meninggal setelah melahirkan Haneul. Jadi setelah kepergian istrinya, Yoongi merawat anaknya sendiri tanpa bantuan siapapun. Orangtua Yoongi hanya datang sesekali di akhir pekan untuk menjenguk Haneul tapi di hari-hari biasa, Haneul di tinggal sendirian di rumah sementara ayahnya pergi ke studio musik untuk bekerja.

Yoongi menyimpan kembali tasnya dan buru-buru membawa Haneul ke rumah sakit. Sebelumnya Yoongi sudah menghubungi orangtua dan kakaknya, tidak lupa ia juga menelepon rekannya di kantor. Sebenarnya, hari ini ada recording seorang penyanyi terkenal dan sebagai produser seharusnya Yoongi ada di sana. Tapi mau bagaimana lagi? Anaknya jauh lebih penting dari pekerjaannya sekarang. Jika terjadi sesuatu pada Haneul, mungkin Haneul akan menyesal seumur hidup dan tidak bisa bangkit lagi karena selama ini Haneul adalah satu-satunya alasan mengapa ia ingin hidup setelah ditinggalkan oleh Jimin.

"Sebenarnya aku baik-baik saja tidak perlu sampai ke rumah sakit. Appa hanya perlu merawatku di rumah, kenapa malah membawaku kemari?"

Meski sedang sakit, Haneul masih sempat mengomeli ayahnya. Yoongi tersenyum sambil mengelus puncak kepala Haneul yang kini sedang terbaring di tempat tidur, hati Yoongi miris melihat jarum infus menusuk tangan kecil putranya.

"Siapa bilang kau baik-baik saja? Kau demam tinggi sekali! Appa bahkan bisa menggoreng telur di keningmu saking panasnya. Cepat sembuh, buddy!"

Sambil menunggu Haneul tertidur, Yoongi melihat keluar jendela. Pemandangan dari lantai 17 tampak sangat indah, Yoongi bisa melihat dengan jelas bagaimana butiran-butiran salju perlahan turun ke bumi. Sudah desember lagi, yang artinya sudah sepuluh tahun Yoongi tidak bertemu dengan Jimin. Sejujurnya, Yoongi penasaran dengan keadaan Jimin sekarang. Apakah dia bahagia? Apakah dia baik-baik saja? Dengan siapa dia tinggal? Dan banyak lagi pertanyaan yang selalu mengelilingi kepala Yoongi setiap harinya. Yoongi benar-benar tidak tahu bagaimana kabar Jimin sekarang, ia bahkan tidak punya nomor ponsel Jimin dan tidak tahu harus menghubungi kemana. Yoongi hanya tahu Jimin berada di London tapi tidak tahu dimana dia tinggal dan bersama siapa.

Meski sudah bertahun-tahun, Yoongi masih belum mampu melupakan Jimin seutuhnya. Setidaknya, dalam seminggu ada saatnya Yoongi hanya memikirkan Jimin seharian penuh. Yoongi sering berpikiran, apakah Jimin bahagia dengan pernikahannya? Hingga mampu melupakannya dan tidak menghubunginya sama kali.

"Appa?"

"Ya, sayang?"

Hyukjae meninggalkan jendela dan kembali ke samping anaknya. Sepertinya, Haneul membutuhkan sesuatu karena sudah selarut ini Haneul belum juga memejamkan matanya.

"Aku mau bertanya sesuatu."

"Apa?"

"Paman yang berada di foto bersama appa itu siapa? Sepertinya, foto paman itu bersama appa lebih banyak daripada foto eomma. Dia teman appa? Sahabat?"

Mendengar pertanyaan Haneul yang tiba-tiba, Yoongi jadi salah tingkah dan bingung harus menjelaskannya bagaimana. Rupanya Haneul sudah semakin besar, hingga mampu melontarkan pertanyaan seperti itu pada Yoongi. Haneul benar, di rumah besar Yoongi ada banyak fotonya bersama Jimin. Bahkan foto yang tergantung di kamar Yoongi bukan foto pernikahannya dengan sang istri melainkan fotonya bersama Jimin saat mereka berlibur di Dubai beberapa tahun silam.

"Dia—dia sahabat dekat appa. Hm, orang yang appa cintai. Sangat appa cintai."

"Melebihi eomma?"

Yoongi tersenyum, jemarinya mengelus pipi putih Haneul. Semakin hari, Haneul semakin kritis saja. Haneul tidak akan puas bertanya jika jawaban Yoongi tidak membuatnya puas.

"Appa menyukai eommamu tapi orang yang appa cintai adalah paman itu."

"Oh."

Bocah bermata mungil yang serupa dengan ayahnya itu mengangguk tanpa mengerti maksud perkataan ayahnya, ia kemudian menguap dan memejamkan matanya.

Kisahku dengannya mungkin belum berakhir, atau bahkan tidak akan berakhir sama sekali.

.

.

TBC


Halooooo semuanyaaaa aku balik lagi bawa ff remake nih. Gimana respon kalian?

FF ini 1000% bukan punya aku ya. Aku cuman nge remake aja.

Mungkin nanti karakternya Yoongi agak sedikit berbeda dari real life ya, tapi aku berusaha buat bikin karakternya ga jauh berbeda dari Yoongi sebenarnya kok. Dan, disini Jimin emang lebih muda daripada Yoongi seperti biasa, tapi karena udah lama ga ketemu dan mereka sama-sama udah berumur, Jimin ga manggil Yoongi dengan hyung. Mohon dimaklumi.

Oh iya, mau nanya nama adiknya Jimin bener kan Jihyun ya? Terus Yoongi punya kakak laki-laki kan ya? Bener kan?

Tolong di jawab ya biar ga ada kesalahan di dalamnya.

Terimakasih sudah mau membaca ff remake ini.

See You Next Time.

.

.

.

Bandung, 00:10