Gomennansai Naru-Chan

Disclaimer : Masashi Kishimoto

By : titan-miauw :P

Pairing : Sasuke Uchiha Fem Uzumaki Naruto

Rate : T

Genre : Romance, Hurt/Comfort

Warning : Author masi newbie x_x, OOC, banyak typo.

Maaf bila ada kesamaan cerita dengan author lain, tapi ini murni pikiran ku sendiri ^^v Enjoy !


Naruto's POV:

Kupandang taman diseberang sana, rintik-rintik hujan masih terus berjatuhan. Mentari enggan menampilkan cahayanya. Aku sangat mencintai hujan. Hujan yang slalu mengerti tentang diriku, mereka slalu menangis untukku. Untukku yang sebatang kara ini. Perkenalkan namaku adalah Uzumaki Naruto, dan berumur 16 tahun.

Aku dilahirkan dengan hidup yang penuh kebahagiaan, sayangnya itu dulu. Benar pepatah yang mengatakan bahwa, bumi ini seperti roda yang akan slalu berputar, ada saat kita berada di kehidupan yang penuh bahagia, dan ada juga saat kita mengalami penderitan. Semuanya berubah saat aku berumur tepat 14 tahun. Kejadian itu mengubah segalanya. Aku masih ingat saat itu..

Flashback :

"Naru-chan, ayo kita ke toko kue, membeli kue untuk ulang tahunmu"

"Naru-chan, kamu mau kue yang mana?"

"Naru-chan, jangan bermain ke dekat jalan raya, bahaya sayang"

"Naru-chan, AWAS!

"Kaa-chan, bangun. Jangan tinggalin Naru sendiri",

"KAA-CHAN", tetap berusaha ku untuk menyadarkan kaa-chan. "Kaa-chan jangan bercanda" ucapku sambil menangis.

"Naru, kau adalah pembawa sial. Gara-gara kamu Kushina sampai mengorbankan nyawa untuk menyelamatkanmu! Dasar anak tak tahu diuntung!" kurasakan pipiku yang sakit karena ditampar oleh tousan, namun sakit fisik ini tak sebanding dengan sakit yang kurasakan di hatiku.

End Flashback

Sejak saat itu tou-san tidak pernah lagi ada untukku. Aku seperti tinggal seorang diri di rumah yang besar dan mewah. Kaa-chan apakah ini memang salahku? Apakah aku memang anak pembawa sial?

Saat diriku terpuruk, aku berharap mendapat dukungan dari pacarku, dan teman-temanku. Namun harapan tinggallah harapan. Sasori-kun langsung pergi meninggalkanku sejak kejadian itu. Setiap kali kami bertemu pandang, dia menatapku dengan tatapan sinis, dan seakan-akan ingin membunuhku. Mengapa kau tak membunuhku saja? Agar semua rasa sakit ini hilang.

Sahabatku pun meninggalkanku. Mereka hanya berteman denganku karena ada perlunya?
Cih, aku tak butuh teman seperti itu! Aku hanyalah sepah, yang saat kemanisanku hilang, maka tidak ada gunanya dan akan langsung dibuang.


Akirnya selesai Prolognya :D

Hehehe, ceritanya jelek ya? Mohon komentar dan saran ya, senpaii ^^v

Maaf bila ceritanya pasaran, saya hanya berusaha untuk mengekspresikan khayalan saya.

Hehehe, akhir kata, please read and review ya.

Sebaiknya ini dilanjutkan ga? :D Arigatouu~