Dahulu di sebuah puri yang ditempati oleh keluarga bangasawan yang terkenal di seluruh Kota Hueco Mundo . Namun, keluarga bangsawan tersebut mengalami tragedi, yaitu sang penerus a.k.a tuan muda mereka menghilang secara tak wajar.

Disclaimer : Kalau Bleach milikku Ulqui akan jadi peran utama dan hidup bahagia bersama Orihime.

Main chara : Ulquiorra, Grimmjow de el el

Genre : Masih bingung.

Rated : T, belum berani bikin yang M

Warning : Slight GrimmNEl. Mungkin OOC

06.00 a.m in Schiffer's house

"Hah…hah…hah…" Seorang pemuda bertubuh tegap berambut biru berlari menuruni anak tangga. Dilihat dari cara berlarinya, ia kelihatan seperti sedang terburu-buru. Tanpa ia sadari ia menabrak salah satu ujung anak tangga.

"HUWAAAA!" Teriaknya saat terjatuh.

"ADuh! Gawat! Sudah jam segini!" sang pemuda tersebut panik, dengan segera ia bangun dan membersihkan celananya akibat terjatuh tadi.

"Ck ck ck, kerjamu sangat payah, Grimmjow Jeagerjaques!" Ucap Seorang wanita tiba-tiba dari belakang sang pemuda yang kita ketahui bernama Grimmjow. Merasa ada yang menyebutkan namanya, Grimjoww menoleh, seketika wajahnya langsung menunjukkan eksperesi yang amat sangat panik.

"GYAAA! KEPALA PELAYAN!" Teriak Grimmjow. Orang yang dipanggil ketua pelayan tersebut menyeringai penuh arti. Mau tidak mau Grimmjow harus membungkuk-bungkuk mohon maaf kalau tidak mau gajinya dikurangi.

"Ma…ma.." Ya, sepertinya sang pemuda keren ini kelihatan sulit untuk meminta maaf.

"Khi..khi..khi.." Ketua pelayan tersebut cekikikan sendiri, membuat Grimmjow bingung. Orang yang dianggap ketua pelayan tersebut akhirnya membuak kedoknya. Dia melepas rambut palsu, melepas koontak mata berwarna, dan melepas kacamatanya.

"NELIEL!"

"Ehehe hehehe, ya, ini aku Grimmy-kun." Kata gadis bernama Neliel tersebut. Tadinya Grimmjow mau marah kepada Neliel, tapi tidak jadi karena Neliel tersenyum sangat manis di hadapan Grimmjow.

"Jadi, kamu datang ke sini hanya untuk mengganggu aku di pagi hari?" Tanya Grimmjow sambil menaikkan satu alisnya.

"Tentu saja karena aku ingin ketemu sama kamu, Grimmy-kun. Nel kangen!" Ucap Nel sambil memeluk Grimmjow. Grimmjow tersenyum mendengar perkataan dari kekasihnya ini.

"Tapi apa tidak apa-apakah seorang nona muda sepertimu merindukanku yang hanya pelayan tuan muda dari keluarga Schiffer ini?" Grimmjow melepas pelukan mereka dan menatap Nel lekat-lekat. Memang, status mereka sangat bertolak belakang. Neliel adalah seorang nona muda dari keluarga terkaya no.2 di Kota Hueco Mundo, yaitu keluarga Sousuke. Sedangkan Grimmjow hanya seorang pelayan khusus tuan muda dari keluarga Schiffer.

"Tidak apa-apa kok Grimmy-kun. Ngomong –ngomong apa kamu sudah menemukan Ulquiorra?" Nel balik bertanya kepada Grimmjow.

"Cish! Belum. Susah sekali menemukan orang itu. Mana dia menghilang secara tidak wajar pula! Aku sendiri pun masih bingung, dia sudah mati atau masih hidup. Dasar, bikin orang repot saja!" Grimmjow mengeluarkan semua uneg-unengnya.

"Tapi biarpun begitu kamu masih terus mencarinya, kan? Bilang saja kalau kamu mengkhawatirkan Ulquiorra." Kata Neliel.

"Si…siapa yang khawatir? Aku…hanya menjalankan tugas, tahu!" Grimjoww malu-malu kucing. Neliel terkekeh melihat respon dari grimmjow.

"Ya, ya, dan sekarang sudah jam setengah tujuh. Cepat bekerja sana! Nanti yang ada, ketua pelayan yang asli nongol lagi." Neliel mendorong tubuh Grimmjow dari belakang.

"Heh! Kau benar juga. Sampai nanti Nel-chan." Grimmjow melambaikan tangan dan disambut senyuman manis dari Nel.

"Haahh…Ulqui, sebenarnya ada apa yang terjadi padamu?" Ucap Neliel sambil melihat langit dari jendela di sampingnya.

Grimmjow terlihat sibuk dengan pekerjaannya, biarpun dia berstatus sebagai pelayan, tetapi sebenarnya dia bukanlah seorang pelayan biasa. Melainkan, mirip seperti pelayan pribadi sekaligus anjing penjaga dari tuan muda Schiffer yang ditugaskan untuk melindungi dan mengayomi sang tuan muda apapun yang terjadi.

"Hahh..."Grimmjow mengehela napas.

"Sebenarnya, tuan muda menghilang kemana, sih?" Grimmjow terlihat bête karena ia terus mencari tuan muda yang mengilang secara misterius tetapi tak kunjung membuahkan hasil.

Grimmjow melangkahkan kakinya keluar rumah mewah Schiffer. Dia pergi menuju taman bunga di halaman belakang. Setelah sampai ia memilih duduk di bangku yang tersedia di taman tersebut, terlihat jelas sekali kalau dia sedang pusing.

"RRRRR" HP Grimmjow bergetar. Grimmjow menatap layar handphonenya dan menemukan sebuah pesan untuknya.

From : Nel

Grimmy-kun selamat bekerja ya! Semangat!

Grimmjow tersenyum atas sms dari kekasihnya tersebut. Ia memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku jas dan kembali berjalan ke dalam rumah. Ia meneliti satu- demi satu ruangan takut-takut nanti ada ruangan yang masih berantakan.

"Yep, bagus! Semua ruangan sudah beres! Saatnya untuk mengerjakan tugas yang satu lagi." Ia segera menuju depan rumah dan menaiki sebuah mobil limousine.

"Seperti biasanya." Arah Grimmjow kepada sang supir pribadi keluarga Schiffer.

"Baik, Grimmjow-san." Jawab sang supir tersebut. Para staff keluarga yang lain pun menghormati Grimmjow. Dan mobil pun melaju menjauhi rumah keluarga Schiffer.


Pagi menjelang siang pusat Kota Hueco Mundo ramai oleh banyak orang yang berlalu lalang. Begitu juga seorang Pria berambut hitam pekat yang kontras dengan warna kulitnya yang putih pucat ditambah matanya yang bewarna emerald yang indah seolah-olah dapat menghinoptis siapa saja yang memandangnya. Pria tersebut berjalan menelusuri setiap jejak di kota tersebut. Tetapi, sepertinya ada yang aneh dengan dirinya. Napasnya terengah-engah.

"Hikaru-kun!" Panggil seorang gadis yang memiliki warna rambut seperti senja. Pria yang dipanggil Hikaru tersebut menoleh dan mendapati gadis itu berlari kecil ke arahnya.

"On..Onna?" Ucapnya terbata karena napasnya yang terengah-engah. Gadis itu sedikit cemberut karena dipanggil dengan sebutan Onna. Tapi hal tersebut lupakan dan kini raut wajahnya terlihat sangat cemas.

"Bukan onna! Tapi Orihime! Hikaru-kun! Kamu tidak apa-apa?" gadis yang bernama Orihime segera membopong sang pria yang keadaannya sangat lelah tersebut. Dengan tenaganya, gadis itu membawa Hikaru ke rumahnya.

Setelah sampai dirumahnya, gadis yang memiliki rambut seperti senja tersebut langsung mendudukkan Hikaru dan segera memberikan susu hangat kepadanya.

"Hikaru-kun, padahal kamu tahu sendiri kalau tubuhmu sedang tidak bersahabat, tetapi kenapa kamu terus memaksakan diri untuk pergi keluar?" Orihime bertanya kepada lelaki di hadapannya.

"Aku hanya ingin membantumu, Orihime. Kupikir jika aku terus-terusan berdiam diri di sini aku takut jika akan merepotkanmu. Jadi…aku mencoba mencari pekerjaan." Jawab Hikaru seraya menyeruput susu hangat yang disuguhkan kepadanya. Orihime tersenyum mendengar jawaban dari orang yang ia rawat.

"Kau tidak merepotkan, kok, Hikaru-kun. Bahkan aku senang karena aku tidak sendirian lagi semenjak kakakku meninggal." Orihime tersenyum lembut. Hikaru merasakan wajahnya memanas langsung memalingkan wajahnya.

"Ngomong-ngomong, ada apa denganmu? Sepertinya akhir-akhir ini kamu kelihatan tidak sehat, bahkan tidur pun kau gelisah seolah-olah kamu bermimpi buruk, Hikaru-kun?" Orihime bertanya kembali. Sementara, lelaki yang ia panggil Hikaru ini hanya diam. Biarpun keliahtannya Hiakru seperti oarng normal seperti yang lainnya dan sering kai banyak bicara. Orihime tahu bahwa tatapan Hikaru itu kosong seperti suram tak ada sebuah ekspresi di raut wajah dan matanya tersebut.

"Entahlah, akhir-akhir ini aku merasa sakit kepala, aku juga bermimpi aneh. Dalam mimpiku aku melihat sebuah rumah mewah atau lebih tepatnya sebuah puri, di situ ada seseorang yang mirip sekali denganku sedang melakukan sebuah penelitian yang entah apa itu. Kemudian ruangan yang terdapat orang itu meledak dan tiba-tiba saja aku terbangun. Itu saja." Ucap Hikaru panjang sekali.

"Jangan-jangan itu ingatan masa lalumu." Orihime mengambil sebuah kesimpulan.

"Aku juga tidak tahu. Sebenarnya aku ini siapa sih?" Hikaru kelihatan frustasi.

"Hikaru-kun, tenang saja kita pasti bisa menemukan orang yang mengenalmu dan mencari tahu siapa dirimu." Orihime memeluk Hikaru seraya mengelus punggung Hikaru layaknya seorang Kakak menenangkan adiknya.

"Terima kasih, Orihime-chan." Ucap Hikaru.


Grimmjow berjalan-jalan di pusat kota Hueco Mundo, matanya menelusuri setiap inci pemandangan Kota Hueco Mundo. Sesekali ia menanyakan kepada orang-orang yang berlalu lalang apakah mereka pernah bertemu dengan lelaki berambut hitam dan berkulit pucat yang didekskripsikan oleh Grimmjow.

"Hahh…lelahnya." Grimmjow duduk di bangku yang berada di taman kota. Matanya menatap langit biru di atasnya. Sesekali ia memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menyejukkan dan membuatnya rileks untuk sementara.

"Menjadi pelayan pribadi sekaligus anjing penjaga tenyata tidak mudah ya." Grimmjow berkata kepada dirinya sendiri.

"Orihime! Tunggu!" ucap seseorang yang membuat Grimmjow yang tadinya sedang santai terlonjak kaget dan segera bangkit dari tempat duduknya.

"Su…suara itu…suara yang datar itu…jangan-jangan.." Dengan segera Grimmjow meninggalkan bangku taman tersebut dan mencari asal suara yang membuatnya senang bercampur ragu.

"Ayolah, Hikaru-kun. Jangan lambat, nanti kau terlambat ke tempat kerjamu. Ini kan hari pertama kamu bekerja di toko mainan tersebut." Ucap Orihime sambil menarik tangan Hikaru. Grimmjow membelakkan mata begitu melihat siapa yang sedang ditarik oleh Orihime.

"Ulquiorra!" Begitulah kata yang dilontarkan dari mulut Grimmjow. Ia tersenyum senang melihat tuan mudanya masih hidup sampai sekarang. Grimmjow menghampiri kedua orang tersebut.

"Tuan muda Ulquiorra! Anda masih hidup! Syukurlah!" Grimmjow memegang kedua bahu orang yang dipanggil Ulquiorra. Orihime terlihat bingung dengan pemuda yang tiba-tiba muncul dihadapan dia dan Ulquiorra.

"Apa-apaan kau? Lepaskan!" Ucap Ulquiorra dingin sambil menepis kedua tangan Grimmjow.

"A…ano…apa anda kenal dengan Hikaru-kun?" Tanya Orihime kepada Grimmjow.

"Hah? Apa maksudmu? Tentu aku kenal dengannya, dia ini Ulquiorra Schiffer, tuan muda dari keluarga bangsawan Schiffer dan aku adalah pelayang pribadinya, Grimmjow Jeagerjaques." Ucap Grimmjow. Mendengar perkataan Grimmjow, Ulquiorra merasakan pening di kepalanya.

"Kau sendiri siapa?" Grimmjow bertanya balik.

"Aku…" Sebelum Orihime menjawab, Ulquiorra mengerang tertahan akibat kepalanya yang makin sakit.

"Tuan muda!" Grimmjow segera menghampiri Ulquiorra. Orihime pun begitu.

"Sebaiknya, kita membawa Hi, eh, Schiffer-san ke rumahku saja dulu. Rumahku dekat dari sini kok." Saran Orihime.

"Baiklah, nanti aku akan menceritakan semuanya di sana." Grimmjow menyetujui saran dari Orihime. Semenit kemudian, sebuah mobil limousine berwarna silver muncul di hadapan Grimmjow dkk. Orihime takjub dengan mobil mewah di hadapannya.

Grimmjow mendudukkan Ulquiorra di jok belakang mobil.

"Ayo masuk! Jangan lupa beritau di mana alamat rumahmu." Orihime mengangguk dan masuk ke dalam mobil milik keluarga Schiffer.

'Luasnya.' begitulah kata yang muncul di benak Orihime begitu melihat isi dalam mobi limousine yang ia tumpangi tersebut.

"Baiklah, kemana kita akan pergi, Grimmjow-san?" Tanya sang supir sambil menengok ke arah penumpangnya melalui kaca spion.

"A…em…kita ke Jl. Indah sekali no.123456." Jawab Orihime. Mendengar ucapan dari Orihime, sang supir langsung tancap gas.

"Ugh…" Ulquiorra masih memegangi kepalanya, Grimmjow menatap Ulquiorra khawatir.

"Tuan muda." Ucap Grimmjow pelan.

Mobil limousine yang ditumpangi oleh Grimmjow, Orihime dan Ulquiorra berhenti di suatu rumah-rumah petakkan berukuran tidak begitu besar. Grimmjow turun terlebih dahulu, ia membukakan pintu untuk Orihime. Setelah Orihime keluar dari mobil, Grimmjow dan Orihime membantu Ulquiorra untuk berdiri.

"Nah, Onna, di mana rumahmu?" Tanya Grimmjow. Orihime menunjuk salah satu rumah yang bertuliskan Hime.

"Ayo, Grimmjow-san." Grimmjow dan Orihime menuntun Ulquiorra untuk berjalan ke rumah Orihime.

Setelah masuk, Grimmjow dan Orihime menidurkan Ulquiorra di sofa ruang tamu sekaligus ruang keluarga di rumah Orihime. Tak lupa, Orihime membuatkan sebuah teh hangat untuk Ulquiorra dan Grimmjow.

"Terima kasih, err…."

"Orihime." Ucap Orihime cepat.

"Okey, Orihime, terima kasih atas bantuanmu." Ucap Grimmjow sopan .

"Er…Grimmjow-san, kalau boleh tahu, siapa sebenarnya Hikaru? Kenapa dia jadi hilang ingatan begitu?" Tanya Orihime. Grimmjow menaikkan alisnya.

"Hilang ingatan?" Grimmjow bingung sendiri.

"Ya, memangnya anda tidak tahu." Orihime ikutan bingung.

"Berarti kejadian itu membuat ingatannya menghilang." Ucap Grimmjow lirih. Terlihat dari matanya terdapat rasa kecewa bercampur sedih. Orihime dapat mengerti betapa sedihnya Grimmjow begitu mengetahui kalau Ulquiorra ternyata kehilangan ingatannya.

"Eng..an..anu memangnya kejadian apa Grimmjow-san?" Ucap Orihme hati-hati.

"Begini."

TBC

Fiuh~ akhirnya saya kembali lagi ke fandom bleach.

Ini fic multichap pertama saya loh di fandom Bleach.

Grimmjow : woy author gila! Seenaknya aja loe bikin gue jadi pelayan si kalong ntuh!^nunjuk-nunjuk Ulqui^

Ulqui : Kau kira aku mau punya pelayan macam kau?

Grimmjow : UAPAAA?

Author : eits, jangan bertengkar dulu..

Ulqui : Hn

Grimmjow : Pokoknya gw ga terima kalo w jadi pelayan si kalong ntuh!

Author : Yah, Grimmjow, kamu mau gak mau harus mau^?^. terimalah nasibmu dengan pasrah nak..

Ulqui : gaje deh…yak, para readers, jangan lupa REVIEW

Para senpai dan readers sekalian kira-kira fic ini layak untuk dilanjutin gak?

KEEP OR DELETE