Title: Chatting
Genre: Friendship
Rate: K
Cast: Shim Changmin, Kim Junsu, Park Yoochun, Kim Jaejoong, and Jung Yunho.
YunJaeYooSuMin.
Pairing: of course YunJae.
Disclaimer: Saya cuma pinjam nama. Yunho milik Jaejoong dan Jaejoong milik Yunho. Plot is mine.
Warning: AU OOC. Typo. Minim narasi. Gaje.
.
a/n: Anneyoong.. ketemu lagi dengan sayaa. Gak bosen kaaan? Saya datang bawa oneshot baruu. Terinspirasi dari History in Japan vol. 4. Disitu Changmin bilang ketika mereka berlima berada di satu tempat di Fukuoka, karena akses internet di sana yang cepet banget, disbanding ngobrol langsung, mereka malah komunikasi lewat internet dan ngomongin hal yang tidak penting seperti 'Di sini internetnya cepat.' Karena itu jadilah FF inii. Semoga gak mengecewakaaan. Ah iya, italic atau huruf miring artinya pesan dalam chatting group mereka ya. Oke, selamat membacaa :)
.
[Chatting]
.
Sebuah ruangan yang cukup besar siang ini tampak sepi. Ruangan dengan salah satu dindingnya merupakan cermin yang sangat besar. Hanya ada beberapa orang di sana. Salah satu dari mereka adalah seorang lelaki berambut pinkdengan hoodie dan celana pendek selutut yang dipakainya, duduk bersila di lantai ruangan yang berwarna coklat kayu. Mata sipitnya menatap lurus pada ponsel pintar yang ada dalam genggaman. Tawa lumba-lumbanya perlahan terdengar. Ia menekan layar ponselnya kemudian melakukan gerakan seperti menggeser untuk mengulang salah satu bagian video yang sedang ditontonnya. Tawa lumba-lumbanya terdengar lagi, kali ini semakin jelas dan.. sangat keras. Cukup mengganggu Yoochun hingga membuat lelaki berjidat lebar yang sedang fokus pada latihannya itu menjadi teralihkan perhatiannya.
"Apa yang kau tertawakan, Su?" tanyanya seraya menghampiri sang lelaki yang sedang duduk di lantai.
Junsu, lelaki yang sedang duduk di lantai itu menunjukkan layar ponselnya pada Yoochun, "Seorang fans memintaku melihat video ini."
Yoochun mengikuti Junsu menonton video itu, video live performance Duo TVXQ denganlagu Before You Go. Alisnya mengernyit ketika video itu selesai diputar. Seperti biasa, live perform mereka bagus dan tak ada sesuatu yang failed. Lalu kenapa Junsu tertawa?
"Aku tak melihat ada yang lucu dari video ini, Su."
Ckck. Junsu menggoyangkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri, kemudian mengetuk-ketukkan layar ponselnya "Perhatikan Changmin baik-baik di bagian ini!" digerakkan lagi telunjuknya membentuk gerakan seperti menggeser untuk menuju bagian video yang ia inginkan, yang memang menjadi fokusnya sedari tadi dan merupakan alasan kenapa tawa lumba-lumbanya keluar. "Lihatlah ekspresinya yang seperti sedang merajuk ini, eu kyang kyang!"
"Tak ada yang lucu dari ekspresi Changminnie yang sedang dalam mode anger combo itu. Kupikir justru itu sangat menyeramkan."
"Tapi memang dia sangat lucu kan bila sedang marah begitu? Eu kyang kyang. Ooh, uri Changminnie.." Junsu menggumam-gumam tak jelas di akhir kalimatnya seraya menekan tombol ponselnya cukup lama hingga menimbulkan suara cekrek. Ia lakukan beberapa kali dan menghasilkan beberapa screenshot bagian video ketika ekspresi marah Changmin terlihat jelas.
"Ya! Apa yang kau lakukan?" tanya Yoochun horror ketika melihat Junsu mengirim gambar-gambar screenshot itu di grup sensorWhatsappsensor mereka (anggap aja uri DongBang punya grup di Whatsapp yang isinya mereka berlima ya. Haha), beserta caption yang –cukup–menjengkelkan seperti 'Min, wajahmu bisa biasa saja tidak?', atau 'Seperti sedang marah? Uu~ takut~', atau 'Siapa yang membuat uri Minnie sekesal ini, hmm? Biar hyung beri pelajaran kepada orang itu! Eu kyang kyang.', dan lain-lain. Tak lupa juga emoji-emoji yang menampakkan ekspresi ketakutan.
Yoochun menghela napas panjang kemudian mengambil ponselnya. Bersiap menjadi komentator atas perang dunia entah keberapa antara Junsu dan Changmin. Lelaki itu heran, sepertinya tiada hari tanpa adu mulut dari kedua anggota paling muda itu. Ketika sedang berjauhan beginipun, chatting group menjadi 'medan tempur' mereka. Tapi seru juga sih, seperti oase di tengah padang pasir (halah).
Tring. Balasan dari Changmin.
'Yak! Junsu hyung! Apa yang kau lakukan dengan mengirim gambar wajahku yang tampan ini, heh?'
"Ooh, nee. Wajah tampan yang sedang marah ini, hmm? Sungguh menggemaskan, kau tau?" Junsu mengetik balasan seraya menyuarakannya.
'Pukul kepalamu sendiri dan kau akan tau siapa orang yang harus bertanggung jawab atas kemarahanku waktu itu. Geeez.. kenapa pula kau harus melihat video 3 tahun lalu, sih? Terlalu rindu padaku, eoh?'
"Ne, ne, ne. Aku saangat merindukan uri magnae yang lucu ini, terutama ketika sedang marah."
'Yak!'
"Hee. Tak bisa membalas, hmm?"
'Yak, kalian berdua! Kupikir ada hal penting apa ponsel sedari tadi berbunyi, ternyata kalian lagi. Bisa tidak sekali saja untuk membiarkan grup ini istirahat tanpa ada adu mulut dari kalian?'
'Biarlah, hyung. Anggap saja obat stres.'
'Yoochun hyuuung. Kenapa baru muncuul? Tolong aku baru saja di-bully!'
'Mana ada obat stres justru membuat seseorang semakin stres, Yoochun ah?'
'Yaaa.. uri Changminnie takut sampai-sampai meminta pertolongan, hmm?' Setelah mendapat teguran berupa 'Sst..' dari Yoochun, Junsu membalas pesannya lagi dalam diam.
'Jaejoong hyuung, lihat apa yang dilakukan Junsu hyung padaku.'
'Kau bisa menghadapinya sendiri, Changmin ah. Lagipula lebih baik kalian berhenti meramaikan grup ini dengan ocehan-ocehan tak berguna itu!'
'Haa. Rasakan itu, Changmin ah. Jaejoong hyung tidak mau menolongmu. Eu kyang kyang. Aah, senangnyaa~ aku merasa menang.'
'Yoochun hyung, Jaejoong hyung sedang PMS ya? Kekeke. Dan untuk Junsu hyung, maaf kau tak akan pernah menang dariku!'
''Yak! Kau sadar apa yang baru kau katakan tadi, Changmin ah? PMS, huh? Ingat baik-baik ini! Aku laki-laki! Kau mau mati, hah?!'
'Naah.. ini baru menyeramkan, Junsu yah. Lebih menyeramkan dari ekspresi Changmin itu, bukan? Haha.'
'Yah, Park Yoochun! Kau kenapa ikut-ikut Changmin, hah?'
Yoochun yang hendak mengetikkan balasan segera menjauhkan jemarinya dari layar touchscreen ketika muncul tulisan 'Yunho sedang mengetik', begitupun dengan Junsu. Lelaki yang merupakan leader-nya, yang juga adalah leader mereka selalu diberi waktu lebih lama dibanding yang lain untuk mengetik balasan. Yah, karena semua tau kekuatan jari tangan Yunho dalam mengetik pesan berada di urutan terakhir diantara mereka berlima.
'Changmin ah. Yoochun ah.'
'Ye, hyung?'
Menunggu lagi.
Tulisan 'Yunho sedang mengetik' kembali muncul di layar.
Dua menit telah berlalu.
'Oi, Changmin ah. Kau tidak menyahuti panggilan Yunho hyung?'
'Aku sudah menyahuti dengan menatap Yunho hyung sekarang.'
'Hee. Jadi kalian sedang bersama? Kenapa tidak kau tolong dia untuk mengetikkan balasannya? Kulihat jidat Yoochun yang lebar itu semakin lebar dan mengilap karena tak sabar menunggu. Eu kyang kyang!'
'Apa kau juga sedang bersama Yoochun hyung sekarang, Junsu hyung?'
'Ne. Kami berdua sedang di ruang latihan, menunggu kedatangan Jaejoong hyung.'
'Oh, Yoochun hyung. Katakan pada jidatmu itu untuk bersabar, nee. Aku tidak mau menuruti perkataan Junsu hyung untuk membantu mengetik balasan.'
'Geez, Changmin ah.. kenapa membahas tentang jidat, huh? Aku sudah mencoba untuk tidak mempedulikannya.'
'Hehe. Mian, hyung.'
Dan Yunho masih mengetik.
Junsu mengarahkan tatapan sepanjang-apa-pesan-balasan-yang-sedang-diketik-oleh-Yunho-hyung?- kepada Yoochun, yang ditanggapi hanya dengan endikan bahu.
Tring.
Yoochun dan Junsu saling tatap sebelum mengalihkan fokus ke layar ponsel masing-masing.
'Apa yang kalian lakukan terhadap nae boojae, eoh? Meskipun cantik, dia itu tetap laki-laki. Jangan membuat mood-nya buruk. Kalian berdua segeralah minta maaf padanya! Dan untuk Junsu, jadilah anak yang baik dengan tidak mengikuti apa yang dilakukan oleh Yoochun dan Changmin, kau mengerti?'
'Yee algesso, Yunho hyung. Eu kyang kyang.'
'Naaah.. kalian lihat itu, Changminnie, Yoochunnie? Ayo minta maaf pada hyung!'
'Maafkan anak bungsumu yang paling tampan ini, hyung.' Changmin menyertai balasannya dengan emoji yang menampilkan ekspresi menyesal.
'Aku juga minta maaf deh, hyung.'
'Kau tidak sungguh-sungguh minta maafnya, Yoochun hyung -_-'
'Kau juga sebenarnya terpaksa karena Yunho hyung ada di sampingmu, bukan? Akui saja. Haha.'
'*pura-pura tidak baca*'
'Sialan. Justru kau membalas seperti itu karena telah membacanya, magnae!'
'Tunggu! Aku baru saja menyadarinya. Jung Yunho, tadi kau bilang aku apa? Cantik? Hah?'
'O–ow.. Yunho hyung, kau baru saja membangunkan gajah(?) tidur.'
'Sepertinya akan seru. Eu kyang kyang!'
'Hush, Changmin ah, Junsu yah! Lebih baik kalian diam daripada terkena amukan nantinya.'
"Yah! Kalau nanti Jae hyung datang, mati kau, Su." Yoochun memperingatkan Junsu secara langsung. Kemudian ia menggelengkan kepala seraya mengelus dada ketika lelaki berwajah 'kocak' itu malah tertawa dan menanggapi dengan santai, "Justru karena Jaejoong hyung tidak sedang di sini aku berani melakukannya."
'Boo.'
'Apa?!'
Tulisan 'Yunho sedang mengetik' tampil di layar.
'Hyung, jangan galak-galak _'
'Diam kau, magnae! Sekarang urusanku bukan denganmu!'
'Jaejoong hyung, sabar.'
'Kau juga diam, Su!'
Dan tulisan 'Yunho sedang mengetik' masih saja muncul di layar. Yoochun jadi berpikir ingin mendatangi pemilik aplikasi Instant Messenger ini secara pribadi untuk meminta perlakuan khusus dalam kasus Yunho. Ketika leader-nya itu baru saja mengetikkan pesan, tulisan 'Yunho sedang mengetik' seperti pada umumnya. Ketika dua menit berlalu dan balasan belum selesai diketikkan, tulisannya 'Yunho masih mengetik'. Terakhir, ketika lima menit kemudian masih belum selesai juga, dapat diganti 'Maaf. Tolong tunggu sebentar lagi.'
'Ah.. apa yang kupikirkan?' batinnya sweetdrop.
'Kau tidak membalas, Jung. Oke, selamat tinggal!'
'Jaejoong hyung, please -_-'
'Eu kyang kyang.'
'Tawamu itu sama sekali tak membantu, Su -_- Jaejoong hyung, kau kan bisa melihat sendiri tulisan "Yunho sedang mengetik" di layar. Dia hanya "belum membalas", bukannya "tidak membalas" seperti yang kau katakan.'
Brakk.
Semua yang ada di ruang latihan itu menolehkan kepala ke asal suara. Kim Jaejoong berdiri di ambang pintu seraya menatap Yoochun tajam. Sepertinya mood -nya benar-benar buruk sekarang.
"H–hyung.."
'Gawat.'
'Ada apa, Junsu hyung?'
'Jaejoong hyung datang… dengan menggebrak pintu.'
'Ohmygodsun! Semoga kalian berdua selamat, hyungdeul.'
'Itu kalimatku, magnae!'
Noege jugeo shippeo~
Naega jowahaneun ice cream~
Tatapan tajam Jaejoong beralih pada saku celananya. Mengambil ponsel dari sana dan segera pergi entah kemana setelah melihat layar.
'Yeeey, aku diselamatkan oleh dering telepon.' Yoochun terbebas dari bahaya yang mengancam(?).
'Berterimakasihlah karena aku yang menyarankan Yunho hyung untuk menelepon boo-nya.'
'Sudah kuduga.'
'Apanya "sudah kuduga"! Mana terima kasihnya? -_-'
'Aku malah ingin bertanya kenapa tidak dari tadi saja kau menyuruh Yunho hyung untuk menelepon?'
'Sialan. Aah.. aku memang magnae yang selalu tersakiti.'
'Tersakiti gundulmu! Ah, ngomong-ngomong.. tumben sekali di siang hari begini kau punya waktu senggang, tidak ada jadwal?'
'Aku dan Yunho hyung sedang di ruang tunggu. Kurang dari 30 menit lagi kami juga akan kembali sibuk.'
'Sudah kuduga.'
'Tidak ada kalimat selain itu, hyung? -_- eh, mana Junsu hyung? Kenapa dia tiba-tiba hilang?'
'Dia masih memegang ponselnya, kok. Mungkin sedang chat dengan yeoja atau rekan bisnisnya. Kenapa? Baru sebentar saja kau sudah merindukannya? Keke..'
'Dalam mimpimu, hyung. Aku hanya bertanya.'
'Kau yakin, hmm?'
'Biar kutebak kau pasti sedang tertawa seperti idiot sekarang -_-'
Dan benar saja, dengan chunface andalannya ia tertawa puas sekali. Yoochun kemudian melirik Junsu berniat untuk bertanya kepada lelaki dengan rambut pink itu hal apa yang sedang dilakukannya hingga tak muncul lagi di chatting group.
Tring. Tring. Tring.
Mulut Yoochun yang membuka kembali terkatup ketika bunyi pesan masuk baru terdengar bersahut-sahutan. Sekitar 10 atau lebih gambar-gambar sedang terunduh secara otomatis. Dari Junsu. Foto-foto Changmin dari tahun ke tahun. Yoochun segera menatap Junsu lagi, "Gambar apa yang kau kirim? Banyak sekali."
"Kau bisa lihat sendiri, Yoochun ah." jawab Junsu tanpa mengalihkan sedikitpun perhatian dari layar ponsel.
'Apa kau tadi menghilang untuk mencari-cari gambarku di internet, Junsu hyung? Menghabiskan kuota saja!'
'Jangan kayak orang susah, Min.'
'Coba lihat baik-baik foto-foto yang kukirimkan itu, Changmin ah. Perhatikan perbedaannya.'
'Berisik kau, Yoochun hyung /*emoji memeletkan lidah/ Aku sudah lihat dan memperhatikannya dengan baik, Junsu hyung. Perbedaannya hanyalah aku yang semakin tampan dari tahun ke tahun.'
'Perhatikan baik-baik, kubilang -_-'
'Benar, Su. Tak ada perbedaan berarti. Hanya wajahnya yang terlihat semakin evil. Kekeke..'
'Sialan -_- Memang apa yang sebenarnya kau maksud, Junsu hyung?'
'Coba perhatikan dari tahun 2010. Kau tampak leeebih dewasa dibandingkan ketika sebelum tahun itu. Mungkin ada baiknya juga aku keluar, kan? Eu kyang kyang.'
'Jangan bawa-bawa masa lalu apalagi saat-saat itu hanya untuk mengatakan aku tua, Junsu hyung.'
'Hei! Aku serius, Changmin ah.'
'Hahaha. "Tua", hmm?'
'Jelas saja aku lebih terlihat dewasa, sejak itu aku kan pria di usia 20an. Yak, Yoochun hyung! Kenapa kau menyebalkan sekali sekarang? Kupecat kau dari jabatan partner in crime!'
'Junsu benar, Changmin ah. Setelah lawsuit itu kau benar-benar menjadi "namja"!'
'Namja dengan tanda kutip itu negatif, hyung. Kau mau menyamakan aku dengan Jaejoong hyung, eoh?'
'Bukan namja dengan tanda kutip seperti itu yang kumaksud, Changmin ah. Aku hanya menegaskan. Kau sengaja mengalihkan pembicaraan sepertinya.'
'Changmin ah, kau tadi bilang Jaejoong hyung itu namja tanda kutip? Hati-hati kau akan berakhir jadi daging cincang kalau bertemu nanti. Eu kyang kyang.'
'Ah, iya. Aku harus baik-baik pada Yunho hyung mulai dari sekarang agar bisa meminta perlindungannya nanti. Kekeke..'
'Hee. Kau memang licik, man.'
'Jenius, Yoochun hyung. Bukan licik. Keke..'
"Awas kalau kau mengulanginya!"
Perhatian Yoochun dan Junsu segera teralihkan kepada Jaejoong yang kini menghampiri mereka dengan ponsel masih menempel di telinga. "Nee, nee.." ia menyahuti suara di seberang telepon dengan semangat. Sepertinya mood-nya kembali membaik. Yunho benar-benar hebat(?). "Ne. Nado bogoshippo." Jaejoong tersenyum manis kemudian memutus sambungan.
Tring.
'Kami harus perform sekarang, hyungdeul.'
'Aah. Kalau begitu sukses untuk kalian berdua.'
'Thanks, maan.. keke.'
'Changminnie, hwaiting~ ^^'
'Oh, Jaejoong hyung. Terima kasih.'
"Nah.. kita juga harus latihan. Kajja!" Jaejoong bangkit berdiri seraya mengajak para dancer untuk memulai latihan.
"Tunggu sebentar, hyung."
.
~dongbangshinki~
.
Tring.
Changmin yang hendak berdiri menghentikan gerakannya. Pesan pribadi dari Junsu.
'Apa kau masih marah padaku, Changmin ah?' lelaki dengan tinggi menjulang itu tersenyum membacanya kemudian mengetikkan pesan balasan 'Masih!'
"Changmin ah, ppalli!"
"Ne, Yunho hyung." Changmin segera beranjak dari duduknya dan menyusul langkah cepat Yunho. Sambil berjalan ia meletakkan ponselnya ke dalam saku, 'Tentu sudah tidak lagi, Junsu hyung.' batinnya sambil tersenyum penuh arti.
END
a/n (lagi): Apa kalian punya pikiran yang sama dengan saya? Ketika melihat live Homin Before U Go, menurut saya mukanya Changmin gak bersahabat. Tapi tetep keliatan lucu, sih. Hehe. Ohya, pasti kalian setuju kalau setelah lawsuit itu Changmin lebih keliatan dewasa? Iya kan? iYADONG? Makin ganteng dan manly juga *nyengir. Oke deh segitu dulu.
Terima kasih bagi yang sudah membaca ^^
Regards,
Ai CassiEast
