A/N: Hanya drabble yang sangat gaje dan tidak nyambung di bumbui oleh perasaan hasut pada dua tokoh ini (?) Have fun for reading, folks!
DISCLAIMER!
VOCALOID copyrights by YAMAHA corp.
WARNING!
Ejaan belum disempurnakan, aneh, gaje, [tambahin sendiri]
Langit berwarna kelabu. Menandakan akan kedatangan hujan, atau mungkin akan kedatangan salju. Sang pemuda berambut pirang sedang berada di sebuah cafe, menikmati secangkir kopi hangat yang bernama espresso yang kebetulan baru ia pesan. Saat ia melihat di balik jendela, ia sedang menikmati suasana orang-orang yang sedang berlalu-lalang di tengah jalanan. Tetapi, yang membuat pemuda ini sedikit terganggu adalah seorang gadis berambut pendek dan pirang sedang berdiri di kejauhan. Ia mengenakan coat berwarna coklat, syal berwarna kuning, legging berwarna hitam, serta sepatu berhak. Sudah lima menit ia terpaku di sana, di balik jendela cafe yang pemuda tempati, dengan senyuman yang penuh arti. Mengapa? Entah, pemuda tersebut mencoba untuk mengalihkan perhatianku pada kopi dan masa bodo dengan dia.
Tetapi, tak lama kemudian, gadis tersebut sudah berada di dekat pemuda. Pemuda tersebut kaget. Gadis tersebut menyentuh jendela yang dingin tersebut, memasang wajah senang hingga giginya yang berwarna putih terlihat.
"Akhirnya, kita bertemu..."
Suara yang dikeluarkan gadis itu sangat kecil hingga pemuda tersebut tak bisa mendengarnya. Tapi ia mengerti kata-katanya dari bentuk bibirnya. Gadis tersebut kemudian berlari dan sepertinya ia memasuki cafe yang pemuda tempati. Sesaat kemudian, ia sekarang berada di sampingnya, di dalam cafe.
"Kau pasti Len, bukan? Kagamine Len?"
"I-Iya, benar," ucapku dengan gagap. "Memangnya ada urusan denganku?" tanyanya pada dia.
"Kau tak ingat?" gadis itu bertanya balik. "Sungguh, kau tak ingat padaku?" kali ini ia memasang wajah merana.
"Maaf, aku tidak ingat." Ucap pemuda tersebut sambil menggeleng pelan.
Seketika, gadis itu kecewa. Kecewa berat. Pemuda itu mungkin menyakiti perasaannya, tapi sayang, ia tak bisa mengingat gadis tersebut.
"Sayang sekali, ya," ucapnya. "Lebih dari dua puluh tahun aku mencarimu. Sekarang, kau tak ingat padaku."
Akhirnya, satu-persatu air menetes dari arah langit. Kemudian, tetesan air tersebut lama-kelamaan menjadi beribu-ribu tetesan air, menandakan akan adanya hujan.
THE END
Rin: Master...
Rika: Iya?
Rin: Gue nggak ngerti maksudnya apa fanfic ini...
Mizuki: Saya juga sependapat.
Rika: Yaudah, kalau nggak ngerti. Toh, kalian terhibur =3=
Rin & Mizuki: =-=;;
REVIEW?
