Naruto by Masashi Kishimoto

Warning: Non Incest, OOC, PWP, smut, Typo, dan lainnya

Pairing: Naruto x Kushina.

..

.

Chapter 1

"Kushina?" Naruto menatap heran akan Kushina yang berjalan lemas ke apartemen miliknya, pria pirang itu pun berjalan mendekati gadis yang masih berusia 18 tahun itu.

Kushina sendiri menghela napasnya sambil memutar kunci apartemen miliknya. Jinchuuriki Kyuubi itu sedang di rundung sebuah masalah. "Aku akan mandi saja." Gumamnya yang kemudian melepas seluruh pakaiannya hingga telanjang. Dia pun masuk ke dalam kamar mandi miliknya, kemudian memutar kran shower untuk menikmati guyuran air.

Sementara itu, Naruto membuka pintu masuk apartemen Kushina. Dia sendiri diberi salah satu duplikat kunci apartemen gadis itu, dan Kushina sendiri yang memberikannya, itupun atas permintaan Kushina.

Selain Naruto, tak ada lelaki lain yang diberikan kunci duplikat oleh Kushina, termasuk Minato-Kekasih gadis itu.

Pria berumur 25 tahun itu menatap pakaian yang berserakan di dekat pintu masuk apartment Kushina. Ia mengerutkan dahirnya bingung akan kelakuan gadis yang sudah lama ia kenal itu.

Naruto pun menutup pintu apartemen tersebut, lalu membereskan semua pakaian yang berserakan di atas lantai.

Beberapa menit setelah Naruto membereskan pakaian, dia dikejutkan dengan Kushina yang keluar dari kamar mandi hanya dengan sehelai handuk berwarna putih yang menutupi tubuh bagian atasnya.

"Oh, Sensei! Ada apa kau kemari?" Tanya Kushina yang cuek bebek, dia berjalan mendekat ke Naruto, kedua tangannya menggosok rambut basahnya menggunakan handuk putih. "Tumben?"

Naruto tak menjawab, dia menatap tubuh Kushina dari atas hingga bawah. Salah satu tangannya terangkat, kemudian menyentuh pipi putih Kushina, dia memasukkan jempolnya ke dalam mulut Kushina.

Gadis itu sedikit tersentak, dia pun langsung mencengkram pergelangan tangan Naruto.

Aksi Naruto tak sampai di situ saja. Dia menarik tubuh Kushina, dan memeluknya sembari ia menggesekkan alat vitalnya tepat di vagina milik gadis merah itu. Dia mengangkat salah satu kaki jenjang Kushina, lalu bibir pria itu mengunci bibir Kushina. Pria itu menarik tangan kanannya, kemudian mengarahkannya ke payudara milik Kushina.

Dia meremas lembut buah dada yang berukuran besar itu sembari terus mencium bibir gadis yang menjadi anak didiknya itu. Sementara itu, tangan kiri milik Naruto mulai meraba pantat sintal milik Kushina, sesekali dia memasukkan jarinya ke dalam lubang belakang milik gadis itu.

"Emmhh!" Kushina mengerang dalam ciuman tersebut, dia mencoba memberontak untuk melepaskan serangan yang diberikan Naruto. Namun, semuanya sia-sia. Gadis itu tak kuat menahan serangan yang dilancarkan Naruto.

Di sela ciumannya, Naruto melepas celana miliknya, dia mengeluarkan penis miliknya yang sudah ereksi. Tangan kiri Naruto mulai mengarahkan penis miliknya ke lubang senggama Kushina, dia mendorong pelan pinggulnya sembari bibirnya terus melumat bibir Kushina.

Kushina merasakan sebuah benda akan memasuki tubuhnya, dia kembali mencoba memberontak untuk melepaskan diri, dan ia berhasil melepaskan diri dari cengkraman Naruto. Kushina langsung berlari ke dalam kamarnya, tentu saja Naruto mengikutinya. Pria itu menarik handuk putih Kushina, membuat gadis itu terlihat telanjang bulat.

Naruto berdecak kecil. "Mau kabur setelah kau memberikan sebuah pemandangan seperti itu?"

"Sensei mesum!"

"Kau yang mesum, murid bodoh!" Naruto berjalan, kemudian mendorong tubuh Kushina hingga tiduran di atas kasur miliknya. Naruto sekarang berada di atas tubuh Kushina, pria itu menopang tubuhnya menggunakan kedua tangan kekar miliknya. "Siap-siap untuk ronde pertama Kushina."

Dengan cepat, Naruto memasukkan penisnya ke dalam vagina Kushina. Dia mendorong pinggulnya, membuat penis itu keluar masuk ke dalam tubuh Kushina.

Gadis berambut merah itu menutupi mulutnya menggunakan punggung tangan miliknya, dia tak mau desahan itu keluar mulus dari mulutnya.

"Kau mau menutupi mulutmu? Agar desahan itu tak keluar?" Naruto menari tangan Kushina, kemudian mengunci kedua tangan Kushina, dia terus menggenjot vagina Kushina dengan semangatnya. "Sialan... Vaginamu sangat sempit..." Ujar Naruto.

Pria itu kemudian mulai menciumi pipi putih milik Kushina, ciumannya turun ke bawah hingga ke dada besar milik gadis. Naruto menggigit kecil puting berwarna merah jambut itu, membuat sang gadis mendesah kenikmatan. Naruto sesekali menghisap puting susu Kushina, seolah ada air susu yang keluar dari sana.

Jilatannya kembali mengarah ke atas, Naruto mulai menjilati bagian sensitif milik Kushina. Ya, bagian ketiak, nafas Kushina mulai tak beraturan, wajahnya sudah sangat memerah sekarang. Dia khawatir kalau desahannya yang keluar akan sangat membuat Naruto semakin semangat.

Naruto pun mulai menjilati bagian tersebut, Kushina sendiri menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan itu.

"Sen...sei..."

Naruto menarik wajahnya, dia menatap Kushina yang sedang menggigit bibir bawahnya. "Aku lihat, kau akan klimaks sebentar lagi?"

Kushina menggangguk kecil, kedua kakinya menahan pinggul Naruto untuk terus menggenjot dirinya.

"Oke, aku keluarkan di dalam." Naruto memoercepat gerakan pinggulnya, dia merasakan dinding vagina Kushina yang mulai menyempit, tanda dia akan klimaks sebentar lagi.

"Sensei! Engggh!" Kushina menggigit bibir bawahnya menahan desahannya akan klimaksnya.

Sementara Naruto terus menggenjot Kushina hingga penisnya tertanam sangat dalam ke Vagina Kushina. Naruto melenguh keras saat sperma hangatnya mulai mengisi rahim Kushina.

"Ugh, sial, aku keluar banyak." Ujar Naruto yang menarik penisnya keluar dari tubuh Kushina. Pria itu melihat Kushina yang sedang mengatur napasnya. "Hebat Kushina-chan."

"Yaahh, itu memang hebat... Haahh..."

...

..

.

Sore hari, Kushina terbangun dengan tubuh telanjangnya. Iris violet miliknya mulai mengedar ke segala arah, ia sadar kalau saat ini sedang di kamarnya. Dia juga merasakan cairan yang mengering di sekitar vagina miliknya.

Wajahnya langsung merona hebat saat dia mengingat kejadian barusan, dia langsung menatap pria yang tengah mendengkur halus di samping. Pria pirang yang menjadi guru geninnya.

Dan sekarang, pangkat Kushina adalah seorang Chunin.

Kushina menghela napas panjang, kemudian beranjak dari tempat tidurnya. Dia mengambil handuk yang ada di bawah tempat tidurnya, kemudian melilitkannya ke tubuhnya.

Gadis itu mengambil pakaian dalam miliknya, dan mulai memakainya. Celana dalam G-sting berwarna hitam, serta sebuah bra hitam yang menutupi kedua payudaranya. Dia kemudian mengambil sebuah celana pendek yang memperlihatkan kulit pahanya, serta sebuah kaos lengan pendek berwana senada dengan rambut miliknya.

"Jadi, kita sudah 5 kali melakukan ini dibelakang Minato?"

Kushina terkejut, kemudian berbalik menatap Naruto yang sedang tersenyum pada dirinya.

"Ya, sudah 5 kali aku bermain denganmu dibelakang Minato."

Naruto mulai bergerak, dia duduk di pinggiran kasur milik Kushina. Ia sedikit merenggangkan tubuhnya yang terlihat lelah itu. "Kau tahu, aku cemburu."

"Hah?"

"Iya, cemburu. Harusnya, saat kau di desa Uzu, kita berdua sudah di tunangkan satu sama lain."

Kushina terdiam, dia mengingat-ingat beberapa kejadian di Uzu sebelum dikirim ke Konoha.

"Aku terus mengawasi, dan menjagamu selalu Kushina, dan sekarang aku menjadi guru geninmu saat itu." Jelas Naruto yang saat ini mulai memakai kembali pakaiannya. "Dan saat dimana kau mulai menjadi pasangan dengan Minato, di sana aku mulai ingin merebut dirimu. Dengan ini, berhubungan seks."

Wajah Kushina mengeras, dia langsung memukul wajah Naruto hingga pemuda itu terjatuh ke belakang. Kushina terus memukul wajah Naruto hingga babak belur, dia menguapkan amarahnya ke guru yang telah melatih dirinya.

Naruto terus tersenyum saat dia dibuat babak belur oleh Kushina. Ia hanya bisa pasrah dipukuli oleh tunangannya itu.

"Sialan, kau sialan! Memang benar-benar sialan!" Umpat Kushina, dirinya tak menyangka kalau ini hanyalah akal-akalan Naruto belaka. Pukulan Kushina mulai melambat, dia menatap Naruto, kedua mata violet miliknya mulai berair. "Kau sialan sensei." Umpat Kushina yang langsung menenggelamkan wajahnya di dada sang Sensei. "Kenapa kau tak memberitahukan itu? Kenapa!?"

"Aku tak ingin merusak kebahagiaanmu Kushina yang sebenarnya. Kau memang segalanya bagiku."

"Tapi bagaimana jika aku tak bahagia dengan Minato? Bagaimana jika Minato juga bermain di belakangku? Bagaimana-"

"Berpikirlah positif Kushina."

Kushina menggigit bibir bawahnya, ia pun mulai bangun dari tempatnya membenamkan kepalanya. "Baiklah, aku akan mencoba berpikir positif. Namun, kalau aku butuh sesuatu, kau harus siap Sensei."

Naruto mengangguk mengerti, dia mencium dahi Kushina dengan lembut. "Tenang, aku akan selalu ada untuk menjagamu Kushina."

"Ya, karena kau adalah pengawal putri Uzumaki ini, Sensei."

...

..

.

To be Continue...

(Play, Yes By Roundabout)