Melody of Spring © Yue_aoi
All of characters in this fanfiction belongs to Masashi Kishimoto
Rate : T
Pair : Sasuke.U x Sakura.H
Note : There isn't any sex scene in this fanfiction. AU & OOC.
.
.
Seorang lelaki berambut hitam mencuat melangkah dengan wajah tertunduk menuju sebuah kursi. Ekspresi wajahnya seolah meneriakkan kesedihan meski tak sepatah katapun terucap dari bibirnya dan tatapannya terlihat nanar.
Lelaki itu masih tak bisa melupakan apa yang diucapkan oleh dokter yang memeriksanya. Leukimia, katanya? Dokter itu pasti sedang mempermainkannya. Ia baru saja berulang tahun kedua puluh bulan lalu. Ia tidak mungkin akan mati, bukan?
Lelaki itu memutuskan duduk di kursi panjang bersama dengan seorang gadis berambut merah muda dengan pupil mata yang terlihat tidak normal. Ia berusaha tak menimbulkn suara dan berharap jika wanita itu memperlakukannya seolah ia bakteri di udara yang tak dapat terlihat dan keberadaannya tak bisa dirasakan secara langsung. Ia sedang terlalu malas untuk bersosialisasi dengan siapapun, khususnya orang yang sama sekali tidak ia kenal.
"Hai. Senang bertemu denganmu," sapa gadis itu dengan ramah sambil tersenyum tipis.
Lelaki itu berniat untuk bangkit berdiri dan diam-diam meninggalkan gadis yang bahkan tak bisa melihat dirinya itu. Namun entah kenapa ia merasa tak tega melakukannya meski ia sama sekai tidak mengenal gadis itu
"Hn. Senang bertemu denganmu," jawab lelaki itu dengan harapan gadis itu tak akan melanjutkan konversasi.
Gadis itu berusaha mencari sumber suara dan mengulurkan tangan, "Aku Haruno Sakura. Kau?"
Lelaki itu menyahut dengan setengah hati dan memutuskan untuk bersalaman, "Uchiha Sasuke."
Sakura tersenyum manis, membuat Sasuke terkejut. Ia tak mengerti bagaimana bisa seorang gadis buta tersenyum dengan begitu mudahnya seolah tanpa beban.
"Kau juga pasien dokter Shizune? Sedang menunggu jadwal konsultasi?"
Sasuke mengernyitkan dahi. Ia tak pernah mendengar nama dokter yang disebutkan Sakura. Ia juga tidak tahu dan tidak ingin tahu siapa dokter itu.
"Tidak. Aku sedang menunggu orang tuaku,"
"Oh? Orang tuamu sedang sakit? Semoga cepat sembuh, ya," ucap Sakura dengan tatapan yang seolah menyiratkan rasa kasihan meski sebetulnya gadis itu tidak melihat apapun.
"Orang tuaku baik-baik saja," jelas Sasuke pada gadis berambut merah muda itu. Ia berharap agar Sakura berhenti bertanya dan membiarkannya larut dalam pemikirannya sendiri.
Namun harapan Sasuke tak menjadi kenyatan. Sebaliknya, Sakura malah kembali bertanya.
"Jadi kau yang sakit? Sakit apa? Kuharap kau segera sembuh."
Emosi seketika merasuki Sasuke. Apa yang diketahui gadis itu mengenai dirinya? Mengharapkan agar ia segera sembuh? Apakah gadis itu berusaha memberikannya harapan palsu? Dan lagi, untuk apa gadis itu menanyakan penyakitkanya? Ingin berusaha mengingatkannya akan penyakit yang ia derita?
"Penyakit terminal," sahut Sasuke dengan suara meninggi. Ia sudah kehilangan kesabarannya menghadapi gadis yang sangat banyak bicara itu. "Dokter bilang aku tidak memiliki harapan untuk sembuh. Tolong berhenti bertanya dan mengangguku."
Sakura terdiam. Ekspresi wajahnya menunjukkan rasa bersalah dan ia merasa sangat tidak enak. Ia baru saja melakukan kesalahan tanpa ia sadari.
"M-maaf," ucap Sakura dengan gugup.
"Hn."
Selanjutnya hanya keheningan yang terjadi diantara kedua insan yang berlawanan jenis itu. Sakura tak lagi bertanya, sedangkan Sasuke sibuk dengan pemikirannya sendiri. Ia sedang memikirkan alasan paling logis mengenai penyebab kematiannya yang akan tiba jauh lebih cepat dari dugaannya.
Dan kebersamaan mereka berakhir ketika sepasang suami istri paruh baya keluar dari sebuah ruangan dan menghampiri Sakura serta membawa gadis itu untuk pulang.
"Sasuke-san, sayonara," ucap Sakura sambil melambaikan tangan pada subjek yang tak dapat ia lihat serta memegang tongkat di tangan lainnya.
"Hn. Sayonara," ucap Sasuke dengan datar, tanpa senyum maupun lambaian tangan. Ia tak berniat tersenyum atau melambaikan tangan.
Sasuke tak tahu jika pertemuan pertamanya dengan gadis merah muda itu akan membawanya pada pertemuan-pertemuan selanjutnya, seolah telah ditakdirkan oleh kami-sama.
-TBC-
Author's Note :
Awalnya aku berencana post fanfict ini setelah fanfict Beat of Summer tamat. Berhubung aku lagi writer block untuk fanfict itu, akhirnya aku post cerita ini.
Sebenarnya ini fanfict lama yang udah pernah di publish di ffn & pairnya SasuHina. Dulu juga pernah publish disini sih, cuma udah ku unpublish.
Jadi ini entry untuk event SHBF yang diadain kak EternalDreamChowz dua thn yg lalu. Cuma aku remake pair nya jadi SasuSaku. Soalnya aku sendiri pengen ngembangin ide yang ada, cuma karena saat itu ketentuannya maksimal 2k words, jadinya aku cuma masukin garis besarnya aja & endingnya pun gantung.
Aku terpikir buat ide fanfict kayak gini pas main otome game judulnya Liar & ada karakter cowo yg ngalamin penyakit terminal juga. Terus berhubung karakter Sasuke aslinya cenderung negatif (menurutku), aku mikir kenapa nggak buat karakter cewe yang super positif?
Seperti biasa, fanfict ini ga akan mengutamakan romance. Aku lebih fokus ke alur nya, sih. Disini juga ga akan ada adegan seks atau scene yang mengarah kesana.
