Disclaimer: Carter Bays & Craig Thomas. Author tidak mengambil keuntungan.

Warning: AR, oneshot pendek.

.

.

Sandcastles in the Sand
by Fei Mei

.

.

Di suatu hari yang cerah, Ted bersama dengan Marshall, Lily, Robin dan Barney memutuskan untuk pergi ke pantai. Yah, sesekali jangan ke bar terus, begitu. Dan, ya, walau tahu di pantai akan sangat panas dan gerah, Barney tetap mengenakan setelan jasnya. Pada awalnya jelas keempat temannya itu akan menyuruhnya ganti baju, tetapi karena Barney terus menolak, ya sudah, pokoknya kalau Barney pingsan karena pengap maka mereka tidak akan mau mengangkutnya ke tempat yang adem.

Omong-omong, pantai tidak begitu ramai hari ini, mungkin karena sebenarnya ini bukan hari libur, jadi anak-anak pun juga masih sekolah. Jadi, apa yang akan dilakukan kelima orang dewasa ini di pantai?

"Bermain pasir, tentu saja," ujar Barney. "Istana pasir!"

"Hah, memangnya kau anak kecil?" ejek Robin sambil terkekeh.

"Ya? Jangan-jangan kau mengatakan itu karena kau tidak bisa membuat istana pasir," kata Marshall.

Barney menyengir. "Ooohh, Robin Sparkles tidak bisa membuat istana pasir!"

"Ap—"

"Oke, berarti siapa yang membuat istana pasir di klip videomu, Robin?" tanya Lily. "Itu, tuh, Sandcastles in the Sand?"

"Tentu saja—"

"Pengatur properti, tentu saja," kata Ted memotong perkataan Robin. "Biasa, kalau ada yang syuting-syuting begitu akan ada yang bertanggung jawab soal properti, seperti yang membuat istana pasir."

"Wah, oke, biar kuberitahu kalian—akulah yang membuat istana pasir untuk syuting waktu itu," kata Robin.

Barney masih menyengir. "Oh, ya, Sparkles? Aku tidak percaya. Tunjukkan padaku bagaimana cara membuat istana pasir yang bagus."

Robin meneguk ludah susah payah lalu bergumam 'baiklah' pelan sebelum mulai jongkok dan menempelkan kedua telapak tangannya di pasir. Keempat teman Robin hanya duduk di dekatnya menyaksikan bagaimana sang mantan idola remaja itu berkreasi dengan pasir.

Sepuluh menit, tiga puluh menit, mungkin sudah satu jam kemudian—bahkan Barney sudah tidur nyenyak sambil menyenderkan kepalanya di pundak Ted—tidak ada tanda-tanda bahwa Robin akan selesai.

"Berapa lama lagi, Robin?" tanya Lily.

"Sebentar—sebentar ... " ujar Robin agak panik. "Nah—sudah selesai! Nih!"

Mungkin kaget akan suara Robin, Barney pun terbangun dan melihat hasil karya Robin. "Wah, Sparkles, apa itu?"

"Istana pasir!" jawab Robin.

"Itu terlihat seperti istana neraka pasir bagiku," kata Lily.

"P-pokoknya istana, kan?" ujar Robin.

Marshall menoleh pada Ted. "Pengatur Properti?"

Ted mengangguk. "Pengatur Properti."

.

.

SELESAI

.

.

A/N: Sebenernya bagian akhir itu Fei pengen bikin lagu macam 'Hermione Can't Draw'-nya Starkid , tapi gak kepikiran liriknya. Awalnya Fei pengen bikin ini ficlet 100 kata, tapi dari paragraf 1 aja udah gitu. Hiks.

Review?