Title: Cerry
Pairing: HaeKyu (Donghae/Kyuhyun)
Warning: -
Disclaimer: plot cerita milik author
Donghae seharusnya lebih fokus pada tugas akhir kuliahnya, bukan pada anak SMA yang baru saja menempati rumah di depan rumahnya.
Tepatnya sebulan yang lalu. Seseorang mengetuk pintu rumahnya saat ia sedang di dapur membantu ibunya tercinta membuat Black Forest. Tidak benar benar membantu, lebih tepatnya duduk manis sambil sesekali bercerita hal hal yang membuat ibunya tertawa. Ia senang mendengar ibunya tertawa.
"Biar aku yang buka" Donghae beranjak dari kursinya dan berlari menuju pintu depan.
Mungkin itu Eunhyuk dan Yesung. Tapi seharusnya tidak secepat ini mereka sudah datang. Beberapa waktu lalu ia mengirimkan pesan pada mereka supaya datang ke rumah. Sebentar saja main Play Station tidak akan membuat tugas akhirnya berantakan kan? Lagipula ini hari Sabtu dan mereka tidak bisa menolak Black Forest buatan ibunya.
Hanya saja Donghae merasa baru sepuluh menit lalu mengirimkan pesannya.
Tentu, bukan dua orang sahabatnya yang berdiri di depan pintunya, tapi orang lain yang ia tidak kenal. Tepatnya, seorang remaja yang belum pernah ia temui. Tepatnya, seorang remaja laki laki –mungkin masih SMA- yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.
Ia memakai celana jeans dan kaos polo berkerah berwarna biru muda. Rambutnya hitam dan tidak disisir rapi, mungkin hanya menggunakan jarinya. Kulitnya putih dan begitu putih hingga terlihat agak pucat, namun di kedua pipinya nampak warna merah muda. Bibirnya mengingatkan Donghae pada buah cerry diatas Strawberry Short Cake. Bulu matanya lentik dan panjang. Kedua tangannya memengang kotak makan berukuran agak besar. Donghae bisa mencium aroma vanila dan kayu manis. Jari jemarinya panjang dan lentik dan telihat lembut, membuat Donghae mempertanyakan kepastian gendernya. Wow.
Remaja laki laki itu tampak sedikit terkejut melihat Donghae pertama kali. Mungkin Donghae perlu mengganti celana pendeknya dan kaos tanpa lengan hasil guntingannya sendiri. Tapi ini weekend dan ia sedang tidak harus presentasi. Lagipula ia rajin fitnes yang membuatnya cukup percaya diri dengan tubuhnya. Penampilannya.
"Uhm… hai" ia menyapa, membuat Donghae berhenti menganalisis. Ia berkedip beberapa kali meskipun kedua matanya tidak luput memperhatikan remaja laki laki itu menggigit bibirnya.
"Oh hai… iya… hai.. ada yang bisa kubantu?" Donghae berusaha kembali normal dan memberikan senyuman terbaik miliknya.
Remaja laki laki itu terlihat canggung dan malu. Pandangannya terus bergerak antara kotak makan yang ia bawa dan kedua mata Donghae. Beberapa kali ia juga berusaha tidak melihat bagian tubuh Donghae yang terlihat disela kaos tanpa lengannya.
"Uhm… keluargaku baru saja pindah kesini, maksudku baru saja menempati rumah di sini, jadi uhm… ibuku berpikir untuk memberikan ini sebagai perkenalan tetangga baru… uhm ya ..semacam itu" ia menggigit bibirnya lagi dan menyodorkan kotak makannya. Menunduk.
Donghae tidak langusng menerimanya, ia masih tersenyum, bahkan semakin lebar. Ia yakin tetangga barunya ini sedang berusaha keras untuk tidak terlihat gugup di depannya. Donghae bisa bertahan sedikit lebih lama di depan pintunya dan menikmati pemandangan ini. Tetangga barunya yang lucu, tampan dan menggemaskan. Ia ingin mencubit pipinya. Mungkin nanti.
Donghae menunggu hingga tetangga barunya ini mengangkat kepalanya. Dan ya, karena sudah seperti bertahun tahun Donghae tidak juga menerima kotak makan yang disodorkan padanya, akhirnya tetangga baru yang menggemaskan itu mengangkat kepala dan bertatap muka dengan Donghae.
Donghae mengembangkan senyum hingga kedua matanya membentuk bulan sabit, membuat wajah tetangga barunya yang malang itu memerah seperti tomat, panik dan lagi lagi menggigit bibirnya.
Donghae membayangkan cerry lagi. Dan ingin menggigitnya.
"Umh… apa… apa kau tidak ingin menerimanya?"
Oh tentu saja Donghae akan menerimanya, tapi sebelumnya ia berpikir untuk membuat tetangganya ini menggigit bibirnya lagi. Ia mulai menyukai kebiasaan tetangga barunya ini. "Hmm… bagaimana ya. Aku tidak biasa menerima sesuatu dari orang asing" Donghae berkata sopan dan lembut. Dan senyum. "Kau tahu, kita diajarkan hal itu saat masih kecil" Donghae memasang muka maaf ya dengan sedikit dramatis.
Dan yap, tetangga barunya yang manis itu menggigit bibirnya, sebelum akhirnya, "Oh maafkan aku. Namaku… namaku Kyuhyun. Cho Kyuhyun"
Donghae mengembangkan senyumnya lagi. Woohoo, ia putuskan ia menyukai tetangga barunya ini.
"Baiklah Kyuhyun, kurasa karena aku sudah tahu namamu, kau bukan orang asing lagi sekarang." Donghae mengambil kotak makan di hadapannya.
Tetangga barunya, Kyuhyun, mencoba menahan senyum dan segera menyembunyikan kedua tanggan dibalik saku celananya.
"Ya, baiklah kurasa begitu. Jadi, sebaiknya aku pulang sekarang" lagi lagi Kyuhyun menggigit bibirnya dan menghindari bertatapan dengan Donghae. Ia berjalan mundur dengan pelan dan canggung.
Saat Kyuhyun membalikkan badan untuk melangkah pulang, Donghae menghentikannya, "Hey Hyun, kau suka Black Forest?"
Kyuhyun mengangkat kedua alisnya, sedikit terkejut dan mukanya memerah. "Uhm…" Ia mencoba untuk sebisa mungkin bersikap biasa, "Uhm… aku tidak tahu. Aku tidak biasa menerima sesuatu dari orang asing"
Donghae tertawa mendengarnya. Tetangga barunya ini menarik. "Aku Donghae, Lee Donghae."
Kyuhyun kali ini ia tertawa kecil. Donghae mendapatinya semakin menggemaskan ia ingin menyimpannya untuk dirinya sendiri.
"Jadi? Black Forest? Aku sudah bukan orang asing lagi sekarang."
Kyuhyun mengangguk, "Ok…"
Donghae tersenyum "Ok"
Kyuhyun berjalan pulang, menginggalkan Donghae dengan senyum bodohnya - yang belum mau beranjak dari depan pintunya sebelum Kyuhyun menghilang dari pandangannya.
[Note: Hai? ^^ miss me? anyone?]
