BECAUSE YOU...

"Apa kau bisa percaya padaku kalau aku bilang informasi itu ada di tanganku?" tanya Ai dengan pandangan dingin. Conan yang ada di depannya hanya bisa diam.

"Aku punya tujuan sendiri,Kudo! Dan ku harap kau mengerti itu."

Ai pun melangkahkan kakinya melewati Conan yang masih tak percaya dengan perubahan sikap Ai.

HAIBARA AI POV

Beberapa hari sebelum kejadian itu...

Di rumah ...

"Profesor,aku pergi dulu!" teriakku di depan pintu sambil memasang sepatuku dengan terburu-buru.

"Tu..tunggu! tidak sarapan dulu?" tanya profesor Agasa yang buru-buru mendatangiku ke pintu depan.

"Tidak perlu! Aku sudah terlambat. Sampai nanti!"

Aku pun bangkit dan segera berlari keluar gerbang. Kugerakkan kaki kecilku secepatnya ke sekolah. Napasku pun mulai terisak-isak.

"Maaf,permisi!" kataku sambil menghindari orang-orang yang lalu lalang di trotoar kecil ini.

Kenapa aku bisa telat bangun begini,sih?batinku dalam hati. Aku semakin mempercepat lariku. Tiba-tiba aku melihat sosok yang tak asing lagi yang tak begitu jauh dariku. Sosok itu juga sedang berlari tergesa-gesa. Mungkinkah itu...

"Gawat,aku terlambat! Ini gara-gara paman." umpat Conan dengan kesal.

"Heh,tidak biasanya detektif kecil ini terlambat."

"Ai..?" Conan kaget melihatku yang tiba-tiba muncul dan berlari tergesa-gesa juga.

"Heh,kau sendiri kenapa bisa terlambat,hah?" balasnya.

"Aku ini hanya seorang anak kecil biasa. Terlambat itu wajar saja kan." kataku dengan soknya.

"Huh,alasan macam apa itu?" ejeknya.

Kami pun berlari bersama menuju sekolah dasar Teitan yang kini jadi sekolahku, dikehidupanku yang baru.

Siang harinya aku bersama Ayumi, Genta, Mitsuhiko, juga si kudo kecil itu pulang sekolah bareng.

"Oia,Ai! Malam ini kami mau nginap di rumah profesor untuk main game baru ciptaan profesor. Bolehkan?" tanya Mitsuhiko. Anak laki-laki kurus ini terlihat bersemangat sekali.

"Yah,boleh saja. Asal jangan buat berantakan yah!" aku mengingatkan.

"Oia,Conan juga ikut yah?" ajak Ayumi. Conan yang ditanya langsung melengah.

"Ehm...entahlah!" jawabnya singkat sambil menggaruk pipinya. Aku tahu dia pasti memikirkan alasan untuk tidak ikut.

"Lebih baik tidak usah mengajak anak kecil sok sibuk ini."kataku menyindir. Aku suka sekali menyindirnya, entah kenapa.

"Siapa yang kau bilang sok sibuk? Aku kan masih harus izin dulu sama kak Ran." Katanya menyanggah sindiranku.

"Benarkah? Atau kau cuma mau melarikan diri dari kegiatan anak kecil yang membosankan ini." Sindirku lagi.

"Sebenarnya kalian ini bicarain apa sih?" tanya Genta bingung.

"Ia,aku juga ga ngerti." tambah Ayumi.

"Tenang saja! Aku pasti ikut." jawab Conan kemudian. Ia pun kembali berjalan mendahului kami. Kedua tangannya dimasukkan dalam saku celana dan ia terus melempar pandangan kesalnya ke jalan.

"Lho,Conan ngambek yah?" tanya Miitsuhiko.

"Sudahlah,tidak usah dipikirkan." kataku menenangkan mereka. Aku pun kembali berjalan dengan senyuman kecil di wajahku. Aku memperhatikan sosok kecil yang masih ngambek itu. Sosok itu masih terus melempar pandangan kesalnya ke jalan. Entah kenapa, aku jadi tersenyum sendiri.

Tanpa kami ketahui, berjarak beberapa meter dari kami, ada seorang gadis yang mengawasi kami melalui teropong dari atas sebuah gedung bertingkat. Ia lalu mengambil handphone-nya dan menelpon seseorang. Dan ditelepon itu ia berkata...

"Aku sudah menemukannya!"

"Bagus!" jawab seseorang di telepon itu.

"Kau harus melaksanakan rencana itu sebaik-baiknya tanpa diketahui siapa pun. Aku ingin informmasi itu hanya diketahui olehnya saja."

"Aku mengerti." Gadis itu pun menutup teleponnya.

"Aku tahu ini mungkin akan membahayakanmu tapi kau harus tahu ini." katanya dalam hati sambil memasukkan kembali handphonenya ke dalam tas gantungnya. Lalu ia pun pergi dari tempat itu.

To be Continued...