A/N: ft-fairy tail punya cerita baru lagi, semoga kalian suka ya~

Selamat membaca~


summary:

Bagaimana bisa kau mempercayai orang yang sudah bersumpah di hadapan tuhan untuk selalu mencintaimu selama-lamanya tapi mengingkarinya? Bagaimana bisa kau memaafkan orang yang mengkhianati cintamu dengan kejamnya? apakah takdir mempertemukan kita hanya untuk mengingatkan bahwa cinta tidak abadi?


Aku membuka mataku dengan perlahan. Menoleh ke arah jam yang berada di samping tempat tidurku. 6:15, itulah angka yang tertara di jam ku. Aku menguap sambil mengucek-ucek mataku, lalu menoleh pada orang yang masih tertidur pulas di sampingku, Natsu Dragneel, semalaman aku menunggunya pulang sampai jam 1 malam, tapi dia tidak pulang-pulang juga, akhirnya aku memutuskan untuk tidur duluan saja.

Aku segera bergegas menuruni tangga dan langsung menuju dapur untuk membuat sarapan. Setelah selesai membuat omelet untuk ku dan Natsu, aku duduk di meja makan sambil menunggu Natsu untuk turun dan makan bersama.

Sejujurnya akhir-akhir ini aku sangat sedih sekali dengan sikap suami ku yang tiba-tiba berubah dratis. Biasanya dia tidak pernah pulang larut malam kecuali jika sedang lembur, tapi sekarang, hampir setiap hari dia pulang larut. Dia juga jadi sangat cuek sekali denganku. Sebenarnya aku ingin bertanya padanya kenapa dia seperti itu, tapi aku tidak pernah berani untuk mengatakanya, jadi kupendam saja dulu.


Setelah setengah jam lebih menunggu, akhirnya Natsu turun juga ke bawah. Dia berjalan menuju meja makan dan duduk di depan ku.

"Sudah kubuatkan omelet untuk mu Natsu" ucapku sambil menggeser piring berisi omelet ke arah Natsu.

"Taruh saja" ujar Natsu, cuek sambil meminum airnya.

"Hari ini kau bekerja Natsu?" tanyaku. Kami berdua mulai memakan makanan kami.

"Ya" sahutnya sambil mengunyah.

"Sampai jam berapa?" tanyaku lagi.

Natsu membanting sendok dan garpunya lalu menatapku dengan tajam "Bisa tidak setiap hari kau tidak bertanya pertanyaan yang sama? Aku ini seorang direktur di perusahaan ternama Luce, aku sibuk" sahut Natsu, lalu pergi meninggalkan ruang makan dan menuju ke kamar.

Aku merasakan air mataku jatuh menuruni pipiku dengan perlahan. Aku benar-benar tidak tahu apa yang merubah Natsu menjadi seperti ini, dulu dia itu tidak seperti ini, dia selalu bersikap manis padaku, selalu tersenyum padaku, selalu akulah yang dia prioritaskan, tapi sekarang, tidak lagi.

Beberapa menit kemudian, aku mendengar suara Natsu menuruni tangga, segera aku hapus air mataku dan beniat untuk meminta maaf atas kejadian pagi ini, tapi kukira dia akan menghampiriku, tapi ternyata tidak, dia hanya beralalu tanpa menoleh ke arah ku, dia langsung menghidupkan mobilnya dan keluar dari rumah.

Aku sangat sedih mendapat perlakuan seperti itu dari Natsu, dia menjadi sangat dingin kepadaku, aku jadi takut dan gugup jika berbicara dengannya.


-Sore hari-

KRINGGG...KRINGGG.

Aku bergegas mengangkat telfon rumahku yang sudah berbunyi sedari tadi.

"Halo" ucapku pada orang yang berada di sebrang sana.

"Halo Lucy, ini aku Erza"

"Ada apa Erza?" tanyaku pada Erza.

"Begini Luce, aku akan mengadakan tur, tapi di tur itu aku ingin memuat pengetahuan tentang bintang, jadi aku butuh pengetahuan mu, bisakah kau ikut dalam tur itu?" tanya Erza.

"Apakah tur itu menginap?"

"Ya, selama 2 hari" jawab Erza.

"Jika menginap aku tidak tahu akan bisa atau tidak, aku harus izin Natsu dulu, nanti malam akan aku tanyakan pada Natsu apa aku boleh ikut atau tidak, jika boleh, maka aku akan ikut" jawabku.

"Baiklah, terima kasih Lucy untuk waktunya".

"Sama-sama" ucapku pada Erza, lalu menutup telfon dan berjalan ke dapur untuk memasak.


-Time skip, malam hari-

Pada pukul 11:30 Natsu baru pulang ke rumah. Tapi aneh, seharusnya kan dia capek, tapi dia kelihatan senang-senang saja pulang larut, bahkan tidak tersirat kecapekan di wajahnya.

"Natsu" panggil ku.

"Hm" jawab Natsu dengan sangat cuek.

"Besok Erza akan mengadakan tur selama 2 hari, dia butuh aku di turnya, bolehkah aku ikut tur itu?"

"Pergilah" jawab Natsu dengan sangat dingin dan cuek

Aku sedih melihatnya bersikap begitu padaku, tapi langsung ku ubah wajah sedih ku dan tersenyum ke arahnya "baiklah" jawabku.


-Pagi hari-

Aku sudah menyiapkan semua perlengkapan yang diperlukan untuk tur. Aku menghampiri Natsu yang ada di dapur, aku ingin berpamitan dengannya.

"Natsu, aku pergi dulu ya" ucap ku pada Natsu yang disertai anggukannya.

Dia sama sekali tidak berbicara padaku, padahal aku akan pergi selama 2 hari, tapi sepertinya dia sama sekali tidak perduli.


Ternyata aku hanya perlu mengikuti 1 hari tur saja, aku sangat senang, aku jadi bisa pulang dengan cepat dan bisa bertemu dengan Natsu. Sebenarnya besok adalah ulang tahun pernikahan kami, aku sudah membuatkan Natsu kado yang sangat spesial, aku juga sudah membuat kue buatan ku sendiri.

"Terima kasih ya Luce sudah mengsukseskan tur ku" ucap Erza yang mengantar ku menuju bandara.

"Ya sama-sama, aku juga ingin berterima kasih karna sudah di izinkan meminjam dapurnya untuk memasak kue, soalnya kan ini sudah malam, jadi aku takut jika aku membuatnya di rumah akan ketahuan Natsu".

"Kau benar-benar istri yang baik Lucy, kalau begitu cepatlah pulang, Natsu pasti merindukanmu" kami pun berpelukan sebagai tanda perpisahan.

Aku tidak ingin menceritakan Erza bahwa sebenarnya aku dan Natsu sama sekali tidak harmonis sekarang, aku takut nanti Erza akan mencekik Natsu sampai mati jika tahu Natsu sekarang sangat dingin padaku.

Hari ini aku ingin memberikan Natsu kejutan. Aku tidak memberitahunya kalau aku akan pulang lebih cepat, sebagai kado ulang tahun pernikahan kami juga, siapa tahu saja sikapnya jadi berubah.


Saat sampai di rumah, hal pertama yang aku lakukan adalah menaruh kue ku di dalam kulkas dulu, lalu aku melirik ke arah jam dinding, sekarang sudah jam sepuluh malam, tadi aku melihat mobil Natsu di parkiran, jadi dia pasti sudah tidur sekarang.

Aku melangkah menuju tangga. Saat sampai di anak tangga ke-5 aku mendengar suara-suara aneh dari dalam kamarku dan Natsu, seperti suara desahan. Aku berjalan dengan hati-hati menuju kamar. Ketika aku berada di depan pintu suara-suara aneh itu makin terdengar kencang.

Aku membuka pintu dan menemukan Natsu dan seorang perempuan berambut putih pendek sedang melakukan 'itu', di tempat tidur aku dan Natsu. Ini semua terlalu menyakitkan untuk dilihat, tanpa bisa aku tahan air mataku tumpah, aku menangis. Laki-laki yang sudah bersumpah di hadapan tuhan untuk selalu mencintaiku, mengingkari janjinya.


A/N: Please review tentang pendapat kalian sama cerita ini, bagus atau jelek?

Reviews~