Title : My Slave!
Author : Hopekies
Pairing :
Kim Taehyung x Jung Hoseok
(V-Hope)
Disclaimer :
Sedikit terinspirasi dengan curhatan seorang yang galau di akun line saya. Jika terdapat unsur kesamaan itu suatu tidak kesengajaan belaka.
Warning :
YAOI. Typo bertebaran dengan kata-kata yang kurang sinkron (?)
.
.
Happy Reading..
Taehyung hanya mengetahui bagaimana cara hidup dengan baik. Bagaimana berjuang dalam menjalani hidupnya yang hanya berdua dengan adiknya Kim Jungkook. Mereka berdua adalah Kim Siblings yang cukup berprestasi. Banyak piagam bertengger rapi di kediaman kecil mereka berdua. Jungkook yang memiliki wajah sepolos malaikat dan Taehyung memiliki wajah manis yang siap memikat siapapun.
Bekerja sampingan dengan jadwal tugas sekolah yang menumpuk cukup melelahkan. Namun, demi bertahan dengan adik kesayangannya, dia harus rela bekerja membanting tulang hanya untuk sesuap nasi. Tapi, tak lama masalah mulai muncul seperti..
"Kapan kau akan membayar uang sewa mu Taehyung-ah?" tanya pemilik kontrakan kumuh tempat dia tinggal sekarang.
"Secepatnya ahjjuma," jawabnya sambil menunduk. Tidak berani memandang ahjjuma berwajah bak malaikat yang siap mencabut nyawanya kini.
"Jika sampai bulan depan kau tidak membayar, aku akan mengusirmu dari sini!" ucap wanita paruh baya itu dengan suara meninggi meninggalkan Taehyung yang masih diam pada tempatnya.
Pikirannya penuh dengan kata-kata wanita paruh baya yang meninggalkan rumahnya beberapa saat lalu, ditambah dengan janjinya membelikan Jungkook sebuah sepatu dan seragam baru. Taehyung hanya bisa menatapi betapa malang nasibnya sekarang. Bahkan untuk menelan ludah pun terasa susah. Namun, tepukan dipundaknya sukses membuyarkan angan-angan nya sekarang, ya itu berasal dari adik tercintanya.
"Hyung, apa yang terjadi?" tanya Jungkook dengan wajah polosnya menatap sang kakak yang berdiam diambang pintu rumah mereka.
Hanya senyuman manis yang bisa diberikan sebagai penggambaran jawaban adiknya sekarang.
"Kenapa tidak masuk?" tanya Jungkook lagi.
"Aku akan segera masuk." balasnya sambil mengusak rambut hitam adiknya itu.
Seorang remaja lelaki tengah asyik menyesap puntung rokok ditemani beberapa minuman yang cukup memabukkan. Suara dentuman musik kencang bahkan tak mengalihkan konsentrasinya karena seorang lelaki manis yang tengah merasuki pikirannya, yang akhir-akhir ini tidak bisa membuatnya tertidur hanya karena memikirkannya sebelum dia memiliki lelaki itu –seutuhnya.
"Kau kenapa Hoseok-ah?" sapa salah satu sahabatnya menghampirinya dengan membawa seorang wanita yang sedikit lebih tua darinya sedang bergelayut manja di lengan sahabatnya dengan dress mini berwarna merah marun.
"Aku sedang memikirkan sesuatu," jawab remaja yang masih menghisap sebatang rokok itu.
Tak lama dua wanita dengan pakaian sama minimnya duduk dengan manja di samping kanan-kirinya.
"Oppa, apakah kau ingin bermain denganku?" wanita disamping kanannya berbisik sensual.
"Baiklah. Tapi nanti, kalian bisa menungguku disalah satu bilik disana." balasnya sama berbisiknya.
"Kau akan puas jika bermain dengan kami oppa," ucap wanita disebelah kiri seraya menggesekkan gundukan dadanya pada pria disampingnya dengan tatapan seduktif.
Setelah kedua wanita itu pergi, ditataplah datar sahabatnya kini sedang berciuman dalam dengan wanita dress mini berwarna merah marun tadi. Kedua bibirnya bertautan dan saling menukar saliva satu sama lain.
Sudah ke sekian kali Taehyung meminjam uang pada sahabatnya Jimin. Namun, saat ini dewi fortuna sedang tidak berpihak padanya sehingga mengharuskannya pulang dengan tangan kosong.
"Tae-ya, mianhae.." ucap Jimin dengan sangat menyesal. Dia menyadari bahwa puluhan ribu won di dompetnya kian menipis dan dia sudah berjanji untuk membayar les privatnya bulan ini.
"Gwaenchana Jimin-ah," jawabnya sambil tersenyum. Menampilkan senyum angelic nya yang kian membuat sahabatnya itu merasa bersalah.
Taehyung menyadari bahwa dia bahkan sudah terlalu sering merepotkan sahabatnya itu. Mungkin sahabatnya tidak merasa apapun namun dia sendiri menyadari bahwa sahabatnya yang selama ini selalu membantu menopang hidupnya di kota besar seperti Seoul ini.
Sepulang dari rumah sahabatnya, Taehyung memutuskan untuk mampir ke supermarket di dekat rumahnya untuk membeli beberapa kebutuhan bulanannya. Mungkin beberapa bungkus ramen dapat mengisi perutnya beberapa hari ke depan bersama adiknya, pikirnya. Namun, ketika di persimpangan jalan yang cukup sepi, tak sengaja dia mendengar suara desahan dari mobil yang baru dilewatinya.
"Ahhh..oppahh..fasterrr.." desah seorang wanita di dalam mobil.
"Nghh..ini..sangat..nik..mat.." balas laki-laki disela-sela kegiatan mereka.
Taehyung tampak terkejut mendengar apa yang seharusnya tidak ia dengar. Apalagi mobil mewah itu sempat berguncang pelan berkali-kali bersamaan dengan desahan dari pria dan wanita dalam mobil. Diapun memutuskan berlari setelah membeli kebutuhan bulanan dari supermarket dan melaju cepat ke rumah kumuhnya.
Di atap sekolah berkumpul sekelompok siswa atas perintah seseorang yang menjabat sebagai ketua mereka.
"Kalian cari tau apapun tentangnya!" perintah sang ketua sambil menyodorkan selembar foto seroang pemuda pada mereka. Dan dibalas anggukan oleh mereka.
Setelah mengadakan rapat dadakan itu. Sang ketua segera membubarkan anggotanya. Kini dia menatap foto lelaki yang mencuri perhatiannya akhir-akhir ini. Dia hanya menyunggingkan seringai yang dibalas gelengan dari sahabatnya.
"Hoseok-ah, apa yang menarik darinya?" tanya seorang bernama Namjoon padanya.
"Entahlah Namjoon-ah. Tapi, aku ingin menghabiskan malam dengannya." Jawabnya sambil mengangkat bahu menatap sahabatnya itu.
"Banyak lelaki sepertinya disekolah kita. Kau bisa menyeret satu diantaranya ke ranjangmu."
Sepertinya sang ketua kelompok itu lebih memilih diam dan tak menanggapi ucapan sahabatnya barusan.
Taehyung lupa bagaimana dia bisa ditempat gelap itu. Terakhir yang dia ingat adalah datang ke perpustakaan bersama Jimin. Otaknya terasa pusing memikirkan bagaimana dia bisa sampai ke tempat gelap dan minim pencahayaan itu. Jika ini mimpi, saat dia terbangun maka dia berharap sedang berada di ranjang tempat tidurnya. Namun kali ini berbeda. Berulang kali dia mengerjap mata dan mengumpulkan kesadaran namun tetap saja tidak ada yang berubah. Tetap gelap dengan tangannya terikat, juga lakban hitam yang mengunci mulutnya itu.
Ditengah kebingungannya, Taehyung hanya bisa menyumpah serapah pada siapapun yang melakukan ini. Tapi tak lama, ada seorang yang masuk dan mendekatinya. Ditatapnya sosok asing dihadapannya itu.
"Hai Kim Taehyung.." sapa sosok itu menatap manik mata Taehyung secara intens. Terlihat disana pemuda yang sedang terikat itu menatap ketakutan pada seorang sosok lagi didepannya itu.
"Kau ingin tau aku? Sebut saja aku malaikat penolongmu sekarang. Namaku Hoseok." ucapnya menjawab pandangan penuh tanya Taehyung dengan nada santai sekalipun Taehyung telah gemetar ketakutan padanya. Sungguh, sama sekali bukan tatapan malaikat yang dipancarkan Hoseok. Ia kemudian melepas lakban yang membungkam bibir Taehyung sejak tadi.
"Ku mohon lepaskan aku! Apa yang ku lakukan hingga aku diperlakukan seperti ini?" ucapnya memelas dengan sudut mata yang mulai berair.
"Aku tidak akan meminta banyak darimu–" Hoseok menggantungkan kalimatnya.
Taehyung hanya menatapnya bingung "Lalu apa yang kau inginkan dariku?" tanya Taehyung memberanikan diri.
"–jadilah 'slave'-ku," katanya dengan menekan kata 'slave'.
Taehyung membelalakkan mata tidak percaya mendengar ucapan lelaki dihadapannya itu. Apa itu sebuah gurauan tidak lucu yang seharusnya tak ditertawai oleh nya?
Karena jawaban Taehyung terlalu lama, akhirnya Hoseok meraup cepat bibir merahnya. Taehyung ingin memberontak, namun otak bawah sadarnya memerintahkannya untuk menerima perlakuan Hoseok tanpa perlawanan. Hoseok mulai mengabsen satu persatu gigi Taehyung dan saling bertukar saliva. Kemudian kecupan itu beralih ke daun telinganya. Sesekali menjilat dan menggigit daun telinga Taehyung hingga menghasilkan desahan tertahan dari bibirnya. Dan Taehyung menyadari bahwa desahan yang keluar dari mulutnya bisa merangsang sosok lelaki di depannya itu. Akhirnya dia memutuskan untuk menggigit bibir dengan mata terpejam. Sungguh, demi apapun Hoseok tidak sabar untuk melihat ekspresi Taehyung yang menurutnya sexy itu. Setelah puas menggoda Taehyung, ciuman Hoseok turun ke leher. Beberapa hickey dibuat Hoseok pada leher tan dan bersih milik pemuda itu.
"B-berhenti.." ucap Taehyung sambil menggertakkan gigi. Hoseok pun menghentikan aktivitasnya yang tertunda dan melihat kearah Taehyung yang menatapnya dengan sayu.
"Tolong lepaskan ikatan ini. Aku– aku akan menjadi slave-mu," ucap Taehyung terbata.
Hoseok yang mendengarnya menyeringai tampan. Kemudian ia melepas ikatan tangan Taehyung pada kursi dan segera melanjutkan aktivitas tertundanya tadi. Hoseok menarik lengan Taehyung dengan kasar, membuatnya tersentak hingga berdiri. Ia mendorong Taehyung ke dinding dingin dibelakangnya dan mulai menginvasi bibir Taehyung sekali lagi. Sedangkan pemuda satunya ikut membalas ciuman Hoseok dengan kaku. Ia mencari pegangan dengan meraih tengkuk lelaki yang lebih tinggi beberapa sentimeter darinya itu hingga tanpa sadar jemarinya telah mencengkeram rambut Hoseok.
Perlahan tapi pasti kedua tangan Hoseok yang semula memeluk pinggang Taehyung mulai melucuti seragam Taehyung satu-persatu. Membuat pemuda yang sedang terpojokkan itu telanjang. Dan kini jarinya dengan lihai menekan nipple Taehyung yang mulai menegang dan menjilat sisi satunya.
"Eunghh.." hanya erangan yang lolos dari mulut Taehyung. Dia menekan kepala Hoseok untuk memperdalam ciuman lalu meremas rambut pemuda itu sebagai penyalur kenikmatan yang dirasakannya.
Hoseok pun beralih pada little Taehyung yang sudah menegang dengan sempurna sama seperti miliknya–yang masih sesak terbungkus celana. Dia pun memijat junior Taehyung dengan gerakan pelan membuat si empunya menggelinjang. Hoseok mengangkat salah satu kaki Taehyung. Dan lalu memasukkan satu jari pada hole Taehyung. Dan menggerakkannya perlahan
"Hoss..eok..ahh.." desah Taehyung ditengah perlakuan Hoseok. Kedua tangannya merengkuh tubuh didepannya dengan erat. Membuat mereka menempel tanpa jarak. Taehyung bahkan yakin jika dirinya tak dapat berdiri jika tangannya ia lepaskan sedetikpun. Tubuhnya berkeringat dan penuh tanda ungu di hampir seluruh bagian tubuhnya, tentu saja ini ulah Hoseok yang masih mempermainkan jarinya dalam hole-nya itu.
Hoseok menambah satu dua jarinya lagi mengaduk hole sempit Taehyung. Membuat si pemilik sedikit tersentak sakit dan mengigit bahu pemuda direngkuhannya. Namun tak bisa dipungkiri Taehyung rasanya tersengat nikmat saat ujung jari Hoseok menekan titik manisnya. Matanya berkaca-kaca menahan sakit dan nikmat bersamaan.
Setelah puas mengaduk-aduk hole milik Taehyung, Hoseok mulai membuka zipper celananya. Membebaskan miliknya yang sudah benar-benar sesak. Mendekatkan kepala juniornya pada hole sempit itu.
"Rileks Taehyung," ucap Hoseok dengan suara berat nan dalam. Membuat Taehyung bergidik. Dia tahu bahwa pemuda didepannya ini sudah mencapai ambang batas hasratnya.
Taehyung beralih menggigit bibir bawahnya takut-takut. Dalam satu hentakan junior Hoseok sudah masuk sempurna pada hole sempit 'slave'-nya itu.
"Arght.." sekuat apapun Taehyung menahan teriakannya, perlakuan Hoseok dibagian bawahnya membuat tubuhnya seperti terbelah. Itu sakit, sungguh.
Hoseok yang melihat air mata satu persatu menuruni wajah manis didepannya itu membuat hatinya sedikit menyesal. Sepertinya ini adalah yang pertama bagi Taehyung dan dia melakukannya dengan kasar. Dia akan meminta maaf nanti.
Untuk sekarang, biarkan Taehyung mendapatkan kenikmatan terlebih dahulu.
"Taehyung, tatap mataku!" bisik Hoseok pelan ditelinga kanan Taehyung. "Aku akan bergerak, oke?"
Taehyung membuka matanya pelan-pelan. Menatap tepat di mata Hoseok. Dan kemudian ia mengangguk pelan. Sebuah lampu hijau bagi Hoseok.
Dengan tempo pelan pemuda bersurai hitam itu mulai menggerakkan juniornya dalam hole sempit Taehyung. Mengangkat lebih tinggi salah satu kaki Taehyung untuk mempermudah kegiatannya. Bibirnya mencari bibir Taehyung untuk ia lumat. Sedikit mengalihkan rasa sakit si pemuda bersurai cokelat.
Hoseok melepaskan ciumannya dan merengkuh Taehyung semakin erat. Menggerakkan pinggulnya lebih cepat.
"Ho..seok..ah..fas..ter..ahh.." desah Taehyung saat dirinya mulai merasakan kenikmatan akibat gerakan cepat dan dalam Hoseok saat menyentuh titik terdalamnya. Rasanya seperti sengatan beberapa watt aliran listrik namun menyenangkan. Membuat mata berkabut dan pandangannya memutih. Terselimuti nafsu yang membumbung tinggi.
"Ini..sangat..nikmat.." ucap Hoseok disela-sela ia mempercepat temponya. Memberikan beberapa gigitan dalam pada pundak yang sudah penuh dengan hickey buatannya. Otaknya sudah tidak dapat berpikir dengan rasional lagi. Kehangatan yang diberikan Taehyung membuatnya hilang kendali.
"Aku tidak tahan..aku..ingin..ke..luar.." balas Taehyung semakin mempererat pelukan pada Hoseok. Kaki kirinya sudah tak kuat lagi untuk menopang tubuhnya. Ini pertama kalinya ia bercinta, dan dia melakukannya dengan berdiri begini. Gila memang.
"Ber..sa..maa.." ucap Hoseok sambil menekan hujamannya lebih dalam. Mengejar Taehyung yang akan sampai.
Dan kemudian mereka sampai secara bersamaan. Sperma Hoseok masuk dalam hole sempit Taehyung dan sebagian tumpah, sedangkan sperma Taehyung mengenai seragam biru yang dikenakan Hoseok sekarang.
Menakjubkan!
Hoseok tengah memandangi sosok malaikat tanpa busana di depannya, begitu damai dan polos. Dia sengaja membiarkan malaikatnya tertidur lebih lama setelah kegiatan kotor semalam yang cukup melelahkan. Entah berapa kali Taehyung meronta dan orgasme tadi malam. Setelah bercinta didalam gudang yang pengap itu dan membuat Taehyung ambruk, Hoseok dengan cepat membawa Taehyung pulang dan melanjutkan kegiatan yang sudah bagaikan aphrodisiac itu hingga dini hari.
Mengingat kejadian itu membuat sudut bibirnya tertarik keatas. Telunjuknya menyusuri wajah mulus tanpa cela itu dengan pelan. Wajah– dan segala tentang Taehyung yang akan menjadi miliknya, segera.
Tak lama, sosok itupun terbangun. Dia mengerjapkan matanya perlahan sebelum kesadarannya benar-benar terkumpul. Netranya langsung bersibobrok dengan manik segelap malam yang menatapnya dengan intens. Membuatnya gugup dan langsung menundukkan kepala sambil mengerat selimut yang terpasang sampai dadanya.
"Good morning, my slave." sapa Hoseok ramah sambil mengelus surai coklat yang lembut milik Taehyung.
Sang tuan tersenyum kecil melihat tingkah gugup Taehyung. Ditambah aroma khas kegiatan semalam yang menyengat, membuat Taehyung malu setengah mati hingga mengantar sapuan merah muda tipis pada kedua pipinya. Manis sekali, pikir Hoseok.
"Se-selamat pagi tuan." balas Taehyung sekenanya. Masih tak berani menatap orang didepannya. Dalam keadaan masih telanjang begini? Lebih baik Taehyung menceburkan diri ke laut saja.
"Maaf," ucap Hoseok pelan. "Untuk yang digudang, aku tahu itu sakit,"
Taehyung terdiam. Tidak mau menjawab apapun yang akan memperpanjang pembahasan yang akan dilontarkan Hoseok.
Dan Hoseok paham.
"Mulai sekarang kau akan tinggal disini. Itu oke?" ucap Hoseok kemudian, tanpa penekanan namun mengalun bagai mantra hingga terdengar mutlak ditelinga Taehyung. Membuat Taehyung menggigit bibirnya dan semakin mengeratkan genggaman pada selimutnya.
"Aku sudah menyuruh Jimin untuk mengurusnya." kata Hoseok tiba-tiba. Membuat Taehyung mendongak dengan pandangan penuh tanya.
"Adikmu. Kim Jungkook. Aku sudah menyuruh Jimin untuk mengurusnya." ulangnya, memperjelas apa yang dikatakannya tadi. Seolah membaca pikiran Taehyung yang sekarang sedang memikirkan satu-satunya keluarga yang ia punya.
Tentu saja Jimin masih sayang nyawa untuk tidak dihabisi oleh segerombolan kelompok Hoseok yang terkenal preman dari kalangan high class. Kalau sudah mendapatkan permintaan 'tolong' dari seorang Hoseok, membantah itu ibarat menjemput shinigami.
Taehyung hanya menghela napas dan mengangguk sebagai jawaban. Terlalu malas untuk menyuarakan protesan– yang pasti akan ditolak. Dia tahu itu.
Hoseok yang melihatnya menjadi gemas sendiri. Ia tahu sebenarnya Taehyung ingin memprotes, tapi sepertinya pemuda itu akan menerima semua keinginannya. Senyumannya semakin terkembang.
"Aku akan memberikanmu aturan sebagai 'slave'-ku." Hoseok membuka suara setelah mereka terdiam beberapa saat.
Taehyung tampak memperhatikan sang 'majikan' di depannya, "Pertama, jangan pernah bercinta dengan siapapun selain aku!"
Pipi Taehyung memanas mendengarnya. Dia jadi mengingat kegiatan semalam. Frontal sekali sih orang didepannya ini?
Taehyung hanya menanggapi dengan anggukan.
Hoseok menghitung dengan jarinya, "Kedua, jika aku meminta maka kau wajib memberikannya, kapanpun dan dimanapun!"
Taehyung mengangguk dengan ragu.
"Ketiga, seperti yang ku katakan sebelumnya, kau akan tinggal disini dan– aku tahu kau pintar memasak, jadi kau harus memasak untukku setiap hari."
"…." Taehyung diam. Yang dalam pandangan Hoseok itu berarti iya.
"Keempat, kau harus 'selalu' menuruti perintahku."
Taehyung mengangguk. Sepertinya itu yang paling utama dari semua permintaan pemuda didepannya ini.
"Dan sekarang–" Hoseok mendekatkan wajahnya ke wajah Taehyung. Terlalu dekat, sampai napas Hoseok terasa menerpa wajahnya.
"Aku minta jatah morning kiss-ku." ucap Hoseok sambil menyeringai pada Taehyung. Membuat Taehyung berjengit kaget. Degupan jantungnya mendadak berpacu lebih cepat. Antara malu dan gugup–dan sedikit takut.
Kemudian ia mendekatkan diri pada Hoseok dan mulai mencium bibir Hoseok dengan hati-hati. Terasa sangat polos dan kaku. Ini adalah ciuman pertama Taehyung yang tanpa paksaan. Membuat rongga dada Hoseok menghangat. Kemudian Hoseok melepas bibirnya. Menatap Taehyung dengan tatapan menggoda.
"Bagaimana jika aku menginginkan lebih? Sepertinya aku harus mengajarkan slave-ku ini bahkan hanya untuk berciuman," ucapnya lagi dengan menatap seduktif Taehyung.
Dan Hoseok mendapat satu pukulan bantal tepat diwajahnya.
End.
Huft.. akhirnya selesai juga fanfic gajelas ini. Jangan ditanya gimana nasib Kookie ama Jimin (gadda yang tanya) wkwk. Thanks to rosaelkim yang membantu saya sedikit menyusun kalimat kkkk~
Dan thanks to dayang-dayang wulancho dan Chandelight yang setia MEMBANTU dalam per-editan fanfic ini..
Jujur, ini fanfic rate M dengan adegan NC pertama kali saya buat ;_;
Maaf jika kurang hot bisa ditambah cabe sendiri ya kkkk.
Terima kasih sudah membaca.
Last, mind to reviews?
