Disclaimer: Kuroko no Basket (c) Fujimaki Tadatoshi
Warning: Typo(s), alur terlalu cepat, OOC(maybe), etc,.
Fanfic Collab dari Rey Ai dan Sakamaki Tsuki
.
.
R&R, DLDR, Enjoy Reading!
Reader pov.
Aku menatap kearah jendela yang ada di sebelah kiriku, angin berhembus agak pelan dan membuat bunga-bunga sakura yang terlihat indah dimataku bergoyang-goyang. Rasanya ingin tidur di antara hembusan angin ini, tetapi itu bukanlah hal teladan, apalagi aku adalah murid baru di sekolah ini. Aku hanya bisa menghela nafas, aku alihkan pandanganku kedepan kelas, mencoba memperhatikan sensei yang sedang menjelaskan pelajaran Sejarah.
"Hei, kau mengerti apa yang dikatakan sensei tidak?" Tanya seseorang disebelahku.
"E.. eh? Go.. gomen.. aku sedang tidak fokus..." Kataku gugup sambil memandang orang yang ada disebelahku.
Pandanganya yang menatapku tadi berubah arah menatap keluar jendela. 3 detik kemudian, dia mengalihkan pandanganya lagi ke arahku. "Un... tak apa. Lagipula aku juga tidak terlalu fokus mengikuti pelajaran. Yah, tapi setidaknya aku mencoba memperhatikan sensei." Dia menghela napas sebentar. "Ne, nama mu benar (Nama panjang) kan? Namaku Utsukushi Hana, salam kenal!" lanjutnya sambil tersenyum. Namanya yang cantik menurutku, sesuai dengan orangnya. Aku hanya mengangguk gugup.
"Hei kalian berdua yang dibelakang! Jangan ramai! Perhatikan pelajaran!" Teriak sensei dari depan kelas. Aku dan Utsukushi-san hanya terkikik pelan, rasanya, sudah sangat lama aku tidak berinteraksi dengan orang lain. Bukannya aku seorang NEET atau Home Schooling, aku cuma orang yang pemalu kalau harus berinterkasi dengan orang lain. Senang rasanya mendapat teman pertama seperti Utsukushi-san. Walaupun, pertama kali aku bertemu dengannya, aku agak gugup.
Bel istirahat berbunyi, aku merapikan buku tulisku. "(Name)-san!" Orang yang memanggil namaku itu kini sudah berada di depan meja ku, orang itu-Utsukushi-san."Ne, kau mau memakan bentomu di atap sekolah bersamaku?" Tanyanya.
"U..Un, baiklah. Tunggu sebentar Utsukushi-san." jawabku terbata. Ingat bukan kalau aku ini seorang pemalu? berinteraksi saja aku sudah gugup setengah mati.
"Santai saja (Name)-san, aku tidak menggigit kok." Candanya saat melihat kegugupanku, Utsukushi-san memang orang yang baik. "Ah, boleh kupanggil kamu (Name)-chan? kamu boleh memanggilku Hana!" Lanjutnya ceria.
Wow, itu ke akraban yang sangat cepat, tak kusangka akan secepat ini mempunyai seorang teman-bisa dibilang teman dekat untuk sekarang. Aku agak ragu untuk memanggil namanya, tapi mungkin ini cara cepat untuk lebih mengenal dan akrab denganya. Aku mengangguk. "Baiklah Ha-Hana-chan..." Kataku sedikit terbata, aku gugup!
Kulihat wajahnya senang dengan panggilanku tadi. Tiba-tiba dia merangkul pundakku dengan agak bersemangat. "Yosh, baiklah (Name)-chan! Ayo kita segera memakan bento sebelum jam istirahat habis!" Ajaknya bersemangat. Dia kembali ke bangkunya untuk mengambil bento miliknya lalu pergi lebih dulu menuju atap. Aku bergegas mengambil bento ku lalu menyusulnya.
Ternyata Utsuku-maksudku Hana-chan adalah pelari yang bagus. Karena dalam waktu sekejap saja, dia sudah berada di depan. "Cho.. chotto Hana-chan!" Kataku sambil mencoba berlari, nafas ku sudah ngos-ngosan. Aku memang tidak terlalu jago dalam bidang olahraga, apalagi dalam berlari.
"Ayo, cepat (Name)-chan!" teriak Hana-chan yang sudah berada di ujung koridor, sekarang dia sudah ada di depan tangga menuju atap. Aku mulai menyalahkan murid-murid yang berjalan dikoridor, ugh... mereka menghalangi jalanku.
BRUK!
Aku tak sengaja menubruk salah seorang siswa, aku jatuh terduduk. "Ugh.. I.. itte.." rintihku pelan. Aw, ini lumayan sakit, Aku mencoba melihat kepada orang yang menubruk ku, mata kami bertemu. Bola mata heterokrom berwarna scarlet dan gold itu membuatku tidak bisa lepas untuk menatapnya, aura intimidasi terasa disekitarnya. Tapi, mata itu benar-benar indah jika kulihat.
Orang itu mengalihkan perhatianya dariku lalu berjalan pergi, refleks aku segera bangun. "Ma-maaf." Kataku sambil membungkuk kan badanku, ah sepertinya dia tidak mendengarku. Seseorang menepuk pundakku dari belakang, aku menoleh ke belakang dan melihat Hana-chan.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya nya agak sedikit khawatir, mungkin?
"A-ah iya, aku tadi tidak sengaja menabrak orang itu." jawabku. Hana-chan masih diam, kulihat dia mengawasi tempat pergi nya orang itu. "Hana-chan?" tanyaku membuyarkan lamunanya.
"Ah iya! Ayo kita ke atap!" Ajaknya, aku mengangguk patuh. Sekarang kami berjalan bersama, Hana-chan tidak meninggalkanku seperti tadi. Hana-chan membuka pintu menuju atap, uwaaahhh! Tak kusangka atap di sekolah ini cukup luas juga. Hana-chan mengambil tempat duduk disekitar tembok bangunan tempat pintu masuk, aku duduk disebelahnya. Di sela-sela makan siang kami, kami saling bercanda, senang rasanya mempunyai teman yang bisa mengerti kita.
Tapi aku masih penasaran dengan orang yang menabrak ku tadi, jadi aku beranikan untuk bertanya kepada Hana-chan. "Ha-Hana-chan, apa kamu mengenal seseorang yang menabrak ku tadi?" Tanyaku agak terbata, mungkin takut keadaan berubah menjadi canggung.
Tepat sesuai dugaanku Hana-chan hanya diam, seharusnya aku tidak menanyakan hal ini! "Kenapa kamu ingin tahu tentang dia?" Tanyanya balik.
"Eh..Eh? Aku cuma penasaran dengan nya, dan juga kenapa mata nya bisa berbeda warna?"
Hana-chan mengambil nafas sebelum menjawabnya. "Namanya Akashi Seijuuro, dia sama kelas satu seperti kita, tapi dia ada dikelas 1-2. Tapi walaupun sama junior nya seperti kita, dia sudah bisa menjadi ketua tim basket putra, begitu juga dengan kejeniusanya. Selain itu dia juga kaya raya, tampan, dan juga banyak para perempuan yang menyukainya. Ah! Jangan bilang kalau kamu juga menyukainya?" Tanya nya menggodaku.
"Te-tentu saja tidak! Mana mungkin aku suka kepada orang saat pertama kali bertemu! Lagipula bertemu nya juga tidak romantis!" Dengan lancarnya aku membantah perkataanya, wajahku mulai memerah. Aku tidak tau kalau Hana-chan ternyata tipe orang suka jail.
"Hahaha, syukurlah. Soalnya selain kelebihanya, dia juga dikenal bersifat dingin, kejam, sadis, aura intimidasi, perkataan yang absolut, dan... lain lain. Ya intinya lebih baik jangan suka dengan orang yang seperti dia, dia juga berhati besi, tidak kenal ampun. Pernah ada seorang perempuan yang menyatakan cinta padanya, tetapi dia menolaknya dengan jawaban yang singkat tapi nge-JLEB dihati." Jelas Hana-chan berapi-api.
Aku cuma tertawa kecil melihatnya. "Sepertinya Hana-chan mengenal er... Akashi-kun(?) dengan baik." Candaku.
Sesaat Hana-chan tidak merespon ku, aku jadi merasa aneh. Tetapi kemudian dia menjawabnya dengan nada dingin. "Tidak, aku tidak mengenalnya dengan baik."
"Ah...So..Souka.." Sepertinya aku salah kata lagi ya? Kalau begini terus bisa-bisa aku kehilangan teman. "Apa mungkin Hana-chan menyukai seseorang?" Ah! tidak aku keceplosan, sepertinya aku benar-benar akan menghancurkan pertemanan kami, ugh. Aku melihat ke arah Hana-chan, sepertinya wajahnya ... memerah?
"Ba-Baka! A-Aku tidak menyukai seseorang!" Bantahnya dengan wajah memerah. Sepertinya Hana-chan tsundere, aku tertawa kecil melihat tingkahnya. "Ke-kenapa tertawa? Apa yang lucu?" Tanya nya. Tawa ku semakin tak tertahankan, aku tertawa lepas. Hana-chan dengan semangatnya lebih membantahku. Senang sekali punya teman!
Setelah itu, aku dan Hana-chan kembali melanjutkan makan siang kami yang sempat tertunda tadi. Walaupun kami sudah kembali makan, aku tetap menggoda Hana-chan. Habisanya sih, wajahnya yang memerah itu menggemaskan! Rasanya aku mau mencubit wajah memerahnya itu! tapi nanti Hana-chan marah padaku dan dia akan membenci ku, jadi lebih baik tidak usah aku lakukan, susah rasanya untuk mencari teman yang lain lagi, karena aku juga orang yang pemalu.
Bel masuk berbunyi. Aku dan Hana-chan segera membereskan bento kami dan keluar dari atap. Saat kami berjalan kembali ke kelas, Hana-chan hanya diam. Sepertinya dia marah padaku. "E.. etto.. Hana-chan.. lain kali, kita makan diatap lagi ya? Aku juga minta maaf." Tanyaku ragu-ragu. Aku takut salah mengucapkan kata, kalau salah mungkin ia akan tambah marah.
"Hmph, baiklah. Asal kamu tidak menggangguku lagi seperti tadi." Jawab Hana-chan akhirnya sambil menggembungkan pipinya. Aku hanya bisa tertawa kecil di dalam hati karena melihat tingkahnya yang agak kekanakan itu.
"Pelajaran berikutnya.. apa, Hana-chan?" Tanyaku.
"Kalau tidak salah... Bahasa Inggris." Kata Hana-chan mengira-ngira sambil meletakan telunjuk kanannya di dagu, seperti pose orang yang sedang berpikir.
"Oh." Ucapku singkat. Kami sudah sampai di depan kelas, dan, sensei pelajaran Bahasa Inggris untungnya belum datang. Aku dan Hana-chan segera duduk dibangku masing-masing. "Hana-chan pandai dalam pelajaran Bahasa Inggris?" Tanyaku setelah selesai memasukan bentoku ke dalam tas.
"Eh, dalam pelajaran Bahasa Inggris ya? Hmmm... lumayan sih."
"Memangnya nilai Bahasa Inggris Hana-chan terakhir berapa?"
Raut muka Hana-chan berubah menjadi seperti bangga? Dia tertawa pelan."Tehehehe... 95... ehehehe..." Jawabnya sambil cengengesan.
"95? Sasuga Hana-chan!" Pujiku sambil bertepuk tangan kecil.
"Ehehehe.. itu karena saat kecil aku pernah tinggal di Amerika. Ah, sensei sudah datang, sebaiknya kita diam atau kejadian seperti di jam awal terulang." Katanya memperingatkan. Aku hanya mengganguk kecil, lalu memperhatikan ke depan.
SKIP TIME~
Aku melirik jam tanganku waktu sudah sangat sore, aku menghela nafas kecil karena kesal. Ah iya, sekarang aku sedang menunggu supirku didekat gerbang sekolah sendirian. Hana-chan sudah pulang sedari tadi, awalnya kami berencana mau ke Kedai Okonomiyaki yang ada di dekat sekolah bersama, tapi tiba-tiba Hana-chan ingat dia ada les biola hari ini. Jadinya terpaksa aku menelpon supirku dan berakhir menunggu sendirian. Hufftt... ya sudahlah.
"Akashicchi, kami pergi duluan ya-ssu!"
"Akachin hati-hati ya.. kami ke kedai Okonomiyaki dulu.."
Dua buah suara menyapa telingaku. Aku segera menoleh kesebelah kanannku, tempat suara-suara itu berasal. Akupun melihat pemandangan empat orang yang masing-masing bersurai navy, blonde, hijau zamrud , dan violet mengucapkan salam perpisahan ke seseorang bersurai scarlet. Dan, oh, sejak kapan ada seorang pria yang bersurai Aquamarine disana?!
"Baiklah, lagipula, supirku pasti akan menjemput sebentar lagi.." Kata seseorang yang bersurai scarlet. Ah tunggu, rasanya aku pernah bertemu seseorang dengan surai scarlet itu. Ah! ya orang yang tadi menabrak ku dilorong! Kalau tidak salah namanya Akashi Seijuuro? Kulihat, lima orang yang sepertinya teman Akashi-kun tadi segera pergi ke arah lain. Sedangkan Akashi-kun tidak beranjak dari tempat teman-temanya meninggalkanya.
Aku mengambil langkah mendekatinya. "Ngg.. A.. anno.." Aku mencoba berbiacara denganya, sepertinya tadi siang ia belum mendengar permintaan maafku bukan? Kalau begitu sekarang aku akan meminta maaf. Akashi-kun menoleh kepadaku, tapi ia tak mengatakan apa-apa, dia kembali memandang lurus kedepan. "E.. etto, tadi siang aku tidak sengaja menabrakmu.. go.. gomen.." Kataku meminta maaf sambil menghadap kearahnya dan membungkuk dalam-dalam.
Dia kembali melirikku, tatapanya dingin dan menusuk. Bahkan dalam keadaan membungkuk seperti ini pun rasanya aku mejadi gemetar karena takut mungkin? Memang benar apa yang dikatakan Hana-chan dia orang yang dingin sekali.
"Hei kau..." Katanya akhirnya membuka suara.
Aku menegakka tubuhku kembali, lalu menjawabnya. "Ya?"
"...apa kau pernah tinggal di Kyoto?"
Eh? Aku hanya bisa menganggukan kepalaku sebentar. Seingatku, dulu Obaa-san pernah bercerita kalau kami sempat tinggal di Kyoto sebentar, tapi entah kenapa kami pindah ke Tokyo. "Ano... kenapa kamu menanyakan hal itu? Dan kenapa kamu bisa tau?" tanyaku penasaran.
Dia agak sedikit terkejut mendegar jawabanku, memang ada yang aneh ya dengan jawabanku? "Kau tau alasan kenapa kau pindah?" Tanyanya balik tanpa menjawab pertanyaanku, huh menyebalkan!
"Setidaknya jawab dulu pertanyaanku!" Bentakku karena kesal lantaran pertanyaanku tidak dijawabnya.
Pandanganya kembali menusuk, kedua bola mata berbeda warna itu menatapku dalam-dalam. "Aku tidak suka dibantah." Katanya dingin.
Glek!
Orang ini benar-benar menakutkan! Aku menggelengkan kepalaku pelan, takut jika salah kata maka akan fatal akibatnya. Dia diam sebentar lalu mulai berbicara lagi. "Apa kau tau apa yang terjadi dengan keluargamu? Terutama ayahmu (Name)?"
DEG! Tunggu! Kenapa dia bisa tau namaku padahal aku belum memperkenalkan namaku sama sekali, terlebih kenapa dia bisa tau soal keluargaku? Ayahku kan sudah meninggal!
TO BE CONTINUED...
Halo reader! Kami Rey dan Tsuki collab membuat ff ini, awalnya kami bingung ini cerita mau kayak gimana, dan jadilah begini. Huftt,,, prologue yang panjang ya? Untuk sementara bakalan pake POV Reader, masih belum ada niatan(?) buat ganti jadi Akashi POV, atau POV orang ketiga, jadi tunggu saja ya 'w'
Disini ceritanya para GoM itu berkumpulnya waktu SMA, jadi dibalik gitu deh. Kalo Akashi dulunya SMP dari Rakuzan, yang lain juga gitu.
Doakan(?) kami dapat ide untuk meneruskan ff ini. Sampai jumpa di chapter 1! x3 Semoga para readers suka! xD No Flamming ya! Ntar nyesek dih ati para author/lebay. Kritik dan Saran diterima~
R
E
V
I
E
W
?
