~ Money is (not) Everything ~
..An Alternate Universe Fanfiction..
Cast : Jung Yunho x Shim Changmin
with Donghae, Kyuhyun, Siwon
Warn: YAOI, TYPO's, OOC, Don't Like? Don't Read!
Story 1 of 2
...
..
.
This is about Jung Yunho's Diary..
He loves someone special..
Someone who loves money..
That loves him more than money, eventually..
.
..
...
...
Yunho mengikuti langkah kaki Changmin yang sengaja dihentak-hentakkan dengan kesal. Tersenyum lembut menatap punggung sahabatnya yang tak lebih lebar dari miliknya itu.
"YA! Yunho! Cepat sedikit jalannya!" gerutu Changmin dengan sedikit mengerucutkan bibirnya dalam jarak 2 meter di depan Yunho.
Dan seulas senyuman Yunho berikan untuk sahabatnya yang kini sedang dalam mood yang tidak baik itu.
He looks so cute with that face..
But..
He always looks adorable in my eyes..
Dengan tergopoh-gopoh, Yunho membawakan tas serta peralatan fotografi Changmin.
Hingga membuat siapapun yang melihat Yunho memberikan tatapan miris atau sekedar menggelengkan kepalanya.
Bahkan tak jarang pula Yunho mendengar gumaman teman-teman sekampusnya yang mengatakan ia lebih mirip pembantu Changmin dibandingkan kata 'sahabat'.
Tapi Yunho tak pernah perduli..
Karena baginya, bisa di dekat Changmin merupakan sebuah kebahagiaan dalam hidupnya.
Sebab, ia bisa melihat senyum dan tawa Changmin saat ia sedang bahagia. Atau menjadi sandaran dan memberikan pelukan hangatnya ketika Changmin bersedih.
Everything..
I will give everything for you..
For my adorable guy..
For my love..
.
..
...
...
"Aku heran dengan Yoochun.. Katanya anak konglomerat! Tapi baru kupakai kartu kreditnya untuk berbelanja saja, ia langsung memutuskanku! Huft!"
Changmin mengeluh sambil menyuap banyak-banyak sushi di hadapannya.
"Hei.. Pelan sedikit makannya.. Nanti kau bisa tersedak" tanggap Yunho sambil memberikan segelas air putih untuk Changmin.
2 bulan..
Hanya dalam waktu 2 bulan Yunho bisa dekat dengan Changmin..
Awalnya, Yunho begitu tertarik pada gosip yang beredar di kampusnya saat masa penerimaan mahasiswa baru dimulai.
Banyak teman seangkatannya yang mengatakan bahwa ada Hoobae yang sangat manis dan menarik hingga membuatnya menjadi rebutan para pria maupun wanita.
Hingga akhirnya pucuk dicinta ulam pun tiba..
Yunho yang ingin mengulang mata kuliah Statistik ternyata satu kelas dengan Hoobaenya yang terkenal itu.
Shim Changmin..
Anak yatim piatu yang mendapatkan beasiswa penuh di universitasnya karena kejeniusannya.
Yunho tak paham dengan perasaan yang melanda dirinya saat pertama kali melihat Changmin.
Tapi Yunho memantabkan hatinya untuk bertekad mendekati pemuda manis itu. Dan Yunho rela membayar mahal Changmin untuk menjadi tutornya dalam mata kuliah tersebut.
Hal yang sederhana..
Namun membuatnya jadi bermakna..
Sejak saat itu lah Yunho selalu mengikuti langkah Changmin.
Tak ia perdulikan pandangan teman-temannya yang menganggapnya bodoh karena mahasiswa tingkat akhir sepertinya mau saja dijadikan 'budak' oleh Changmin, Hoobae-nya di tingkat satu.
Yunho sungguh tak perduli.
Karena baginya, Changmin adalah segalanya. Dan ia rela memberikan segalanya untuk Changmin..
"YA! Yunho Pabbo!" suara gertakan Changmin berhasil menarik Yunho dari lamunannya.
"E-eh Ye?"
"Ish! Dasar menyebalkan! Daritadi aku cerita panjang lebar, kau malah asik melamun!" marah Changmin yang kini membuat wajah kesal yang menggemaskan.
Dan lagi, Yunho tak bisa menyembunyikan senyuman bodohnya saat kesekian kalinya terpesona pada Changmin.
"Memangnya... Apa hanya ada uang di isi kepalamu, eoh?" sindir Yunho yang sudah pasti bisa menebak apa isi pembicaraan yang terlewatkan.
Karena Yunho sangat mengenal Changmin yang selalu menggilai uang, uang, dan hanya uang.
"Haahh.. Tentu saja, Pabbo! Aku ini realistis! Dan hidup sudah pasti membutuhkan uang!" jawab Changmin sambil membereskan bekas bungkus makanannya sebelum akhirnya bergegas menuju dapurnya.
Ya, mereka kini berada di apartemen minimalis milik Changmin —bukan miliknya sepenuhnya.
Hanya apartemen sewaan yang sederhana namun nyaman untuk ditinggali. Hingga membuat Yunho betah sekali setiap hari datang mengunjungi apartemen itu.
Walau tidak ada jadwal tutoring dari Changmin, Yunho selalu datang dengan membawakan makanan-makanan kesukaan Changmin.
Maybe, it's only 2 months that we know each other..
But for me..
It's like a thousand years that I've knew you..
So I know everything about you..
"Kenapa tidak mencoba untuk menjadi kekasihku?" goda Yunho yang kini menghampiri Changmin di dapur.
Dan ketika ia sampai di samping Changmin yang tengah mencuci piring kotor, ia disuguhkan death glare manis dari Changmin.
"Kalau kau orang yang amat sangat kaya sekali, aku baru mau!" ucap Changmin sambil meneruskan kegiatan mencuci piringnya. Mengacuhkan Yunho yang kini tersenyum misterius memandangi keindahan Changmin dari samping, memperhatikan dengan khidmat bagaimana cekatannya Changmin jika menyangkut hal yang berbau kebersihan.
"Kau memang calon istri yang baik!"
Puk Puk
Yunho menepuk pelan puncak kepala Changmin sambil tersenyum lembut.
Membuat Changmin salah tingkah sendiri saat menyadari, bahwa Sunbae-nya itu ternyata sangat tampan jika sedang tersenyum.
Kalau saja Yunho adalah anak konglomerat, atau paling tidak, memiliki kemapanan yang baik, Changmin tentu tak akan menolak menjadi kekasihnya.
"Aku pulang dulu.. Dan jangan merindukanku!" pamit Yunho setelah sebelumnya memberikan kerlingan matanya menggoda Changmin.
"Ish! Aku jamin, kau menghilang ditelan bumi pun aku tak akan merindukanmu!" jawab Changmin acuh tak acuh menanggapi Yunho.
.
..
...
...
"Hai manis.. Sedang menunggu siapa?" sapa seorang mahasiswa yang tanpa permisi mengambil duduk di hadapan Changmin di sudut kantin.
Tapi Changmin memilih bungkam tak perduli sambil tetap mengedarkan pandangannya ke sekeliling kantin. Berharap bisa menemukan sosok yang ingin ia temui hari ini.
'Kemana sih si Yunho Pabbo itu? Apa ia lupa kalau hari ini jadwal tutoringnya? Kalau sampai batal, aku tidak bisa makan malam!' batin Changmin resah.
"Hei.. Bagaimana kalau kita makan siang di luar?"
Changmin yang tengah memutar kepalanya sontak menghadap lurus ke depan dan mendapati mahasiswa tampan dengan senyuman menawan hingga menampilkan dimple di kedua belah pipinya.
Salahkan saja telinga sensitifnya yang terlalu peka akan kata 'makan'. Hingga Changmin merasa sayang jika kesempatan ini dilewatkan.
'Yes, makan gratis!'
"Memangnya kau mampu untuk mentraktirku di restoran berbintang lima?" tanya Changmin dengan nada meremehkan.
Kalau saat ini Yunho yang ada di hadapan Changmin, pasti ia tak akan tertipu oleh acting Changmin saat ini.
Karena Yunho tahu betul kapan dan bagaimana Changmin jika tengah menahan lapar. Hingga membuatnya dengan segera membelikan makanan untuk Changmin.
'Ish! Di saat seperti ini, kenapa aku malah memikirkan Sunbae bodoh itu, sih?!' batin Changmin menepiskan lamunannya.
"Kau belum kenal aku?"
Changmin hanya menggeleng dengan wajah yang dibuat imut untuk menarik hati sang namja di hadapannya.
"Kenalkan, aku Choi Siwon.. Anak bungsu dari pemilik Choi Corp.."
Changmin sempat membuka mulutnya dengan wajah bodoh beberapa detik saking terkejut siapa yang ada di hadapannya saat ini, sebelum akhirnya ia mengontrol kembali ekspresi wajahnya sambil menyambut uluran tangan namja di hadapannya.
"Shim Changmin.." balas Changmin dengan wajah malu-malu —yang tentu saja dibuat-buat.
"Jadi, kau sudah tidak ragu lagi kan untuk menolak tawaranku?" tawar Siwon sekali lagi.
'Siapa yang tidak mau makan siang denganmu? Akan kupastikan kau harus menguras dompetmu untukku..' batin Changmin sambil menyeringai kecil.
Begitu Changmin bangkit berdiri dan berjalan berdampingan dengan Choi Siwon, Yunho baru tiba di kantin dan berdiri beberapa meter di depan Changmin.
Dan Yunho memilih untuk menunggu Changmin tiba di hadapannya sambil tersenyum hangat saat Changmin melihatnya.
Yunho yang sudah akan membuka mulutnya untuk menyapa Changmin, kini justru mematung tak percaya saat Changmin justru memalingkan wajahnya dari Yunho bahkan melewatinya begitu saja seperti tak pernah mengenal Yunho.
DEG!
What happens with you?
Why don't you look at me?
Is it because..
That Man?
"Changmin.." lirih Yunho saat beberapa detik yang lalu Changmin melewatinya dan memilih pergi dengan namja yang Yunho ketahui sebagai anak dari pemilik perusahaan Departement Store terbesar di Korea Selatan.
Tapi..
Yang Yunho tak habis pikir..
Kenapa Changmin lebih memilih pergi dengan pria itu?
Padahal ia sudah menyediakan waktunya yang padat untuk menemui Changmin.
Drrt Drrt..
Yunho mengecek ponselnya saat sebuah pesan masuk diterimanya.
From : My Love Changminnie
Aku tidak butuh uangmu hari ini! Jadi lain kali saja tutoringnya.. Karena aku sudah memiliki 'mangsa' baru sekarang! kkk~ *evil laugh*
Yunho menatap miris isi pesan yang disampaikan Changmin untuknya.
Jadi..
Selama ini Changmin hanya membutuhkan uang Yunho untuk cadangan keperluannya?
Setelah dua bulan ini Changmin mengenalnya, ternyata impian Changmin tak pernah berubah..
Untuk menjadi orang kaya dengan jalur cepat. Seperti percepatannya pada jenjang pendidikannya..
"Loh? Yun? Kau masih di sini? Bukannya kau bilang hari ini kau ada rapat dengan Client penting?" tanya teman satu angkatan Yunho yang bernama Donghae.
"Tadinya.. aku ingin pamit pada Changmin agar tidak tutoring dulu hari ini.. Tapi ternyata.."
Yunho tak sanggup lagi melanjutkan kalimatnya.
"Sudahlah brother! Kan sudah kukatakan padamu.. Changmin tak akan pernah bisa berubah.. Ia tak akan pernah melihatmu apa adanya! Tapi pada 'ada apanya'.."
"Aku tahu.. Ia melakukan itu karena tuntutan hidupnya.. Ia yatim piatu, Hae!"
"Yeah, tapi tetap saja.. Itu tidak membenarkan sifatnya!" Donghae merangkul bahu Yunho untuk membawanya pergi dari sana dan menuju lapangan parkir.
Kedua namja yang bersahabat sejak kecil itu pun segera menghentikan langkah mereka ketika tiba di perempatan parkiran mobil dan motor.
"Ini kunci mobilmu.." Donghae memberikan kunci mobil Lamborghini Aventador pada Yunho.
"Tidak! Untukmu saja.. Aku sudah bosan dengan mobil itu.. Lagipula, aku mulai terbiasa untuk mengendarai motor.."
Yunho mendorong kembali tangan Donghae yang memegang kunci mobil Yunho.
"Oh ayolah! Memangnya kau ingin ke kantor dengan motor butut itu dan mendapat cacian dari Appa-mu?!"
Yunho tersentak saat baru menyadari kemana tujuannya.
"Haahh.. baiklah"
Setelah menghela nafasnya kasar, Yunho mau tak mau mengambil kunci mobilnya dari tangan Donghae.
"Dan maaf, aku tidak mau mengendarai motor butut itu! Karena itu bukan level-ku!" ucap Donghae saat melihat Yunho akan memberikannya kunci motor yang selama ini Yunho pakai ke kampus dua bulan terakhir ini.
"Lagipula, aku sudah menelepon supir pribadiku untuk menjemput.." tambah Donghae.
.
..
...
...
"Hei Chwang!" sapa teman satu angkatan Changmin yang hampir selalu satu kelas dengannya, Cho Kyuhyun.
"Hai Kyu.." jawab Changmin sambil tetap fokus pada PSP di tangannya.
"Kuperhatikan akhir-akhir ini, aku tidak pernah melihat Yunho sunbaenim mengekor padamu?"
Game Over!
Suara yang keluar dari PSP Changmin menandakan bahwa Changmin tiba-tiba saja tak fokus dan menatap Kyuhyun dengan pandangan yang sulit dipahami.
"Dan.. aku juga sudah dengar berita tentang kau berpacaran dengan Siwon sunbae.. Selamat ya!"
Entah kenapa, Changmin sama sekali tak senang dengan ucapan selamat itu.
Karena mengingat kedua nama yang disebutkan Kyuhyun, membuat Changmin merasa bersalah sekaligus terluka.
Sebab, terakhir kali Changmin bertemu dengan Yunho adalah saat ia mengacuhkan Yunho di kantin ketika ia berjalan bersama Siwon.
Meskipun hanya sekilas, Changmin sempat melirik tatapan terluka Yunho ketika Changmin melewatinya begitu saja. Dan itu sungguh membuatnya ikut merasa terluka dan bersalah.
"Ya.. Tapi itu sepertinya tak akan lama.." jawab Changmin yang kini meletakkan kepalanya di atas meja dengan wajah murung.
"Wae? Kau menyukai orang lain?" tanya Kyuhyun penasaran.
"Ya, sepertinya.."
Kyuhyun mengernyitkan dahinya mendengar jawaban Changmin.
"Kau belum yakin pada perasaanmu?"
Changmin terdiam agak lama sebelum akhirnya menolehkan wajahnya ke arah Kyuhyun, masih dengan kepala yang ia taruh di atas meja.
"Aku sudah terlalu biasa akan kehadirannya.. Walau logikaku berkata untuk tidak merindukannya.. Nyatanya hatiku berteriak bahwa aku sangat merindukannya.. Apa menurutmu.. Aku mulai jatuh cinta padanya?"
Kyuhyun tersenyum simpul mendengar pertanyaan Changmin. Dari kalimatnya saja, Kyuhyun sudah bisa menebak siapa yang dimaksud oleh Changmin.
Siapa lagi kalau bukan orang yang selalu mengekori kemanapun Changmin pergi, kecuali saat Changmin berkencan dengan kekasihnya.
"Sudah kuduga.. Kau pasti bisa membalas perasaan Yunho sunbae.." jawab Kyuhyun sambil tersenyum ambigu untuk menggoda Changmin.
"E-eh? T-tunggu! Apa maksudmu dengan kata 'membalas'? Memangnya kau pikir Yunho Pabbo itu menyukaiku?" tanya Changmin sangsi.
Sementara Kyuhyun, kini menepuk jidatnya sambil memutar matanya malas.
"Kau ini! Katanya jenius! Masa untuk urusan sepele seperti ini saja kau tidak bisa menebak?! Coba kau pikir, Yunho sunbae itu sebenarnya sudah lulus mata kuliah Statistik dengan nilai B+.. Dan ia mengambil lagi mata kuliah ini untuk membuat nilainya menjadi sempurna. Jadi, ia sebenarnya tidak perlu tutoring lagi mata kuliah ini hanya untuk 'lulus'! Karena kalaupun kali ini ia tidak lulus, ia masih tetap bisa memilih nilai B+ yang sebelumnya.."
"Maksudmu, Yunho Pabbo itu mengerjaiku begitu?" tanya Changmin dengan bodohnya.
"Ish!" Kyuhyun menggaruk kepalanya dengan frustasi.
"Kalau ia hanya mengerjaimu, ia tidak akan membayarmu dengan mahal hanya untuk tutoring mata kuliah yang sudah ia kuasai!"
Changmin menatap Kyuhyun dengan bingung, karena masih belum bisa menangkap apa yang dimaksud oleh Kyuhyun.
"Begini.. biar kujelaskan padamu dengan singkat. Pertama, Yunho sunbae membayarmu mahal hanya untuk tutor yang tidak penting. Kedua, Yunho sunbae bahkan selalu setia menemanimu kapanpun dan dimanapun. Dan ketiga, bahkan ia mau kau suruh-suruh membawakan barang-barangmu! Seharusnya kau bisa menangkap kalau semua bentuk perhatian Yunho sunbae itu karena ia menyukaimu!"
DEG!
Tiba-tiba saja jantung Changmin berdegup dengan kencang dengan irama yang menyenangkan.
'Memberiku uang, membawakanku makanan, bahkan selalu menemaniku saat suka maupun duka.. Itu artinya ia memberikan segala yang kubutuhkan..
Tapi kenapa aku tak pernah menyadarinya?
Kenapa aku masih saja mengeluh akan keberadaannya?
Padahal..
Aku sangat membutuhkannya..'
"Changmin.. Hei.. Gwaenchana?"
Kyuhyun sedikit mengguncang bahu Changmin yang tanpa sadar telah meneteskan air matanya dengan pandangan kosong.
"Kyu.. Bisakah aku menitipkan absenku padamu?" tanya Changmin yang kini mengusap kasar air matanya.
"Kau mau kemana?"
"Aku ingin menemui Yunho.."
Jawaban Changmin memgembangkan senyuman di wajah Kyuhyun sebelum mengangguk pada Changmin.
"Terima kasih.." ucap Changmin yang kemudian bergegas pergi meninggalkan kelas.
Dengan tergesa-gesa, Changmin berusaha menghubungi ponsel Yunho.
Satu kali..
.
.
Dua kali..
.
.
Hingga yang ketujuh kalinya..
Sambungan telepon Yunho tak juga terjawab.
Dan akhirnya Changmin memutuskan untuk menuju kantin dimana biasanya sunbae satu angkatan Yunho berkumpul di sana.
"Maaf mengganggu, Donghae sunbae.." sapa Changmin dengan kikuk di antara sekumpulan sunbaenya di tingkat akhir.
"Ya, ada apa?" tanya Donghae yang menaikkan sebelah alisnya menatap Changmin bingung.
"Aku.. hanya ingin bertanya.. Apa.. Sunbae tahu dimana Yunho sunbae sekarang?" tanya Changmin dengan wajah innocent.
"Heh.. Memangnya kau pikir aku ini anjingnya? Yang selalu bisa mengendus dimana keberadaan majikanku?!" jawaban Donghae sontak memberikan tawa di sekelilingnya. Sementara Donghae hanya tersenyum meremehkan ke arah Changmin.
"Ada apa ini?"
Changmin cepat-cepat menolehkan wajahnya ke asal suara begitu mendengar pertanyaan dari suara yang ia kenal.
"Siwon sunbae.." lirih Changmin saat Siwon berdiri di sampingnya dan merangkul pinggangnya dengan mesra. Membuat Donghae mendecih tak suka melihat pemandangan di hadapannya.
"Sedang apa kau di sini, sayang?" tanya Siwon pada Changmin yang kini menundukkan wajahnya malu karena cukup menjadi pusat perhatian di antara seniornya.
"A-aku.. hanya mencari Yunho sunbae.."
"Maksudmu Jung Yunho?" tanya Siwon tak yakin.
"N-ne.." Changmin mengangguk-anggukkan kepalanya dengan cepat.
"Hae hyung, kau pasti tahu kan dimana Yunho hyung sekarang?" tanya Siwon pada Donghae.
Inginnya Donghae untuk tidak menjawab pertanyaan itu.
Tapi mengingat Siwon adalah salah satu anak dari rekan bisnis Appa-nya dan Yunho, mau tak mau Donghae menjawabnya.
"Dia di Jepang.." jawab Donghae dengan malas.
Mendengar jawaban Donghae, Siwon pun mengerti bahwa Yunho pasti sedang mengurusi salah satu anak perusahaan keluarganya.
Berbeda dengan Donghae dan Siwon yang memang diperkenalkan sebagai anak dari relasi bisnis, Changmin kini malah mengerutkan keningnya pertanda tak mengerti.
'Untuk apa Yunho Pabbo ke Jepang? Lagipula, darimana ia mendapatkan uang untuk ke Jepang? Untuk memperbaiki motor bututnya saja ia tak punya uang!' batin Changmin bingung.
"Nah, kau sudah tahu kan dimana Yunho.. Jadi lebih baik sekarang kita pergi kencan!" ucap Siwon sambil menarik pinggang Changmin.
Namun bukannya menurut, Changmin malah melepaskan diri dari Siwon dan membungkuk dalam 90 derajat.
"Maafkan aku Siwon sunbae.. Aku mohon maafkan aku!"
Siwon menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah Changmin. Begitu juga dengan Donghae dan seniornya yang lain.
"Aku rasa.. Hubungan kita sampai di sini saja.." ucap Changmin saat ia kembali berdiri tegak.
Dan pernyataan itu sukses membuat Siwon membuka lebar matanya dan Donghae lagi-lagi tersenyum meremehkan.
"Sudahlah Siwon-ah! Biarkan saja 'parasit' itu pergi! Ia memutuskanmu karena ia pasti sudah memiliki 'inang' baru yang akan dihinggapinya!"
Changmin sontak menatap Donghae dengan tatapan nanar dan perasaan terluka yang mendalam.
Ia hanya mampu terdiam karena ia sendiri membenarkan bahwa dirinya memang mirip parasit untuk bertahan hidup.
Tapi kali ini..
Changmin memutuskan hubungannya dengan Siwon bukan karena ia sudah memiliki 'ladang uang' yang baru..
Melainkan karena..
Tes!
Sebulir air mata berhasil lolos dari mata bulat Changmin.
—Yunho..
"Maaf, aku permisi.."
Changmin bergegas pergi sambil berderai air mata.
.
..
...
...
Swiiing~
Changmin menatap lurus ke depan dengan sebuah permen kapas besar berwarna putih ditangannya.
Angin sore yang bertiup lembut di taman apartemennya tak membuatnya bergeming atau merasakan dingin angin musim semi.
Masih ia ingat dengan jelas bagaimana ia menghabiskan permen kapas yang sama di tangannya dua minggu lalu..
"Makan!"
"Tidak mau!"
"Ayo cepat dimakan!"
Changmin menyodorkan sejumput permen kapas di tangannya.
"Aku tidak suka makanan manis!" Yunho membekap mulutnya dan menggelengkan kepalanya dengan keras.
"Hiks.."
"Oke oke! Aku akan makan!"
Hanya dengan sebuah isakan palsu dari Changmin akhirnya Yunho mau membuka mulutnya lebar-lebar dan menghabiskan setengah bulatan makanan manis yang paling Yunho benci itu.
Dengan perlahan, Changmin mengambil sejumput permen kapas itu dan meleburnya di dalam mulut.
Tatapannya tetap kosong dan lurus ke depan.
Srett
Hingga sebuah jaket melingkupi bahu ringkih Changmin, barulah ia mau menolehkan wajahnya ke samping hendak memaki siapapun yang berani mengusik ketenangannya.
Namun ia terpaksa menelan semua makian itu ketika melihat siapa yang kini duduk di sampingnya.
"Miss me?" tanya pria itu sambil tersenyum hangat dan menatap Changmin dengan lembut.
.
..
...
TBC
