Title : Standar? (Luhan Ver.)
Pairing : LuMin/XiuHan (Luhan x Fem!Minseok) slight KaiSoo and ChanBaek
Warning! Genderswitch. High School AU. Bahasa gak baku.
Summary : Jongin dalam proses pendekatan dengan Kyungsoo yang super pintar,dan Chanyeol punya pacar yang berpedikat 'Princess' di sekolah. Sementara Luhan? Dia hanya menginginkan Kim Minseok yang standar.
p.s : Ini mungkin lebih ngarah ke pandangan Chanyeol sama Jongin tentang Luhan dari pada 'Luhan ver.' Haha.
Kata 'tidak' di fanfic sebelumnya kita ganti jadi 'enggak/gak' (untuk bagian dialog aja) ehehe dan maaf kalau bahasanya jadi gak baku, soalnya, kalau baku semua jatohnya malah kayak puisi gitu. Terlalu puitis haha._.
Itu dia.
Ekspresi wajah Luhan langsung berubah menjadi –sangat– aneh saat menangkap sosok mungil yang sudah sejak beberapa menit yang lalu dicarinya. Entah setan macam apa yang merasuki tubuhnya, Luhan tersenyum. Senyuman super aneh yang membuat Chanyeol dan Jongin yang duduk disampingnya bergidik ngeri.
"Aneh, ya."Jongin mengangguk, menyetujui bisikan Chanyeol. Aneh sekaligus ajaib –tentu saja. Luhan suka pada seseorang itu hal yang sangat langka –sampai Jongin pernah berpikir untuk memasukkannya ke dalam Guinness Book Of Record– apalagi Luhan jatuh cinta seperti yang sedang terjadi saat ini. Seingat Chanyeol dan Jongin, terakhir kali Luhan mengatakan kalau ia sedang suka pada seseorang itu saat kelas satu, yang artinya, hampir tiga tahun yang lalu. For Your Info, Saat kelas satu dulu, Luhan pernah suka dengan senior-nya. Parahnya, Gadis yang dia suka itu, Ketua OSIS yang punya ribuan fans, dan tentu saja, Akhir kisah cinta antara Luhan dan si Ketua OSIS itu tragis. Bagaimana tidak? Saat Luhan –yang akhirnya berani– mengatakan perasaanya pada si Ketua OSIS itu, Perempuan yang dua kelas lebih tinggi dari Luhan itu justru mengatakan; "Maaf, tapi aku enggak kenal kamu."
Luhan tentu saja patah hati, dan berujung pada Luhan yang bersumpah untuk tidak lagi suka pada seseorang. Tapi Chanyeol dan Jongin sama sama tahu, kalau sumpah yang Luhan buat itu beberapa minggu ini dia ingkari sendiri.
Semuanya gara gara Kim Minseok.
Sumpah demi apapun, Chanyeol dan Jongin sama sekali belum pernah mendengar nama Kim Minseok itu ada di sekolah mereka. Gak famous, begitu kata mereka berdua saat pertama kali Luhan memperkenalkan gebetannya itu pada mereka. Entah apa yang membuat Luhan –yang bersumpah tidak akan naksir seseorang lagi– suka pada gadis biasa yang sama sekali tidak menarik yang bernama Kim Minseok.
Ngomong-ngomong soal Kim Minseok, gadis itu sedang mencari sesuatu di rak buku perpustakaan sekolah –dan Luhan dengan horrornya menatap Minseok dengan tatapan ugh, sangat susah diartikan. Mungkin kalau saja Minseok tahu dia sedang deperhatikan dengan tatapan aneh tersebut, ia akan lari terbirit-birit saat itu juga.
Semuanya berawal sejak kira kira satu bulan yang lalu. Saat Chanyeol tiba tiba mengatakan kalau dia berpacaran dengan Byun Baekhyun –Gadis paling terkenal di sekolah mereka. Dan dengan santainya, Jongin bilang kalau dia akan berpacaran dengan Do Kyungsoo yang imut; dan juga super pintar. Sementara Luhan –satu satunya jomblo diantara mereka– tidak bisa berkata kata. Tentu. Karena Luhan belum punya pacar, apalagi gebetan. Alhasil, Chanyeol dan Jongin habis habisan membully Luhan dengan kata kata 'Jomblo' atau yang paling parah 'Jones'. Hei! Kalian pasti tahu bagaimana rasanya dikatai jomblo apalagi jones?
–Hell.
Tapi bukan Luhan kalau hanya diam dan tidak membalas ejekkan kedua sohibnya itu.
"Pacar, gebetan, atau apalah. Aduh, biasa banget. Paling pintar atau paling famous. Mainstream! Biasa banget! Kenapa gak cari yang anti-mainstream. Kayak.. cewek paling biasa? Justru hal hal yang biasa itu yang sekarang ini bisa disebut anti-mainstream."
Ngeles. Chanyeol dan Jongin tahu persis kalau sahabatnya itu sedang mencari cari alasan. Dan sumpah. Alasan Luhan itu sama sekali gak jelas. Random. Banget malah.
Mereka berdua hanya bisa tertawa. Sama sekali tidak tahu kalau beberapa hari kemudian Luhan mendeklarasikan kalau dia suka pada seseorang yang sangat sangat biasa.
.
.
.
.
"Aku suka kamu, Minseok."
Jongin dan Chanyeol sama sama berusaha menahan tawa mereka. Luhan benar benar melakukannya. Ia mengungkapkan perasaanya pada Minseok, gadis anti-mainstream menurut Luhan. Dan dengan cara yang sama sekali tidak ada romantis romantisnya.
Minseok bertanya kenapa. Lalu Luhan menjawab. Dan sekali lagi, Chanyeol dan Jongin menutupi mulut mereka dengan tangan agar tawa mereka tidak meledak saat itu juga. Fyi, mereka sedang mengintip Luhan –dan Minseok– di balik salah satu kuris penonton di tribun lapangan sepak bola.
"Entah. Awalnya aku pikir, sesuatu yang terlalu di atas dan terlalu dibawah itu biasa banget. Aku enggak mau disebut biasa, jadi, kupikir, hal yang biasa itulah yang justru enggak biasa. Kamu ini, satu satunya perempuan yang aku anggap biasa. Jadi, aku terus perhatiin kamu, dan sekarang aku malah suka sama kamu yang biasa biasa itu."
Perkataan Luhan lebih mengarah pada ngajak ribut dari pada mengungkapkan perasaan. Mereka memprediksikan bahwa Luhan akan dipukul, ditendang, atau sejenisnya.
Penasaran dengan jawaban Minseok, Chanyeol dan Jongin memasang telinga mereka baik baik.
Minseok mengangguk. Berkata iya. Dan Luhan yang melompat kegirangan –persetanan dengan image-nya.
.
.
.
"Minseok!"
Hari ke delapan sejak Luhan dan Minseok resmi berpacaran –Luhan menghitungnya. Ia melambaikan tangannya pada Minseok yang juga melambaikan tangannya pada Luhan yang berada di sisi lain lorong tempatnya berdiri –simpelnya, Luhan di ujung, Minseok di ujung lainnya. Minseok melangkah mendekat pada Luhan. Sama seperti hari ini, Tujuh hari terakhir, Luhan selalu mengajaknya makan di kantin bersama –juga Chanyeol dan Jongin.
"Oi, Luhan."Luhan menoleh pada Chanyeol.
"Kalau dilihat-lihat, Kim Minseok itu manis juga, ya."
Luhan menatap horror Chanyeol. Matanya berkilat-kilat. Kalau saja ini sebuah komik, mungkin sudah muncul perempatan kecil di pelipis Luhan.
"Kalau kamu berani dekat-dekat sama Minseokku, kamu mati, Park Chanyeol."
Chanyeol –dan Jongin yang ikut mendengar– bersumpah tidak akan mendekati Kim Minseok. Karena melawan si Posesif Luhan itu sama dengan menggali kuburan sendiri.
–Hell No.
