Segala pengorbanan Hoseok pantas di balas dengan hadir nya sosok Taehyung. Tapi kesalahan bagi Jungkook karena sukses menarik perhatian pacar dari sang kakak. Jangan salahkan pula Taehyung yang membenarkan segala cara demi mendapatkan pula adik dari Jeon Hoseok itu. VKOOK- Slight VHOPE.

Go to Pieces

Author : Shinkuki

Genre : Romance

Rated : T+ / 15+

VKOOK are Here!^-^


Keheningan malam berterang pijar-pijar lampu tempel menghiasi dinding ruang tengah berselimutkan kehangatan di sudut perapian dengan aroma terapi yang begitu menjejalkan kenyamanan. Entah apa yang harus Jungkook lakukan selain menonton drama mengobral cerita haru. Sungguh, demi apapun ia ingin sekali mengutuk sang aktris cengeng yang tidak berdosa itu.

Sesekali dia mendesah melihat jam sudah berada tepat di angka 11.

'Tak biasa nya Hoseok hyung belum pulang.'

Karena jam 10 adalah waktu dimana Jungkook selalu siap menyambut hyung nya pulang ke rumah. Mereka hanya hidup berdua, Jungkook yang masih duduk di kelas 3 SHS harus mengandalkan Hoseok yang berpenghasilan pas-pasan sebagai karyawan part-time job di sebuah cafe. Ia bisa saja mengambil pekerjaan lebih jika saja waktu nya tidak tersita dengan berkuliah.

Sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi Hoseok tapi di seberang sana operator selalu berbicara hal yang sama.

Tok tok tok

Mendengar ketukan pintu membuat Jungkook beranjak dengan tergesa menuju pintu depan. Ia yakin di balik sana, Hoseok pasti sudah kelelahan.

"Hyung, kau kema-"

Ucapan nya harus terputus kala melihat Hoseok berada di rangkulan seorang namja berambut oranye.

Bukan pertama kali nya ia melihat namja yang berdiri di hadapan nya ini, sekelebat ingatan nya mengingat bahwa ia pernah menangkap sosok namja itu pada sekumpulan teman Hoseok yang pernah berkunjung ke rumah saat teman-teman Hoseok ingin bermain dan beristirahat sejenak karena kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh.

Dan dia benar-benar ingat akan 1 hal, namja itu bernama Taehyung.

"Hoseok mabuk, dan aku yang bertanggung jawab untuk membawa nya pulang dengan selamat."

Jungkook hanya mengangguk dan mengisyaratkan Taehyung untuk membawa Hoseok masuk.

Menanggung badan Hoseok yang cukup berat membuat tubuh Taehyung merasa pegal dan tak segan menduduki diri nya di sebelah sofa dimana Hoseok telah terbaring nyaman.

Segelas teh hangat tersuguh di depan nya, nampak jelas kepulan asap mengepul di udara.

"Terimakasih, hyung dan- maaf sudah merepotkan"

"Tak masalah." Taehyung tersenyum ramah, setiap jemari nya terkepal satu sama lain.

Jungkook bukanlah tipe orang yang dapat bersosialisasi dengan baik di hadapan orang yang belum ia kenal dekat. Dan sekarang ini, ingin sekali Jungkook menampar keras pipi hyung nya itu agar terbangun dan membantu nya keluar dari situasi sialan ini.

Dalam hati ia merutuk apalagi yang harus di katakan setelah mengucapkan terimakasih.

Untung saja Taehyung bisa mengambil alih pembicaraan.

"Maaf, aku telah membuat kakak mu mabuk, err- aku sedang ingin menyegarkan pikiran kemudian terlintas rencana untuk mengajak Hoseok ikut bersama ku. Tapi malah dia yang terkena hang over. Maafkan aku."

Jungkook lagi-lagi hanya bisa mengangguk paksa, lidah nya terasa sangat kelu.

Semilir aroma terapi membuat tubuh Taehyung relax, badan nya yang letih malah semakin letih, namun pikiran nya jauh lebih tenang. Ia tak bisa menahan diri untuk tidak bersender pada sandaran sofa, dan memejamkan mata dengan refleks.

Melihat Taehyung begitu kelelahan, Jungkook menjadikan alasan agar ia bisa mengeluarkan setidaknya 1 kalimat saja untuk mencairkan suasana.

"Hyung bisa menginap di sini. M-maksud ku, err.. hyung terlihat kelelahan, mungkin ada baik nya jika menginap saja."

"Bolehkah?"

Ia mengangguk sebelum menunjukan kamar dimana Taehyung akan tidur.

"Hoseok hyung akan tidur di kamar ku, hyung bisa memakai kamar Hoseok hyung."

Badan kecil dalam masa pertumbuhan itu mengangkat tubuh Hoseok, meski di awal memang telah terasa berat, namun Jungkook mengerahkan seluruh tenaga berusaha agar tubuh kedua nya tak mencium lantai, selain rasa sakit yang diterima, dia juga akan merasa malu karena terjatuh di hadapan Taehyung. Yang benar saja jika itu sampai terjadi, habislah harga diri Jungkook sebagai laki-laki.

Namun sebelum pikiran itu benar-benar terjadi, lengan Taehyung telah merperkokoh tubuh Hoseok. 1 tangan Hoseok telah berada di leher Taehyung. Cukup terkejut saat Taehyung membantu untuk membawa kakak sialan nya itu ke kamar. Ya, Jungkook lebih memilih menyebut Hoseok sebagai hyung sialan untuk situasi sekarang. Baru kali ini ia di repotkan Hoseok terlebih karena ada Taehyung di sini membuat situasi semakin tak karuan.

"Terimakasih sekali lagi, hyung. Kau boleh beristirahat tanpa gangguan lagi sekarang."

"Kau berbicara seperti aku telah melakukan kebaikan besar.

Tapi bolehkah aku meminta sesuatu?"

Tanpa ragu, Jungkook menjawab 'ya' bagaimanapun juga Taehyung telah membantu nya.

"Bisa antar aku ke kamar sekarang?"

Dengan canggung Jungkook jalan terlebih dahulu, mengantar Taehyung ke kamar Hoseok. Sebenarnya Taehyung bisa dengan mudah pergi mencari sendiri karena sebelum nya Jungkook telah menunjukan letak kamar hoseok juga jarak antara kamar Hoseok tak lebih dari 15 jengkal dari depan pintu kamar Jungkook.

"Rumah mu sangat minim penerangan." Ucap Taehyung beropini, mata nya menerawang di sekitar ruangan-ruangan.

Pintu kamar Hoseok terbuka, lagi-lagi Taehyung harus berhadapan dengan kegelapan. Penglihatan nya seperti tak bisa melihat normal jika saja Jungkook tak menekan saklar lampu.

Jungkook izin pergi ke kamar nya meninggalkan Taehyung tanpa Jungkook sadari seulas senyum kecil terpatri di bibir Taehyung.


"Lakukan saja sesuka mu."

"Bahkan dengan cara bejat sekalipun?"

"Ya, bahkan dengan cara bejat sekalipun, selama cara itu bisa membantu nya."

"Hyung macam apa kau ini? Tapi akan aku lakukan, karena aku benar-benar mencintai nya."

.


Sikap Jungkook sedikit mencair terhadap Taehyung seiring berjalan nya waktu. Setelah hari itu, kini Taehyung semakin sering berkunjung ke rumah Hoseok, Hoseok bilang dia dan Taehyung terlibat urusan mengenai tugas-tugas nya di kampus, selalu alasan yang sama.

Sulit bagi nya untuk percaya, bagaimana mungkin jika tiap kali ia melewati ruang tengah, Hoseok dan Taehyung malah terlihat asik bermain video game.

Dan ada suatu hal memperbaik kesan nya terhadap sesosok namja bernama Taehyung itu. Beruntung Tuhan masih memberi nya kesempatan untuk hidup lebih lama ketika ia merasa jantung nya masih berdetak saat Hoseok memperkenalkan Taehyung bukan sebagai teman melainkan sebagai pacar baru nya. Setidak nya Taehyung bisa membuat hari-hari Hoseok lebih berwarna dari sekedar melayani pelanggan-pelanggan di cafe.

Hoseok bilang Jungkook harus memaklumi jika Taehyung sering berada di rumah mereka berdua. Pada saat itu Jungkook tak bisa menanggapi omongan Hoseok. Iya hanya tersenyum lalu berjalan pergi meninggalkan mereka dengan sepatu bertengger di tangan kanan nya. Cukup lelah menghadapi pelajaran di sekolah.

"Kook, kau mau berangkat sekolah?"

"Mau di antar?"

"Ingin nya sih, tapi melihat hyung sedang sibuk. Seperti nya tak usah." Jungkook melirik ke arah Taehyung yang sedang merangkul intim Hoseok. Walau ini kesekian kalinya Jungkook melihat kedekatan mereka tapi tak kunjung perasaan canggung itu hilang. Ia merasa seperti bocah yang menangkap basah orang tua nya yang sedang bermesraan.

"Taehyung bisa mengantar mu."

Mata Jungkook membulat.

"Yang ku maksud kan bukan Hoseok hyung saja yang sibuk. Tapi kalian berdua. Lebih baik aku pergi sendiri tanpa harus merepotkan kalian."

Kali ini Jungkook tersenyum manis. Meyakinkan kedua nya. Tawaran Hoseok sama sekali tak membantu. Pikirkan saja, jika Jungkook dan Taehyung berada dalam 1 mobil. Akan seperti apa atmosfer di dalam sana? Sungguh, Jungkook tak ingin membayangkan.

"Tak usah sungkan, aku ini pacar kakak mu, jadi sudah seharus nya aku perhatian juga terhadap adik nya kan?"

Taehyung sudah beranjak mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja.

"Hyung.. tak usah hyung."

Jungkook harap langkah Taehyung berhenti sekarang juga. Tapi sepertinya permohonan Jungkook tak di gubris sama sekali. Taehyung sudah mendahului nya ke luar rumah.

"Sudah, Kook, hitung-hitung menabung. Ayolah, jangan buat Hyung mu menguras kantong lebih banyak untuk mu."

Seketika Jungkook ingat akan pengorbanan Hoseok. Helaan nafas mengakhiri keegoisan Jungkook.

Terpaksa, ia menerima tawaran nya.

'Sialan' ucap Jungkook dalam hati.


"Apa kau punya bekal?" Bayang-bayang akan kecangguan di dalam mobil berisikan mereka berdua menjadi nyata. Tak terlewat semenit pun Jungkook mengumpat kesal. Kekesalan itu nampak jelas pada raut wajah nya, jangan kira Taehyung tak menangkap ekspresi Jungkook.

"Aku bukan bocah yang harus di ingatkan bekal nya."

"Aku hanya bertanya, kenapa harus menjawab seperti itu?"

Jungkook hanya malu sekaligus kesal karena ulah Hoseok yang semena-mena tanpa sadar ia telah menyinggung Taehyung karena perkataan nya tadi.

"Aku bisa menambah uang saku mu."

"Hoseok hyung memberi ku cukup uang, hyung"

Taehyung memilih diam.

Mobil Taehyung memasuki pelataran parkir sekolah Jungkook.

Tanpa basa-basi Jungkook hendak keluar. Ia sudah menunggu lama momen ini, rasa nya seperti narapidana yang baru saja keluar dari penjara.

Tapi sebelum itu, Taehyung bergumam.

"Belajarlah yang benar, Kook."

Jungkook hanya tersenyum.

Bukan mendapat ucapan terimakasih justru hentakan sangat keras memekikan telinganya hingga membuat mobil Taehyung bergoyang saat Jungkook menutup pintu kasar.


Dua minggu terlewat sudah.

Pernah sekali Jungkook melontarkan lelucon untuk Taehyung dengan mengatakan 'Rumah hyung kebanjiran ya?' Terdengar layak nya Taehyung adalah korban yang sedang mencari tempat pengungsian karena terlalu sering menginap di kediaman adik - kakak bermarga Jeon.

Jungkook mendapat pukulan keras di kepala dari Hoseok menyusul usapan lembut Taehyung. 'Lucu sekali lelucon mu, sayang.'


Malam saat Jungkook terserang insomnia, dia memilih menonton tv. tanpa peduli sepasang kekasih sibuk dengan aktivitas nya di dalam kamar.

apapun yang mereka berdua lakukan, Jungkook sama sekali tak peduli.

Pintu kamar berderit pelan.

"Kau tidak lupa kan besok hari apa?"

Hoseok bertanya seraya berjalan hendak duduk di sebelah Jungkook.

"Aku tidak bisa tidur, hyung." Hoseok membiarkan kepala Jungkook bersandar di pundak nya. Elusan tangan terasa lembut di rambut hitam Jungkook. Sudah lama ia tak merasakan elusan tangan Hoseok.

Deritan pintu terdengar lagi.

Tinggal menunggu waktu sampai Taehyung datang memghampiri.

Taehyung duduk di sebelah Jungkook. Dan jadilah dia di apit oleh Hoseok dan Taehyung.

"Kenapa belum tertidur?"

"Dia insomnia"

Ketiga nya memfokuskan pandangan pada layar tv.

Semakin larut malam dan kurang nya asupan oksigen membuat Hoseok jatuh terlelap. Kepala nya bersender pada lengan sofa terpaksa kepala Jungkook tak lagi membebankan pundak Hoseok.

Kini hanya Taehyung dan Jungkook yang masih terjaga.

Jungkook bersumpah saat kepala nya terjatuh di pundak Taehyung adalah murni ketidak sengajaan, kepala nya terpeleset begitu saja. Ia hendak mengangkat kepala nya namun tangan Taehyung mendorong kepala Jungkook agar tetap bersender. Dengan terpaksa Jungkook menempatkan kepala nya senyaman mungkin. Dia harus mulai belajar bersikap terbuka kepada pacar Hyung nya. Toh, Taehyung sudah menganggap diri nya sebagai adik.

"Sudah mulai mengantuk?"

"Belum, hyung."

"Baiklah, aku akan tetap terjaga sampai kau tertidur."

Hangat akan dekapan dan elusan Taehyung pada rambut nya.

"Tak usah, hyung. Kau boleh tidur terlebih dahulu lagipula Hoseok hyung sudah ter-"

"Sshhh.."

Telunjuk Taehyung sukses membungkam bibir Jungkook.

Apa yang harus Jungkook lakukan sekarang? Ia sendiri pun tak tau. Jungkook hanya menatap garis rahang Taehyung, sinar tv seolah membantu nya untuk melihat lebih jelas setiap lekuk tulang wajah Taehyung yang sempurna.

"Hyung.." Jungkook mendongak sedikit.

Tanpa di duga Taehyung menoleh cepat dan terlampau dekat dengan wajah Jungkook. Terpaan hangat nafas kedua nya terasa satu sama lain.

"Jaga Hoseok hyung. Buat dia selalu bahagia. Kau pasti tau, dia sudah berjuang mati-matian menghidupi kami berdua."

Mata nya memancarkan permohonan.

"Akan dan selalu."

Taehyung merangkul Jungkool lebih dalam. Rasa nya Jungkook telah mendapatkan 1 kakak lagi.

TBC. RnR please :)


A/N: adakah yang suka sama ff ini? Ini ff pertama ku hwawhahaha 😝 maapin loh kalo jelek. Feedback nya pls dong buat lanjut next part 😘