Don't Say No
.
.
.
Chapter 1
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rated : T
Indonesian
Genre : Romance (gak terlalu bisa nentuin genre).
Cast : Sakura H., Sasuke U., and other (Belum Muncul).
.
Semua karakter yang ada disini milik MK.
Saya cuma minjem bentar.
.
WARNING : OOC, AU, CERITA ABAL, GAJE, NGEBOSENIN, TYPOS, DKK (Semoga aja ngak).
.
.
Hai, ketemu lagi sama author yang satu ini. Saya membawa fic baru lagi nih /bukannya terusin fic yang lain malah buat yang baru lagi/ Hahahaha, gomen-gomen. Lagi ada ide soalnya. Disini akan terjadi yang namanya SAKURA harem /PlokPlokPlok/ dan saya masih belum menentukan siapa nanti pasangan Sakura. Karena saya akan membuat fic ini seperti air, mengalir dengar sendirinya (?). TAPI JANGAN TERLALU BERHARAP PAIRNYA CANON, karena akan banyak pemeran character cowok tak terduga(BisaJadi). Dari pada author banyak bacot mending langsung aja ke ceritanya.
HAPPY READING ^_^ .
.
.
.
.
.
.
Langit mulai berwarna orange dan matahari yang sedari tadi terus berada di atas hampir lenyap dari langit. Burung-burung mulai terbang pergi untuk kembali ke sarangnya. Terlihatlah seorang gadis yang sedang duduk disebuah kursi taman, dengan sesekali menggoyang-goyangkan kakinya ke depan dan ke belakang. Dia tetap saja tersenyum walau mulai jengah karena orang yang sedari tadi dia tunggu belum menampakkan batang hidungnya.
"Sudah satu jam. Tapi tak apalah."katanya sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menepis semua pikiran-pikiran aneh yang tiba-tiba mucul di otaknya. Lalu dia mulai memperlihatkan lagi senyum yang merekah di bibir mungilnya. Sekarang dia mulai mengambil sesuatu di dalam tas kecilnya, bentuknya terlihat seperti sebuah tempat cincin. "Aku tak sabar melihat responnya nanti. Hihihi."katanya mulai terkikik geli.
Angin sepoi-sepoi mulai berhembus. Membuat helaian-helaian merah mudanya sedikit berantakan terhempas angin.
"Dia belum sampai juga."keluhnya sembari menyelipkan helaian-helaian merah mudanya di telinga, agar tak terbawa angin lagi.
Mulai melirik ke kanan dan ke kiri, siapa tahu seseorang yang sedari tadi dia tunggu memperlihatkan batang hidungnya.
"Dia benar-benar tak tepat waktu."desahnya sembari mulai berdiri dan menghentakkan kakinya kesal. Melihat sebuat kaleng minuman di depannya dia langsung menendangnya untuk menggantikan objek kekesalannya.
Duaaaak...
Tak disangka-sangka kaleng tersebut malah mengenai jidat seseorang.
"Sial."kata seseorang tersembut sembari memegang jidatnya yang mulai memerah. Dia kemudian mencari sumber pelaku yang berhasil melukai jidat malangnya. Lalu dengan satu tatapan yang tajam dia melihat si pelaku tersebut yang sedang mematung. "Merepotkan."dengusnya pelan lalu menghampiri sang pelaku pelemparan.
"Maafkan aku."kata sang gadis sambil membungkuk sopan.
"Kau sedang tak ada kelakuan, HAH?"kata korban dengan kalimat super dinginnya.
"Maafkan aku."kata sang gadis lagi mencoba meminta maaf, dia mulai mengangkat wajahnya sekarang.
"Dasar."kata korban mulai mendengus. "Jangan ulangi lagi."lanjutnya sembari mengelus-elus kepala sang gadis tapi sedikit keras.
Sang gadis hanya bisa terus menunduk dengan perasaan bersalahnya. Namun...
Duaaak...
"Apa yang kau lakukan kepada gadisku, HAH?"tanya seorang lelaki geram. Padahal dia baru saja datang.
"Sasu...ke, apa yang kau lakukan?"sang gadis sangat terkejut dengan kejadian yang terlalu mendadak ini. Dia mulai menghadang sang lelaki yang bernama Sasuke. "Apa yang kau lakukan? Apa benar kalian berdua memiliki hubungan di belakangku?"kata Sasuke yang tidak terima dihalang-halangi oleh sang pacar untuk memukul korban lagi dan lagi.
Sang korban yang awalnya jatuh tersungkur mulai bangun (baca:berdiri). Darah segar keluar dari sudut bibirnya, dia elap dengan kasar menggunakan punggung tangannya.
"Benar-benar hari yang sial. Pertama kepalaku terkena lemparan kaleng karenamu."kata sang korban dingin, dia mulai menuding sang gadis sekarang. "Oh, dan selanjutnya aku dipukuli karena kesalah pahaman yang tidak jelas oleh mu."lanjutnya, sekarang ia mulai menuding Sasuke.
"Maafkan aku, mungkin kita harus ke klinik untuk mengurus lukamu."tawar sang gadis yang sangat merasa bersalah.
"Haruno, jangan sekali-kali kau meninggalkanku."kata Sasuke geram, dia mulai menarik tangan sang gadis lalu mencengkramnya dengan kuat, takut-takut sang gadis akan kabur darinya.
"Aw."ringis sang gadis tertahan.
"Ck, aku tak ingin lagi melihat adengan sok romantis kalian."kata sang korban lalu pergi.
"Ta-tapi..."kata sang gadis ingin menghentikan laju sang korban. Dia benar-benar merasa bersalah sekarang.
"Haruno."geram Sasuke lalu menatap tajam ke arah gadisnya.
Sekarang mereka berdua telah berada di dalam mobil Sasuke yang telah melaju ke suatu tempat.
"Kau sangat kekanak-kanakan."semprot sang gadis.
"Kau yang membuatku terlihat begitu menyedihkan Haruno."kata Sasuke tak mau kalah.
"Menyedihkan? Oh, ayolah. Aku tak pernah melakukannya. Kau saja yang terlalu TAK PERCAYA KEPADAKU."kata sang gadis kesal, sambil menekankan beberapa kata yang diucapkannya.
"Aku sangat percaya kepadamu Haruno. Tapi kau yang tak bisa menjaga kepercayaanku padamu."
"Sasuke hentikan, jika kau terus begini aku ingin kita mengakhiri semuanya."
Ckitttttt...
"Apa? Kau bilang apa Haruno? Aku tak mendengarmu dengan jelas."kata Sasuke yang meninggikan nada bicaranya. Dia sekarang telah sepenuhnya menatap kearah sang gadis.
"Aku bilang PUTUS. Kau tak mendengarnya."kata sang gadis dengan wajah yang telah memerah karena marah.
"Aku akan menganggap ini tak pernah terjadi."kata Sasuke kembali tenang. Sekarang dia mulai melajukan mobilnya lagi.
.
.
.
.
.
Mereka berdua telah tiba disebuah tempat. Mansion yang besar dengan lampu-lampu yang menyinari sekelilingnya dengan indah. Pagar mansion tersebut telah terbuka ketika mobil Sasuke berada di depannya. Keadaan di mansion ini sedang ramai sekarang. Puluhan mobil-mobil mewah telah berjejer dengan rapi, seperti berada disebuah show room mobil.
"Kita berada dimana?"tanya sang gadis bingung.
"Kau tidak melihat kita sedang berada di mana? Sebuah mansion besar yang sedang terlihat ramai. Kau tahu semua orang yang berada disini memiliki banyak uang tak sepertimu, jadi kau tak akan mengerti. Cepat keluar."
Sang gadis hanya bisa menghela nafas lalu mengikuti Sasuke di belakangnya. Dia sudah sangat kebal dengan semua kata-kata kasar yang keluar dari mulut Sasuke, jika bisa dibilang dia setara dengan WONDER WOMEN.
"Sasuke-kun."tiba-tiba terdengar teriakan seorang gadis yang sedang mendekat ke arah Sasuke. Dia sangatlah cantik dan berkelas dengan memakai gaun berwarna merah menyala dan berbagai aksesoris yang menambah keindahannya. Rambut merahnya ia biarkan tergerai. "Apa kabar? Lama tak bertemu denganmu."lanjutnya yang telah berada di depan Sasuke lalu mulai memeluknya dan pastinya mencium pipi kanan serta pipi kiri Sasuke.
"Baik."jawab Sasuke singkat.
"Kalau begitu ayo kita ke sana dengan yang lainnya."ajak sang wanita tersebut sambil merangkul tangan Sasuke manja.
"Tunggu."kata Sasuke meminta waktu sebelum pergi dengannya. Sasuke mulai mendekat kearah gadisnya, lalu mendekatkan bibirnya di telinga gadisnya. "Kau tak boleh pergi kemana-mana apalagi macam-macam, ingat itu HARUNO SAKURA."kata Sasuke menekankan nama sang gadis lalu melangkah pergi semakin menjauh.
.
.
.
.
.
Angin malam mulai berhembus membuat helaian-helaian merah mudanya lagi-lagi berantakan karenanya. Kelap-kelip malam, sungguh sangat indah. Wajah-wajah bahagia terlihat disisi mansion ini, tepatnya disekitar kolam renang.
Kita kembali pada gadis yang bernama Sakura ini. Dia hanya mematung dan tetap diposisinya yang berdiri.
Sakura POV.
Dasar.
Selalu saja seperti itu, menang sendiri.
Enak aja dia main perintah-perintah, demi rambut pantat ayamnya aku sangat kesal hari ini. Aku mulai menghela nafas untuk menenangkan diri. Ku lihat Sasuke yang telah berada disekitar teman-teman kayanya itu, para dokter-dokter muda yang sombong.
"Lebih baik aku mencari makanan."gumamku pelan. Aku mulai melangkah kearah makanan yang berjejer rapi disana, makanan mewah yang pastinya mahal.
Ku lihat sebuah makanan berbentuk bulat mengambil perhatianku sepenuhnya.
"Sepertinya ini enak."gumamku sembari cepat-cepat mengambil piring dan sendok penjepit.
OMG, tapi makanan ini susah sekali untuk diambil. Aku mencoba sekuat tenaga untuk mengambilnya—dan—
Pluk.
Makanan itu tepat mendarat di mulut seseorang membuatnya tersedak sekarang.
Glek.
Aku menelan air liurku dengan susah payah. Dengan gerakan lamban aku mulai menolehkan kepalaku untuk tak melihatnya, kembali bersikap biasa saja. Aku mulai menaruh piring tersebut di tempatnya dan langkah selanjutnya yang harus aku lakukan adalah KABUR.
Tapi, tak disangka-sangka pergelangan tanganku ditarik oleh seseorang.
MATILAH AKU.
Siapa saja, please help me.
Innerku berteriak tak karuan.
Aku mulai membalikkan badanku untuk melihatnya dan meminta maaf kepadanya. Benar-benar hari yang sangat menyebalkan. Padahal tujuan utamaku hanya untuk—lupakan.
Jreng... Jreng...
"KAMU."kata kami bersamaan setelah melihat satu sama lain.
End Sakura POV.
.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
.
AUTHOR : Lama kita tidak berjumpa #LambainTangan
SAKURA : Apa-apaan itu -_- gaje banget.
AUTHOR : Sakura-chan gak kangen sama author?
SAKURA : No way.
AUTHOR : Ya sudahlah.
SAKURA : Tapi makasih author baik sekaligus jahat deh #NgeluarinAuraHitam
AUTHOR : Makasih #GakPeka. Jika ada pertanyaan, pernyataan, kritik dan saran monggo di keluarkan. Jangan sampai anda memendamnya. REVIEW ya... Saya tunggu. Tapi jangan flame, kalau dikit-dikit boleh lah. Jangan sampai readers menjadi pembaca gelap*kedipkedip. Kalau gitu baca di tempat terang #Plaaaak. Ya udah Janee~ #SibukSEnyum+LambainTangan
SAKURA : Author
AUTHOR : Iya #Noleh *Glek... Uwaaa...
.
.
.
THANK YOU FOR READING EVERYONE. REVIEW REVIEW! THE MORE REVIEWS I GET THE MOREDETERMINED I FEEL TO UPDATE!.
.
.
.
.
.
.
