"This Love"
Chapter 1 : Between Me and Him
Disclaimer Vampire Knight by Matsuri Hino
*saya gak bakalan bisa punya terkecuali saya ***** dia* #frontal #sensor
~Happy Reading~
hidup adalah perwujudan kita untuk meraih impian terbaik, yang nanti keberhasilan impian itu kita gunakan untuk melengkapi kehidupan orang-orang yang kita sayangi.
dalam berjuang, kita tidak boleh menyerah, jangan menganggap kita lemah, dan yang paling penting jangan sekali-kali kita merendahkan diri pada orang lain. tunjukkan bahwa kita ini tidak rendah, tetapi kita ini memiliki kelebihan dari Tuhan yang sangat patut disyukuri keberadaannya. Meski begitu, kita tidak boleh tinggi hati dengan kelebihan kita...karena perlu diingat, di saat kelebihan kita mendekati sempurna, kita harus menggunakan itu untuk melengkapi kehidupan orang-orang yang kita sayangi. Mereka pasti membutuhkan kelebihan yang kita miliki. Percayalah...
Hidup itu adalah cobaan. Tuhan mengukur kemampuan makhluknya untuk menggunakan kelebihannya dalam menghadapi cobaan. Kalau kita gagal, berarti kita telah menyia-nyiakan pemberian berharga dari Tuhan. Kelebihan. Kalau kita berhasil, berarti termasuk pada makhluk-Nya yang sangat mencintai pemberian Tuhan. Karena itu, Tuhan pun bahagia melihat kita yang ternyata sangat bersyukur pada-Nya. Pada akhirnya, Tuhan pun selalu memberikan apa saja yang terbaik untuk hidup kita di dunia fana ini dan dunia penuh keabadian
Rima P.O.V.
Aku adalah Rima Touya, seorang gadis yang hidup tercukupi dengan hasil jerih payahku menjadi seorang model. Meski begitu, aku harus mau merelakan waktu-waktuku untuk pergi ke tempat pemotretan. Begitu juga dengan sekolahku. Tak jarang au ijin untuk tidak masuk sekolah. Sehingga banyak beberapa materi yang aku tinggalkan. Tetapi aku masih beruntung, aku bisa menyewa guru privat yang profesional. Namanya Shiki Senri.
Membicarakan tentang guru privatku, aku elalu membangga-banggakannya. Tidak hanya cerdas, dia juga pengertian dan pehatian pada murid yang dia ajari, termasuk aku. Selain itu...ehm dia memiliki rupa yang menurutku pas untuk kelas model. Tetapi dia sering merendah diri saat aku terlalu memuji rupanya. Ia hanya ingin serius pada dunia pendidikan. Entah kenapa. Menang dia memiliki IQ yang lumayan tinggi, dan itu sangat melampaui IQ-ku sendiri. Jadi tidak heran meski usianya hanya beda beberapa bulan denganku, tetapi dia sudah bergelar S1 Fisika, dan sekarang sedang mengikuti kuliah S2 jurusan IT. Tidak seperti aku yang masih kelas XI SMA. IQ lumayan disertai semangat belajar yang bagus, tetapi karena aku seorang model, jadi aku tidak bisa merasakan hasil maksimal yang sebenarnya.
Di sabtu pagi yang cerah...
Sekolah libur, tetapa aku ada jadwal pemotretan, meski hanya satu. Jadi aku tetap bangun pagi seperti biasanya. Tidak seperti remaja normal seusiaku. Kebanyakan mereka bangun siang kalau libur.
Aku buka tirai jendela kamarku. Cahaya matahari masuk dan menembus, membuat secercah semangatku tuk menjalani hidup ini bangkit.
"Ohayou~" ucapku.
Setelah itu, aku cepat-cepat bergegas untuk berangkat ke tempat pemotretan.
Normal P.O.V.
Rima turun dari tangga sambil melihat keadaan di ruang keluarga. Sepi. Memang begini biasanya. Orang tua Rima itu super sibuk. Berangkat pagi-pagi sekali, lalu pulang malam. Jadi ia jarang berkumpul bersama orang tuanya.
"Rima-sama." panggil seseorang dari samping kanan Rima.
"Oh, kau mengagetkanku saja" Roma menoleh pada seorang pelayan wanita sambil merapihkan pita rambutnya. "Otousan dan Okaasan belum pulang ya?" tanya Rima.
"Sudah. Tetapi tadi pamit pergi keluar kota selama satu minggu untuk kepentingan perusahaan. Mereka berpesan pada Rima-sama agar bisa mengatur waktu."
Rima hanya mengangguk-angguk. Setelah itu ia bergegas mencari supir pribadinya, Yuujiro. Tetapi pelayan wanita itu mencegahnya.
"Sumimasen, Yuujiro-san sedang sakit"
Rima memandang pelayan wanita itu sedikit kecewa. "Lalu, siapa yang nanti akan mengantarku ke tempat pemotretan? Kalau naik taksi...aku tidak mau. Mahal."
Tiba-tiba, seorang pelayan perempuan lain datang menghampiri Rima. Kelihatanya dia ingin menyampaikan sesuatu pada Rima.
"Ano, ada tamu yang mau bertemu Rima-sama."
"Ya, ya, ya." Rima pun menemui tamu itu.
Siapa? Pria menyebalkan itu lagi? batin Rima sambil mengingat pria yang menggagalkan pemotretan kemarin.
Tetapi, setelah ia berada di ruang tamu...
"Shiki-sensei?"
-to be continued-
okeee! cukup sampai sini dulu ya. nanti saya update kapan-kapan -pertanda bakal lama update-nya
RnR please..
no flame for my first fanfict. buat saya semangat untuk menjadi lebih baik
