Katekyo Hitman Reborn © Akira Amano
Another Vongola Decimo © SilverLevKingHea
Warning : OOC, OC, rated bisa berganti, Gaje, Abal, Ancur, dan sebangsanya
Rated : T
Summary : Vongola Decimo dari dunia pararel berpindah ke dunia dimana Tsuna dan para guardiansnya sedang mengadakan Ring's Battle. Dan musuh-musuh barupun mengancam nyawa kedua Vongola Decimo itu/summary gagal/RnR
.
.
.
Namimori-chuu
Sawada Tsunahime
"Hime...bagaimana keadaan anda?" Seseorang perempuan berambut perak [Seperti Gokudera hanya saja cukup panjang] nampak berlari kearah kearah seorang perempuan berambut cokelat [Seperti Tsunayoshi hanya saja tidak jabrik dan agak panjang].
"Ah, Hayako-chan. Aku baik-baik saja bagaimana dengan keadaanmu sendiri?" Tanya gadis berambut cokelat itu.
"Aku baik-baik saja." Ucap gadis yang dipanggil Hayako itu.
"Yo, Tsuna, Hayako! Ohayou!" Seru seseorang dibelakang mereka, seorang laki-laki berambut hitam [persis banget dengan Yamamoto].
"Ah, Takeshi-kun...ohayou." Sapa balik gadis yang dipanggil Tsuna itu.
"Ceh. Ternyata kau sehat-sehat saja Yakyuu-baka." Ucap Hayako melihat kearah Takeshi.
"Ahahahaha, ternyata Hayako mengehawatirkanku ya." Ucap Takeshi tertawa pelan. Seketika Hayako langsung menghantam perut Takeshi menggunakan sikunya dan membuat tawa pemuda berambut hitam itu menjadi erangan kesakitan.
"Nah, hime. Bagaimana kalau kita berangkat kesekolah." Ucap Hayako.
"E-eh? Tapi bagaimana dengan Takeshi-kun?" Tanya Tsuna bingung.
"Biarkan saja Yakyuu-baka itu, hime." Ucap Hayako kemudian menarik tangan Tsuna yang hanya bisa faceplam.
.
Namimori-chuu
Terlihat pintu kelas terbuka dan menampilkan Takeshi yang masih sedikit meringis kesakitan sembari memasuki kelas itu. Tsunahime melihatnya dengan wajah panik.
"Ta-Takeshi-kun, apakah kau baik-baik saja?" Tanya Tsuna khawatir.
"Ah, aku tidak apa-apa Tsuna. Apakah kau tidak menanyainku, Hayako?"
"Malas." Ucap Hayako sembari memalingkan wajahnya. Ucappan simpel yang sudah sering Takeshi dengar, akan tetapi dapat ia lihat semburan merah yang ada diwajah Hayako saat gadis berambut perak itu memalingkan wajahnya.
"Hahahaha, kau sungguh pemalu Hayako." Ucap Takeshi sembari tertawa kemudian merangkul Hayako. Yang membuat dia masuk kedalam UKS setelah Hayako menghajar perutnya kembali dengan keras.
.
Bel istirahat berbunyi, dengan sekejap kelas kembali ribut oleh beberapa murid yang mempunyai gosip-gosip.
BRAAK
"Sawada!" Seluruh kelas langsung menengok kearah pintu dan melihat seseorang laki-laki berambut putih [seperti Ryohei, hanya saja ia tidak memakai plester dihidungya.] yang berdiri didepan sana.
"Ada apa, Ryohei-senpai?" Tanya Tsuna bingung.
"Kyona mencarimu." Ucap Ryohei to the point.
"Ceh, ada perlu apa wanita skylark itu mencari Hime?" Tanya Hayako sembari berdecak pelan.
"Aku tidak tau to the extrim. Hanya saja katanya jika kau tidak tiba dalam 3 menit diakan mengigitmu sampai mati." Tambah Ryohei. Tidak berpikir dua kali Tsuna langsung berlari menuju keruangan Hibari Kyona.
"A-ada apa, Kyona-san?" Tanya Tsuna takut-takut, cewek berambut hitam pendek dengan mata berwarna besi yang cukup tajam menatap kearah Tsuna. Membuat wanita itu merinding dan buru-buru masuk kedalam.
Mari kita tinggalkan Fem!18 dan Fem!27 diruang komite kedisiplinan, yang jelas terdengar suara ketakutan Tsuna yang selalu dideathglare oleh Hibari. Kita berahli kearah UKS yang disana terdapat Takeshi tengah merana sehabis dihajar oleh kekasihnya.
"Hayako..kau begitu kejam kepadaku..." Guman Takesih "Sebenarnya apa salahku padanya, Ryohei-senpai?" Saat ini Takeshi tengah ditemani oleh Ryohei, dikarenakan mereka sering mencurahkan isi hati tentang pacar mereka yang Tsundere.
"Hm, Kyona juga sering seperti itu padaku." Ucap Ryohei "Tapi kau tau, dibalik sikapnya dia itu cukup perhatian. Saat melawan Lumiera [*swt*] dan tangan kananku mengalami cedera yang cukup parah, ialah orang yang pertama kali memberiku mawar dibandingkan dengan Ryou. Lagi pula Hayako pasti menghawatirkanmu juga, Takeshi."
"Ahahahaha, tentu saja Ryohei-senpai...sepertinya walaupun Hayako seperti itu, ia pastilah mengkhawatirkanku juga." Ucap Takeshi dengan senyum seperti biasa.
"Yosh! kalau begitu aku akan pergi ke klub boxing! Setelah itu aku akan pergi ke Kyona to the extrim!" Ucap Ryohei dengan semangat kemudian keluar dari sana, meninggalkan Takeshi yang hanya menghela nafas. Tak lama kemudian terlihat Hayako berdiri didepan pintu.
"Geez, kau selalu saja membuatku ingin memukulmu, Yakyuu-baka." Ucap Hayako santai kemudian masuk kedalam.
"Ma...ma...Hayako, kau tega sekali kepadaku." Ucap Takeshi sembari terkekeh pelan.
"Seterahku saja, ngomong-ngomong apa yang kau bicarakan dengan Shibafu-atama itu?"
"Ra-ha-sia." Ucap Takeshi sembari mengedipkan matanya. Hayako yang melihat itu hanyalah bisa mendesah pelan kemudian masuk kedalam sana dan melemparkan sesuatu kepada Takeshi, setelah itu iapun pergi dari sana, mencari himenya.
Takeshi hanya terdiam sembari melihat benda yang dilemparkan oleh Hayako. Sebuah bunga mawar yang diikat dengan pita putih ditengah batangnya. Kemudian Takeshi tersenyum dan melirik kearah pintu.
"Kau, memang Tsundere...Hayako." ucap Takeshi sembari menghela nafas pasrah "Tapi, aku senang kau perhatian padaku."
Kita kembali ketempat Tsuna dan juga Kyona. Dimana kedua perempuan itu kini tengah duduk tenang sembari meminum teh. Dengan wajah Tsuna ada sedikit memar karena terkenak hantaman tonfa Kyona.
"Jadi begitu. Apakah kau tau solusinya?" Tanya Kyona lalu melirik kearah Tsuna yang udah babak belur.
"Ha? Apa?" Tanya Tsuna, lalu Kyonapun mendeathglarenya dan menyiapkan tonfanya dikedua tangannya "Hi-HIIEE! Me-menurutku, bagaimana kalau kau buat kejutan saja..la-lagi pula masih banyak waktu sebelum waktunya bukan?" Ucap Tsuna.
"Hn, kau benar juga herbivore." Ucap Kyona kemudian menyembunyikan tonfanya.
"Selamat dari tonfa keramat Kyona-chan." Batin Tsuna sembari menghela nafas.
"Kalau begitu kau harus menemaniku untuk membeli kejutan." Ucap Kyona.
"A-apa, aku? Ta-tapi-."
"Jika kau menolak...kamikuroso!" Ucap Kyona dengan serigaian dan menyiapkan tonfanya. Akhirnya Tsunapun menyerah dan hanya mengangguk pasrah
.
Namimori town
"Kenapa dia ikut, herbivore?" Tanya Kyona sembari menatap kearah Hayako dan menyiapkan tonfanya.
"Kau kira aku akan membiarkanmu pergi dengan, hime!" Seru Hayako menyiapkan dynamitnya.
"Su-sudahlah kalian berdua...jangan bertengkar." Ucap Tsuna berusaha melerai kedua guardiansnya itu.
"Tch, herbivore. Setelah menemaniku aku akan menggigitmu nanti." Ucap Kyona sembari menatap kesal.
"Hi-HIEE!" Seru Tsuna kaget.
Setelah melakukan percakapan akhirnya mereka menuju ketoko olahraga. Kyona nampak memperhatikan dengan baik dan teliti satu persatu sarung tinju yang berada disana. Melihat itu Tsuna tidak ingin menganggunya dan melihat yang lainnya juga.
"Hime, sebenarnya apa yang Skylark itu lakukan?" Tanya Hayako bingung.
"Dia sedang memilih hadiah." Ucap Tsuna.
"Herbivore, bagaimana dengan ini?" Tanya Kyona sembari memperlihatkan sarung tinju yang berduri.
"Kau gila Kyona!" Seru Tsuna panik kemudian menggeleng keras "Ryohei-senpai pasti akan menjadi oon saat melihatnya."
"Hn, tapi aku suka ini." Ucap Kyona sembari melihat sarung tinju itu.
"Ganti! Ganti!" Seru Tsuna kalang kabut, Kyona memperhatikan sebentar lalu menghela nafas pendek.
"Hn." Hanya menghela nafas kemudian Kyona mencari hadiah yang lainnya.
.
Namimori-chuu
"Takeshi...apa menurutmu Kyona akan ingat ulang tahunku?" Tanya Ryohei sembari berbaring diatap sekolah, dengan Takeshi yang senantiasa menemaninya dan ikutan dilema.
"Mungkin saja, Ryohei-senpai. Akan tetapi aku tidak bisa langsung menebak begitu saja. Terlebih tahun lalu Hayako juga melupakan ulang tahunku."
"Kufufufu, sungguh malang nasibmu Takeshi..Ryohei." Kedua orang itu berbalik kemudian melihat sosok berambut bermodel nanas dan bermata dua warna[?] dengan sebuah pancingan ditangannya yang diujungnya dipasangkan foto-foto Hayako dan Kyona.
"Ah, kau Rokudo-senpai..bagaimana kabar Kenni dan Chikusai?" Tanya Takeshi.
"Mereka masih sama seperti sebelumnya. Ayo ikan-ikan, bangkitlah." Ucap Rokudo sembari menarik keatas pancingannya otomatis foto-foto itu naik dan membuat Ryohei serta Takeshi berusaha bangkit untuk mengambilnya. Benar-benar deh, ketiga guardians ini pada ngak waras.
Sepertinya kita melupakan satu guardians, ah paling cuman perasaan author doang. Oke lanjut to the story!
"Kufufu, sepertinya sedang membicarakan hal yang seru." Ucap Rokudo.
"Ya begitulah, Rokudo-senpai." Kata Takeshi sembari memain-mainkan foto yang ada ditangannya.
"Oya, oya. Apa itu?" Tanya Rokudo penasaran.
"Para kekasih yang Tsundere." Ucap Ryohei dan Takeshi kompak.
"Kufufu, beruntung sekali Tsunahime-ku tidak Tsundere. Semoga hubungan kalian semakin membaik ya, berharaplah gadis skylark-mu itu tidak melupakan ulang tahunmu." Ucap Mukuro setengah mengejek. Membuat ubun-ubun Ryohei keluar.
"UAAGG! AKU MAU MENINJU ORANG TO THE EXTRIM!" Seru Ryohei mengamuk.
"R-Ryohei-senpai..." Ucap Takeshi sembari menahan rasa sakit ditelinganya kemudian tertawa. Rokudo? Jangan ditanya, dia udah tewas deluan ditanah "Ma..ma..sepertinya Rokudo mati, senpai." Ucap Takeshi sembari tertawa.
"Syukurlah, kalau begitu Ryou mempunyai kesempatan untuk mendekati Sawada." Mendengar nama keluarga kekasihnya dipanggil Rokudo langsung bangkit dari kubur[?].
"Ku-fufu, tidak akan kubuarkan Tsunahime-ku diambil oleh orang lain." Ucap Rokudo.
"EXTRIM!" Seru Ryohei kencang hingga membuat Takeshi tidak bisa mendengar perdebatan Rokudo dan Ryohei. Gendang telinganya sedang bermasalah, apalagi dia berada disebalah Ryohei. Yang tabah ya, Takeshi-kun.
Some place POV
Disebuah tempat yang terlihat sudah rusak bagaikan bangunan yang telah terkenak gempa bumi, muncullah cahaya terang disana dan memperlihatkan sebuah mesin waktu berwarna putih, pintu mesin itu terbuka dan menampilkan enam sosok orang yang melangkah keluar.
"Jadi ini ya, Namimori?" Tanya salah satu dari orang-orang itu, dia memakai sebuah pakaian berwarna hitam dan rambutnya berwarna biru dengan bandonya berwarna hitam, matanya berwarna emas.
"Hehehe, setidaknya aku bisa bermain bersama dengan Vongola Decimon dimasa ini." Ucap seseorang memakai baju seperti jubah terusan dan tudung berwarna hitam, akan tetapi rambut berwarna indigonya terlihat disisi kanan-kiri wajahnya, matanya berwarna ungu akan tetapi tidak terlalu terlihat karena ditutupi tudung.
"Kau selalu saja mau menikmati sendiri, Nae." Seorang peria berambut oren pendek dengan pakaian warna putih dan memakai sebuah headset, matanya berwarna merah.
"Hehehe, bilang saja kau juga ingin melawan gadis berambut putih itu karena sudah mengalahkanmu bukan?" Ucap gadis berambut indigo itu.
"Cih." Desis peria itu sinis sembari menatap patner sekaligus rivalnya.
"Sudahlah kalian berdua. Ingat tugas kita kemasa depan adalah untuk menyingkirkan Vongola Decimon." Ucap seseorang dibelakang mereka, keluarlah seorang gadis berambut merah yang memakai baju berwarna putih dan memakai bunga lily putih, matanya berwarna minz [kombinasi dari putih dan hijau].
"L, apakah aku boleh menghabisi peria ilusi itu?" Tanya seseorang dibelakang cewek itu. Seorang laki-laki berambut blonde dan memakai baju berwarna putih, matanya berwarna hijau.
"Tidak baik mengambil mangsa orang, J." Ucap gadis bermata emas.
"Kau diam saja X. Tidak ada yang meminta pendapatmu." Ucap peria berambut blonde itu sembari menatap dingin kearah perempuan bermata emas itu.
"Jangan memaksaku untuk membekukan kalian." Ucap gadis berambut merah.
"Hmm, kau harus menahan amarahmu L." Ucap seseorang dibelakang gadis berambut indigo, seorang peria dengan memakai baju berwarna hitam dan memakai sebuah gelang, warna rambutnya hitam kelam.
"Kalau kau keluar amarahku malah tidak meredah bodoh." Ucap gadis berambut merah itu. Kemudian terlihat mesin itu menghilang dari sana "Ingat jika kalian tidak berhasil berarti kalian semua itu sampah."
"Hehehe, begitukah sikapmu kepada saudara-saudaramu sendiri?" Ucap gadis berambut indigo yang berdiri disebalah gadis berambut merah.
"Diam saja kau, Nae. Semuanya cepat lakukan perintahku." Ucap gadis berambut merah kemudian dengan segera yang lain menghilang dari tempat itu "Dodo terlalu bodoh untuk meneruskan cincin Mare Kaminari, dengan segera aku harus menemukan penggantinya." Kemudian iapun menghilang dari sana.
Namimori town
"Semoga Ryohei-senpai senang ya." Ucap Tsuna sembari tersenyum, Kyona hanya menghela nafas dengan barang yang dia beli.
"Hime, aku akan pergi ketoko itu sebentar ya." Ucap Hayako sembari menunjuk kearah supermarket. Tsuna hanya mengangguk, kemudian Hayako berlari kesana.
"Herbivore...kita pergi ketoko itu." Ucap Kyona sembari menunjuk kearah toko baju yang tak jauh dari sana. Sementara itu Tsuna hanya dengan pasrah mengikuti Kyona. Tapi saat ingin melangkah tiba-tiba saja sebuah flame berwarna merah menyerang merea.
"Ap-!" Belum selesai Tsuna dan Kyona berbicara mereka langsung diserang kembali, pada akhirnya keduanya melompat kebelakang dan melihat sosok seorang gadis yang terbang diudara menggunakan flame Strom dengan sebuah crossbow yang ia pegang.
"Hehe, akhirnya kutemukan juga...Vongola Decimon..MATI KAU!" Seru gadis itu kemudian menembakkan crossbownya, dengan sigap Kyona langsung mengeluarkan tonfanya dan mengeluarkan flame hingga menyinari tonfa itu kemudian menghentikan panah-panah flame itu.
"Hime! Kyona!" Seru Hayako sembari berlari kesana, kemudian iapun mengambil sebuah box dan mengeluarkan flame dari cincin Vongolanya, iapun membuka jaketnya dan memperlihatkan box-box yang berada disana dan membuka satu lalu keluarlah sebuah peluru untuk 'flame arrow'nya "Makan ini!"
DZZIIINGG!
"Lawanmu adalah aku." Ucap seorang peria berambut oren dengan sebuah scythe yang berflame seperti milik Hayako. Kemudian iapun menerang Hayako yang dengan lihainya ditangkis oleh Hayako.
"Jangan mengangguku!" Seru Hayakon kemudian membuka box lainnya lalu munculah seekor kucing, dan iapun membuka box lainnya, dimana saat dibuka kucing itu berubah mencari seekor Leopard yang dikedua sisi kaki depannya terdapat sebuah gear dengan kobaran flame "Uri, lindungi Hime!" Seru Hayako. Seketika itu juga Leopard itu menerjang cewek berambut indigo itu.
"Cih, berani menganggu kau hewan sialan." Ucap cewek berambut indigo itu kemudian mengeluarkan animal boxnya dan membukanya, keluarlah seekor Yeti dari box itu. Kemudian Yeti itu nampak bertarung dengan Uri. Kemudian perempuan indigo itu kembali fokus kedua cewek didepannya.
"Panganggu." Ucap Kyona kemudian mengambil boxnya dan membukanya, menampilkan seekor landak kemudian menyerang gadis berambut indigo itu yang langsung ditangkisnya.
"Tch...kalau begini." Ucap gadis indigo itu kemudian mengeluarkan sebuah box lainnya dan membukanya, memperlihatkan sebuah panah emas yang nampak berkibar dengan flame yang melapisi panah itu. Kemudian ia menembakkan panah itu kearah landak itu, seketika landak itu hancur "Hanya dengan ini aku ti-! Apa? sial! Aku tertipu kemana mereka?!" Seru gadis berambut indigo itu saat tidak melihat lagi kedua perempuan yang tadi diserangnya.
.
Namimori-chuu
Sementara itu nampak Rokudo, Ryohei dan Takeshi sedang berbincang-bincang dan membanggakan kekasih mereka masing-masing, tiba-tiba saja sebuah flame berwarna melesat kesana. Dengan sigap ketiga orang itu melopat dan bersiaga dengan musuh yang kemungkinan akan keluar.
"Refleks yang bagus. Walaupun begitu, kalian masih lemah!" Seru cewek berambut merah kemudian menembakkan kembali flame ditangannya. Seketika Rokudo membuat ilusi kabut hingga disana menjadi berkabut.
"Kau telah memasuki daerahku." Ucap Rokudo menggema disana. Perempuan itu tersenyum lebih tepatnya meyerigai, tak lama kemudian muncul cahaya cerah disana dan menghilanglah kabut itu.
"Rokudo, akulah lawanmu." Ucap seorang gadis berambut biru kemudian mengeluarkan flame ditangannya "Mari!" Seru gadis itu kemudian melesat kesana dan bertarung bersama dengan Rokudo yang memakai sebuah trident [*salah?*].
"Takeshi...jangan membuatku bosan." Ucap laki-laki berambut hitam kemudian menyerang Takeshi menggunakan pedang, yang Takeshi tangkis menggunakan pedang juga.
"Kau kira aku akan melakukan itu." Balas Takeshi menantang kemudian menyerang kembali lawannya menggunakan Shigure Kintoki-nya. Akhirnya pertarungan di Namimori Middle-school tidak dapat dihindarkan.
.
Back to Namimori Town
"Hime.." Hayako saat ini tengah melewati lorong-lorong yang berada di Namimori town guna menghilangkan jejak dari peria berambut oren itu. Sebenarnya ia masih ingin bertarung tapi, mengigat bahwa saat animal box yang dikeluarkan oleh Kyona pecah dan sosok kedua cewek itu menghilang. Hayako urungkan niatnya dan pergi mencari Tsuna serta Kyona.
"Mau lari kemana kau!" Seru laki-aki berambut oren itu.
"Sialan!" Seru Hayako kemudian menembak kearah peria berambut oren itu. Tapi dengan mudahnya, tembakkan itu ditahan oleh barrier yang dibuat menggunakan Mare Ringnya yang bertipe Arashi.
"Kau takkan bisa lari dariku. Tempesta dimorte!" Seru peria berambut oren itu. Hayako hanya bisa menghindar dari serangan bertubi-tubi yang cowok itu berikan.
"Ceh. Tidak ada cara lain." Batin Hayako kemudian mengeluarkan sebuah headset dengan lambang 59 "Operation X." Guman Hayako.
"Operation X starts..."
"Hoo, akhirnya kau menggunakannya juga." Ucap peria berambut oren.
"Tentu saja, sehabis aku mengalahkanmu, aku akan mencari Hime!" Seru Hayako kemudian menembak kembali dengan pengarahan dari Operation X.
Sementara itu Kyona dan Tsuna nampak bersembunyi disalah satu gedung.
"Kenapa kau membawaku lari, herbivore?" Tanya Kyona kesal dengan sepasang tonfa ditangannya.
"Ma-maaf Kyona. Tapi menurutku dia cukup berbahaya." Ucap Tsuna sedikit ketakutan.
DHHUUUARR
"Kh..." Terlihat asap ditempa mereka bersembunyi setelah asap itu menghilang memperlihatkan Hayako yang sepertinya parah.
"Hayako!" Seru Tsuna kemudian berlari kearah Hayako diekori oleh Kyona.
"Kutemukan..kalian." Ucap gadis berambut indigo serta peria berambut oren yang menyerang mereka.
"Si-al. La-rilah..Hime.." Ucap Hayako susah payah.
"Mati kalian!" Seru keduanya kembali lalu menyerang dan ditangkis dengan Kyona yang malah menyebabkan cewek skylark itu terdorong dan terluka parah.
"Kyona!" Seru Tsuna kaget. Kemudian ia melirik kearah kedua orang yang berada dihadapannya.
"Hehehe, sudah kutunggu saat dimana aku bisa bermain dengan Decimo.." Ucap gadis berambut indigo itu kemudian mengangkat crossbownya dan mengarahkan ke Tsuna. Baru saja akan menembak dan Tsuna menghindar sebuah cahaya langsung menyinari tempat itu.
"Kenapa ini?" Tanya peria berambut oren itu bingung. Kemudian cahaya meredup dan tidak memperlihatkan ketiga sosok gadis yang tadi berada dihadapan mereka "Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Hehehe, kurasa mereka sudah pergi ke dunia pararel." Ucap gadis berambut indigo itu.
"Menarik." Ucap peria berambut oren sembari menyerigai "Sebaiknya kita melapor. Lagi pula aku tidak ingin jika Nee-chan membunuhku." Kemudian keduanya menghilang dari sana.
.
Namimori-chuu
"Cih." Decak Rokudo pelan kemudian menahan serangan, lawan yang mereka lawan cukup kuat terlebih lagi gadis berambut biru yang juga illusion seperti dirinya. Sementara itu Ryohei masih nampak asik bertarung walaupun ia sudah terlihat cukup parah begitu juga dengan Takeshi yang sama parahnya dengan Ryohei.
"Kita akhiri saja Nee-san." Ucap peria berambut blonde kepada gadis berambut merah.
"Tumben kau memanggilku Nee-san?" Ejek gadis berambut merah.
"Aku sedang ngak mood, sudah kita habisi saja." Ucap peria berambut blonde itu kemudian mengeluarkan flame besar dari tangannya. Ia mengangkat keatas dan menembakkan kearah Rokudo, Ryohei dan Takeshi berserta dengan beberapa orang yang masih berada disana.
DHUUUARR
Letusan besar yang membuat semua orang disana langsung pergi ke Namimori Middle-school dan melihat bangunan itu sudah menjadi runtuhan yang terlihat parah.
"Nii-san!" Seru Ryou dan memasuki reruntuhan itu kemudian mencari-cari sosok Ryohei didalam sana.
"Kau bodoh Gran! Bagaimana jika kita mati ha?!" Seru gadis berambut biru itu marah, pakaiannya ada yang sobek karena tidak sempat menghindar.
"Pedulikah aku?" Tanya pemuda berambut blonde itu.
"Sepertinya kau harus mendidik keras adikmu, L." Ucap laki-laki berambut hitam kelam.
"Kau juga harus melatih adikmu itu, K." Ucap gadis berambut merah.
"Nee-san aku kembali." Seru peria berambut oren dengan tampang datar. Begitu juga dengan gadis berambut indigo yang berada dibelakangnya.
"Bagaimana?" Tanya gadis berambut merah.
"Hehehe. Menyebalkan, mereka langsung ber-pararel ria ketempat lain." Ucap gadis berambut indigo.
"Sasgawa Ryohei, Yamamoto Takeshi, dan Mokuro Rokudo sepertinya mereka sudah mati." Ucap peria berambut hitam. Mendengar itu Ryou langsung melebarkan matanya, kakanya mati ditangan mereka, kemudian diapun berbalik dan berlari tanpa sengaja menyengol salah satu tembok dan jatuhlah beberapa reruntuhan.
"Sial!" Batin Ryou kesal kemudian berlari. Tiba-tiba saja sebuah flame berwarna merah menyerangnya dan menahan gerakkannya.
"Mau kemana kau.." Ucap peria berambut oren itu.
"Hmm, Sasgawa Ryou...adik kembar dari Ryohei yang beda 1 tahun." Ucap gadis berambut biru itu.
"Berarti musuh ya. Kalau begitu kubunuh saja!"
"UUWAA!"
"Tunggu Nae!" Seru gadis berambut merah, dengan segera peria berambut oren itu menghentikan serangannya.
"Ah, ada apa Nee-san?" Ucap peria berambut oren itu dengan tatapan bingung.
"Hmm, aku sudah mendengar bahwa saudaramu mati bukan?" Ryou mengangguk, kemudian gadis berambut merah itu menyerigai lebar "Kalau begitu, kau tidak ada kesempatan lain selain bergabung dengan kami, atau kami akan membunuhmu." Seketika itu semua orang yang berada disana kaget dengan perkataan gadis berambut merah itu.
Namimori-chuu
Sawada Tsunayoshi
Di Namimori Town kini telah terjadi pertarungan antara Basil dan Squalo, lalu Gokudera, Yamamoto yang ikut melawan Squalo serta Tsuna yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat HDWDnya menghilang dan kembali seperti semula. Serta datangnya Dino dan berhasilnya Squalo mengambil kotak itu.
"Kotaknya!" Seru Basil saat melihat kotak itu.
"Sampai jumpa lagi! VOII!" Seru Squalo kemudian menghilang dari sana.
"Tsuna, kau tak apa-apa?" Tanya Dino.
"Aku tak apa-apa Dino-san." Ucap Tsuna. Kemudian ia melirik kearah Basil yang pingsan.
"Juudaime, maafkan kami." Ucap Gokudera menyesal.
"Sudahlah sebaiknya kalian pergi pulang." Ucap Reborn "Kau ikut aku dame-Tsuna." Ucap Reborn. Baru saja akan melangkah tiba-tiba Tsuna langsung ditimban gadis yang jatuh dari langit.
"Juudaime!" Seru Gokudera dan hendak kearah Tsuna yang pingsan tapi iapun ketimbang seorang cewek dan ikutan pingsan. Yamamoto juga kenak dan akhirnya pingsa, dan kenapa mereka jadi pingsan cuman gara-gara ketimban cewek dari langit, hanya author, Gokudera, Yamamoto dan Tsuna serta Yang Maha Kuasa yang mengetahuinya.
.
.
To Be Continued
Silver : "Bagaimana dengan ceritanya apakah kalian menyukainnya? Cerita ini saya buat waktu classmeeting, rencanannya mau dipublishkan besok tapi mengigat bahwa besok libur dan ngak bisa make Wi-Fi sekolah jadinya saya publish saja sekarang sekalian makan es buah yang dibagian ama guru-guru PPL. Buat yang udah baca terima kasih ya, saya akan lebih berterima kasih lagi jika kalian mau me-review cerita ini *bungkuk*."
