Story By: Rue Arclight Sawatari

Diclaimer: Kazuki Takahashi, Shin Yoshida, & Naohito Miyoshi.

Rate: T

Genre: Drama, General, Friend-Ship, Family, School Life, Romance, Humor.

Main Chara: Yuuya, Yuzu, Serena, Yuuto, Yuugo, Yuuri, Shingo, Reiji, Shun, Sora.

Pair: Counterpart, Bracelet, Yuuri x Serena, Dart, Prey.

Crossover: Yu-Gi-Oh! Zexal & Yu-Gi-Oh! Arc-V!

Warning: Typo, AU, gender bender, OC, some mistakes EYD.

A/N: Di sini, saya sedikit memakai setting collab. Yuuto menjadi putra tunggal tak resmi Ryouga Kamishiro, dan Shingo menjadi putra sulung pasangan Accident. Yuugo, saudara tiri dari Yuuto, putra tunggal dari Vector dan Yuuma. Agak berbeda dari aslinya, Yuuya kelas satu SMA, sekelas dengan Yuzu dan Serena. Shingo dan Gongenzaka, kelas dua SMA. Yuuto, Yuuri, dan Yuugo, kelas 3 SMA. Reiji dan Shun sebaya, kuliah di jurusan yang sama (di sini umur mereka jadi 19 tahun~). Sora, SMP kelas 2. Beberapa chara Arc-V dan Zexal juga akan muncul menyesuaikan plot.

xXx
Multiple
xXx

.

.

.


"YUUYA! HABISKAN SARAPANMU DULU!"

"TIDAK SEMPAT!"

"TUNGGU! TASMU TERTINGGAL!"

"GYAH! AKU TERLAMBAT!"

Hari masih pagi, bahkan cahaya sang phoenix terlindungi gumpalan kapas, hawa pagi ini cukup dingin, sisa-sisa hawa musim dingin yang akan menghilang dan tergantikan hangatnya musim semi.

Meskipun begitu ...

"KENAPA DI HARI PERTAMA SETELAH LIBURAN, AKU MALAH TELAT?! HUWA! WAHAI WAKTU! BERHENTILAH 10 MENIT SAJA!" Omel seorang Gadis berambut merah, ia sibuk menghabiskan roti bakar di mulutnya sambil berlari menuju sekolah.

Siapa dia? Tak lain dan tak bukan, Yuuya Sakaki, siswi kelas satu Maiami High School. Murid jenius, kah? Tidak, hanya murid biasa yang selalu mendapat nilai rata-rata. Hanya saja, Yuuya cukup dikenal karena sering menunjukkan atraksi suka rela di kelas. Ayahnya seorang pesulap yang seringkali muncul di sirkus You Show, tak heran putrinya tertular penyakit keturunan.

Lantas, sekarang apa yang ia lakukan? Berlarian menuju sekolah, salahkan dirinya yang lupa bahwa kemaren hari terakhir libur musim dingin. Sudah dibangunkan anjing peliharaannya, masih saja tertidur dengan nyenyaknya. Oke, Yuuya, semoga tiba di sekolah dengan selamat. Hati-hati, perhatikan jalan di sekitarmu. Jika tersandung, kau bisa jat—

Bruk!

"Aw!"

—tuh ... Baru saja dibilang, dasar.

"Aduduh~ sakit~" Yuuya mengelus-elus bagian belakangnya yang berciuman mesra dengan tanah, pasti sakit terbentur trotoar.

"Putih."

"Eh?" Yuuya mendongak, siapa yang berbicara? Ah, rupanya laki-laki yang membawa motor. Hm? Dia memakai blazer yang mirip dengan blazer Yuuya, satu sekolah, ya?

"Cepat tutupi, mumpung hanya ada aku di sini," tegurnya, seraya membuka kaca helm-nya.

Tutupi? Apa maksudn—

"GYAH!" Spontan, Yuuya berdiri sambil membenarkan roknya, wajahnya memerah drastis. Ya, Tuhan! Pemuda ini melihatnya?! Setomboy-tomboy-nya Yuuya, ia tak akan sudi dilihat oleh siapapun!

"Dasar ..." Lelaki itu menghidupkan motornya.

"U-urusai! Jangan diingat apa yang kau lihat tadi!"

"Kau anak kelas satu, 'kan? Yang sopan dengan kakak kelas."

"Uh! Biar saj—Eh? Kakak kelas?" Yuuya mengerjap-ngerjap.

"Ya." Lelaki itu membuka helmnya, terlihatlah rambut hitam kelam yang diikat satu dekat lehernya, sebagian poninya juga ikut diikat hingga nyaris menutupi sebagian poninya.

Yuuya melongo, tidak! Bukan! Bukan karena wajah lelaki itu terbilang tampan atau apa, melainkan karena wajahnya mirip sekali dengan Yuuya! Seketika, saat itu juga, wajah Yuuya memucat, ia menunjuk-nunjuk lelaki itu.

"D-do-do-!"

"Hm?" Lelaki itu mengerutkan alisnya, "ada apa?"

"DOPPELGANGEEEEEER!"

Spontan, lelaki itu menutup telinganya. Ya, ampun! Keras sekali teriakan adik kelasnya ini! Sudah terbiasa tampaknya.

"KAA-CHAN! ADA DOPPELGANGER-KU! MAMA! YUUYA BELUM MAU MATI!" Teriak Yuuya histeris.

"Doppel ...?" Lelaki itu mengernyit, tampaknya siswi adik kelasnya ini salah paham ...

"OH! TUHAN! YUUYA BELUM MAU MATI SEKARAAANG!"

"Hei."

"BAGAIMANA INI?! AH! BENAR JUGA! AKU HARUS TULIS SURAT WASIAT!"

"Oi!"

"KERTAS MANA KERTAS?! AH! BOLPEN JUGA!"

"HEI!"

"Ya?" Yuuya menoleh, tak lupa dengan pandangan polosnya. Nyaris saja Lelaki itu ingin melempar tasnya pada Yuuya saking kesalnya.

"Dengar, ya ...," ucap lelaki itu, ia memijit keningnya, "tampaknya kau salah paham. Aku, bukan Doppel-mu."

"Ha? Apa?" Yuuya mengerjap, gadis itu menepuk-nepuk telinganya. Ia tak salah dengar, 'kan?

"Kau siswi yang sering dibicarakan murid sekolah kita, 'kan? Yuuya Sakaki, putri tinggal Yuushou Sakaki yang entah kenapa mirip denganku," terka lelaki tersebut. Mirip? Dibicarakan? Yuuya terdiam sejenak, mencerna perkataannya.

"AH! KAU KAKAK KELAS YANG DICERITAKAN YUZU!" Teriak Yuuya—lagi—seraya menunjuk-nunjuk Lelaki berponi indigo itu.

/Tak bisakah kau tidak menunjuk-nunjuk dan berteriak sekeras itu ...?/ batin lelaki tersebut.

"Che! Kenapa tidak bilang daritadi? Tak kusangka wajahmu memang mirip sekali denganku seperti kata Yuzu di kel—" Sungutan Yuuya terhenti, ia terhening berpikir. Kelas ...? Sekolah? SUDAH JAM BERAPA SEKARANG?!

"GYAH! CELAKA! SEKOLAH! AKU TERLAMBAT!" Teriak Yuuya untuk yang kesekian kalinya.

Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya, ia menoleh ke arah jalan menuju sekolah mereka. Hm ..., karena cukup jauh, butuh waktu 10 menit untuk mencapai sekolah, tak akan sempat jika hanya berjalan kaki. Ia kembali menoleh pada Yuuya.

"Naiklah."

"Huh?" Yuuya menoleh, dilihatnya kakak kelas itu menepuk-nepuk motornya, mengisyaratkan Yuuya untuk menaikinya.

"Malah melamun, cepat naik," suruhnya seraya mengenakan helmnya lagi.

"Eh? Tapi ..." Yuuya terlihat ragu untuk menaiki motornya.

"Ck, cepatlah, atau kau lebih ingin kena hukuman karena terlambat?" desak lelaki itu.

"Huwa! Iya! Iya!" Yuuya menurut, ia menghampiri kakak kelasnya dan menaiki motornya. Hih! Begini rasanya naik motor, ya? Yuuya baru pertama kali menaikinya, seram atau tidak, ya?

"Pegangan."

"Eh? HUWAAAAA!"

Saat itu juga, lelaki itu melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Oke, tak heran jika sebentar lagi gerbang akan ditutup. Tapi Yuuya yang menumpang dimotornya yang ketakutan.

"HUWAAA! JANGAN CEPAT-CEPAT! MAU MEMBUNUHKU, YA?! KAU PASTI MEMANG DOPPELGANGER-KU, TERONG RESE!"

/Ada-ada saja ... Bahkan sempat-sempatnya mengataiku,/ keluh lelaki berponi indigo tersebut, tampaknya Yuuya mengatainya terong karena poninya.

Selang waktu tak lama, akhirnya mereka sampai di sekolah. Untung saja masih keburu. Yuuya saja yang wajahnya sudah memucat karena takut.

"Hei, kau baik-baik saja?" tegur lelaki itu seraya melepas helmnya.

"Hah? Eh? Ah, ya." Yuuya beranjak turun dari motor, tubuhnya bergetar.

"Kau baru pertama kali naik motor, ya?" tanya lelaki itu, ia memperhatikan gerak-gerik Yuuya yang membereskan penampilannya.

"Ah, y-ya," jawab Yuuya terbata-bata, masih shock tampaknya.

Teng! Teng! Teng!

"Huwa! Bel masuk! Waktunya masuk kelas! Doppel-Senpai! Sudah dulu, y—"

"Yuuto."

"Eh?" Yuuya menoleh, nyaris saja ia akan melesat pergi ke kelas.

Lelaki itu, Yuuto, turun dari motornya. "Namaku Yuuto, Yuuto Kamishiro. Ingat itu, seenaknya kau memanggilku Doppel."

"Oke, jya! Kamishiro-Senpai!" Pamit Yuuya sembari melesat pergi.

Yuuto menghembuskan napas pendek, hari pertama sekolah, ia malah bertemu adik kelas yang merepotkan. Sudah berbaik hati mengantar, malah dikatai pula.

"Entah apalagi yang akan terjadi hari ini ..."

xXx
To Be Continue
xXx


A/N: Aa~ -A-