Sora : yeeeaaaayyy... ini adalah fanfic kedua kami... seperti yang bisa kalian baca dari judul n summarynya, cerita ini dinaskahi dan diketik oleh fuyu... (lalu saya ngapain ? tapi.. siapa peduli... XD *kicked*)
fuyu : disini akan ada Mrs. n , sesuatu yang biasa anda sebut boring, ketidak jelasan alur dan penggambaran cerita, dll.
Disclaimer : fuyu : yang pasti bukan saya
sora : memang kenapa kalau fuyu ?
fuyu : jangan tanya.
Chapter 1. Frienship ?
"Luki-nii...!" terdengar suara teriakan yang begitu keras terdengar ditelinga seorang laki - laki berambut merah jambu berumur 17 tahun, sontak lelaki yang dipanggil 'Luki' tersebut menghentikan langkahnya dan berputar menuju arah suara. Terlihat dua orang yang berlari menuju kearahnya, salah satu orang dari mereka terlihat begitu familiar buatnya, paras cantik dari wajahnya, mata sapphire bluenya, warna rambut yang sama seperti yang ia miliki namun lebih panjang –kira - kira panjangnya sampai dibawah rok– dan suaranya yang lembut –suara yang memanggilnya tadi– meskipun terdengar sedikit bergetar dikarenakan nafas berat yang ia keluarkan karena kelelahan berlari yang bercampur dengan rasa takut.
"Luka...?!" Tepat setelah ia mengenali gadis tersebut, ia pun berlari dan langsung memeluk gadis yang ia panggil 'Luka' dengan sangat erat, sangat erat, tidak. Bahkan terlalu erat dan membuat gadis tersebut kehabisan nafas.
"Lu.. Luki.. -nii... lepas.. kan.. aku.." mendengar suara adiknya yang terputus - putus, dengan cepat sang kakak melepaskan pelukannya
"ma..maafkan aku, Luka" disaat Luka mencoba untuk mengumpulkan nafasnya, sang kakak melirik seorang 'laki - laki' yang kelihatannya sekelas dengan Luka, ia memperhatikan 'laki - laki' tersebut dengan pandangan sinis, mulai dari rambut peachnya, mata emasnya, cara berpakaiannya –yang bisa dibilang tidak rapih– dengan tidak menggunakan blazernya, tidak memasukkan seragamnya kedalam celana, dasi yang terpampang di leher dengan tidak rapih, dan tidak mengkancingkan satu kancing di kerahnya, sampai tinggi badannya yang hanya beberapa centi lebih pendek darinya.
Tak lama mereka terdiam, kembali terdengar suara - suara yang sejak tadi mereka hindari. Itu adalah suara - suara dari puluhan orang, bukan. Puluhan mayat, bahkan mungkin ratusan. Ya, mereka adalah yang biasa kita sebut dengan 'zombie'. Entah sejak kapan, apa penyebabnya, siapa yang melakukannya, mayat - mayat hidup itu telah hampir memenuhi seluruh kota, misalnya yang terjadi di sekolah kakak beradik Megurine ini, 'Voca High School'.
zzZ Flashback : On Zzz
-atap sekolah-
"Yuuma-kun"
"Hei..."
"Roro..!"
"Apa !?"
"Apa ?! akulah yang harusnya bertanya,, apa yang sedang kau lakukan disini ? jam istirahat sudah selesai tau"
"Aahh... bawel kau Luka. Eh salah, putri galak..."
"Adududuh... afa yang khau lakhukhan fih...! sefat lefaskhan.. fakhit tau"
"Hahaha... salahmu sendiri punya pipi yang lembut dan empuk"
"Gezz... sudahlah, ayo kembali ke kelas !"
"Ogah ah, aku hanya mau istirahat disini sebentar. Kau saja sana yang kembali, putri galak"
"Hei.. kau dengar tidak... putri.. ?"
"Hei.. Luka..!"
"Yu.. Yuuma.. i-itu..."
-gerbang sekolah-
"si.. siapa.. siapa kalian ?!"
"Ha... haH... ha..."
"ce.. ce... cepat jawab !"
"Prima-sensei.. lebih baik kita pergi dari sini secepatnya..!"
"Ti.. tidak bisa ! kita harus menjaga keamanan disekolah ini... bagaimana kalau or–"
"se.. sense... i.."
"AAAAARRRRGGGHHH... LEPASKAN... LEPASKAN AKU... TOOOLLOONG... AAAAAAARRRRGGGHHH ..."
"Haaa... hA... ha... a..."
zzZ Flashback : Off Zzz
"Hah... hah... hah..." Terdengar suara desahan dari beberapa orang. Yaitu, Akaito Shion dengan rambut merah apinya (17), yang berada tepat dibelakang Akaito, Kaito Shion dengan rambut biru si maniak es krim, Lalu Miku Hatsune dengan rambut teal panjang yang dikuncir dua pigtail (15) berlari bersama Gumi Nakajima dengan rambut hijau terang kira - kira sampai sebahu (15) mengikuti Kaito. Tiba - tiba mereka berempat berhenti didepan sebuah kelas dimana mereka sudah tidak perduli kelas berapa itu untuk mengambil nafas sejenak.
"Hah.. ha.. senpai.. kita.. harus pergi kemana ?" tanya Gumi sambil mengatur nafasnya.
"Entahlah.. sepertinya sulit untuk pergi keluar dari sekolah ini..." jawab Kaito.
"Ayolah.. Aku tidak mau mati ditempat seperti ini, apalagi kalau harus jadi makan siang mayat - mayat itu..." ucap Akaito dengan santainya.
"senpai... itu..." ucap Miku sambil menunjuk seorang wanita berambut pirang panjang yang menggunakan jas putih yang terlihat sedang mencari sesuatu yang sontak membuat tiga orang lainnya melihat kearah yang ditunjuk oleh Miku.
"Lily-sensei...!"
Bleetaak !
sebuah jitakan hangat mendarat tepat diatas kepala seorang gadis bernama Gumi.
"Bodoh...! Apasih yang kau pikirkan !? Bagaimana kalau mayat - mayat menjijikan itu mendengar kita, heh..!?" ucap Akaito dengan nada sedikit marah.
"Hehe... maaf deh..." jawab Gumi sambil mengelus - elus kepalanya.
"Ahh... akhirnya bisa bertemu seseorang..." ucap Lily dengan nada yang sedikit lega yang sudah berada disamping mereka.
zzZxxxxxxxZzz
"Luki-nii... Yuuma-kun... tunggu..." teriak gadis yang sedang mengejar dua orang lelaki yang berlari lebih cepat didepannya.
"Hei... putri tuna, ada apa denganmu ? bukan biasanya selalu lebih cepat dariku ?" ucap Yuuma dengan nada mengejek. Tidak terima adiknya di ejek, langsung saja..
Buugh..!
Luki dengan keras menjitak lelaki yang ada disebelahnya. "jangan macam - macam kau" dan dengan gratis Yuuma mendapatkan 'deathglare' dari seorang Megurine Luki.
"Urgh... maaf - maaf..." gerutu Yuuma. 'Dasar overprotective... awas saja kau kalau nanti aku pacaran lagi dengan Luka' gumamnya dalam hati. Ya, Yuuma adalah sahabat Luka sejak kecil, dan pada kelas 2 SMP mereka mencoba untuk pacaran. Namun karena suatu hal, mereka memutuskan untuk berpisah saat masuk SMA, tak ada yang tau penyebab mereka berpisah –meski Luki tau mereka pernah menjadi sepasang kekasih.
"Sudahlah... kalian... tidak usah bertengkar lagi..." ujar Luka yang sedang melatakkan kedua tangannya diatas lututnya untuk menahan badannya yang kelelahan.
Sreet...
Tiba - tiba Luki mengangkat tubuh mungil Luka dan menyelempangkannya di pundaknya. "Lu... Luki-nii... apa yang kaulakukan...?!" kaget Luka dengan apa yang dilakukan kakaknya.
"Sudahlah diam saja... kau lelahkan..." ucap Luki dan mulai berlari. Yuuma yang melihat hal itu hanya bisa mendesah berat dengan sedikit kesal dan mengikuti kakak-beradik Megurine itu berlari.
zzZxxxxxxxZzz
"Itu dia..!" ujar Yuuma saat sudah berada didepan sebuah pintu yang mereka tuju. Yakni pintu menuju atap sekolah, karena sulit untuk keluar dari sekolah pada saat ini. Tanpa ragu ia membuka pintu tersebut dan mendapati ada beberapa orang disana. Yakni, Lily-sensei, Akaito, Kaito, Miku, dan Gumi, yang ternyata sudah lebih dulu sampai.
"Kalian juga selamat.?! syukurlah..." ucap lily-sensei dengan nada sedikit lega.
"Tapi.. apa hanya segini saja yang selamat ?" tanya Luki sambil merunkan Luka dan berjalan kearah mereka.
Luka POV's
"Ti.. tidak mungkin hanya segini.. pa.. pasti Mikuo-nii masih hidup.. pasti masih hidupkan..!?" aku mendengar Miku berkata dengan raut wajah yang ketakutan. ia menangis, terduduk bersandar didinding dengan tubuh yang bergetar Gumi sahabatnya yang duduk disebalahnya mencoba untuk menenangkannya walaupun ia juga ketakutan dan mulai menangis. Semuanya terdiam
"Ha.. hah... haaaa... aaaa" kembali terdengar suara - suara itu, suara mayat - mayat itu dimasing - masing telinga kami, yang makin membuat kami ketakutan, yang membuat Miku, Gumi, bahkan lily-sensei menangis lebih keras. Entah kenapa, ada sesuatu yang mengganjal dibenakku, sesuatu yang... mengganggu... sesaat aku mulai tidak bisa merasakan dan mendengar apapun, aku melihat Yuuma seperti berteriak kearahku.. tapi, aku tidak perduli lagi. nafasku mulai sesak, kaki - kaki dan seluruh tubuhku mulai lemas, dan akupun terjatuh yang untung saja ada kakakku, ia yang menangkapku dan membuat dadanya yang hangat sebagai tempatku bersandar
"Luka... kuatkan dirimu, sayang..." entah kenapa aku tetap bisa mendengar bisikkannya yang lembut itu, aku bisa merasakan hangat dekapannya disekelilingku. Akupun menutup mataku, menggenggam erat blazernya, seperti takut dia akan pergi meninggalkanku. Dan entah sejak kapan aku sudah mulai meneteskan air mata, entah itu air mata ketakutan ataukah air mata karena rasa nyaman yang kurasakan.. entahlah... aku tidak perduli. Akupun kembali membuka mataku saat sudah cukup mengumpulkan tenaga, aku melihat Miku yang sangat ketakutan akan kakaknya dan membuatku terbangun dari mimpi indahku. 'apakah yang Miku sekarang rasakan sama dengan yang tadi kurasakan ?', 'apa dia juga ketakutan sepertiku tadi ?' jawabannya sudah pasti 'iya' bahkan lebih, ia sampai menangis terisak dan sudah tidak memperdulikan apapun yang ada disekitarnya. Apa maksud dari kejanggalan di benakku ini ? apa yang harus kulakukan ?
Luki POV's
"Ada apa, Luka ?" aku bertanya pada adikku yang lama terdiam. Dia mengangkat kepalanya untuk menghadap kearahku lalu tersenyum tipis, namun penuh makna bagiku, entah itu rasa terima kasih karena telah menenangkannya, atau rasa takut, sedih, atau... senyum perpisahan ? entahlah.. yang kutahu, aku lega dia tetap berada disisiku. Kemudian ia bangun dan menuju kearah Miku, sepertinya dia mencoba menenangkan anak itu. Dan ya, Miku memang berhenti menangis. Tapi, seperti ada sesuatu yang lain diwajah gadis teal tersebut. Sesuatu yang, sulit dijelaskan.. apa itu ? setelah Miku, dia berjalan kearah mantan pacarnya, urgh tidak. 'sahabat baiknya', sesaat wajah anak tersebut terlihat bingung, lalu berubah menjadi seperti tidak percaya lalu seperti... pasrah ? apa yang akan dia lakukan ? kenapa semua ini begitu aku tidak mengerti ? lalu, lelaki peach tersebut, ayolah.. aku tidak mau memanggil namanya... seperti... ya, dia mengambil dua buah besi panjang dari tumpukkan - tumpukkan besi yang entah sejak kapan berada disitu. Setelah adikku tercinta bicara dengan Kaito dan Akaito, hah..!? akaito..?! dia pergi menuju pintu, untuk apa ? menahan pintu dengan hanya dua buah besi panjang ? jangan bercanda... adikku tercinta tidak sebodoh itu... tidak sebodoh itu untuk... "Luka..!" teriakku. Dan bukannya berhenti, ia bersama laki - laki menyebalakan itu malah berlari masuk kedalam pintu yang berisi mayat - mayat hidup menjijikan. Tentunya aku langsung mencoba mengejar adikku tercinta yang sangat pintar hingga dapat membodohi kakaknya sendiri. Namun, yah.. harusnya aku menyadari ini sejak awal. Setidaknya sejak saat mengetahui adikku mau berbicara dengan makhluk yang menamai dirinya Akaito. Huh... ya, sekarang aku berada dalam.. euh... pelukan alien Akaito dan adiknya Kaito hanya karena mencoba menahan adikku tercinta –yang memang sudah pasti kulakukan– yang mencoba menggali liang kuburnya sendiri. Kami-sama... tolong lindungi adikku yang paling kucintai didunia ini dari makhluk - makhluk menjijikan tersebut...
zzZxxxxxxxZzz
Yuuma POV's
entah bagaimana, sekarang aku berada dalam satu situasi yang rumit. Pertama, seorang gadis cantik menanyakan sesuatu yang gila. Kedua, gadis cantik tersebut meminta hal yang tidak pasti. Ketiga, Ketiga, aku disini, sekarang, disuatu ruangan besar mencari segelintir orang yang tidak pasti disekerumunan kanibal - kanibal menjijikan dan hanya bersenjatakan sebuah besi berkarat –yang sekarang sudah berlumuran darah. Dan kekmpat, err... aku mencintai gadis itu. Jadi, ya... aku tidak bisa menolak. "Heh... putri... sebenarnya apasih yang ada dipikiranmu ?" tanyaku pada gadis yang kucintai.
"Entahlah..." jawabnya,
"Huh ?!" gumamku. 'jawaban apa itu ? apa wanita ini gila ?!' benakku.
"Aku juga tidak tau. Tapi, sepeti ada sesuatu yang menggerakkanku untuk melakukannya" ia tertunduk.
'Ya.. dia gila. Apa dia itu psikopat ? kami-sama... kenapa kau harus membuatku menjadi seorang yang mencintai gadis manis seperti dia...' batinku menjerit.
sraat...!
"Auw.." terdengar satu lagi kepala yang pindah tempat dikarenakan makhluk mengerikan disebelahku ini, bagaimana bisa ? hanya menggunakan sebilah besi tumpul dapat melepaskan kepala manusia... memang sih dia dijuluki makhluk.. err.. maksudku gadis.. ah, bukan. orang terkuat di klub kendo. Tapi, ini pasti sudah diluar nalar kan?! Entah sudah berapa kepala yang dia tebas dalam waktu yang sesingkat ini. Ya.. setidaknya aku bukanlah orang yang ia anggap sebagai musuh...
zzZxxxxxxxZzz
akhirnya kami sampai didepan sebuah ruangan yang bertulis.. umm... 'ruang kepala sekolah'. Saat aku sedang memikirkan sesuatu, gadis yang bersamaku masuk terlebih dahulu dan... "oh, iya..."
ssriiing...
'euww... aku terlambat' gadis mengerikan itu sudah mengarahkan pedang satu mata –yang biasa disebut katana– tepat satu inchi didepan wajahku. Aku tidak bisa berkata apa - apa seperti yang biasa orang lain katakan, seperti 'bagaimana jika benar - benar mengenai wajahku', atau 'apa apaan kau', atau 'apa kau ini bodoh'. Hanya satu yang kupikirkan... 'gadis ini gila'.
Someone POV's
"Mi.. Mikuo-senpai..." aku mendengar suara bergetarnya lagi, entah sudah berapa kali aku mendengarnya.
"Tenanglah Nero, kita pasti akan keluar dari sini dan mencari keluargamu..." kataku sambil tersenyum, aku tau senyumanku tidak akan mempan untuknya. Tapi, setidaknya dapat menghilangkan ketakutannya untuk sesaat.
"senpai..." tanyanya,
"hmm...?"
"umm... bi.. bisakah kau berjanji senpai...?" 'heh,, kenapa mukanya merah begitu' benakku.
"hahaha... ucapanmu seperti anak perempuan saja sih... katakan saja apa yang ingin kau katakan.. tidak usah malu..." yah, dia memang seperti anak perempuan.
"ah.. eh.. i.. itu... senpai.. berjanjilah kau untuk tidak meninggalkanku.." seperti adik perempuan yang manis, sama seperti Miku.
"hah.. ?! hanya itu ? huh... kukira kau akan menyatakan perasaanmu tadi... kalau hanya itu sih ya sudah pasti, Neru.." ucapku sambil mengacak - acak rambut adik kelasku.
Srak.
Sraak..
Sraaakk...
"Se.. Senpai.. suara apa itu ?" tanyanya dengan raut wajah yang sangat amat ketakutan.
"Entahlah..." jawabku. Aku pun beranjak mengarah kesumber suara dengan sebuah kursi lipat yang terbuat dari stenless steel dikedua tanganku yang ku kesampingkan. 'Ah,, apa itu !? tangan ? "Hahaha... hanya sebuah tangan..." tawaku melihat sebuah tangan berjalan kesana kemari seperti anak anjing yang mencari induknya. Tangan itu berjalan menggunakan kelima jarinya, seperti laba - laba... Ah, bukan. Tapi lebih seperti siput yang mengeluarkan lendirnya saat berjalan, hanya saja ini darah, darah yang sangat pekat dan hitam layaknya darah zombie. Ya... itu adalah tangan zombie, tangan yang sudah busuk dan berlumuran darah. Gudang tempat kami bersembunyi saja sudah penuh dengan darah dari tangan zombie tersebut. Tunggu... tangan zombie ? tangan ? berarti...
Normal POV's
"MI... MIKUO-SENPAI...! DI... DIBELAKANGMU...!" teriak seorang lelaki berambut kuning ketakutan.
"SIAL..!" 'Gawat aku terlambat. Makhluk pemilik tangan tersebut sudah datang, mana bawa teman pula' benak seorang lelaki yang dipanggil 'Mikuo' tesebut. "NERO ! CEPAT BERSEMBUNYI DIBALIK MEJA DISANA ! DAN JANGAN PERNAH KELUAR !" bentaknya.
"HaaA... Haa... aAAa... A..." mulailah puluhan mayat mencoba untuk mendekati Mikuo yang hanya berperisaikan sebuah kursi besi. Ia pun mencoba untuk melawan sebanyak yang ia bisa.
SRAAAT... '1...'
PAAK... '...2,3,4' gumamnya.
PRAAANG... ia pun menjatuhkan kursi yang ia genggam sejak tadi.
"HAH... Hah... hah..." Merasakn kelelahan, keputus asaan, dan kebencian akan situasinya saat ini. Setidaknya sampai ia melihat Nero.. Ah, tidak. Yang ada dibayangannya sekarang adalah adiknya, Hatsune Miku yang sedang ketakutan diluar sana. Laki - laki berambut teal itu pun kembali mengambil senjatanya yang terjatuh, mengangkatnya dengan sekuat tenaga, dan mengayunkannya tepat kekepala mayat yang berada didepannya. "BRENGSEK !"
SREETT...
"HHHYYYAAAAHHH"
SRAAATT... ia mulai lepas kendali dan memukul apa saja yang ada didepannya. Entah itu memang zombie, meja, lemari, ataupun kumpulan kayu - kayu yang biasa digunakan untuk mendekorai panggung.
"HAaA-"
PRRAAKK...
BRUUGGHTT... kayu - kayu tersebut jatuh tepat diatas kepala para zombie tersebut. Menimpa kumpulan orang tersebut, beserta orang yang membuat tumpukan kayu tersebut marah.
"SENPAI...!" teriak laki - laki yang sejak tadi melihat semua kejadian yang Mikuo lakukan.
"BERHEHTI ! JANGAN KELUAR DARI SANA ! TETAPLAH BER- UHUK.. URGH" bentaknya dari bawah tumpukkan kayu yang menimpanya.
"SE.. SENPAI... KEPALAMU..." mendengar teriakan adik kelasnya, Mikuo pun baru merasakan sesuatu mengalir di kepalanya, yang membuatnya menyentuh kepalanya untuk mencari tahu cairan tersebut.
"I.. Ini... darah ? kepalaku...!?" gumamnya. Ia pun mulai merasa pusing, dan membuat seluruh badannya terasa berat ditambah lagi kayu - kayu yang tepat berada diatas punggungnya. Lelaki bermata ocean green tersebut pun kembali mendengar beberapa zombie yang masih belum ia bunuh. Untuk beberapa kali ia mencoba bangun. Namun bukannya berhasil keluar dari tumpukkan kayu, ia justru kembali terjatuh yang membuat darah yang mengalir dari kepalanya keluar semakin banyak. 'Ayolah... aku tidak mau mati disini tau, ya setidaknya biarkan si Nero itu selamat deh.. aku sih tidak apa - apa. Toh tidak ada yang peduli...' Gumamnya. Mikuo pun mulai kehilangan kesadaran pandangannya mulai memudar, pendengarannya pun mulai menghilang. Sampai...
Tap.. Tap.. Tap..
BRAAG..!
Tiba - tiba terdengar suara dobrakan pintu yang terdengar ditelinga setiap orang yang berada diruangan tersebut. Mikuo pun yang hampir sepenuhnya hilang kesadaran dapat melihat dan mendengar dengan jelas dua orang yang berada di pintu.
"Mikuo-kun...!" ucap seorang gadis yang berlari menuju segerombolan mayat dan menebas mereka menggunakan katana yang digenggamnya. Seseorang yang sebelumnya berada disebelah gadis tersebut menoleh kearah Mikuo dengan tatapan lega.
"Yu.. Yuuma ? Luka.. Luka-chan ?!" ucap Mikuo heran dengan wajah yang sedang menahan rasa sakit. Menyadari hal tersebut, Neru dan Seseorang yang dia kenali sebagai 'Yuuma' berlari menuju kearahnya menggeser semua tumpukkan – tumpukkan kayu dan membantunya untuk berdiri.
Sring...
Sreeet...
Slasssh...
Bruuught...
tidak perlu waktu lama, gadis berambut merah muda yang kini sudah menjadi merah berlumuran darah menghabisi setiap benda yang bergerak didekatnya sampai radiasi 1 meter tanpa ampun. Mikuo dan Neru yang hanya dapat melihat dari kejauhan saling bertukar pandangan yang.. umm.. tidak bisa dijelaskan. Yuuma yang entah bagaimana dapat mengerti dengan benar raut wajah kedua temannya hanya dapat menghela nafas panjang dan menyadari gadis yang menghabisi seluruh isi ruangan tersebut termasuk dua temannya beranjak dari tempatnya semula dan mendekati Mikuo. Gadis yang di ketahui bernama 'Luka' tersebut pun langsung setengah terduduk dan melepaskan pita yang ada dilehernya untuk diikatkan dikepala Mikou, sebagai pengganti perban yang sontak membuat wajah Mikou sedikit memerah. " Nah, begini lebih baik..." ucap gadis cantik tersebut setelah selesai mengikatkan pitanya dikepala Mikuo dengan senyuman. Melihat senyuman tersebut, wajah Mikuo, bahkan Yuuma dan Neru memerah seperti apel. Mereka bertiga dapat merasakan wajah mereka memanas karena mendapatkan senyum malaikat gratis, apa lagi dihari sesuram itu...
"Ada apa dengan wajah kalian bertiga ?" tanyanya heran.
"Ti.. Tidak apa - apa kok Luka-chan... te.. terima kasih..." jawab Mikuo gugup. Gadis cantik tersebut pun tersenyum tipis.
zzZxxxxxxxZzz
BRAAK...
Lagi - lagi terdengar suara dobrakan pintu oleh gadis yang bernama 'Megurine Luka'. "A... Apa yang terjadi disini...?!" Ucapnya melangkah keluar dari gedung sekolah yang diikuti oleh tiga orang lelaki dibelakangnya, ke tiga orang tersebut ikut terkejut atas apa yang mereka lihat. Ada beberapa mayat yang bergeletakkan, beberapa dari mereka utuh namun dengan kepala yang berlubang seperti tertusuk sesuatu. Ada yang tangan atau kakinya hancur, ada pula yang isi perutnya berserakan dilantai atap tersebut. Dan yang paling megerikan adalah, tengah berdiri dua orang dihadapan mereka, yaitu 'Luki' dan 'Akaito'.
"A.. AKAITO-SENPAI... TA.. TANGANMU...!?"
To be continue...
zzZxxxxxxxxxZzz
fuyu : chapter one completed
sora : yup, ini fanfic kedua.. huh ? yg pertama gmna ? rencananya sih kami mau update bergantian crita sora n crita fuyu... *kicked*
sebenarnya laptopku yang isinya chapter 2 yg stengah jadi dibawa... gantian...
tadinya mau cerita ini dulu yang sora publish... tapi karna laptop ini (fuyu's) dibawa jadi ditunda, trus pas stengah negetik ch.2 yg vocasband, ada makhluk mengerikan (?) yg ganggu.. jadi ya... beginilah... #malah curhat
fuyu : salah sendiri ngetiknya lelet...
sora : pokoknya mohon di riview ya senpai - senpai... (_ _)
walaupun cuma bertuliskan "saya baca kok..." atau "ihh.. fic apaan sih nih..."
kami sangat berterima kasih...
kami tau kami hanya penghuni baru yg gaje dan masih punya banyak kekurangan...
jadi, kami mohon bantuannya... (_ _)
fuyu : "ihh.. fic apaan sih nih..."
Len : "ihh.. fic apaan sih nih..."
Luki : "ihh.. fic apaan sih nih..."
Yuuma : "ihh.. fic apaan sih nih..."
Mikuo : "ihh.. fic apaan sih nih..."
Sora : HHHUUUUUWWWWAAAA... kalian jahat... T3T
fuyu : ...
u
