Plain 4
PART ONE
3 bulan setelah itu…
Kyuhyun tampak sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil mereka. Ia tertawa kecil mendengar percakapan antara suaminya dan kedua anak mereka saat Siwon mencoba mendudukkan si kembar untuk makan dengan tenang. Siwon tampak begitu menikmati perannya sebagai ayah. Dan Kyuhyun tidak pernah berhenti bersyukur akan hal itu.
"Apa kau akan lembur lagi hari ini, Hyung?"
Siwon menghentikan permainan kecilnya dengan Alexa, "Tampaknya seperti itu, Kyu. Jaksa belum mengambil keputusan untuk kasus kita. Aku cukup kesal ketika lagi-lagi jaksa mengatakan ingin memanggil saksi untuk kejadian itu."
Kyuhyun menyelesaikan pekerjaannya menata piring di atas meja dan menghampiri Siwon. Menggapai sisi wajah Siwon dan mengelusnya, "Kau benar-benar mengeluarkan banyak tenaga untuk kasus ini. Aku harap kau tidak kelelahan. Kau tidak beristirahat sama sekali semenjak aku keluar dari rumah sakit, Hyung."
Siwon menyandarkan wajahnya pada sentuhan Kyuhyun dan mencium tangan Kyuhyun lembut, "Setelah apa yang dia lakukan padamu, aku tidak bisa tidur dengan nyenyak jika baj-orang ini masih bisa menghirup udara segar. Beruntung aku tidak membunuhnya di tempat itu." Menghindari setiap kata umpatan yang ingin sekali ia lontarkan karena kehadiran Alex dan Alexa bersama mereka.
Kyuhyun memeluk Siwon, mencari ketenangan dan juga menenangkan suaminya akan memori yang menyakitkan yang terjadi pada mereka beberapa bulan yang lalu. Siwon melingkarkan lengannya dipinggang Kyuhyun dan mencium puncak kepala Kyuhyun.
"We will be okay, right?" Kyuhyun memejamkan matanya ketika ada sekilas rasa takut menghampirinya.
"We will make it okay, Kyu." Siwon mengusap punggung Kyuhyun lembut.
Keduanya mengakhiri pelukan mereka ketika Alex membuat kegaduhan dengan mainan plastik ditangannya. Siwon dan Kyuhyun tertawa kecil melihat tingkah anak mereka.
"Tampaknya kita harus lebih terbiasa membagi cinta kita untuk mereka, huh?" Kyuhyun tertawa kecil mendengar pertanyaan Siwon.
Kyuhyun mendudukkan kedua anak mereka di keranjang bayi dan mulai menyiapkan makanan untuk sarapan mereka. Siwon tersenyum melihat Kyuhyun menyuapkan makanan untuk anak mereka. Ia tidak akan pernah bosan melihat hal itu dan berniat untuk tidak pernah melewatkan setiap interaksi yang mereka lakukan bersama Alex dan Alexa seiring mereka tumbuh.
Siwon mengambil porsi lebih banyak dari biasanya dan mendekati Kyuhyun untuk duduk di kursi sebelah Kyuhyun. Mengambil sesuap nasi dan menyentuh punggung Kyuhyun dengan jari yang menganggur. Kyuhyun menatap ke arah Siwon.
"Alex dan Alexa bukanlah satu-satunya yang butuh disuapi. Buka mulutmu, Kyu!"
Kyuhyun tersipu malu namun tetap mengiyakan permintaan Siwon. Siwon menyuapkan makanan untuk dirinya dan Kyuhyun secara bergantian hingga makanan di tangan Siwon dan Kyuhyun habis.
Kyuhyun mengambil piring ditangan Siwon ketika ponsel Siwon berbunyi. Siwon segera mengangkat telepon yang berasal dari bawahannya.
"Ada apa, Changmin-ah?" Siwon beranjak dari posisinya dan menjauh dari jangkauan pendengaran Kyuhyun dan kedua anaknya. Tidak mungkin Changmin menghubunginya sepagi ini jika bukan masalah penting.
"Hyung… Kali ini Yongsuk membawa saksi lain, teman lama dari seorang suster yang bekerja sama dengan Yongsuk."
"Bagaimana bisa mereka tetap mendapatkan saksi? Bahkan dengan jangkauan sejauh itu?"
"Aku tidak tahu, Hyung. Terlalu beruntun jika disebut kebetulan."
Siwon tampak ragu mengeluarkan pendapatnya, "Apa kau berpikir komplotan Yongsuk masih ada di luar sana?"
"Tepat sekali, Hyung. Dan yang menguatkan dugaanku adalah, saksi kali ini bukan bersaksi untuk suster itu melainkan untuk Yongsuk."
Siwon menggertakan giginya menahan amarah. Siwon melirik ke arah Kyuhyun yang juga menatapnya dengan raut kecemasan walau wajah Kyuhyun masih datar. Siwon mampu membaca Kyuhyun dengan baik. Begitu baik.
Siwon tidak bisa meneruskan percakapan ini di depan Kyuhyun dan anak-anak mereka. Tidak ketika amarah mulai mengambil alih Siwon. Siwon terenyum kecil ke arah Kyuhyun kemudian meninggalkan dapur menuju ruang tengah.
"Apa saksi itu mengatakan bagaimana dia bisa terlibat dalam kesaksian, Changmin-ah?"
"Dia hanya mengatakan dia mengetahui kasus ini melalui media dan memutuskan untuk bersaksi, Hyung. Kau tahu kita tidak berhak untuk menanyakan hal semacam itu kepada saksi yang benar-benar 'bersih', Hyung."
Sialan.
"Aku ingin kau mencari tahu darimana saksi-saksi bodoh ini mengetahui kasus ini. Apa ada orang yang terlibat dibalik kesaksian yang beruntun ini atau apapun itu. Cari keterkaitan antara saksi-saksi ini, Changmin!" Siwon mengepalkan tangannya yang lain.
"Apa ini tidak terlalu dini untuk menduga, Hyung? Selain itu kita tidak berhak untuk melakukan investigasi terhadap saksi, Hyung."
"Tidak, Changmin-ah! Lakukan apapun yang aku katakan! Kau tahu cara kita bermain, bukan? Dia melakukan cara kotor untuk meringankan hukumannya, dan tentu saja kita akan membalas dengan cara yang sama untuk memberatkannya. Aku tidak akan membiarkan bajingan ini dengan bebas menginjak-injak hidupku dan Kyuhyun. Demi Tuhan, Kyuhyun masih bergetar ketika aku menyebut nama Yongsuk di hadapannya. Aku tidak tahu seberapa dalam Kyuhyun masih memikirkan masalah ini, Changmin-ah." Siwon mengusap wajah frustasinya.
Ada keheningan diantara keduanya.
"Kau benar-benar membenci orang ini rupanya, Hyung."
"Percayalah jika aku tidak memikirkan Kyuhyun saat itu, aku sudah pasti akan membunuh Yongsuk. Satu-satunya yang mencegahku untuk tidak membunuh Yongsuk hingga hari ini adalah fakta bahwa Kyuhyun akan begitu membenci diriku jika aku melakukan hal itu. Membunuh Yongsuk tidak akan membuatku berbeda dengan dirinya yang kotor, Changmin-ah."
"Baiklah, Hyung. Aku akan segera melakukan tugasku. Aku tebak Kyuhyun sedang tidak bersamamu?"
"Tidak. Dia bersama anak-anak di dapur. Ada apa?"
"Tidak ada, Hyung. Sampaikan saja salamku untuknya dan anak-anakmu. Sampai jumpa di kantor, Hyung."
"Hmm…" Siwon menghembuskan nafasnya berat dan memutus sambungan telepon.
Ia memejamkan matanya dan menstabilkan detak jantungnya yang menggila akibat emosi yang dirasakannya. Siwon terkejut ketika seseorang memeluknya dari belakang dan sepasang lengan melingkari perutnya. Siwon kembali menghembuskan nafasnya, kali ini lebih lembut.
"Maafkan aku jika kau mendengarnya, Kyu."
Kyuhyun menggeleng pelan dibalik punggung Siwon, "Tidak. Aku yang minta maaf. Aku tidak tahu kenapa kejadian ini begitu memengaruhiku, Hyung."
Siwon membalik tubuhnya dan menangkup wajah Kyuhyun, "It's okay, Kyu. Aku mengerti. Dia membuatmu mengalami banyak hal yang tidak seharusnya kau alami, itu wajar jika kau masih trauma."
Kyuhyun menatap Siwon tepat dimatanya, "Tapi kau tahu aku tidak menyesali kejadian yang menimpaku, bukan? Kehadiran Alex dan Alexa… Aku benar-benar bahagia bisa memiliki mereka. Dan jika tanpa Yongsuk, mereka tidak akan pernah hadir. Aku hanya…"
Siwon mencium dahi Kyuhyun lembut ketika Kyuhyun tidak bisa menemukan kata-katanya. "Aku mengerti perasaanmu. Jangan biarkan rasa bersalah menguasaimu, Sayang. Kau bertanggungjawab atas kebahagiaanmu, bukan kebahagiaan orang lain. It's okay to be selfish. Bagaimanapun juga hukum harus ditegakkan, Kyu."
Kyuhyun mengangguk dan tersenyum miris menatap Siwon, "Lebih baik kau berangkat sekarang, Hyung."
"You'll be okay, right?"
"Alex dan Alexa akan membuatku cukup sibuk untuk memikirkan hal yang akan menggangguku."
"Baiklah… Sampai jumpa nanti malam, Sayang. Dan Changmin menitipkan salam untukmu dan anak-anak." Siwon mencium Kyuhyun lembut tepat di bibirnya.
"Sampaikan salamku untuknya. Aku mencintaimu, Hyung."
"Aku tahu. Aku juga mencintaimu, Kyu."
.
.
.
.
.
Setelah Siwon pergi ke kantor, Kyuhyun segera membersihkan meja makan dan menatanya. Berniat untuk membeli beberapa bahan makanan dan buah-buahan untuk mengisi kulkasnya yang tidak lagi penuh.
Kyuhyun menyiapkan keranjang bayi untuk Alex dan Alexa. Tidak mungkin Kyuhyun meninggalkan kedua anaknya itu di apartemen mereka sendirian. Setelah mendudukkan kedua anaknya di kursi khusus bayi di bagian kursi belakang, Kyuhyun memasukkan keranjang bayi itu ke bagasi mobil. Kemudian mengendarai mobilnya menuju kota.
Kyuhyun memakirkan mobilnya dan segera memindah Alex dan Alexa ke keranjang bayi. Menyusuri lorong tempat parkir menuju supermarket. Kyuhyun segera mencari bahan-bahan yang ia butuhkan ke dalam keranjang belanjaan. Kyuhyun memilih keranjang belanja tenteng untuk memudahkannya.
"Apa kau butuh bantuan?"
Kyuhyun yang awalnya ingin menggapai kaleng susu di rak paling atas menghentikan kegiatannya dan menoleh ke sumber suara. Kyuhyun tersenyum simpul, "Aku rasa kau bisa membantuku mengambil kaleng susu itu."
Pemuda yang tampak tidak jauh berbeda dari usianya itu segera mengambil kaleng susu yang dimaksud dan membalas senyuman Kyuhyun. "Ini. Lebih baik kau meminta seseorang menemanimu ke supermarket jika kau membawa anak-anak."
"Terima kasih atas sarannya."
"Apa mereka anak-anakmu?" Pemuda itu berjongkok dihadapan Alexa yang sedang bermain dengan boneka pisangnya.
Kyuhyun sedikit ragu, "Ya. Mereka anakku."
Pemuda itu melirik wajah Kyuhyun dan tersenyum, "Mereka tampak begitu manis. Siapa nama mereka?"
"Alex dan Alexa."
Pemuda itu kembali berdiri dan mengulurkan tangannya, "Namaku Lee Daeyoung."
Kyuhyun membalas uluran tangan itu, "Cho Kyuhyun. Terima kasih atas bantuannya."
Pemuda itu mengedikkan bahunya, "Tentu saja. Aku cukup terkejut melihat pemuda sepertimu sudah menikah dan memiliki dua anak, Cho Kyuhyun-ssi. Berapa usiamu?"
Kyuhyun mengernyit, "Bukankah itu normal? Usiaku dua puluh tujuh tahun, Lee Daeyoung-ssi."
Pemuda itu kembali terlihat terkejut, "Dua puluh tujuh tahun usia yang wajar untuk menikah namun untuk memiliki dua anak? Itu terlihat ganjil, Cho Kyuhyun-ssi."
Kyuhyun merasa tidak nyaman dengan perbincangan itu, "Aku tidak melihat ada keganjilan mengenai hal itu, Lee Daeyoung-ssi. Dan aku harus segera kembali ke rumah."
Pemuda itu memberi jalan untuk Kyuhyun. Namun sebelum Kyuhyun sempat meninggalkan pemuda itu, ia bertanya, "Apa kita pernah bertemu sebelumnya, Kyuhyun-ssi? Kau tampak begitu familiar bagiku."
Kyuhyun menoleh ke arah pemuda itu, "Aku rasa tidak."
Kyuhyun segera meninggalkan pemuda itu, namun tepat sebelum ia berputar di lorong, ia mendengar pemuda itu mengatakan sesuatu kepadanya.
"Kalau begitu akan kupastikan kita akan bertemu lagi."
.
.
.
.
.
Kyuhyun mendudukkan dirinya di kursi pengemudi setelah mendudukkan kedua anaknya kembali di kursi penumpang. Perasaannya tidak karuan saat ini. Kyuhyun memejamkan matanya dan menenangkan dirinya. Pemuda itu tidak bermaksud apa-apa bukan? Sejak kapan dia menjadi seperti ini? Kenapa dia merasa ketakutan?
Kyuhyun tersentak ketika ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Siwon dilayar. Kyuhyun mengusap keringat yang tidak tahu sejak kapan mulai membasahi dahinya.
"Ada apa, Hyung?"
"Kau terdengar seperti telah bertemu hantu, Kyu. Ada apa?"
Kyuhyun ingin menceritakan kejadian di supermarket itu kepada Siwon. Tapi di satu sisi Kyuhyun ingin mengabaikannya. Setelah terdiam cukup lama, Kyuhyun menemukan kata-katanya.
"Tidak apa-apa. Aku berada di supermarket saat ini. Kenapa menelepon, Hyung?"
"Kau tidak terdengar tidak apa-apa, Kyu. Tapi baiklah aku akan mengabaikannya. Aku rasa aku bisa pulang lebih awal malam ini. Kau ingin makan di rumah atau di luar? Aku bisa menjemputmu."
Kyuhyun tersenyum tipis, setidaknya ia bisa bertemu dengan Siwon lebih cepat hari ini. Kehadiran Siwon selalu membuatnya merasa aman.
"Tidak. Makan di rumah saja. Aku akan memasak makanan favoritmu."
Siwon tertawa kecil diseberang telepon, "Baiklah, Sayang. Tunggu aku di rumah. Hati-hati di jalan, okay?"
"Baik, Hyung. Aku akan menunggumu di rumah."
Kyuhyun memutuskan sambungan telepon itu dan menghidupkan mobilnya. Ia kembali tersentak ketika seseorang mengetuk jendela mobil tepat disampingnya.
Lee Daeyoung.
Kyuhyun menurunkan tangan kirinya untuk meraih senjatanya di bawah karpet mobil dan tangan kanannya menurunkan kaca mobilnya perlahan.
"Ada apa, Daeyoung-ssi?"
Lee Daeyoung tersenyum lebar dan menunjukkan boneka pisang milik Alexa, "Kurasa ini milik anakmu, Kyuhyun-ssi." Kyuhyun menghela nafasnya dan menurunkan kembali senjatanya.
Kyuhyun mengambil boneka itu, "Kau mengagetkanku. Tapi terima kasih, Lee Daeyoung-ssi."
Lee Daeyoung mengerutkan dahinya, "Aku bisa mengejutkanmu? Bukankah itu menakjubkan?"
"Apa maksudmu?"
Lee Daeyoung mengedikkan bahunya, "Aku tidak tahu bagaimana kehadiranku mengejutkanmu. Kau tampak seperti orang yang sigap, mungkin terlatih, mungkin juga profesional."
"Aku rasa setiap orang seperti itu, terutama jika ada orang asing yang terus mengikutinya."
Lee Daeyoung menyeringai, "Apa aku tampak seperti mengikutimu, Kyuhyun-ssi?"
"Lebih baik kau pergi sekarang!"
Pemuda itu tertawa meremehkan dan berjalan menjauhi Kyuhyun.
"Justru kaulah yang akan mengikutiku, Kyuhyun-ssi."
.
.
.
.
.
Seusai menyiapkan makan malam, Kyuhyun menidurkan kedua anaknya di dalam kamar bayi mereka. Hari ini berjalan begitu cepat hingga Kyuhyun tidak sempat memikirkan kejadian di supermarket. Alex dan Alexa benar-benar membuatnya sibuk. Namun Kyuhyun bahagia bisa menghabiskan waktunya bersama buah hatinya itu. Kyuhyun memasang walkie-talkie tepat diantara dua keranjang anaknya. Mencium dahi kedua anaknya dan tersenyum tulus.
"Kita akan baik-baik saja, bukan?" Ucap Kyuhyun bermonoton mengingat kejadian di supermarket yang tiba-tiba menghantui pikirannya lagi.
"Apanya yang baik-baik saja, Kyu?" Kyuhyun terkejut merasakan lengan Siwon dipinggangnya. Ia tidak mendengar langkah Siwon mendekat.
"Kau mengejutkanku, Hyung. Aku bahkan tidak mendengar langkahmu dan pintu kamar terbuka."
Siwon mencium tengkuk Kyuhyun singkat, "Kau hanya lelah. Dan maaf telah mengejutkanmu, Sayang."
Kyuhyun membalik tubuhnya dan melingkarkan lengannya di leher Siwon. Memejamkan matanya dan menempelkan dahinya dengan Siwon. Kyuhyun selalu merasa lebih baik dengan Siwon berada didekatnya. "Aku merindukanmu, Hyung."
Siwon menarik pinggang Kyuhyun mendekat, "Ada yang kau sembunyikan dariku, Kyu."
Kyuhyun membuka matanya dan menatap Siwon dalam, "Apa telihat jelas aku sedang menyembunyikan sesuatu?"
Siwon tersenyum simpul dan menggeleng, "Jika itu orang lain, kau bisa berbohong padanya. Jika itu aku, kau tidak akan bisa menyembunyikannya, Kyu. Sesuatu sedang mengganggu pikiranmu. Aku bisa membacamu dengan begitu jelas dari matamu. Jadi katakan padaku, apa yang mengganggumu? Apa ini mengenai kasus kita?"
Kyuhyun menggeleng, "Lebih baik kita makan dulu, Hyung. Aku tahu kau pasti lapar."
Siwon menghela ringan namun menuruti permintaan suaminya itu. Mereka berdua menghabiskan makanan dalam diam. Makan malam mereka terasa begitu sepi. Siwon menemukan Kyuhyun menundukkan wajahnya tiap kali ia melempar pandangannya ke arah Kyuhyun.
Keduanya kini berada di kamar mereka setelah Siwon membersihkan dirinya dibawah guyuran shower. Siwon menghampiri Kyuhyun yang membaringkan tubuhnya bersiap untuk tidur. Ia menepuk lengan Kyuhyun dan duduk di tepi ranjang mereka di dekat tubuh Kyuhyun berbaring.
"Kau ingin menceritakan sesuatu padaku?"
Kyuhyun menatap Siwon cukup lama hingga akhirnya ia bangun dari posisinya dan bersandar pada kepala ranjang. Ia bermain dengan jari-jarinya sebelum Siwon meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya.
"Hey, look at me…" Siwon meraih dagu Kyuhyun dan mengusap kepala Kyuhyun lembut.
"Ada apa, hmm? Sesuatu terjadi padamu hari ini?"
Kyuhyun menatap Siwon dalam, "Hari ini aku bertemu seseorang."
"Ketika aku meneleponmu pagi ini di supermarket?" Terka Siwon tepat sasaran.
Kyuhyun mengangguk, "Dia mengatakan hal-hal aneh dan itu menggangguku."
"Apa yang dia katakan?"
Pada akhirnya Kyuhyun menceritakan kejadian itu kepada Siwon. Siwon mengeratkan genggaman tangannya pada Kyuhyun ketika jemari Kyuhyun meremas tangannya secara tak sadar. Siwon menyimpan kata-katanya dan membiarkan Kyuhyun menyelesaikan ceritanya dengan pendapat yang Kyuhyun berikan selama ia bercerita.
"Tidak biasanya aku seperti ini, Hyung. Aku tidak pernah setakut ini. Rasanya seakan-akan seseorang akan menjauhkanku darimu, dari anak-anak, atau apapun itu. Aku tahu aku berlebihan hingga mengganggap Daeyoung sebagai orang aneh, tapi percayalah, dia benar-benar menakutiku dengan sikapnya."
Siwon mengusap jemari Kyuhyu lembut, "Mungkin kebiasaan lama dari pekerjaan kita membuatmu lebih berhati-hati. Kau ingin aku menyelidiki orang itu?"
Kyuhyun menundukkan kepalanya, "Entahlah. Bisa saja aku yang terlalu sensitif. Aku bisa merasakan ada yang berubah dari diriku, Hyung. Aku merasa… lemah dan tidak berdaya. Dan aku tahu kau juga merasakan perubahanku."
Siwon mengusap kepala Kyuhyun lembut, "Kau bukan lemah dan tidak berdaya, Kyu. Kau hanya bersikap hati-hati. Saat ini tidak hanya dirimu atau aku yang kau pikirkan, Alex dan Alexa juga harus dipikirkan. Aku juga akan merasakan hal yang sama jika berada diposisimu. Aku tidak pernah mengalami apa yang kau alami hingga mencapai hari ini, jadi aku tidak akan pernah menghakimimu, Kyu."
Kyuhyun merasakan matanya memanas mendengar kalimat Siwon, "Jangan tinggalkan aku, Hyung…"
Siwon mendengar suara Kyuhyun yang pecah, ia mendekatkan tubuhnya dengan Kyuhyun dan memeluknya erat. Kyuhyun membalas pelukan Siwon dan menangis di pelukan suaminya itu.
"Aku tidak akan meninggalkanmu, Kyu. Aku janji, Sayang."
Kyuhyun menggenggam ujung pakaian tidur Siwon dengan erat, "Kau selalu menyelamatkanku ketika aku membuatmu berada dalam masalah. Maafkan aku, Hyung. Maafkan aku…"
Siwon mengeratkan pelukannya, "Aku akan selalu menyelamatkanmu, Kyu. Dulu, sekarang, atau nanti. Aku pernah menyelamatkanmu sekali dan aku berencana untuk menyelamatkanmu seterusnya. Tidak peduli jika aku harus mengorbankan segalanya termasuk nyawaku, Kyu. Yang harus kau lakukan adalah mempercayaiku dan bertahan untukku. Kau mau melakukannya untukku?"
Siwon bisa merasakan Kyuhyun mengangguk dalam pelukannya. Siwon mencium puncak kepala Kyuhyun. "Sekarang kita tidur, okay? Kau pasti lelah hari ini."
Kyuhyun melepaskan pelukannya dan Siwon berpindah untuk berbaring di samping Kyuhyun. Kyuhyun segera melingkarkan lengannya dipinggang Siwon dan memeluknya. Siwon segera membalas pelukan Kyuhyun. "Aku akan menyelidiki orang ini agar kau bisa tenang, okay?"
Kyuhyun mendongak menatap Siwon setelah tangisnya mereda. Menggapai sisi wajah Siwon dan menyusuri bibir Siwon dengan ibu jarinya. Mendekatkan wajahnya dan memejamkan matanya ketika bibirnya bertemu dengan bibir Siwon. Bibir keduanya bergerak seirama dan saling melumat. Siwon bisa merasakan keraguan Kyuhyun dari ciuman mereka. Siwon ingin menghapus keraguan itu. Siwon menekan bibir Kyuhyun lebih dalam dan menyelipkan lidahnya diantara bibir Kyuhyun.
Kyuhyun membuka belahan bibirnya dan meremas rambut belakang Siwon ketika lidahnya bertaut dengan milik suaminya. Kyuhyun mengerang ketika tangan Siwon menyentuh kulit tubuh Kyuhyun yang terekspos dari piyama tidurnya. Kyuhyun menarik diri dari ciuman itu ketika ia mulai kehilangan nafasnya.
Siwon menyibakkan poni yang menutupi wajah Kyuhyun yang memerah akibat ciuman mereka. Kyuhyun menatap Siwon dalam dan penuh nafsu, "I need you, Siwon…"
Siwon segera menindih tubuh Kyuhyun di bawahnya. Kyuhyun menarik leher Siwon untuk menciumnya lagi. Kali ini lebih ganas. Kyuhyun menarik tubuh Siwon dan membuka kedua kakinya agar Siwon berada diantaranya. Kyuhyun membuka kancing piyama tidur Siwon satu persatu tanpa melepaskan ciuman mereka.
Kyuhyun kembali menemukan dirinya kalah dalam dominasi ciuman Siwon dan menghentikan ciumannya. Siwon menggunakan kesempatan itu untuk mencium dan menjilat leher Kyuhyun yang mulai berkeringat. Siwon menggigit dan menghisap kuat satu titik di leher Kyuhyun membuat Kyuhyun melingkarkan tangan dan kakinya pada tubuh Siwon. Siwon menatap Kyuhyun di bawahnya yang memejamkan matanya menahan nikmat, "Katakan padaku apa yang kau inginkan, Kyu…"
Kyuhyun membuka matanya dan menangkup wajah Siwon di atasnya, "Make love to me… I need you so bad, Love…"
Siwon membuka piyamanya dan membuangnya ke lantai. Kyuhyun mencoba membuka piyamanya namun Siwon mencegahnya. "Let me do the job, Babe… I miss you." Siwon menggigit telinga Kyuhyun menjilatnya sambil membuka kancing piyama Kyuhyun. Siwon mengarahkan tangan Kyuhyun ke kejantanannya dan menuntun Kyuhyun untuk memanjakannya.
Kyuhyun memasukkan tangannya ke dalam celana Siwon dan menggenggam kejantanan suaminya yang sudah tegang itu. Siwon menahan desahannya dan segera menyelesaikan pekerjaannya dengan piyama Kyuhyun. Tangan Siwon meraih kedua puting Kyuhyun dan bermain dengan benda itu hingga mengeras. Kyuhyun mengeluarkan desahannya ketika Siwon mencubit puting Kyuhyun cukup keras.
Siwon menurunkan ciumannya dari telinga Kyuhyun menuju salah satu puting Kyuhyun dan menjilatnya. Tangan Siwon yang menganggur bermain dengan kejantanan Kyuhyun di bawah sana. Merasakan suaminya itu sama tegangnya dengannya.
Siwon menghentikan aksinya sejenak dan menatap Kyuhyun. Kyuhyun menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan dan matanya sayu. Siwon menyeringai ketika Kyuhyun kembali berteriak saat dirinya menghisap puting susu Kyuhyun. Siwon merasakan benda itu mengeluarkan cairannya sedikit demi sedikit tiap kali ia menghisapnya.
"Si-siwonh…." Kyuhyun menjambak rambut Siwon dengan tangannya yang menganggur.
Siwon menjilat bibirnya yang basah akibat cairan Kyuhyun, "Aku pikir kau sudah tidak mengeluarkan asimu lagi, Kyu."
Kyuhyun menatap Siwon diantara gairahnya, "Alex dan Alexa berhenti menghisapnya sejak usia mereka tiga bulan dua minggu lalu. Aku tidak tahu jika ngghhh…" Kyuhyun tidak mampu meneruskan kalimatnya ketika Siwon lagi-lagi menghisap puting Kyuhyun dengan kuat. Kyuhyun menarik kepala Siwon untuk memberinya friksi lebih.
Siwon menggigit benda itu dan menjilatkan lidahnya dengan gerakan melingkar. Siwon menarik tangan Kyuhyun dari kejantanannya dan melepaskan celana tidurnya tanpa melepas kontak pada dada Kyuhyun. "Dan aku juga tidak tahu kenapa kau tidak pernah berteriak seperti itu ketika Alex dan Alexa menghisap putingmu…"
Kyuhyun melepaskan seluruh pakaiannya dan mencium Siwon dengan ganas. "Karena mereka tidak melakukannya sehebat dirimu, Siwon…"
"Is it hurt?"
Kyuhyun menggeleng, "Not that much. I love the way it hurts because of you…"
"Fuck, Kyu! I can just come with you saying that!"
Kyuhyun menyeringai lemah, "You can come in me when your cock buried inside my hole, Siwon."
Siwon mengumpat pelan dan merasakan klimaks semakin dekat dengannya. Kyuhyun mencegah tangan Siwon yang hendak mengambil pelumas di balik bantalnya.
"Take me raw, Siwon. I need you and I want to feel you, all of you…"
Siwon terlihat ragu, "Kau tahu setiap kali kita melakukannya tanpa pelumas itu akan melukaimu..."
Kyuhyun mengusap wajah Siwon, "Aku bisa memberimu blowjob dan kau bisa membasahi lubangku…."
"Tapi ka—"Kyuhyun membungkam Siwon dengan ciuman. Kyuhyun membalik posisi mereka dan memosisikan kejantanan Siwon diwajahnya dan kejantannya di wajah Siwon. Kyuhyun mengerang ketika Siwon memberinya blow job dan membiarkan kejantanan Kyuhyun masuk ke dalam mulut Siwon sepenuhnya.
Kyuhyun melakukan hal yang sama pada kejantanan Siwon. Kyuhyun berusaha untuk menelan seluruh kejantanan Siwon namun sia-sia. Ukuran Siwon terlalu besar dan panjang. Kyuhyun tersedak beberapa kali ketika memaksakan kehendaknya.
Siwon mempercepat kulumannya pada kejantanan Kyuhyun ketika dirasa Kyuhyun agar segera sampai pada puncaknya. Kyuhyun mencoba melepaskan diri namun Siwon menahan pergerakan bagian bawah tubuh Kyuhyun itu. Hingga akhirnya Kyuhyun menarik dairi dari kegiatannya dan meneriakkan nama Siwon ketika klimaks menghampirinya.
Kyuhyun terengah ketika Siwon dengan lembut kembali memosisikan Kyuhyun di bawah tubuhnya. Siwon berbisik tepat ditelinga Kyuhyun, "Sudah cukup lama aku tidak merasakanmu, Kyu. Kau terasa lebih manis."
Kyuhyun merona hebat mendengarnya dan kembali membawa Siwon dalam ciumannya. Merasakan bagaimana rasa dirinya dalam ciuman itu.
Siwon memosisikan tubuhnya diantara kedua kaki Kyuhyun dan mengangkat kaki Kyuhyun untuk melingkari pinggangnya. Menghentikan ciuman mereka berdua, Siwon menatap Kyuhyun. "Kau yakin dengan ini?"
Kyuhyun menyeringai, "Kau ingin tahu sebenarnya, Siwon? Aku telah menyiapkan segalanya. Termasuk menyiapkan lubangku dengan jari-jariku sebelum kau pulang hari ini. Aku tahu kita akan berakhir dengan ini."
"Fuck!" Siwon mendesah membayangkan Kyuhyun bermain dengan jari-jarinya.
Siwon mencium Kyuhyun dengan ganas sambil memosisikan kejantanannya di depan lubang Kyuhyun. Mendorong kejantanannya perlahan dan menelan desahan Kyuhyun dalam ciumannya. Siwon bisa merasakan lubang Kyuhyun maish mencengkeram kejantanannya.
"Nghh… Berapa jari yang kau… ngghh… gunakan, Kyu? Kenapa masih sempithhh?"
Kyuhyun menyeringai lemah melihat Siwon menahan nikmat di atasnya, "Tiga, Siwon.. Ahh… Kau tahu kau lebih besar dari itu ngghhh…"
Siwon membuka matanya, "Look at me, Kyu…. I'm going to do this in one motion, okay? It may hurts but if I'm not doing that I won't las longer, Babe."
Kyuhyun tersenyum lemah dan mengangguk, "Just kiss me…"
Siwon kembal mencium Kyuhyun dan bermain dengan putingnya. Tangan yang lain kembali mengocok kejantanan Kyuhyun yang perlahan kembali tegang. Siwon menarik tubuhnya dan selanjutnya ia mendorong kejantanannya ke dalam lubang Kyuhyun dalam sekali hentak membuat Kyuhyun berteriak tertahan dalam ciuman mereka.
Siwon melepaskan ciuman mereka ketika Siwon mulai bergerak perlahan. "Is this okay? Still hurts?"
Kyuhyun menggeleng lemah, "No, keep moving. It'll get better if you find my sp— Fuck! Siwon!"
Siwon menyeringai ketika ia dengan tepat menumbuk titik terdalam Kyuhyun. Menghujam titik itu dengan tempo lebih cepat ketika Kyuhyun semakin mendesah merasakan gairahnya memuncak.
"Ngghhh… Siwon… harder… fasterhhh, Love… Please nghhh"
Siwon mempercepat tempo tusukkannya pada bagian bawah tubuh Kyuhyun. Kyuhyun mencengkeram lengan Siwon disamping wajahnya dengan erat ketika klimaks semakin mendekatinya. Kyuhyun membuka matanya dan menemukan pemandangan terindah yang pernah ia lihat. Siwon memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya menahan nikmat yang Kyuhyun berikan. Kyuhyun menarik Siwon dan memeluknya. Kyuhyun menjilat leher Siwon yang berkeringat.
"Can I leave ngghh my mark on you?"
"Fuck! Yes, Kyu!"
Kyuhyun menggigit leher Siwon dengan kuat dan menghisap daerah yang sama lebih kuat. Membuat Siwon mengerang dan mempercepat tempo tusukannya. Kyuhyun mengulangi pekerjaannya pada tempat yang sama hingga daerah itu benar-benar memerah akibat ulahnya.
"Can't last any longer, Kyu… Ngghh…"
"Come in me, Siwon. Come in me pleasehhh…"
Kyuhyun mengeratkan pelukannya ketika tempo Siwon membrutal pada titik terdalamnya membuatnya mendongakkan kepalanya dan melihat langit putih ketika klimaks menghampirinya. "SIWONN!"
Siwon mengeratkan pejaman matanya dan beberapa tusukan terakhir membuat Siwon menuju klimaks tak jauh setelah Kyuhyun mengeratkan lubangnya disekitar Siwon, "KYUHYUN!"
Siwon menstabilkan nafasnya dan berniat mengeluarkan kejantanannya yang telah lemas dari lubang Kyuhyun ketika Kyuhyun menahannya, "No, stay!"
Siwon mengusap dahi Kyuhyun yang berkeringat, "Kau akan lebih merasakan sakitnya jika aku membiarkannya, Kyu."
Kyuhyun menarik tubuh Siwon dan memeluknya, "Aku tidak peduli. Aku ingin merasakanmu, Siwon. Just stay with me forever."
Siwon tertawa kecil dan menggeser tubuhnya disamping tubuh Kyuhyun membuat Kyuhyun mendesah pelan. "Kau akan menyesalinya besok ketika berjalan, Kyu."
"Aku tidak peduli. Aku mencintaimu, Siwon."
Siwon tersenyum lembut, "Aku juga mencintaimu, Kyu. Sekarang tidurlah, aku akan menjagamu."
"Terima kasih, Hyung. Selamat tidur."
Siwon mencium dahi Kyuhyun lembut, "Tidak. Terima kasih, Kyu. Selamat tidur, Sayang."
Siwon meraih ponselnya dengan perlahan ketika Siwon benar-benar yakin Kyuhyun telah tertidur. Mengirim sebuah pesan untuk bawahannya kemudian menyusul suaminya menuju dunia mimpi.
'Lee Daeyoung. Aku ingin semua hal tentang dia berada di komputerku besok.'
.
.
.
.
.
Kyuhyun terbangun dengan rasa sakit luar biasa pada tubuh bagian bawahnya. Mencoba memerhatikan keadaan sekitar dan mereka ulang kejadian sebelum ia tertidur, Kyuhyun tersenyum. 'Seharusnya aku mendengar nasihatnya, sekarang tubuhku terasa seperti terbelah dua.' Batin Kyuhyun.
Kyuhyun bangkit dari posisinya dan menemukan tubuhnya telah bersih. Berpakaian piyama tidurnya semalam. Kyuhyun juga merasakan sensasi dingin yang membakar kulit disekitar lubangnya pertanda Siwon telah memberi salep pada lubangnya. Kyuhyun menemukan obat pereda nyeri di samping ranjangnya dan meminumnya.
Setelah merasakan efek obat itu, Kyuhyun berdiri dan mencari keberadaan suaminya. Setidaknya jika suaminya itu masih ada di rumah.
Kyuhyun berjalan sedikit tertatih ketika menemukan Siwon sedang bermain dengan Alex dan Alexa di ruang tengah. Menggendong kedua anaknya dan berlari kesana kemari seperti pesawat dan tertawa bersama. Kyuhyun sungguh bahagia. Ia ingin menangis sekarang.
Kyuhyun mengusap air matanya ketika Siwon menghampirinya dengan kedua anaknya dalam gendongan Siwon. Siwon mencium dahi Kyuhyun lembut.
"Good morning, My Beautiful World!"
Kyuhyun tertawa kecil mendengar panggilan Siwon untuknya dan mengambil Alexa dari gendongan Siwon.
"Good morning, Love! Kau tidak kerja hari ini?"
Siwon menghentikan aksinya menghibur Alex dan menatap Kyuhyun, "Aku ingin menemanimu. Pekerjaan di kantor bisa aku kerjakan nanti di rumah."
Kyuhyun mencium Siwon lembut tepat dibibirnya, tidak melewatkan bekas cinta yang Kyuhyun tinggalkan di leher Siwon. Kyuhyun merona.
"Terima kasih, Hyung."
"Lebih baik sekarang kau sarapan, Kyu. Aku telah menyiapkan makananmu. Aku akan menidurkan anak-anak. Ada hal yang ingin aku tunjukkan padamu."
"Tentang?"
"Kau akan tahu nanti, sekarang makan sarapanmu dulu, Sayang."
Kyuhyun terlihat ragu namun tetap memenuhi keinginan Siwon dan berjalan menuju dapur untuk menghabiskan makanannya.
.
.
.
.
.
Kyuhyun menghabiskan makanannya kemudian mencari Siwon. Menemukan Siwon di ruang kerja mereka, "Apa yang ingin kau tunjukkan padaku, Hyung?"
Siwon menoleh dan membuka beberapa file pada komputer kerja mereka. "Aku tidak bisa menemukan apapun dengan kata kunci 'Lee Daeyoung', Kyu. Catatan sipil dan data-data yang berhubungan dengannya, tidak ada."
Kyuhyun duduk disamping Siwon dan mengecek file tersebut, memasukkan nama pemuda itu sebagai kata kunci di browser mereka namun tidak berhasil menemukan apapun. "Tapi dia menggunakan nama itu untuk memperkenalkan dirinya padaku, Hyung."
Keduanya terdiam untuk beberapa saat.
"Kecuali jika itu bukan namanya yang sebenarnya." Simpul Kyuhyun.
Siwon kembali mengambil alih komputer mereka lagi dan menunjukkan rekaman CCTV supermarket yang Kyuhyun datangi. "Kau lihat disana, setiap kali pemuda itu melewati CCTV, gambarnya terlihat kabur di layar."
Kyuhyun meremas paha Siwon secara tidak sadar, "Dia membawa pengacau sinyal bersamanya. Untuk apa dia melakukan itu?"
Siwon memberikan boneka Alexa pada Kyuhyun, "Tidak hanya itu, Kyu. Aku tidak menemukan sidik jarinya pada boneka Alexa yang kau ceritakan. Bukankah itu sangat aneh?"
Kyuhyun menatap Siwon dalam, "Aku bisa melukiskan wajahnya untukmu. Apa itu akan membantu?"
Siwon mengusap kepala Kyuhyun lembut, "Tentu saja. Kau baik-baik saja dengan ini?"
Kyuhyun tersenyum miris, "Seharusnya aku yang bertanya padamu, Hyung. Aku tahu kau memiliki banyak tugas di luar sana, aku bis—"
"Ssh! Aku akan melakukan apapun untuk membuatmu merasa aman, Kyu."
Kyuhyun menundukkan kepalanya dan menggenggam tangan Siwon, "Aku harap aku yang ada di kantor untuk membantumu bekerja. Satu tahun berhenti bekerja membuatku kacau, Hyung."
Siwon tertawa kecil, "Setelah Alex dan Alexa berusia enam bulan, kau bisa memikirkan untuk kembali ke pekerjaanmu jika kau mau, Kyu. Aku tidak akan mengurungmu terlalu lama. Kau tahu kita bisa menitipkan anak-anak di kantor, bukan?"
Kyuhyun tersenyum tulus kepada Siwon, "Kau benar-benar pasangan hidup yang sempurna, Hyung."
Siwon mengedikkan bahunya, "Kau selalu berkata seperti itu. Pada kenyataannya kaulah yang membuatku menjadi pasangan yang sempurna itu, Kyu."
"Setelah kita mengalami segalanya, kau masih memujiku?"
Siwon tersenyum dan menyentuh wajah Kyuhyun, "Selalu."
Kyuhyun menggapai tangan Siwon diwajahnya dan menciumnya lembut, "Bagaimana perkembangan kasus Yongsuk, Hyung?"
Siwon meringis mendengar namanya, "Changmin masih mengerjakan tugasnya dariku. Kesaksian terbaru akan dilakukan minggu depan."
"Apa Changmin sudah menemukan keterkaitan antara saksi-saksi Yongsuk?"
"Belum. Dia sudah memeriksa latar belakang kelima saksi itu, kekerabatan, pekerjaan, semuanya tidak berhubungan."
Kyuhyun terlihat berpikir sejenak, "Aku rasa aku memiliki satu cara lagi. Bukankah kau mengatakan bahwa komplotan Yongsuk masih ada di luar sana dan mendikte saksi-saksi ini?"
Siwon mengangguk.
Kyuhyun tersenyum simpul, "Kalau begitu satu-satunya cara untuk mengetahui hal itu adalah dengan menyadap telepon masing-masing saksi. Pasti ada seseorang yang konstan menghubungi mereka untuk melakukan pergerakan selanjutnya."
Mata Siwon melebar mendengar kesimpulan Kyuhyun kemudian tersenyum puas. "You're so fucking smart, Babe!" Mencium Kyuhyun dengan penuh tekanan kemudian segera beralih pada komputernya.
Kyuhyun tertawa melihat tingkah Siwon dan menyalakan komputer lain, "Beri aku nomor telepon mereka, Hyung. Aku bisa membantumu selama Alex dan Alexa tertidur."
Siwon menunjukkan data-data saksi Yongsuk dan Kyuhyun membantu Siwon menyadap telepon masing-masing saksi. Butuh beberapa saat untuk menampilkan seluruh data sambungan telepon semua saksi.
Kyuhyun menampilkan data itu pada layar proyektor di depan mereka. Siwon berjalan mendekati layar hologram proyektor mereka dan mengamati riwayat sambungan telepon saksi-saksi itu.
"Itu riwayat sambungan telepon mereka satu minggu belakangan, Hyung. Kau ingin aku menjabarkannya jangkauannya?"
Siwon tampak dengan teliti melihat nomor-nomor pada list itu, Siwon menemukan nomor yang sama menghubungi saksi pertama, kedua, dan kelima.
"Lihat nomor itu, Kyu. Cari nomor itu di riwayat telepon saksi ketiga dan keempat." Siwon menunjuk sebuah nomor di layar dengan laser ditangannya.
Kyuhyun segera melakukan perintah Siwon dan melacak nomor tersebut. Menemukan kecocokan pada riwayat telepon saksi ketiga dan keempat.
"Sekarang cari nomor itu pada setiap riwayat telepon kelima saksi ini. Seberapa sering nomor ini menghubungi mereka dalam tiga bulan ini, Kyu."
Kyuhyun menekan beberapa tombol pada komputernya dan menunjukkan hasil pencariannya. Siwon tersenyum puas melihat hasil pencarian itu. Menemukan bahwa nomor itu menghubungi kelima saksi ini dalam waktu yang berbeda namun secara konstan menghubunginya. Intensitasi panggilan nomor itu kepada saksi pertama hingga kelima kian meningkat setiap bulannya.
"I got you, Jerk!" ucap Siwon pelan sambil menyeringai.
"Cari siapa pemilik nomor telepon itu, Kyu!"
Kyuhyun bekerja lagi pada komputernya dan memasukkan nomor itu sebagai kata kunci namun tidak menemukan hasil yang valid. Kyuhyun mencoba lagi menggunakan beberapa cara lain namun tetap tidak menemukan data untuk nomor tersebut karena pengguna nomor tersebut sering menonaktifkan nomornya kemudian mengaktifkannya lagi. Data yang diisikan setiap kali nomor itu kembali aktif berbeda-beda.
"Tunggu, Kyu! Look at that!"
Siwon menunjuk data terakhir pengguna telepon itu ketika mengaktifkan ponselnya. Kyuhyun melebarkan matanya dan jantungnya berdetak cepat.
Lee Daeyoung.
Kyuhyun merasa dunianya berputar untuk beberapa saat. Tubuhnya terasa kaku. Siwon yang melihat itu segera menghampiri Kyuhyun. Memutar kursi Kyuhyun dan berlutut dihadapannya.
"Kyu! Kyu, look at me! Babe…" Siwon meraih wajah Kyuhyun kemudian memeluk tubuh suaminya yang bergetar itu.
Kyuhyun menyembunyikan wajahnya dalam pelukan Siwon. Memeluk tubuh Siwon sekuat yang ia bisa. Tidak peduli bahwa itu akan menyakiti Siwon. Siwon membiarkan hal itu dan mencium puncak kepala Kyuhyun.
"Ssh… It's okay, Babe. I got you, you are safe here with me. Ssh…" Siwon mengusap punggung Kyuhyun berulang.
"Siwon… dia… bagaimana…"
Siwon mendorong tubuh Kyuhyun lembut dan melihat tepat ke mata Kyuhyun yang berair. Menghapus air mata Kyuhyun dan mencium kedua mata Kyuhyun lembut.
"Sekarang lebih baik kau kembali beristirahat. Biar aku yang menyelesaikan pencarian ini."
Kyuhyun menggeleng keras, "Tidak, Hyung. Aku ingin menyelesaikan ini semua."
"Kau masih terlalu syok, Kyu. Aku bisa menyelesaikannya."
Kyuhyun meraih lengan Siwon dan menatap Siwon, "Aku harus menyelesaikan ini atau aku akan terus dikejar rasa takut ini, Hyung."
"Kau yakin?"
Kyuhyun tersenyum mantap dan mengangguk. Menyentuh wajah Siwon yang masih menyimpan keraguan, "You said that we will make it okay, right? Aku tahu aku akan baik-baik saja bersamamu, Hyung."
Siwon menghela nafas ringan dan mencium tangan Kyuhyun lembut, "Aku tahu kau adalah yang terkuat diantara kita berdua, Kyu."
Kyuhyun memejamkan matanya dan menempelkan dahinya dengan Siwon, "Aku kuat karena bersamamu, Siwon. You are my power and strength. Do not leave me, okay?"
"Not ever."
Kyuhyun menghapus air matanya dan kembali berkutat dengan komputer di hadapannya.
"Aku akan mencoba menelusuri jejak ponsel kelima saksi dan Daeyoung."
Siwon kembali berdiri dari posisinya dan mendekati layar hologram di depan mereka. Siwon mengamati pergerakan hasil pencarian data yang dilakukan Kyuhyun.
"Beri warna berbeda untuk tiap ponsel mereka, Kyu. Kurasa aku menemukan sesuatu disana."
Kyuhyun menuruti perintah Siwon dan beberapa saat kemudian muncullah jalur dimana ponsel-ponsel itu bergerak. Siwon mengamati layar hologram itu dengan seksama dan menemukan beberapa titik dimana ponsel kelima saksi bertabrakan dengan ponsel Daeyoung.
"Lihat jalur yang dibuat ponsel Daeyoung. Itu tepat menunjukkan keberadaannya di supermarket bersamamu kemarin. We got this jerk!"
Kyuhyun bergetar mengingat hal itu dan segera mengalihkan perhatiannya. "Saksi kelima dan Daeyoung bertabrakan pada jalur itu, Hyung."
Kyuhyun mengutak-atik komputernya dan menemukan apa yang dicari Siwon, "Mereka bertemu secara konstan setiap hari pada pukul duabelas, Hyung. Dan jalur yang bertabrakan itu mengarah pada satu titik. Sebuah kedai makan dipinggir desa Myeongdong."
"Kapan mereka terakhir bertemu?"
Kyuhyun mengamati list dihadapannya, "Kemarin."
Siwon terlihat berpikir sejenak, "Apa kau bisa menjangkau CCTV yang ada di restoran dan sekitar daerah itu?"
Kyuhyun melakukan perintah Siwon dengan cepat. Mendesah pelan ketika mendapatkan hasilnya. Kamera CCTV itu mengalami hal yang sama dengan CCTV supermarket.
"Dia membawa pengacau sinyal, Hyung."
Siwon menggigit bibir bawahnya sambil berpikir keras, "Kalau begitu tidak ada cara lain. Aku akan kesana sendiri."
Kyuhyun menatap tidak percaya ke arah Siwon, "Tidak, Hyung. Itu berbahaya."
"Aku hanya akan mengintai mereka, Kyu. Pukul berapa sekarang?"
Kyuhyun menghela nafas berat, "Sepuluh, Hyung. Aku ikut kalau begitu."
"Aku rasa aku bisa mencapai Myeongdong dalam waktu satu jam. Dan tidak, aku ingin kau tetap disini mengawasi CCTVnya dan memberiku kabar."
"Oh! C'mon, Hyung! Kau pasti sedang bercanda."
"Kau harus menjaga Alex dan Alexa di rumah, Kyu."
"Aku bisa menyuruh Changmin menjaga mereka, Hyung."
Siwon menggeleng mantap, "Kau tetap disini, aku yang berangkat. Tidak ada perdebatan antara kita."
Siwon segera meninggalkan Kyuhyun yang mengikutinya.
Kyuhyun menghela nafasnya berat, berdiri dibelakang Siwon yang tengah memakai mantelnya.
"Berjanjilah kau akan baik-baik saja, Hyung."
Siwon memakai senjatanya dan mengancing mantelnya. Kemudian berbalik menghadap Kyuhyun dan mencium dahi Kyuhyun singkat. "Aku janji."
"Aku akan mengawasimu dari sini, Hyung."
"Aku tahu. You'll be okay, right?"
Kyuhyun tertawa gugup, "Membiarkanmu berada disana tidak akan membuatku baik-baik saja."
Siwon tertawa kecil kemudian mencium Kyuhyun lembut, "Kau terlihat begitu manis ketika kau mengkhawatirkanku."
Kyuhyun menyikut perut Siwon singkat menyembunyikan rona dipipinya, "Kau ingin aku menghubungi Changmin untuk membantumu?"
"Nope. Aku ingin bertemu secara pribadi dengan bajingan yang sudah berani mengganggu hidup orang paling berharga dihidupku ini."
"Damn you and your cheesy stuff, Hyung!"
Siwon tertawa kecil dan mengacak rambut Kyuhyun, "I'll see you later, Kyu."
"Hati-hati, Hyung."
Siwon mengangguk singkat dan meninggalkan apartemen mereka.
.
.
.
.
.
Siwon mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh menuju tempat yang dimaksud Kyuhyun. Memasang handsfree pada telinganya untuk menyambungkannya dengan Kyuhyun. Siwon menyalakan GPS pada mobilnya yang telah ia sambungkan dengan ponselnya untuk melacak keberadaan ponsel Daeyoung dan saksi kelima.
Tepat satu jam setelahnya, Siwon mencapai tempat tujuannya. Memarkirkan mobilnya di tempat yang tidak mencurigakan. Siwon mulai menghubungi Kyuhyun sambil mengitari tempat itu. Matanya menangkap sebuah CCTV di tiang tepat di pertigaan jalan yang ia lewati.
"Kau melihatku, Kyu?"
"Ya, Hyung. Tetaplah berada pada jangkauanku."
Siwon tertawa kecil dan melirik jam tangannya. Lima belas menit sebelum pukul dua belas tepat. Siwon memutuskan untuk mengamati daerah itu. Mengingat setiap lorong, jalan, dan CCTV dan menyesuaikannya dengan visualisasi dirinya pada layar Kyuhyun.
'Tujuh CCTV, tiga belas jalan, empat pertigaan, empat persimpangan, tiga tempat parkir, tiga kedai makanan, sebuah tempat sauna, dua salon kecantikan, tiga buah bengkel, lima belas toko, dua losmen kecil, dan sebuah gedung pertunjukan tua' batin Siwon.
"Hyung, aku rasa dia telah datang. Audi hitam 60 SE 9563. Dia parkir dua jarak di sebelah mobilmu."
'This bastard has a taste.' Batin Siwon.
"Apa dia membawa pengacau sinyal lagi?"
"Ya. Aku rasa dia tidak tahu kita sedang mengintainya."
Bagus.
"Apa ada CCTV dalam kedai itu?"
"Tidak ada, Hyung."
Siwon kembali mendekati kedai itu dan menemukan tiga orang di dalamnya. Sepasang kekasih yang sedang makan bersama dan seorang pemuda yang memunggungi Siwon. Siwon tampak menerawang, "Hei, Kyu… Bagaimana jika aku masuk ke kedai ini?"
"WHAT?! No! Hyung, jangan lakukan itu! Dia mengenalimu dan saksi itu juga pasti akan mengenalimu."
Siwon berpikir sejenak.
"Hyung, kau sudah berjanji padaku."
"Aku harus tahu apa yang mereka bicarakan, Kyu."
"Kau mengatakan padaku hanya ingin mengintainya, Hyung."
"Aku bisa duduk dengan memunggunginya. Dia tidak akan melihatku. Dan saksi kelima belum pernah melihatku sebelumnya."
"Hyung…"
"I need you to agree with me, Kyu. Kau juga tahu bahwa hanya dengan itu kita bisa mendapatkan informasi."
Hening diantara mereka untuk beberapa saat. Siwon tahu ia telah memenangkan perdebatan ini.
"Kyu…"
"Fine! Tapi jangan melakukan hal bodoh lainnya!"
Siwon tertawa kecil, "Aku mencintaimu, Kyu."
"Jerk!"
Siwon kembali tertawa kecil. Namun tawanya segera mereda ketika kakinya mulai menginjak pintu masuk kedai itu. Siwon duduk tepat dibelakang pemuda itu. Mereka berdua saling memunggungi satu sama lain.
Siwon segera memesan secangkir teh hangat ketika pelayan menghampirinya. Siwon harus menahan tawanya saat mendengar Kyuhyun mendengus di seberang telepon ketika pelayanan muda itu menggoda Siwon.
Tak beberapa lama, seseorang lain yang ditunggu Siwon memasuki kedai itu. Saksi kelima. Saksi itu duduk tepat dihadapan pemuda dibelakang Siwon. Siwon meneyringai.
'Like fools they are.' Batin Siwon.
Siwon sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah belakang untuk mendengar percakapan mereka.
"Dia ingin kau bersaksi menggunakan anak-anak mereka sebagai senjata. Katakan pada Jaksa bahwa jika agen itu menerima kedua anaknya itu sama saja mengambil keuntungan dari tersangka." Pemuda itu berkata pada wanita dihadapannya.
Alis Siwon bertaut, 'Dia?'
Siwon bisa mendengar bahwa Kyuhyun juga terdiam.
"Lalu bagaimana jika agen itu memberi alasan yang lebih baik dan mengalahkanku? Keempat saksi lainnya mampu ia kalahkan dengan mudah, kita tahu dia begitu cerdik." saksi itu membalas perkataan pemuda dihadapannya.
Pemuda itu tertawa kecil, "Jangan khawatir akan hal itu! Dia sudah menangani semuanya."
"Apa maksudmu?"
Siwon tahu ia tidak akan menyukai apa yang akan dikatakan laki-laki itu selanjutnya.
"Dia akan mendapatkan satu agen lainnya dan kedua anaknya. Dengan begitu agen bodoh itu tidak akan berani membantahmu. Bahkan kita bisa memanfaatkannya untuk membebaskan Kim Yongsuk."
Siwon mengepalkan tangannya begitu erat di bawah meja dan menggertakkan giginya begitu kuat.
"Hyung… Tenanglah. Aku dan anak-anak masih disini. Mereka tidak akan mendapatkan kami. Aku mohon jangan lakukan apapun. Kau bisa merusak semuanya." Kyuhyun terdengar begitu putus asa menenangkan Siwon yang ia tahu akan terbuang percuma. Kyuhyun benar-benar berharap ia bersama Siwon saat ini untuk mencegahnya melakukan hal bodoh.
"Kau yakin itu akan berhasil?" saksi itu kembali berbicara.
"Tentu saja. Daeyoung juga mengatakan bahwa dia tertarik pada satu agen yang lainnya. Bayangkan saja ketika Daeyoung mengirim foto telanjang suaminya kepada agen itu untuk mengancamnya setelah Daeyoung bermain dengan tubuh indah suaminya itu."
'Jadi pemuda itu bukan Daeyoung?'
'Dimana Daeyoung?'
"FUCK!"
"FUCK!"
Siwon dan Kyuhyun mengumpat bersamaan untuk alasan yang berbeda. Kyuhyun yakin pasti laki-laki itu akan mati ditangan Siwon saat ini. Siwon mengumpat sambil bangkit dari tempat duduknya dan segera menghajar laki-laki di belakangnya.
Mengangkat kerah kemeja pemuda itu dan membawa pemuda itu keluar kedai diikuti teriakan-teriakan orang sekitarnya. Siwon meludahi wajah pemuda itu ketika melemparkannya ke tanah dengan keras. Memukuli tubuh pemuda itu tanpa ampun.
"Siwon! Berhenti! Siwon! Jangan hilang kendali!" Kyuhyun berteriak sambil menangis menenangkan suaminya yang sia-sia.
"DIMANA DAEYOUNG? JADI KAU BERENCANA UNTUK MENGAMBIL KELUARGAKU DARIKU LAGI, HAH?" Teriak Siwon penuh amarah sambil tetap memukuli tubuh pemuda itu yang masih tersungkur di tanah.
Semua orang memasuki kedai dan menutup kedai itu ketika Siwon mengeluarkan pistolnya. Kyuhyun yang melihat kejadian itu dari layar komputernya semakin panik.
"Siwon! Tidak! Kau tidak akan membunuhnya… Kau tahu aku membencinya."
"Kau tahu, bahkan Tuhan-pun tidak akan bisa menghentikanku membunuh bajingan ini, Sayang. Tidak akan ada yang bisa menyentuhmu, tidak juga dia. Aku tidak akan membiarkan bajingan ini menyentuhmu."
Siwon menodongkan senjatanya tepat ke kepala pemuda itu, "Katakan dimana Daeyoung atau aku akan menghabisimu saat ini juga."
Pemuda itu tertawa sambil mengeluarkan darah dari mulutnya. Siwon semakin hilang kendali melihat aksi pemuda itu. Menembakkan peluru pertamanya di tangan pemuda itu membuat semua orang berteriak termasuk Kyuhyun.
"Hyung… Aku mohon… Siwon…" Kyuhyun masih mencoba peruntungannya berusaha menenangkan suaminya.
Pemuda itu meringis merasakan tangannya yang mati rasa.
"Sekali lagi kau bermain dengan kesabaranku, peluruku tidak akan meleset di antara kedua matamu, Bajingan! DIMANA DAEYOUNG?"
Pemuda itu menunjuk arah mobil audi hitam yang dikendarai pemuda itu. Siwon menoleh dan membalik tubuhnya menemukan mobil itu sudah bersiap untuk pergi. Melihat seseorang duduk di kursi penumpang audi itu.
Kyuhyun mengamati pemuda itu mengeluarkan pistol dari layar computer dan menjadi begitu panik.
"SIWON! AWAS!"
Siwon akan menoleh ke arah pemuda itu ketika -
DORRR
DORRR
Jantung Kyuhyun seakan berhenti seketika melihat pemuda itu menembakkan pelurunya ke arah punggung Siwon sebanyak dua kali membuat Siwon tersungkur berlumuran darah.
Pemuda itu segera bangkit dan meninggalkan Siwon yang tak berdaya.
Kyuhyun merasakan dunianya runtuh. Bahkan air matanya tidak lagi mengalir. Menyaksikan suaminya tertembak di depan matanya. Rasanya Kyuhyun ingin menusuk jantungnya sendiri.
.
.
.
.
.
Kyuhyun mengambil ponselnya dan segera mengirim pesan darurat kepada kantor Siwon untuk mengirim bantuan dengan tangan gemetar.
"K-kyu…"
Kyuhyun menoleh ke layar komputernya melihat keadaan Siwon, "Si-siwon… Kau harus bertahan."
"Maafkan aku, Kyu…"
Suara Siwon terdengar begitu lemah ditelinga Kyuhyun. Kyuhyun kembali meneteskan air matanya.
"Tidak. Jangan katakan itu! Diamlah! Aku akan segera kesana. Bantuan akan segera datang, Siwon. Aku mohon bertahanlah."
Kyuhyun segera meninggalkan tempatnya dan beranjak menuju kamar Alex dan Alexa. Memindahkan anak-anaknya ke dalam keranjang bayi dan meninggalkan rumah mereka secepat mungkin. Mengabaikan tangisan Alex dan Alexa dan air matanya yang kembali turun.
Kyuhyun bisa mendengar suara orang-orang di sekitar Siwon yang membantunya. Kyuhyun sedikit merasa lega.
"Aku dalam perjalanan menuju tempatmu berada, Hyung. Aku mohon bertahanlah!"
Kyuhyun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh.
"Aku ingin mengatakan satu hal yang begitu penting, Kyu…"
"Ya, tetaplah berbicara padaku… Please…"
"Aku lupa mengatakan hal ini padamu ketika kita berpisah di apartemen."
"Apa itu, Hyung?"
Hening cukup lama hingga Kyuhyun tidak kuat menahannya.
"H-hyung… Kau… masih disana, bukan?"
Siwon tertawa kecil, "Apapun yang terjadi setelah ini, berjanjilah kau akan baik-baik saja."
Kyuhyun menangis mendengar suara Siwon yang kian melemah, "Aku tidak bisa menjanjikan hal itu. Jangan mengatakan hal bodoh! Kau akan baik-baik saja! Don't you dare to leave me with the kids! I can't live without you."
Siwon tersenyum, Kyuhyun bisa merasakannya. "Yes, you can, Baby. Kau adalah yang terkuat diantara kita. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu, Cho Kyuhyun."
"Si-Siwon? SIWON! SIIWWWOOOONNN!"
Dan setelah itu sambungan telepon itu menjadi hening.
.
.
.
.
.
Bagaimana aku bisa hidup tanpa separuh dari jiwaku?
Bagaimana aku bisa menjadi kuat ketika satu-satunya kekuatanku meninggalkanku?
Bagaimana bisa aku bisa membalas ucapan cintamu ketika kau tidak lagi bersamaku?
Bukankah seharusnya cinta dan kebahagiaan itu sederhana?
TO BE CONTINUED
