Byun Baekhyun
Park Chanyeol
Oh Sehun
.
.
.
.
Purple Lamborghini present
.
.
.
.
6 mei 1996
Salah satu ruangan di rumah sakit Seoul Hospital diributkan dengan suara wanita berusia sekitar 26 tahun dengan perutnya yang membesar. Berbaring dengan kakinya yang membuka wanita itu tampak kesakitan berusaha keras mengeluarkan bayi yang ada didalam perutnya. Saat ini tepat 9 bulan usia kandungannya dan ia mengalami kontraksi hebat di pagi hari di dapur rumahnya. Sang suami yang merasa khawatir segera membawanya ke rumah sakit. Dan saat ini sang istri sedang berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka. Dengan bantuan dokter kandungan ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya sambil mendorong keluar isi perutnya. Sang suami berada diluar ruangan menunggu dengan harap harap cemas. Ini pertama kalinya istrinya merasakan rasanya melahirkan.
Suara tangisan bayi terdengar begitu nyaring. Ia yang mendengar itu segera menerobos masuk tanpa mengindahkan teriakan suster.
"Anakku... " lirihnya. Matanya bergulir menatap bayi yang berada digendongan salah satu suster. Ia baru saja ingin menyentuh pipi bayinya namun suara lirihan istrinya membuatnya cepat – cepat menghampiri wanita itu.
"Sayang... " tangannya menyeka keringat didahi istrinya. Sang istri kembali mengerang kesakitan sambil memegangi perutnya yang masih nampak membesar.
"dokter, ada apa dengan istri saya?" nada khawatir kentara dibibir lelaki itu.
"Istri anda mengandung bayi kembar, tuan. Dan sekarang saatnya istri anda untuk melahirkan anak kedua kalian" ucapan sang dokter seketika membuatnya hilang pikiran. Ia bahkan tidak tahu kalau istrinya mengandung bayi kembar. Hasil USG juga tidak menunjukkan kalau istrinya mengandung bayi kembar.
Ia membalikkan tubuhnya, tidak tega melihat raut kesakitan diwajah istrinya. Hingga suara tangisan bayi keduanya terdengar, ia pun segera memeluk sang istri. Mengucapkan kata terima kasih sekaligus meminta maaf.
"Tuan.. Nyonya.. Ini anak kalian. Keduanya berjenis kelamin laki – laki" kedua suster yang menggendong bayi kembar itu menghampiri sepasang suami istri yang saat ini memasang wajah berbinar.
"Saya sempat mengira mereka adalah perempuan, karena mereka terlihat sangat cantik" sang istri tersenyum sambil memandangi bayi digendongannya. Mengucapkan beribu rasa syukur karena kedua anaknya terlahir dengan selamat.
"Ya, dia sangat cantik" berucap tanpa mengalihkan tatapannya dari bayinya.
"Sayang, kau sudah tau ingin menamai mereka siapa?" tanya sang suami. Ia memang sudah menyiapkan nama untuk bayinya. Namun ia tidak tau kalau ia akan melahirkan bayi kembar.
"Byun Baixian. Aku sudah memikirkan nama itu dari dulu" wanita itu menyentuh pipi bayinya yang ia beri nama Byun Baixian itu.
"Jangan lupa kau memiliki bayi kembar, sayang" suaminya memperingati menciptakan kekehan halus dibibir wanita itu.
"Bagaimana dengan Baekhyun? Byun Baekhyun? Itu terdengar manis" senyuman menghiasi wajah lelaki itu, ia mengusukkan hidungnya dipipi bayi yang ia gendong.
"Ya, sangat manis dan cantik seperti wajahnya. Baekhyunie. . "
.
.
DARK SIDE
.
.
15 tahun kemudian
Byun Baixian dan Byun Baekhyun kini sudah beranjak usia 15 tahun dan saat ini mereka menempuh pendidikan di tingkat akhir sekolah menengah pertama. Keduanya berada dikelas yang sama namun menduduki bangku yang berjauhan. Jika Baixian menduduki bangku depan dengan segudang teman yang mengajaknya berbincang dan bersenda gurau, berbeda dengan Baekhyun yang lebih memilih duduk dibagian belakang paling pojok dengan kepala yang menumpu pada kedua tangan kecilnya diatas meja. Baekhyun adalah pribadi yang kasar. Dirinya tidak suka bergaul mencari teman seperti layaknya kakak kembarnya, Baixian. Semua orang menjauhinya karena sifat kasar yang ia miliki. Baekhyun benci pengganggu, jadi ia tidak akan segan - segan melayangkan pukulan untuk orang – orang yang menurutnya mengganggu.
Pernah terjadi ketika dirinya dan Baixian memasuki tingkat awal sekolah menengah pertama. Seorang lelaki berlari kearahnya dan tanpa sengaja menabrak Baekhyun hingga tersungkur dilantai. Baekhyun dengan wajah merah padam bangkit dari jatuhnya dan tanpa membuang – buang waktu segera melayangkan pukulan dengan tangan kecilnya pada rahang lelaki itu. Bunyi pukulan yang nyaring mungkin mengakibatkan tulang hidungnya patah.
"Perhatikan jalanmu, brengsek" ucapan datar dan dingin ia lontarkan. Semua penghuni sekolah yang saat itu menyaksikan kejadian tersebut bergidik ngeri. Seolah menginterupsi diri sendiri agar tidak membuat masalah dengan pemuda mungil namun memiliki tenaga yang besar tersebut.
Siswa yang Baekhyun pukul itu tentu saja tidak tinggal diam. Ia melaporkan apa yang Baekhyun perbuat padanya kepada kepala sekolah. Berakibat Baekhyun yang hampir dikeluarkan dari sekolah jika saja kekuasaan ayahnya yang membuat kepala sekolah itu mengurungkan niatnya.
Pukulan setimpal Baekhyun dapatkan dari ayah kandungnya saat pulang sekolah. Baekhyun menerima pukulan itu dengan raut wajah datar.
"Kau memang anak yang tak tau diuntung. Sudah berapa kali kau membuatku malu untuk mengakuimu sebagai anakku! Kau tak jauh berbeda dengan sampah dikeluarga ini!" ucapan kasar yang ke seribu kalinya Baekhyun dengar lagi. Ia tidak akan peduli jika itu orang lain yang mengucapkannya. Namun kata – kata menyakitkan itu keluar dari mulut ayah kandungnya sendiri. Bukan sekali dua kali Baekhyun mendapat perlakuan seperti itu dari kedua orang tuanya.
Kejadian itu tak membuat Baekhyun jera. Ia tetap membuat masalah dan kembali mendapat pukulan dari orang tuanya.
.
.
DARK SIDE
.
.
Satu tahun berlalu
Baekhyun dan Baixian memasuki masa - masa sekolah menengah atas. Tak jauh berbeda dengan saat mereka berada di sekolah menengah pertama. Baixian dengan segudang teman dan begitu populer, begitu juga dengan Baekhyun yang tetap menjadi si penyendiri dan kasar. Seperti pada dasarnya orang – orang tidak mau memiliki teman seperti Baekhyun.
Namun salah seorang siswa yang saat itu berada dikelas yang sama dengannya, mendatanginya dengan senyuman yang membuat semua orang meleleh. Duduk dibangku kosong disebelah Baekhyun dan menawarkan sebuah hubungan pertemanan. Seperti pada biasanya seorang Byun Baekhyun, ia akan mengacuhkan siswa tersebut.
Yang Baekhyun tangkap adalah siswa itu bernama Oh Sehun. Seorang lelaki tinggi 184 cm dengan kulit putih pucat dan rahangnya yang terlihat tajam. Jika Baekhyun adalah seorang gadis ia akan dengan senang hati berteriak histeris melihat betapa tampannya seorang Oh Sehun. Namun Baekhyun tetaplah Baekhyun si pemuda mungil yang tak memperdulikan apapun dan akan memukul orang – orang yang mengganggunya. Bahkan saat tangan putih milik Sehun menapaki tangan lentiknya dan mengusap jemarinya, Baekhyun dengan tenaga besar yang ia miliki segera membalikkan tangannya menggenggam tangan Sehun dan memelintirnya kuat. Sehun terkejut sekaligus kesakitan, berteriak membuat beberapa murid yang ada dikelas menoleh kearah mereka berdua.
"Jangan pernah berani – berani menyentuhku" ucapnya datar dan dingin ia tujukan pada Sehun. Baekhyun menghempaskan tangan putih itu begitu saja dan berlalu meninggalkan ruang kelas.
Perlakuan Baekhyun itu tentu tak membuat Sehun merasa takut atau bahkan menjauh dari Baekhyun. Justru dirinya merasa tertarik dengan lelaki mungil yang sudah menyita perhatiannya dari awal.
.
DARK SIDE
.
Sejak kemunculan Sehun hidup Baekhyun sedikit berubah. Baekhyun tak lagi sendirian. Sehun selalu saja berada disampingnya. Menemani Baekhyun kemanapun meski tak mendapat respon dari lelaki mungil itu.
Baekhyun yang memiliki kebiasaan memukul orang – orang yang mengganggunya tak lagi ia lakukan. Karena Sehun dengan lapang dada menggantikan Baekhyun memukuli orang – orang tersebut atau bahkan menyiksanya. Baekhyun tentu saja tidak memperdulikan hal itu. Ia akan menatap datar Sehun kemudian pergi begitu saja.
Hingga dua tahun berlalu. Baekhyun mulai menganggap keberadaan Sehun. Mulai menimpali ucapan Sehun dan mulai bergantung pada lelaki putih itu. Bisa dibilang sekarang 90 persen hidupnya ia lakukan bersama Sehun. Tak jarang atau bahkan hampir setiap hari ia akan menginap di apartement milik sehun. Tentu saja Baekhyun tidak betah berada dirumahnya yang menurutnya menjijikan itu. Melihat bagaimana orang tuanya begitu memanjakan Baixian kakak kembarnya, sangat memuakkan.
Seperti remaja pada umumnya yang memiliki hormon meletup – letup. Terjadi pada Baekhyun dan Sehun. Mereka mulai mencoba bagaimana rasanya berciuman. Tak puas dengan itu, kebiasaan mereka yang sering berciuman mulai merambah ke hal yang lebih sensual. Bercinta. Sebut saja sex karena mereka melakukannya hanya dengan nafsu.
Mereka bukan sepasang kekasih. Hal itu mereka lakukan hanya untuk bersenang – senang tanpa adanya perasaan cinta. Tapi mungkin saja salah satu dari mereka memiliki perasaan tersebut.
Seperti saat ini. Keduanya berada di dapur apartement Sehun. Baekhyun duduk diatas meja dengan kemeja hitam yang tersingkap menampilkan bahu putih mulusnya. Sementara dihadapannya Sehun berdiri dicelah kakinya, memagut bibir tipisnya dengan lembut. Menggigit – gigit kecil dan memasukkan lidahnya kedalam mulut Baekhyun. Baekhyun menerima lidah Sehun dengan senang hati. Mengajaknya berperang lidah hingga saliva mereka tertelan oleh Baekhyun.
Tangan Baekhyun menapak pada pundak telanjang Sehun. Sementara Sehun diam – diam mengusap paha mulus Baekhyun dan mengangkatnya keatas meja. Baekhyun dibuat mengangkang olehnya. Sehun memutuskan ciumannya, menatap Baekhyun yang tengah mengambil oksigen untuk menormalkan nafasnya. Disaat Baekhyun yang sibuk mengatur nafasnya, Sehun dengan kurang ajar menempelkan penisnya yang masih terbalut celana jeans dengan milik Baekhyun yang hanya menggunakan celana dalam.
"Eunghh..." Baekhyun meloloskan satu desahan sambil menatap Sehun dengan tatapan sayunya yang menggoda.
Kembali Sehun menekan penis mereka, kali ini dengan sebuah gerakan menggesek dengan tempo yang lambat. Baekhyun dibuat frustasi dengan gerakan yang dilakukan Sehun.
Sudah menjadi kebiasaan Sehun untuk melakukan foreplay yang panjang. Sehun bukanlah tipe lelaki yang menggebu saat melakukan sex. Ia pribadi menyukai kebersaamannya bersama Baekhyun dan mendengar desahan frustasi khas menahan hasrat lelaki mungil itu sepanjang permainan mereka. Baekhyun sendiri menyukai setiap sentuhan Sehun. Lelaki itu selalu memperlakukannya dengan lembut. Seolah dirinya adalah barang berharga.
"Kau menyukainya, hm?" Sehun bertanya sambil membalas tatapan Baekhyun dan tak menghentikan gerakan menggeseknya dibawah sana.
Baekhyun tak menjawab pertanyaan Sehun, namun ia mendekatkan wajahnya dan menjulurkan lidahnya pada lelaki putih itu. Sehun yang melihat itu melakukan hal yang sama. Menjulurkan lidahnya dan menjilati setiap inci lidah Baekhyun yang panjang. Tangan Baekhyun terulur menyentuh rahang tajam Sehun. Tatapannya menurun, melihat bagaimana lidahnya dijilati Sehun dengan sensual.
"Euhhh..." tak tahan dengan gerakan lidah Sehun. Ia membalas menjilati lidah lelaki itu. Menimbulkan perang lidah diluar mulut mereka. Tangan Sehun yang berada dipaha Baekhyun beralih melepas kancing kemeja Baekhyun yang belum terbuka. Mengelus kedua niple Baekhyun menggunakan jempolnya sambil sesekali menekan dan memutar niple merah muda itu.
Baekhyun bergidik merasakan rangsangan yang diberikan Sehun. Menggunakan lidahnya, Baekhyun menarik lidah Sehun memasuki goa mulutnya. Melanjutkan perang lidah didalam mulut Baekhyun.
Bunyi ponsel milik Sehun yang mengga menghentikan kegiatan mereka. Sehun menggeram kesal merasa kesenangannya terganggu dengan benda sialan itu. Nama Kai terpampang dilayar ponselnya. Baru saja ia ingin memutuskan sambungan itu, Baekhyun dengan cepat merebutnya. Sehun yang melihat itu menaikkan alisnya bingung.
"Mau melakukan sesuatu yang menyenangkan?" Baekhyun bertanya diselingi seringaian dibibirnya.
Baekhyun tau teman Sehun yang bangsat itu sedang membutuhkan hiburan, jadi ia berinisiatif memberikan sedikit kesenangan padanya. Baekhyun menarik kepala Sehun, menyerukkannya dilehernya. Sehun sendiri tidak mengerti maksud dari ucapan Baekhyun. Namun bibirnya yang berhadapan dengan leher putih mulus milik Baekhyun membuatnya tak tahan untuk sekedar memberikan kecupan pada kulit itu. Tangan Baekhyun meremat rambut Sehun merasakan daerah sensitifnya tersentuh. Sementara satu tangannya menekan nomor Kai pada ponsel Sehun dan melakukan sambungan video call. Tak butuh waktu lama untuk Kai menjawab panggilannya.
"Yak! Oh Sehun! Apa yang kau lakukan?!"
Teriakan Kai terdengar ditelinga Sehun, namun tak ia indahkan. Sehun tengah sibuk dengan leher mulus Baekhyun.
"Ahhh... Kaihhh.. " Baekhyun menggelinjang dan meloloskan desahannya saat Sehun menyesap kuat belakang telinganya. Bisa Baekhyun lihat wajah Kai menegang diseberang sana.
Sementara Kai sendiri terkejut sambil menatap layar ponselnya. Ia melihat bagaimana teman sesama bangsatnya itu tengah melecehkan leher Baekhyun. Menyesap dan menggigitnya hingga kulit yang tadinya putih bersih berubah menjadi penuh dengan tanda merah yang khas. Lebih terkejut lagi ketika Baekhyun mendesahkan namanya. Oh... Kai mulai merasakan sesuatu yang menegak dibawah sana.
"Baekhyun, kau tau apa yang sudah kau perbuat?"
Suara kai kembali terdengar. Kai mengarahkan ponselnya pada gundukan celananya. Membuka zipper celananya dan mengeluarkan penisnya yang sudah tegak sempurna. Baekhyun yang tadinya sibuk mendesahkan nama Kai membulatkan bibirnya melihat bagaimana bentuk penis milik Kai. Besar dan menggairahkan.
"Kai, kurasa penismu tak sebanding dengan milikku" sehun berucap penuh ledekan.
"Kau ingin aku menidurkannya?" tanya Baekhyun sambil memeluk leher Sehun dan menyandarkan kepalanya dipundak Sehun.
"Oh, tentu sayang. Kau harus menidurkannya"
Kali ini Sehun yang memegang ponselnya. Sementara Baekhyun menuruni meja dan berjongkok tepat didepan penis Sehun yang tertutupi celana. Sehun mengarahkan ponselnya pada Baekhyun. Menangkan kegiatan Baekhyun yang tengah meloloskan penisnya dari celana sialan itu.
Baekhyun menggenggam milik Sehun dengan tangan kecilnya. Meremasnya sebentar sebelum akhirnya mengarahkannya memasuki mulutnya. Sehun selalu dibuat heran dengan kemampuan Baekhyun yang satu ini. Bagaimana bisa mulut kecil milih Baekhyun melingkupi seluruh inci penis miliknya yang terbilang besar. Ia bisa merasakan kepala penisnya menyentuh tenggorokan Baekhyun.
Mata sipit Baekhyun manatap Kai dilayar ponsel Sehun. Lelaki tan itu tengah fokus melihat bagaimana gerakan mulut Baekhyun sambil tangannya yang sibuk mengocok penisnya sendiri.
Baekhyun menyedot kuat penis Sehun, memundurkan kepalanya memperlihatkan lagi penis Sehun. Kembali Baekhyun majukan kepalanya melingkupi milik Sehun dimulutnya. Melakukan gerakan tersebut berulang – ulang dengan tempo yang semakin cepat. Sehun menggeram tertahan, begitu juga dengan Kai yang masih menggerakkan tangan mengocok penisnya.
"Mmhhh..." desahan bergumam keluar dari bibir Baekhyun. Menghantarkan getaran pada penis Sehun. Tangan Sehun merambat kebelakang kepala Baekhyun. Menjambak rambutnya dan menahannya untuk menghentikkan gerakan Baekhyun. Sehun mengambil alih memaju mundurkan pinggulnya melecehkan mulut Baekhyun dengan penisnya yang mulai berkedut.
"errgghhh... Baekhh..." geraman Sehun terdengar. Baekhyun dengan cepat menarik keluar penis Sehun. Membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Tangannya membantu Sehun untuk mengurut benda tegak itu. Hingga beberapa saat Sehun memuncratkan sarinya dimulut Baekhyun dan mengalir diatas lidahnya.
"Ouhhh.. Baekhyunahh.." Sehun mengarahkan ponselnya pada wajah Baekhyun yang menampilkan ekspresi menggoda. Mata yang menatap sayu, mulut terbuka dengan lidah yang terjulur memainkan cairan putih milik sehun diatas lidahnya. Melihat Baekhyun yang seperti itu membuat Sehun merasakan penisnya kembali mengacung tegak. Ia memukul – mukulkan kepala penisnya dibibir baekhyun yang terbuka sambil sesekali menggesekannya.
Bisa Sehun dengar Kai yang berada diseberang saja mengeram dan mencapai puncaknya. Sehun pun memutuskan sambungannya dan mengangkat Baekhyun untuk ia rebahkan diatas meja.
"Itu yang terakhir kalinya, Baek. Aku tidak mau berbagi dengan Kai atau siapapun itu." Baekhyun tak memperdulikan ucapan Sehun dan malah melepas celana dalamnya, mengangkang lebar dihadapan Sehun. Memperlihatkan lubang berkerut miliknya.
.
.
DARK SIDE
.
.
Makan malam bersama menjadi kegiatan rutin untuk keluarga Byun. Berada diruang makan kediaman mereka yang terlihat mewah, suara dentingan sendok dan garpu terdengar. Baixian dan nyonya Byun makan dalam diam, tak berniat memulai obrolan apapun. Namun sang kepala keluarga menatap kursi kosong disamping Baixian.
"Anak sialan itu tidak pulang lagi?" pertanyaan dingin milik tuan Byun menginterupsi Baixian dan nyonya Byun. Baixian menatap sendu kearah ayahnya.
"ayah, berhentilah menyebut Baekhyun dengan kasar seperti itu, Baekhyun tidak seperti yang ayah lihat" Baixian sebenarnya mulai merasa kasihan pada adik kembarnya itu. Baginya Baekhyun membuat masalah dan memancing amarah kedua orang tua mereka hanya untuk mencari setitik perhatian. Baixian sadar jika ayah dan ibunya berlaku tidak adil pada kedua anaknya.
"Ingatkan aku untuk memukulnya saat dia sudah pulang"
"ayah-"
"Habiskan makananmu, sayang" ucapannya terpotong oleh ibunya. Baixian terdiam dengan kepala menunduk. Ia hanya ingin berusaha agar kedua orang tuanya berperilaku adil pada Baekhyun. Memperhatikan Baekhyun seperti layaknya memperhatikan dirinya.
.
.
DARK SIDE
.
.
Semerbak cahaya mengintip melalui celah gorden kamar mewah pada apartement milik Sehun. Lelaki putih itu mengerjabkan mata membiaskan cahaya yang masuk ke retinanya. Lengannya terasa kebas merasakan sesuatu yang menumpu lengannya semalaman. Baru saja ia ingin mengerang kesal namun bibirnya malah membentuk senyuman ketika mendapati siapa yang saat ini tidur disampingnya dengan menjadikan lengannya sebagai bantal. Lelaki mungil yang sudah menyita perhatiannya selama dua tahun ini. Ia ingat ketika pertemuan pertama mereka. Sehun yang selalu membuntutinya hanya dianggap angin lalu oleh lelaki mungil itu. Tetapi pada akhirnya Baekhyun memilih untuk berdiri disampingnya dan menggantungkan hidup padanya.
Sehun tau semua yang terjadi pada Baekhyun. Bagaimana orang tuanya memperlakukannya. Dan bagaimana hubungannya dengan kakak kembarnya, Byun Baixian. Sehun pribadi tidak bisa menyalahkan Baixian. Baixian adalah pria yang baik, sama seperti Baekhyun. Hanya cara mereka menunjukkan kebaikkannya yang berbeda. Beberapa kali Sehun bertemu dengan Baixian tanpa sepengetahuan Baekhyun. Baixian selalu menanyakan bagaimana keadaan adik kembarnya hingga masalah apa saja yang menimpa Baekhyun. Sehun tentu menyembunyikan hal ini dari Baekhyun.
Seiring kebersamaan mereka, perasaan Sehun mulai tumbuh pada Baekhyun. Yang awalnya hanya rasa kagum dan simpati kini berkembang menjadi perasaan cinta. Menaruh sebagian hidupnya pada lelaki mungil itu.
Tangannya terulur untuk mengusap pipi Baekhyun yang halus. "Aku mencintaimu, Baekhyun" ucapnya sebelum membawa bibirnya mengecup kening Baekhyun dalam menyalurkan perasaannya.
Baekhyun membuka matanya dalam diam. Ia mendengarnya. Kalimat cinta yang Sehun lontarkan untuknya. Ini bukan kali pertama Sehun mengucapkan kalimat itu. Beberapa kali Sehun mengungkapkan perasaannya dan ia tanggapi dengan candaan. Baekhyun hanya tidak tau harus memberikan respon seperti apa. Sering menghabiskan waktu dengan orang sesempurna Sehun nyatanya tak memberikan getaran sedikitpun pada hatinya. Sejak awal Baekhyun hanya menganggap Sehun sebagai seorang kakak yang melindunginya.
Mata Baekhyun memanas merasakan betapa egoisnya dirinya terhadap Sehun. Hanya menginginkan perlindungan lelaki itu tanpa mau mencoba membalas perasaannya. Ia melingkarkan tangannya pada pinggang Sehun. Memeluk lelaki itu erat dengan wajahnya yang ia tenggelamkan pada dada bidang Sehun.
"Kau sudah bangun?" tanya Sehun. Tangannya mencoba merenggangkan pelukan Baekhyun sekedar untuk melihat wajah cantik itu. Namun Baekhyun malah semakin menyerukkan wajahnya.
"Aku masih ngantuk" ucapan Baekhyun membuat Sehun terkekeh. Kemudian balas memeluk Baekhyun dan mengusap belakang kepala lelaki itu.
.
DARK SIDE
.
Sudah sekitar 10 menit Baekhyun berdiri didepan pintu rumahnya. Setelah mandi dan sarapan bersama Sehun tadi ia memilih untuk langsung pulang. Bagaimanapun ini juga rumahnya dan tak memungkiri ia ingin melihat wajah kedua orang tuanya.
Baekhyun menggigit bibir bawahnya gugup sebelum akhirnya membuka pintu rumah. Suasana hening memyambutnya. Tidak ada tanda - tanda adanya orang tuanya ataupun Baixian. Mungkin mereka sedang liburan akhir pekan bersama. Mengingat ini adalah hari minggu.
"Byun Baekhyun!!" suara berat khas milik tuan Byun terdengar ditelinga Baekhyun. Baekhyun yang saat itu berjalan menapaki tangga terhenti. Membalikkan badan dan melihat ayahnya berjalan angkuh menghampirinya.
Plak
Tamparan keras Baekhyun terima dipipi kirinya hingga membuat ia menoleh ke kanan. Baekhyun diam meredam sakit dipipinya dengan kedua tangan terkepal disisian tubuhnya.
"Kemana saja kau?! Apa sekarang kau sudah menjadi pelacur diluar sana, huh?!" Baekhyun memalingkan wajahnya menatap tuan Byun. Ia tidak menyangka sebutan baru ia terima dari ayahnya. Apa sebegitu mudahnya mengatai anaknya sendiri seorang pelacur?
"Ya, aku memang pelacur. Aku menjual tubuhku pada orang - orang agar aku bisa bertahan hidup tanpa harus menyentuh uangmu, tuan Byun". Ucapan itu terlontar begitu saja dari mulut Baekhyun. Ia sudah terlanjur sakit hati dengan ucapan ayahnya.
" KAU!!" perkataan Baekhyun tentu menyulut emosi tuan Byun. Tanganya tergerak untuk melingkari leher Baekhyun. Mencekiknya dengan kuat. Baekhyun terkejut dengan perlakuan ayahnya. Bersandar pada besi pembatas tangga dan tangannya yang memegang tangan tuan Byun. Mencoba melepas cekikan itu. Namun Baekhyun tak cukup kuat melawan ayahnya.
"Kau berani melawanku, huh?!" tuan Byun semakin mengeratkab cekikannya hingga Baekhyun terdongak dengan wajahnya yang memerah. Baekhyun mencoba mengais udara untuk bernafas, cekikan erat tuan Byun menghalangi jalan pernafasannya.
"AYAH!!" Baixian yang baru saja akan menuruni tangga dibuat terkejut dengan adegan dibawah sana. Segera saja ia menuruni tangga untuk menyelamatkan adiknya.
"Ayah cukup!" Baixian memegang tangan tuan Byun memintanya untuk melepas cekikan pada leher Baekhyun. Tuan Byun yang mendapati anak pertamanya itu pun memilih untuk melepas cekikannya.
Baekhyun mengambil nafas sebanyak - banyaknya. Merasa ia bisa saja mati kehabisan nafas. Bekas tangan tuan Byun tercetak jelas dileher putihnya.
"Baekhyun, kau baik - baik saja?" Baixian bertanya khawatir melihat keadaan adiknya yang mulai terbatuk - batuk. Baekhyun berlalu begitu saja mengacuhkan pertanyaan Baixian.
Memasuki kamarnya dengan bantingan pintu, Baekhyun duduk dilantai memeluk lututnya. Menangis seorang diri disana. Baekhyun selalu bertanya - tanya. Sampai kapan ia menjalani hidup seperti ini. Ia ingin seperti Baixian. Mendapat perhatian dari orang tuanya. Bisa mengadu apapun yang menimpa dirinya. Ia ingin merasakan usapan kasih sayang dari tangan ibunya ketika ia menangis. Namun itu semua hanya dimiliki Baixian, bukan dirinya.
Baekhyun mengambil ponselnya, mencari nama Sehun dan melakukan panggilan dengan lelaki itu.
"Hei, merindukanku? Kkk kita baru saja berpisah beberapa jam yang lalu"
Suara sehun menyapa inderanya. Ia tersenyum mendengar betapa lembutnya Sehun ketika berbicara dengannya.
"Kau dimana?" Baekhyun bertanya tanpa menimpali godaan Sehun.
"Aku? Aku baru saja sampai di studio Kai. Kami akan latihan hari ini. Kenapa?"
Bisa Baekhyun dengar suara berisik diseberang sana. Jadi Sehun tidak berbohong tentang berada di studio milik Kai. Hei, memang kapan Sehun berbohong padanya?
"Tidak, aku hanya sedang merasa kesepian saja"
"Kau ingin kemari? Aku akan menjemputmu"
"Tidak perlu. Aku akan kesana naik bus saja"
Bisa Baekhyun dengar Sehun mengehela nafas dan menyetujui ucapannya. Baekhyun hanya perlu mengganti baju dan bersiap untuk ke studio Kai.
.
DARK SIDE
.
Baixian menikmati hari minggunya seorang diri. Dia sedang tidak ingin menghubungi teman - temannya dan menghabiskan waktu bersama mereka. Lelaki mungil itu hanya duduk disebuah kursi taman dengan tangannya yang menggenggam es krim.
Pandangannya mengedar melihat orang - orang disekelilingnya. Dua bocah perempuan dengan wajah mereka yang mirip tertangkap oleh matanya. Bibirnya membentuk senyuman. Ia dan Baekhyun dulu juga sering memghabiskan waktu ditaman. Mencoba semua permaian dengan canda tawa. Ia sungguh merindukan moment itu.
Cuaca mulai menggelap. Mungkin sebentar lagi akan turun hujan. Baixian memilih untuk segera pulang dari pada nanti ia terjebak hujan.
Bruk
Baru saja ia bangkit dari duduknya, seseorang menabraknya cukup keras. Es krim yang ia genggam terlempar kearah dadanya membuat lelehan krim mengotori baju bagian dadanya. Orang yang menabrak Baixian membulatkan matanya melihat itu.
"Maafkan aku. Aku sedang terburu - buru. Jadi aku tidak melihatmu tadi" lelaki itu berucap penuh penyesalan. Jika itu Baekhyun, sudah pasti kepalan tangan akan mendarat dipelipis lelaki itu. Namun ini Baixian yang hanya memberikan senyuman manis seolah tidak masalah bajunya terkotori.
"Tidak apa - apa" jawabnya agar lelaki didepannya berhenti mengucap maaf. Lelaki itu tiba - tiba melepas jaket hitam yang membalut tubuhnya dan menyampirkannya ditubuh mungil Baixian.
"Pakailah, ini bisa menutupi noda dibajumu"
"Ah.. Tidak per-"
"Sekali lagi aku minta maaf, aku sedang buru - buru. Kuharap kita bertemu lain kali" ucapan Baixian terpotong. Dan tanpa mendengar balasan darinya, lelaki itu melenggang pergi begitu saja. Sepertinya ia memang sedang terburu - buru.
Baixian menatap jaket hitam yang ia kenakan. Wajahnya tiba - tiba saja terasa panas mengingat bagaimana rupa lelaki tadi. Ya, kuharap kita bertemu lagi. Batinnya.
Tbc
Hai, aku muncul dengan akun baru dan cerita baru nih..
Fic ini mungkin bakalan panjang karna konfliknya yg cukup berat dan aku pribadi bingung nyelesaiin konfliknya mau yg gimana.
Ini baru chapter awal ya, Chanyeol belum muncul. Mungkin chapter depan dia muncul.
Maaf kalo bagian nc nya kepotong dan kurang memuaskan.
Jadi, boleh minta review sekalian sarannya?? /pasang muka anjing/?
