Tittle : Please don't go eomma ( part 1 )

Author : Park Shita a.k.a Lee Shita

Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Park Sehun,Xi Luhan.

Warning : This is yaoi fanfiction.

Kalau gak suka, tapi pingin baca silahkan, tapi jangan lupa review ya, makasi..

####

Nampak seseorang tengah asyik berkutat di dapurnya, ia sibuk mengupas, memotong, dan meracik makanan yang nantinya akan tersaji di meja makan yang kini masih nampak kosong. Wajah cantiknya tak henti-hentinya tersenyum saat satu per satu masakannya sesuai dengan lidahnya. Sampai akhirnya matanya sedikit membulat, saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya, ia menoleh dan raut wajahnya berubah kembali menjadi tersenyum.

"Sehunie? Kau sudah pulang? Bukankah ini masih_"

"Eomma~" terdengar suara parau dan manja dari namja kecil itu, yang kini hanya menyembunyikan wajahnya di pinggang sang eomma, membuat sang eomma menjadi khawatir.

"Eih? Wae? Sehunie? Sehunie?"

"Eomma~" suara itu kembali terdengar, bahkan lebih parau.

"Waeyo chagy? Apa lagi-lagi_"

"Hikss...hikss..Hikss.. eomma~" namja kecil dengan kulit putih itu hanya dapat menangis, namun dengan suara yang ditahan. Sang eomma membalikan tubuhnya dan sedikit berjongkok agar sejajar dengan anaknya.

"Waeyo chagy? Apa mereka lagi-lagi mengejekmu?" tanyanya lembut.

"Ne.. hikss.. hikss.." Sehun hanya dapat mengusap-ngusap matanya tanpa berani memandang eommanya.

"Sini, biar eomma peluk!" ucap sang eomma sambil memeluk erat tubuh anaknya yang masih dengan nafas tersengal-sengal.

"Mianhae, ne? Ini karena eomma,mianhae."

"Ani..ani. i..ni bukan.. hiks.. salah eomma." Ucapnya susah payah.

"Sehunie, kau harus kuat ne? Jangan dengarkan omongan mereka, Sehunie cinta eomma kan? sehunie cinta appa kan?"

"Ne.. Sehun.. cinta eomma, neomu..neomu .. sarang eomma, sarang appa." Ucap namja kecil itu sambil membentangkan tangannya. Sang eomma berusaha tersenyum demi anaknya, dan mencium kedua pipi anaknya.

" Hhmm.. karena kau sudah pulang, bagaimana kalau kita makan ne?"

"Ne eomma." Kini senyum bersinar nampak di wajah Sehun.

Baekhyun's POV

Hatiku sakit dan miris, melihatnya selalu dalam keadaan menangis saat pulang sekolah, bahkan ia pernah ingin berhenti sekolah. Karenaku, anak kecil tak berdosa sepertinya harus menanggung beban yang berat, lebih baik dulu aku tak memiliki anak, daripada anakku harus hidup dengan menanggung rasa malu yang besar. Hati ini benar-benar sakit, tapi bagaimana pun aku harus tetap tersenyum di depannya, aku tak boleh memperlihatkan kesedihanku.

"Eomma~ kenapa eomma tak makan?" tanyanya sambil menatapku.

"Hehehehe.. eomma sudah makan tadi." Bohongku,mana mungkin disaat seperti ini aku bisa makan dengan tenang.

"Ah, eomma curang." Ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya, aku tersenyum sifatnya mirip sekali denganku.

"Hehehe.. mianhe ne? Tadi eomma lapar sekali." Ucapku meniru gaya aegyo yang biasa ia tujukan pada kami.

"Ne..ne.. arraseo." Dia tersenyum sambil kembali menyantap makan siangnya.

Baekhyun's POV end

Author POV

Baekhyun mengintip ke arah Sehun yang kini tengah menutup matanya, tangannya sudah lelah menepuk-nepuk pantat anaknya ini. Usia Sehun sudah menginjak 9 tahun, tapi dia sangat manja. Baekhyun sama sekali tak keberatan karena ia memang mencintai anak semata wayangnya ini, sangat mencintainya. Baekhyun bangkit secara perlahan, tak ingin membuat Sehun yang baru saja tertidur setelah dua jam ia menepuk-nepuk pantatnya.

Nyit..

Rasanya Baekhyun ingin sekali membunuh dirinya, kenapa bisa-bisanya ia membuat suara padahal hanya mengangkat tubuhnya dari ranjang.

"Eomma~" huuh.. Baekhyun menghela nafas, lalu kembali merangkul anaknya.

"Eomma mau kemana? Eomma mau pergi eoh?"

"A-ani.. eomma hanya memperbaiki posisi tidur eomma, tidur lagi eoh?"

"Hhm." Sehun kembali menutup matanya, namun kini ia membalik posisinya ke arah Baekhyun, dan memeluk erat tubuh Baekhyun. Tak ada jalan lain selain ikut terbawa ke dalam dunia mimpi bersama anaknya.

1 jam kemudian

"Chagy? Chagy? Irreona." Bisik seorang namja di telinga Baekhyun.

"eugghh.." membuat Baekhyun mengerang dalam tidurnya, dan sedikit terkejut saat melihat sang suami berada disampingnya.

"Sstt.. pelankan suaramu!" ucap Baekhyun, lalu perlahan ia mengangkat tangan Sehun yang masih melingkar di pingangnya.

"Kapan kau pulang?" tanya Baekhyun dengan suara yang kembali normal karena posisi mereka saat ini sudah berada di dapur, dan Baekhyun membuatkan suaminya minum.

"baru saja. Tadi aku berencana untuk menjemput Sehun, tapi kata pihak sekolah ia pulang lebih awal, katanya ia sakit. Dia sakit appa chagy?" tanya Chanyeol yang kini bersandar di pintu kulkas dan memperhatikan istrinya.

"huuh.. dia sangat pandai berbohong sepertimu Yeollie. Dia tak sakit, tapi dia_" Baekhyun tak melanjutkan kata-katanya, hatinya perih setiap mengingat itu.

"Apa dia diejek lagi?" tanya Chanyeol dengan mata mendelik, dan tanpa menoleh Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya.

"Ck! Selalu begini. Apa sebaiknya kita pindahkan saja dia ke sekolah lain?"

"Ani.. kasihan dia! Dia baru duduk di kelas 4 SD tapi sudah pindah sekolah lebih dari 6 kali, dia pasti sulit untuk beradaptasi." Ucap Baekhyun.

"Ne, kau benar chagy. Tapi kita harus bagaimana? Kasihan dia setiap hari selalu menghindari sekolahnya." Ucap Chanyeol sambil menghela nafasnya.

"Ini semua salahku Yeollie, seandainya aku tak ingin anak, maka dia tak akan mengalami hal ini, aku hiks.." Baekhyun tak mampu melanjutkan kata-katanya lidahnya kelu. Sadar akan hal itu, Chanyeol segera memeluk istrinya dari belakang.

"Sudah! Jangan bicara seperti itu! Jika Sehun mendengarnya, ia kira kau tak menginginkannya. Yang terpenting kita bahagia ne? Tak peduli ucapan orang-orang sekitar. Baekhyun mencintai Chanyeol, Chanyeol mencintai Baekhyun dan Baekyeol mencintai Sehun, selamanya, selamanya akan seperti itu." Ucap Chanyeol sambil memeluk erat istrinya.

"Kau jangan memikirkan hal itu lagi ne? Hhmm.. sebaiknya aku kembali ke kantor, jika tidak asistenku pasti kewalahan menangani tugas-tugasku." Ucap Chanyeol lalu mengecup bibir Baekhyun kilat.

"Eh! Ini minumnya." Ucap Baekhyun, Chanyeol tersenyum, lalu meraih gelas dan meminumnya dengan cepat.

"Yaak! yeollie, pelan-pelan!"

"Hehehehe.. rasanya manis, sama sepertimu. Gomawo." Ucapnya lalu pergi, Baekhyun hanya tersenyum melihat kepergian sang suami, ia terus memandang melalui jendela sampai mobil Chanyeol menghilang.

"Eomma~"

"Eih? Sehunie, kenapa kau bangun?"

"Hooammhh.. apa tadi itu appa, eomma?"

"Hah? ne, dia tadi menjemputmu ke sekolah, tapi ternyata kau sudah pulang."

"Heheheehe.. ne. Eomma temani aku tidur lagi ne?"
"Aigoo! Kau kan sudah besar, tidur sendiri ne?"

"Ani, nan shireo, aku mau ditemani eomma."
"Ckckk! Oh iya eomma mau bertanya, darimana kau belajar berbohong pada gurumu Sehunie?" ucap Baekhyun, seketika raut wajah mengantuk Sehun berubah menjadi –astaga mati aku- lalu ia segera membalik tubuhnya.

"Hoammhh.. ah, eomma aku mengantuk sekali, aku tidur dulu eomma, i love you."

"Eih? Dasar! Apa tak mau eomma temani?" goda Baekhyun.

"Ani, aku sudah besar, aku bisa tidur sendiri."

"Ck! Dasar, Sehunie~ Sehunie~" ucap Baekhyun sambil tersenyum. Ia tahu anaknya sengaja menghindar, dan Baekhyun juga tak ingin memaksanya.

Kini mereka bertiga duduk di meja makan, Sehun nampak makan dengan lahapnya membuat Baekhyun dan Chanyeol saling tatap.

"hhmm.. Sehunie, makanmu sangat lahap, apa kau sangat lapar?" tanya Chanyeol.

"Ne, appa. Sehun sangat lapar."

"Bagaimana harimu disekolah sayang?" ucap Chanyeol, Baekhyun menyiku suaminya karena pertanyaannya barusan sukses membuat Sehun merubah raut wajahnya.

"Hmm.. seperti biasa appa, menjengkelkan. Mereka selalu saja mengejekku, padahal aku tak pernah mencari masalah dengan mereka, aku selalu bersikap baik pada mereka, bahkan aku sering tersenyum walaupun mereka terus mengejekku." Ucapnya.

"Tapi appa dan eomma tenang saja, aku ini anak yang kuat." Ucap Sehun lagi, dan kembali ucapannnya sukses membuat Baekhyun dan Chanyeol kehilangan selera makan, terutama Baekhyun.

"Hehehehe.. kau memang anak yang pandai Sehunie. Appa bangga padamu, oh iya bagaimana kalau lusa kita jalan-jalan, sudah lama kita tak jalan-jalan kan?" ucap Chanyeol sambil mengelus pucuk kepala anaknya.

"Jinjayo? Huwaaa.. asyik. Aku mau appa, kita akan kemana?"

"Terserah padamu, appa akan menurutinya."

"Yeei! Kalau begitu aku akan memikirkan tempat yang paling asyik." Ucap Sehun lagi. Chanyeol mengelus punggung tangan Baekhyun saat menyadari sedari tadi Baekhyun hanya terdiam, sepertinya masih bergulat dengan pikirannya.

"Bagaimana chagy? Apa kau keberatan?"

"Hah? a-apa?.. a-aku tak mendengar percakapan kalian." Ucap Baekhyun gugup.

"Aigoo! Eomma ~ eomma~ apa sih yang eomma pikirkan? Ckckckck! Aku dan appa berencana akan jalan-jalan besok lusa, bagaimana menurut eomma?" tanya Sehun.

"Apa kau senang?" tanya Baekhyun.

"Eih? Apa masud eomma? Tentu saja aku senang."

"Nah, jika kau senang maka eomma akan senang."

"Hehehehe.. ne..ne.. arraseo."

"Nah, ayo habiskan makananmu, lalu siapkan buku pelajaran untuk besok."

"Heemm.. ne." Sahut Sehun.

...

...

Baekhyun nampak masih terjaga, padahal jam sudah menunjukan 03.00 WKS, namun matanya tak mau tertutup.

"Chagy? Kau belum tidur?" tanya Chanyeol membuyarkan lamunan Baekhyun.

"Hah? ne."

"Wae? Apa ada yang kau fikirkan?" tanya Chanyeol.

"..."

"Chagy?" Chanyeol menyalakan lampu tidur di atas nakas. Lalu menyandarkan dirinya di headbed.

"Huh, Yeollie, tak terasa 10 tahun telah berlalu ne?" ucap Baekhyun.

"Ne, tapi apa maksudmu bicara seperti itu?"

"Apa kau tak merasa Yeollie, kalau Sehunie kita akan beranjak dewasa seiring berjalanya waktu."

"Ne, tentu saja. Wae? Apa itu yang menjadi masalahmu?" tanya Chanyeol.

"huh.. Yeollie, semakin dia dewasa, dia akan semakin ingin tahu. Kita tak bisa bersandiwara lagi Yeollie. Aku takut ia akan sangat marah, jika mengetahui yang sebenarnya, jika kedua orang tuanya adalah namja."
"Baekkie!" pekik Chanyeol.

"Yeollie~ aku.. hiks." Baekhyun mulai meneteskan air matanya, Chanyeol segera memeluk erat istrinya.

"Baekki, kau tahu kan aku mencintaimu, sejak kita menjalin hubungan ini aku sudah berjanji apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu."

"Arraseo Yeollie, arraseo. Tapi cintamu saja tak cukup, kenyataan tak semanis ucapan Yeollie. Aku tak tega melihat Sehun yang selalu menjadi bahan tertawaan orang-orang sekitarnya. Aku ingin dia bahagia, bahagia Yeollie hiks.. hiks.."
"Baekkie~ bukankah sejak menjalin hubungan ini kita sudah berkomitmen untuk tak akan menggubris cemooh orang-orang,tapi kenapa sekarang kau menjadi seperti ini?"

"Mianhe Yeollie, bukannya aku tak memegang komitmen kita, hanya saja keadaan sekarang berbeda. Dulu aku bisa bertahan karena cintamu, jadi aku tak pernah menggubris ucapan orang-orang."

"Begitu juga sekarang Baekkie, kita sangat mencintai Sehun, dengan cinta kita Sehun pasti akan bahagia."

"Ani Yeollie, ani... kita harus mempertemukan Sehun dengan ibu biologisnya. Dia harus hidup dengan normal."

"Ani, aku tak ingin melepasnya." Bentak Chanyeol sambil menatap istrinya.

Baekhyun tertunduk, ia benar-benar sedih, ia juga tak ingin kehilangan Sehun, anak yang telah ia besarkan selama sembilan tahun, bahkan selama ia masih berbentuk embrio Baekhyun sangat menyayanginya, walaupun pada kenyataannya Sehun bukan anak biologisnya, dia adalah anak biologis Chanyeol dengan seorang yeoja. Yang mereka buat lewat program 'sewa rahim'.

"EOMMA!" teriakan Sehun barusan sukses membuat Baekhyun dan Chanyeol terkejut, mereka segera berlari ke kamar Sehun.

TBC

Hehehehe..

Gimana?

Lanjut atau gak?

Sebelumnya aku minta maaf perihal peran Sehun yang jadi anak kecil disini. Jangan hakimi aku ya..

Aku Cuma mikir, kalau yang pantes meranin ini Cuma Sehun,jadi aku pake Sehun.

Review juseyo..