Disclaimer : Kamichama Karin By Koge Donbo
Story : Frendzone to Zone Lover
Pairing : Kazune & Karin, Michiru & Himeka, Jin & Kazusa, Yuuki & Miyon
Warning : OOC, Gaje, Typo, ancur, ngak nyambung, sulit dimengerti, dll.
.
.
HAPPY READING
.
.
KARIN POV
"Paman, kenapa paman menyarankan kepada ayah dan ibu agar aku pindah ke Osaka?" tanyaku selama perjalanan menuju rumah paman di Osaka.
"Di Osaka ada sekolah elit yang sangat terkenal. Selain itu disana kamu bisa mendapatkan program beasiswa dan tidak perlu membuat orang tua mu pusing karena biaya sekolah" jelas paman.
"Tapi paman bagaimana kalau aku tidak bisa mendapatkan beasiswa itu. Apa lagi Sakuragaoka high school kan sekolah elit yang dipenuhi oleh anak-anak orang kaya yang pastinya pintar" ucapku pesimis.
"Karin chan jangan pesimis begitu. Bibi yakin kamu bisa, iya kan sayang" ucap bibi semangat sambil melirik ke arah paman.
"Hemb, apa yang bibimu katakan itu benar karena itu kamu harus berusaha sebaik mungkin. Selain itu bukankah firasat paman selalu benar"
Idih sekarang paman ku ini mulai bicara ngawur lagi.
"Iya iya deh paman" jawabku mengalah.
Kami akhirnya tiba di rumah sederhana pamanku yang ada di sini. Tunggu dulu kalau ini sih tidak sederhana, tapi cukup besar dan lumayan mewah.
"Akhirnya tiba juga. Sayang kamu ajak Karin masuk dulu biar koper nya aku yang bawa" ucap paman kepada istrinya.
"Baik sayang. Karin chan ayo" ajak bibi manja.
"Baik"
Akupun mengikuti bibi masuk ke dalam rumah.
"Tadaima" ucap kami bersaman.
"Okaerinasai mama" ucapnya sambil menghampiri bibi.
"Lihat siapa yang datang"
Bibi segera menyingir dari hadapanku dan membiarkan putranya ini melihatku.
"Karin nee chan konnichiwa"
"Haik, Konnichiwa Kirika kun"
"Karin onee chan, Ada apa? kenapa datang kemari?" tanyanya menginterogasiku.
"Hei Kirika kun apa kamu tidak suka jika aku ada disini" tanyaku balik.
"Bukan itu, tapi tidak biasanya onee chan datang kemari"
"Hehehe kamu penasaran ya..." selidikku.
Dia hanya mengangguk ya wajarlah Kirika kun kan masih kecil usianya saja baru 7 tahun.
"Itu karena..."
PLETAK
Aku dapat merasakan rasa sakit dari atas kepalaku.
"Yo Karin, aku dengar kamu akan tinggal disini ya" ucap nya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Ki...ri...o..." Aku langsung memberikan tatapan maut ke arahnya. Kulayangkan genggamanku kepadanya namun dia malah menghindar dan lari.
"Kirio nii chan, awas kau" teriakku sambil berlari mengejarnya. Nah sekarang adegannya sudah seperti tom and jerry, aku yang berperan sebagai tom dan Kirio nii chan sebagai jerry.
"Karin chan sudah berhenti, kalian ini sudah seperti kucing dan tikus saja" tegur bibi kepada ku.
"Gomennasai bibi" aku menghentikan langkahku untuk mengejar kirio.
"Baru juga kamu datang ke rumah ini sudah langsung ramai" ucap paman yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Gomen" ucapku yang semakin merasa bersalah.
"Tak apa karin chan, kamu tidak perlu minta maaf. Bibi justru senang rumah ini menjadi lebih ramai" kata bibi.
"Papa, di diluar ada banyak orang" lapor kirika kepada papa nya.
"Sekarang sudah waktunya" ucap paman.
Kemudian paman pergi keluar dan menemui orang-orang yang ada diluar.
"Hei Kirika kun, memang nya ada apa? kenapa ada banyak orang di depan rumah?" tanyaku penasaran.
"Sekarangkan onee chan akan diperkenalkan kepada orang-orang satu komplek"
"HEEE"
"Karin chan ayo" ajak bibi.
"Mama aku mau tidur dikamar saja" izin Kirio nii chan kepada bibi.
"Kamu harus ikut, cepat!" perintah bibi galak.
Ternyata bibi yang selalu terlihat anggun, dan ramah bisa juga menjadi galak seperti ini. Kami segera menemui para tamu yang sudah paman undang. Aku benar-benar nervous jika harus melakukan acara seperti ini. Memang apa coba yang spesial dari diriku sampai harus dikenalkan kepada penduduk satu komplek. Kalau alasannya karena aku akan tinggal disini, kurasa tidak perlu sampai mengadakan acara seperti ini.
"Hai Hanazono Karin chan" sapa seorang gadis berambut hijau tosca padaku.
"Hai juga...emm"
"I Miyon, panggil saja miyon" ucapnya sambil mengulurkan tanggannya.
"Hai juga Miyon chan, kamu juga bisa memanggilku Karin saja" balasku sembari bersalaman dengannya.
"eh Karin chan, setelah pindah kamu mau sekola dimana?" tanyanya padaku.
"Sakuragaoka High School" jawabku singkat.
"Sungguh, wah kalau begitu kita akan satu sekolahan dong. Bagaimana kalau besok kia berangkat bersama saja" ujarya.
"Tentu Miyon chan" ucapku sembari tersenyum.
"Karin..."
"Iya ada apa?" tanyaku bingung karena miyon menatapku dengan aneh.
"Senyummu manis sekali" ucapnya dengan volume cukup keras.
"Eh Miyon tolong pelan sedikit. Lihat sekarang orang-orang tengah menatap kita"
"Ups Sorry, habis aku belum pernah melihat senyuman semanis senyumanmu tadi"
"Apaan sih, kamu itu ada-ada saja" ucap ku malu.
Kini semua acara telah selesai dan malam juga sudah mulai menghampiri. Aku benar-benar tidak sabar bertemu dengan teman-teman baru di sekolahan. Mungkin saja semua murid sekolahan itu semuanya baik seperti Miyon. Semoga saja besok semuanya akan baik-baik saja.
KARIN POV END
Seperti yang telah dijanjikan Miyon kemarin. Hari ini Karin akan berangkat bersamanya. Walaupun I Miyon adalah anak dari seorang chef terkenal tetapi dia tidak pernah sombong. Bahkan dia tidak merasa keberatan saat Karin memintanya untuk berangkat jalan kaki bersamanya.
"Miyon chan, terima kasih ya sudah mau menemaniku. Padahal kitakan baru saja bertemu kemarin" ucap karin.
"Kamu itu bilang apa sih, kitakan tinggal satu kompleks, satu sekolahan, lalu kenapa kamu merasa sungkan begitu. Bukankah mulai kemarin kita adalah teman"
"Iya kamu benar" ucap karin semangat.
Setelah berjalan cukup lama, mereka sampai juga di sekolahan ini. Mereka berdua segera memasuki area sekolah. Sakuragaoka High school memang benar-benar sekolahan elit. Di halaman depan ada sebuah air mancur besar yang super duper indah. . Baru masuk saja sudah dapat dilihat ada banyak para murid yang diantar menggunakan mobil-mobil mewah, dan mereka benar-benar terlihat seperti keluarga bangsawan
"Astaga apa benar aku harus bersaing melawan orang-orang itu" ucap karin dalam hati.
"Hoi karin chan, kenapa melamun?" tanya miyon yang membuyarkan lamunannya.
"Tidak, tidak ada apa-apa kok. Aku hanya sedikit nervous saja" ucap karin sambil tersenyum.
"Kamu tenang saja, hal seperti itukan wajar untuk seorang siswa pindahan" ucap Miyon menyemangati Karin.
"Hm, aku akan berusaha"
"Yosh, ayo karin kamu tidak boleh kalah dari mereka-mereka" ucapnya dalam hati. Seketika itu semangat api telah membara dalam tubuh karin. Sekarang dia sudah tidak takut atau gugup lagi.
Miyon segera mengantar Karin menuju ruang guru.
"Karin chan, aku pergi ke kelas dulu ya" ucapnya.
"Iya Miyon chan, sampai jumpa nanti" balasnya sambil melambaikan tangannya kearah Miyon. Miyon juga melambaikan tangannya kepada karin. Sesaat setelah Miyon menghilang dari pandangannya, Karin melihat sosok pemuda yang sangat tampan dan kebetulan pemuda itu juga menatap Karin.
"Wow dia tampan sekali, dia siapa ya? Apa mungkin aku sekelas dengannya" pikir karin.
Karin segera menghilangkan pikirannya itu dan langsung masuk kedalam ruang guru tanpa menghiraukan tatapan pemuda tadi.
"Shitsurei shimase" ucap karin saat memasuki ruang guru.
"Kamu pasti Karin, silahkan duduk" perintah guru itu pada Karin.
Karin segera duduk sesuai dengan perintah guru itu. Selang beberapa menit setelah Karin duduk bel tanda masukpun berbunyi. Sensei itu mengajak Karin untuk pergi ke kelas. Karin langsung mengikuti langkah sensei itu. Setelah beberapa ruang koridor terlewati, mereka berhenti di depan ruang kelas yang bertuliskan 11-A. Saat sensei itu masuk ke dalam kelas, karin juga segera masuk kedalam kelas.
"Ohayou gozaimasu, minna san. Hari ini kita kedatangan seorang murid pindahan. Karin silahkan perkenalkan dirimu"
"Haik sensei"
"Watashi wa Hanazono Karin desu, Yoroshiku onegaishimasu" ucapnya memperkenalkan diri dengan membungkuk.
"Sekaran kamu boleh duduk di bangku yang kosong"
"Haik sensei"
Karin mulai berjalan menuju bangku itu dan duduk.
KAZUNE POV
"Huh kenapa mereka tidak berhenti untuk mengejarku" pikirku.
Dengan tidak bersemangat aku menyusuri koridor guru. Aku lebih memilih lewat tempat ini supaya gadis-gadis itu tidak mengejarku lagi.
"Iya Miyon chan, sampai jumpa nanti"
Aku mendengar ada seorang gadis di sekitar sini. Semoga saja dia bukan salah satu dari Kazune Z. Aku memantapkan langkahku melewati koridor ini, kulihat ada seorang gadis cantik yang tengah melambaikan tanganya ke arah seorang gadis berambut hijau tosca.
"Siapa dia? Kenapa aku belum pernah melihatnya" pikirku.
Kemudian dia menatapku, tatapannya sama seperti tatapan para Kazune Z saat melihatku. Namun tatapan itu tidak bertahan lama dan dia langsung membuka pintu ruang guru dan masuk kedalam.
"Apa dia murid baru?" ucapku.
"Tunggu kenapa aku mulai memikirkan gadis itu. Bisa saja nanti dia akan menjadi salah satu dari Kazune Z" pikirku lagi.
Akupun segera membuyarkan pikiranku dan pergi menuju kelas.
"Kazune kun, hari ini kamu tampan sekali"
"Kazune sama, keren banget"
"Huh, andai saja aku bisa pindah ke sekolah khusus laki-laki kurasa itu akan lebih baik" pikirku.
Aku segera duduk di kursiku. Malas rasanya jika harus menanggapi gadis-gadis seperti mereka. Tak lama sensei Haru datang dengan membawa seorang murid. Gadis itu adalah gadis tadi.
"Ohayou gozaimasu, minna san. Hari ini kita kedatangan seorang murid pindahan. Karin silahkan perkenalkan dirimu"
"Haik sensei"
"Watashi wa Hanazono Karin desu, Yoroshiku onegaishimasu" ucapnya memperkenalkan diri dengan membungkuk.
"Sekaran kamu boleh duduk di bangku yang kosong"
"Haik sensei"
Dia mulai berjalan ke arah bangku kosong yang ada di kanan ku. Tapi tatapannya tidak melihatku sama sekali, dia berjalan dengan menundukkan kepalanya. Setelah dia duduk, dia juga tidak menatapku sama sekali. Dia langsung mengambil buku nya dan memperhatikan saat sensei menjelaskan pelajaran. Apa gadis ini berpura-pura tidak melihatku dengan begitu aku akan tertarik dengannya. Iya ini pasti hanyalah siasatnya untuk menarik perhatianku. Aku segera mengalihkan pandanganku ke arah papan tulis.
KAZUNE POV END
Kring...kring...kring...
Bel istirahat pertama telah berbunyi. Para muridpun segera bergegas menuju markas besar mereka yaitu kantin. Namun masih ada dua orang yang masih bertahan di dalam kelas. Yang satu seorang gadis bernama Hanazono karin, dan seorang pemuda bernama Kazune Kujyo.
"Apa yang harus aku lakukan? kenapa tadi aku tidak tanya Miyon dia kelas berapa?" gumamnya pelan sambil mencoret-coret kertas yang ada di depannya.
"Apa aku ke kantin sendirian saja ya? Tapi jika aku tersesat bagaimana, sekolah ini kan besar" gumamnya lagi.
Sekarang Karin tengah menyandarkan kepalanya diatas meja.
"Apa yang harus aku lakukan, Miyon chan datang lah aku sudah sangat lapar" gumam Karin pelan lagi.
"Memang kamu belum sarapan" tanya Kazune kepada Karin.
Karin hanya mengangguk pelan, seakan-akan alam bawah sadarnyalah yang mengendalikan dirinya.
"Tunggu dulu bukankah tadi semua murid sudah keluar" ucap nya dalam hati.
Karin segera menolehkan wajahnya ke arah sumber suara tadi. Dan ternyata... jreng jreng jreng... Kazune masih ada disitu dan dia mendengar semua keluh kesah karin.
"HEEE kenapa kamu ada disini, bukankah semua siswa sudah keluar?" tanyanya terkejut.
Maklumlah tadi pagi Karinkan belum sarapan, jadi kalau dia tidak bisa menyadari bahwa di sampingnya masih ada sesosok manusia itu wajar.
"Dasar tidak sopan, apa seperti itu tata krama bertanya kepada orang yang belum kamu kenal" ucapnya ketus.
"Gomenne, maaf tapi kamu siapa? Kenapa kamu masih ada disini?" tanya Karin ramah.
"Watashi wa Kazune Kujyo desu, panggil aku Kazune" jawabnya.
"Baiklah Kazune kun, lalu apa jawaban mu dari pertanyaanku yang kedua"
"aku memang selalu dikelas saat jam istirahat pertama" ucapnya singkat.
"OH..."
"em Kazune kun" panggil karin.
"Apa" jawabnya dingin.
"Emm, apa kamu mendengar semua yang tadi aku katakan" tanyanya dengan wajah khawatir.
"Tidak"
"Benarkah huh syukur" Karin langsung mengelus dadanya dan hendak pergi.
"Maksudku tidak ada satupun yang terlewat"
DUAR
Serasa ada sebuah batu besar yang tengah menimpa tubuhnya saat ini. Bagaimana tidak, ini adalah hari pertamanya dia masuk di sekolah seelit ini, tapi sudah ada seseorang yang mendengarnya berbicara sendiri layaknya orang gila.
"Kazune kun ka kamu serius" ucapnya dengan tergagap.
"Hemb" jawabnya namun dia tidak melihat diri Karin melainkan sebuah buku tebal yang ada di tangannya.
"Astaga Karin..., apa yang kamu lakukan, lain kali makanya lihat dulu disekitamu itu ada orang atau tidah huhuhu" ratapnya dalam hati.
Sekarang selera makan karin sudah hilang sepenuhnya. Padahal cacing-cacing di perut sudah berdemo tapi mau bagaimana lagi, jika dia tetap pergi ke kantin mungkin saja Kazune akan mengejeknya saat kembali dari kantin.
"Ini makanlah" Kazune menyodorkan sebungkus roti di atas meja Karin.
"Tidak terimakasih" ucapnya lemas.
"Kenapa apa kau tidak lapar?" tanyanya.
Karin hanya mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Makan saja, jika kamu pingsan aku bisa disalahkan" ujarnya.
"Apa hubunganya?"
"Tentu saja ada. Sudah jangan banyak bicara cepat..."
Krucuk krucuk krucuk (OO matilah kau Hanazono Karin hehehehe)
"Suara apa itu?" ucap kazune.
Kemudian dia melihat wajah karin yang sudah berubah warna semerah tomat.
"Puft hahahahahaha, sudah kamu makan saja, jangan siksa perutmu seperti itu hahaha" ucap kazune tertawa lepas.
"Aduh perutku kenapa harus sampai berbunyi sih" pikirku sambil menahan rasa malu yang teramat sangat ini. "Aku tahu, tapi kamu tidak perlu menertawakanku seperti itu" ucapku hampir menangis.
"Iya iya aku minta maaf, sudah kamu makan saja"
Kazune langsung membukakan bungkus roti itu dan menyodorkannya kepada karin. Sebenarnya karin sangat malu untuk mengambil roti itu, tapi harus bagaimana lagi dari pada perutnya berbunyi terus kan malu.
"Ari...gatou" ucap karin.
Kini mata karin dan kazune tengah beradu. Karin langsung mengambil roti itu dan langsung melahapnya tanpa mempedulikan Kazune yang masih menatapnya dalam diam.
"Oishii" senyum karin langsung merekah diwajah cantiknya.
"Hei Kazune kun, dari mana kamu membeli roti ini, rasanya sangat lezat" Tanyanya semangat.
Tapi apa yag terjadi, ternyata sang pangeran es sudah terbius oleh kecantikan seorang Hanazono Karin. Karin mendapati bahwa Kazune tengah melamun menatapnya.
"Hoi kazune kun, daijoubu ka?" ucapnya sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kazune yang tengah membeku.
"I..iya ada apa?" ucapnya gelagapan.
"Kazune kun, apa kamu juga belum sarapan ya? Kalau memang belum sarapan kenapa kamu tidak makan. Eh tunggu dulu jangan-jangan roti ini adalah sarapanmu. Eh Gomen nee kazune kun karena aku sudah memakan sarapanmu" cerocos karin yang layak disebut jurusan kereta ekspres.
"Dasar bawel, memangnya aku dirimu" ucapnya ketus.
"Lalu tadi kenapa kamu melamun dengan menatapku" tanyanya sambil memasang wajah polos.
"Karena kamu makan dengan sangat tidak elit" ucapya dingin.
"APA , sudahlah aku mau meneruskan makan saja"
Karin malas menanggapi sikap kazune yang tiba-tiba berubah menjadi menyebalkan. Dia melahap dengan bahagia dari gigitan pertama sampai dengan gigitan terakhir.
"Gochizousama"
"Baiklah, besok aku akan mengganti sarapanmu ini" ucap karin.
"Tidak perlu"
"Pokoknya akan aku ganti"
"Bukankah sudah ku bilang..."
"Huss..., jangan komplein aku tidak mau di panggil bawel lagi jadi aku akan menggantinya besok"
"Terserahlah" ucapnya.
"emm tapi kamu sukanya makanan apa?" tanya karin pelan.
"Kenapa tanya?" ucapnya super duper ketus.
"Ih... kamu itu sebenarnya kepribadiannya seperti apa sih, tadi ramah banget, tapi sekarang" ucapknya sebal.
"aku bertanya karena tidak mungkinkan jika aku mengganti sarapanmu dengan makanan yang tidak kamu sukai. Nanti kalau kamu tidak suka, terus kamu buang kan jadi sia-sia" jelas karin panjang kali lebar.
"jangan bawakan aku makanan yang pahit, terlalu pedas atau terlalu asin"
"Oh..oke siap"
Kring...kring...kring
"heh kok sudah masuk? Tapi biarlah" ucap karin dan ia segera mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
Setelah beberapa saat kelaspun menjadi ramai dan sensei segera memberikkan pelajaran kepada para murid.
SKIP TIME
Kring...kring...kring
Jam telah menunjukkan pukul 13.00, itu artinya waktu istirahat ke 2 telah tiba. Kali ini Kazune langsung pergi dari kelas saat bel baru berbunyi.
"Apa kazune kelaparan ya?" pikir Karin sambil menatap sosok kazune yang sudah mulai menghilang dari pandangannya.
Tiba-tiba muncullah sesosok gadis cantik berambut hijau tosca yang menghampiri Karin.
"Konnichiwa Karin chan"
"Konnichiwa Miyon chan"
"Karin chan, kenapa aku tidak melihatmu di Kantin?" tanya miyon pada Karin
"sebenarnya aku takut tersesat di sekolahan sebesar ini jadi aku memutuskan untuk tidak keluar kelas saja" ucap ku polos.
"Astaga Karin chan..., kenapa kamu tidak menelponku saja"
"Memangnya aku punya nomermu?
"eh memang belum aku aku kasih ya"
Karin hanya menganggukkan kepalanya.
"Ya sudahlah, nanti itu bisa diatur. Ayo sekarang kita ke kantin. Pasti kamu sudah laparkan"
Lagi-lagi karin hanya mengangguk.
Sekarang Karin dan Miyon sudah berada di kantin. Selesai mengambil makanan mereka segera mencari tempat duduk yang masih kosong, tapi hasilnya nihil.
"Miyon chan sekarang bagaimana?" tanya karin bingung.
Miyon terlihat masih berfikir.
"Oke, ayo ikut aku"
"Kemana?"
"Ikut saja"
Kemudian miyon mengajak karin naik keatas lantai dua kantin. Ternyata disana masih ada beberapa tempat duduk yang masih kosong. Miyon langsung berjalan menuju salah satu bangku yang masih kosong. Miyon lalu duduk disamping seorang gadis berambut pirang yang memakai hiasan bando telinga kelinci di atas kepalanya. Karin yang bingng harus melakukan apa hanya diam ditempat. Miyon yang menyadari bahwa Karin masih terdiam di tempat itu langsung menghampiri Karin.
"Hei Karin chan, ayo"
"Ta tapi... aku kan tidak mengenal mereka" Ucap Karin.
"Tak apa mereka adalah teman-temanku" ucap miyon.
"Baiklah"
Karin menuruti perintah Miyon dan ikut bergabung bersama dengan kelompok itu.
"Miyon chan siapa gadis ini?" tanya seorang gadis berambut pirang itu.
"Sepertinya aku mengenal wajah gadis ini" pikir Karin.
"Perkenal kan ini adalah teman baruku namanya Hanazono Karin" ucap Miyon.
"Wah jadi gadis cantik ini bernama Hanazono Karin" ucap seseorang sambil memeluk Karin dari belakang.
Karin yang terkejut karena tiba-tiba saja dipeluk langsung berteriak.
"Kyaa, siapa ini tolong lepaskan aku" teriaknya.
"Michiru kamu masih saja tidak menghilangkan kebiasaanmu itu. Cepat lepaskan dewiku" ucap seorang laki-laki berambut hitam bermata kuning.
Michiru pun melepaskan Karin. Karin yang merasa risih karena tadi habis dipeluk langsung berbalik dan mendapati bahwa orang yang tadi memeluk dirinya adalah seorang siswa laki-laki berambut karamel dengan mata yang berbeda.
"Hai" sapanya kepada karin.
"gomen, aku permisi" ucap karin langsung berlari meninggalkan mereka berempat sambil membawa makanannya.
"Karin chan tunggu" ucap miyon.
Saat karin turun dari tangga, dia sempat berpapasan dengan Kazune yang sedang berjalan beriringan dengan seorang laki-laki berambut hitam. Namun karin tidak menyapa Kazune. Dia langsung mempercepat langkahnya menuruni tangga dan saat sampai dilantai dasar dia langsung berlari. Sampai akhirnya dia tiba di sebuah taman dan langsung mengmbi posisi duduk di sebuah kursi yang ada disana.
"Huh huh huh orang itu kenapa sih? Main peluk orang sembarangan kan aku jadi ngeri" ucap karin kelelahan.
"Sudah ah, aku mau makan dulu" ucapnya.
Karinpun segera menyantap menu makan siangnya itu.
"Hoi ngapain makan sendirian disini" sapa seorang laki-laki yang sudah sangat Karin kenal.
"Kirio nii chan, apa kamu tidak lihat aku sedang makan" ucap karin sebal karena sejak tadi dia tidak bisa makan dengan tenang.
"Hust diam, jangan panggil aku nii chan. Panggil saja Kirio senpai" ucapnya.
"Iya iya. Sekarang pergilah sana, menggangu orang lagi makan siang saja"
"Yey kamu kenapa sih sensi amat" ucapnya yang langsung mengambil tempat duduk disamping Karin.
"Udah tahu aku ini tuh lagi kelaparan, kenapa masih Kirio senpai gangu" ucapnya melas.
"Hehehe ya udah kamu makan saja, aku ngak akan nganggu kok"
"Lalu kirio senpai disini ngapain"
"Ya njagain kamu. Ingat perintah dari ayahku"
"Huh terserah kirio senpai sajalah"
Karin lalu memotong roti yang dibelinya dari kantin menjadi dua dan memberikan sebaigian kepada kirio senpai. Mereka pun makan roti berdua di taman sekolah (wah so sweet, untung ngak ada yang tahu kalau kirio senpai adalah sepupunya karin, kecuali Miyon). Belum sampai karin menghabiskan roti yang ada digenggamannya, dia harus dikejutkan oleh kedatangan dua sosok pemuda yang berlari kearahnya. Karin langsung menarik tangan Kirio senpai sampai dia berdiri dari kursi.
"Apaan sih?" tanyanya.
"Nah, tugas kirio senpaikan melindungi aku, jadi lindungi aku dari mereka berdua" ucap karin sambil menunjuk dua orang itu.
"oh, tenang saja kamu sembunyi saja dibelakangku"
Karin langsung pergi kebelakang kirio senpai.
"Konnichiwa Kirio senpai" ucap mereka bersamaan.
"Hemb, ada apa?" jawabnya ketus.
"Wah kirio senpai bisa ketus juga ternyata" pikir karin.
"Kirio senpai apa kami bisa bicara dengan Karin" tanya seorang pemuda berambut hitam.
"Nishikiori Michiru dan Jin Kuga, apa kalian ingin mengerjai murid baru" ucapnya dengan nada sedikit kasar.
"Ti ti tidak Kirio senpai" ucap mereka gagap.
"Konnichiwa Kirio senpai" ucap dua orang gadis yang sudah ada didepan Kirio senpai.
"Hemb"
"Kirio senpai apa kami bisa bicara dengan Karin chan"
"Karin bagaimana?"
"Kalau itu miyon tak apa, tapi dia harus kesini" ucapnya pelan kepada kirio senpai.
"Hanya miyon yang boleh bicara dengan karin. Miyon pergilah kebelakang ku" perintah kirio senpai.
Kemudian Miyon pergi ke belakang Kirio senpai dan bicara dengan karin.
"Maaf ya karin chan, michiru memang memiliki kebiasaan aneh. Jadi tolong maafkan dia ya"
"Um baiklah miyon chan" ucapnya tersenyum.
Kemudia karin memutuskan untuk menyingkir dari belakang Kirio senpai.
"Bagaimana?" tanya kirio senpai.
"Aku sudah tidak apa-apa" ucapnya pada kirio senpai.
Kemudian tatapanku tertuju kepada tiga sosok yang ada didepanku.
"Gomen ya tadi aku langsung berlari begitu saja" kata Karin memecah kecanggungan yang ada.
"A..aku minta maaf karena telah memelukmu begitu saja" ucapnya pelan dengan menundukkan kepala.
"eemm tidak apa-apa, aku sudah memaafkanmu" ucapnya sambil tersenyum.
"Manis" ucap mereka bertiga bersamaan.
"Hee" Karin mengingat perkataan Miyon kemarin dan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya dan menlihat ke arah miyon.
"Kan sudah ku bilang" jawabnya seakan mengerti apa yang ingin karin katakan.
Kring...kring...kring
"Cepat kalian kembali ke kelas" perintah kirio senpai.
"Tunggu, sebelum kalian bertiga kembali ke kelas apa boleh aku tahu nama kalian?" tanyaku.
"Tentu Hanazono san, kenalkan namaku Nishikiori Michiru, teman-teman biasa memanggilku Michiru"
"Kalau namaku Jin Kuga, Dewi boleh memanggilku Jin"
"Dasar artis alay. Kenalkan juga Karin chan namaku Kazusa Kujyo Yoroshiku" ucapnya ramah sambil tersenyum.
"Tunggu berarti Kazusa chan itu saudaranya Kazune ya?" ucapku semangat.
"Iya, memang ada apa?" tanyanya dengan ekspresi tidak senang.
"Tidak, tidak ada apa-apa, pantas saja saat tadi aku melihat kazusa chan aku seperti sudah pernah melihatmu sebelumnya"
"Oh" kini ekspresinya sudah kembali tersenyum.
"Kalian semua cepat kembali" bentak Kirio senpai.
"Hehe gomen"
"Kamu itu baru sekolah satu hari sudah mau melanggar peaturan sekolah, cepat ke kelas" ucap kirio senpai sambil menarik Karin pergi.
"Kirio senpai, arigatou" ucap karin.
"gimana akting galakku tadi keren tidak" tanyanya diperjalanan.
"Iya"
Mereka sampai di depan kelas Karin. Karin segera masuk ke dalam ke las dan Kirio senpai juga segera kembali ke kelas nya. Mungkin hari ini adalah hari keberuntungan karin, soalnya guru yang biasanya tidak pernah telat. Hari ini malah belum datang sampai 10 menit setelah kedatangan Karin.
"Maaf sensei telat, tadi ada sedikit urusan. Sekarang keluarkan buku kalian, buka halaman 90, dan kerjakan soal A dan B" ucap sensei setelah datang.
"Sensei ini sangat mengangumkan" pikir Karin miris.
Setiap jam, setiap menit, setiap detik telah dilewati Karin dengan sangat bosan. Masalahnya bukan karena disuruh mengerjakan tugas tapi karena sejak tadi senseinya marah-marah sendiri gak jelas.
Kring...kring...kring...kring...
"Yey" ucap beberapa murid.
Setelah sensei pergi meninggalkan ke kelas. Satu per satu murid pergi meninggalkan kelas dan pulang ke rumah mereka masing-masing.
"Huh, baiklah saat nya pulang" ucap karin yang langsung mengmbil tasnya dan pergi dari kelas.
KAZUNE POV
Di kamar
"Gadis itu berbeda dari gadis-gadis yang selama ini pernah aku temui. Apa dia serius dengan ucapannya tadi?" pikir kazune.
Dok dok dok
"Onii chan apa kamu ada di dalam?" tanya Kazusa.
"Ada apa" sahutku setelah membuka pintu kamarku.
"Ih onii chan, kenapa onii chan selalu bersikap dingin seperti ini sih, aku kan adikmu"
"Jika hanya itu yang ingin kamu bicarakan aku tidak punya waktu"
"Memang sulit mengembalikan onii chan seperti dulu"
Aku sangat tidak suka jika kazusa sudah mulai mengungkit-ungkit hal seperti ini. Dia tidak tahu apa yang aku rasakan dan dia seenaknya mengomentari sikapku.
"Sudahkan" aku langsung menutup pintu kamar ku dan berbaring di atas kasur.
Kazusa pikir aku bahagia setelah semua yang terjadi. Sejak umur kami 6 tahun aku sudah tidak tahu seperti apa rasanya keluarga. Ayah dan ibu selalu sibuk dengan pekerjaan mereka dan tidak pernah sehari saja meluangkan waktu untuk ku. Ibu sering menghabiskan waktu bersama Kazusa saat kami masih kecil tapi bagaimana denganku, aku dibiarkan sendirian. Saat aku baru masuk sekolah dasar sudah ada banyak gadis-gadis yang mengejar-ngejarku. Aku serasa hidup di dalam belenggu yang sangat mengerikan, sebuah belenggu yang entah sampai kapan terus mengikatku. Aku harap semuanya bisa kembali menjadi baik lagi seperti dahulu. Hari dimana saat aku masih bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga.
KAZUNE POV END
KAZUSA POV
Di kamar
"Dasar onii chan jelek"
"Aku benci onii chan"
"Kenapa onii chan selalu bersikap dingin seperti itu. Memangnya apa salahku kepada onii chan"
Aku tahu Onii chan selalu dikejar-kejar oleh para gadis. Walau begitu, tidak seharusnya onii chan juga bersikap dingin kepadaku. Bagaimana caranya agar Onii chan bisa ceria lagi, bagaimana caranya agar onii chan bisa tersenyum. Siapapun yang bisa membuat onii chan tersenyum, tidak akan aku biarkan ada orang yang mengambilnya dari kehidupan onii chan. Hanya dengan beginilah aku bisa menebus kesalahanku sewaktu kecil.
KAZUSA POV END
Dilain tempat Karin tengah bingung memikirkan makanan apa yang hendak dibawanya besok untuk Kazune.
"Astaga Karin, bodoh bodoh bodoh. Kenapa tadi aku ngotot menganti sarapan Kazune. Sekarang aku harus bagaimana?" omelnya pada dirinya sendiri.
TBC
Hehehe maaf ya kalau fanfic ini jeleknya engak ketulungan. Maklum saya masih anak kemarin sore yang belum tahu banyak hal tentang cara membuat fanfic dengan cerita yang menarik.
Saya akan berusaha lagi agar kelanjutan dari fanfic ini lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuannya.
Bagi para readers REVIEW PLEASE ...
