Hanya menatap dari kejauhan. Dimana mata itu memandang lurus kedepan. Dengan sebuah roti berlapis selai dengan manusia sebegai agar-agar, gadis/pria yang 'dianggap' cantik itu memandang senpainya yang tampan. Hm, dia lebih dari sekedar tampan, aku menyukainya. Entahlah, ini tidak normal.
.
.
.
.
.
Titan Moe -atau sering dipanggil Moe itu- berangkat ke sekolah dengan terburu-buru. Dia melewatkan sebuah kesempatan bagus yaitu melihat sang senpai, Titan Eren. Eren cukup populer karena dia begitu keren. Bagi Moe, dia tidak akan bisa menjangkau senpainya itu. Eren-senpai sudah seperti berada di atas awan bagi Moe.
Dan ... Braak!
"Maaf, aku mela-"
"Apa kau sakit? Maaf, aku juga tak melihat jalan."
Uluran tangan itu ... Eren-senpai!
"Sekali lagi maaf" O/O
"Tidak perlu minta maaf, seharusnya aku pun berhati-hati."
Moe memperhatikan Eren sampai dia menghilang. Senyuman itu ... sungguh menawan. Garis wajahnya yang tegas tetap memperlihatkan senyuman lembut.
.
.
.
.
.
"Moe."
"Ayo kita ke kantin, aku tak bawa bekal." Tichan (titan-chan) memandang pekat Moe.
"Aduh, ada senpai nggak ya?"
"Oh, Eren-senpai, ya? Kayaknya sih gak ada. Kan Eren-senpai itu bawa bekal dari rumah. Kalau mau melihat Eren-senpai, nanti saja, kita ke atap, kali saja ada Eren-senpai."
"Oke, Tichan memang sahabatku yang terbaik."
"Kau mau makan apa sampai sana?"
"Samakan denganmu saja deh."
"Oke, kalau begitu aku mau- Eren-senpai!"
"Hah? Mau makan Eren-senpai?"
Tichan segera menarik tangan Moe, kok, Eren bisa ada disini ya?
"Bukan! Itu lho! Eren-senpai, dia memang keren banget ya!"
Glup!
Jantung Moe berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Moe segera memeriksa pakaiannya dan rambutnya. Semuanya oke!
Sang senpai memeriksa ke kelas Moe dan bertanya pada salah satu anak disana. Entah memang hanya khayalan Moe atau memang Eren-senpai memandang Moe begitu lama lalu mendekatinya. Eren berhenti di depan Moe dan memandang Moe lekat-lekat. Tangannya dikeluarkan dari saku, bersamaan dengan sebuah sapu tangan yang terlihat seperti ... sapu tangan moe!
"Ini milikmu?" Eren tersenyum lembut seraya menyerahkan sapu tangan itu.
"I-iya." Moe ingin mangambil sapu tangan dari senpainya itu, namun moe terlalu gugup. Dadanya sesak sampai dia merasa tak bisa bernafas.
"Milikmu!" Tak disangka, Eren menarik tangan Moe dan meletakkan sapu tangan itu ditelapak tangan Moe. Sekejap Moe merasa ingin pingsan.
Dia di atas awan! Aku menyukainya, namun tak cukup tinggi untuk menggapainya. Moe terus meyakinkan dirinya agar tidak berharap lebih jauh terhadap Eren. Tapi dia tidak bisa.
.
.
.
.
.
"Eren! Dengar Eren!" Suara seorang gadis itu terdengar begitu jelas oleh Moe. Seorang anak manusia berada di depan wajah Eren. Rambutnya begitu indah, matanya tajam, wajahnya cantik dan dia terlihat sempurna.
"Tentu Mikasa, aku mendengarkanmu," balas Titan Eren.
"Baguslah Eren, kau ingat misi kita kan? Kau pergi ke sekolah Titan bukan untuk bersenang-senang atau tebar pesona! Kita harus segera menghabiskan semua Titan itu! Mereka semua tidak baik!"
"Tapi Mikasa, aku mencintai seorang gadis disana!"
"Eren! Aku mencintaimu! Untuk apa kau menyukai Titan!"
"Tapi Mikasa! Aku mencintainya! Bukan kau!"
"Kenapa kau harus mencintai Titan? Aku dan Levi juga mencintaimu!"
"Aku juga tak mengerti! Tapi aku mencintainya!"
"Eren! Dengar Eren! Kau jangan jadi pengkhianat!"
"Aku bukan pengkhianat! Izinkan aku sehari atau dua hari untuk menyatakan perasaanku, baru setelahnya ... aku akan menghabisi mereka."
Moe menutup mulutnya syok. Dia syok karena dua hal : (1) Titan Eren bekerjasama dengan manusia (2) Titan Eren mencintai gadis lain. Moe berlari sambil menangis. Dia segera berlari ke toilet dan menangis sejadi-jadinya disana. Moe tak percaya percakapan antara dua orang itu. Ini mimpi!.
.
.
.
.
.
Moe sengaja datang terlambat hari ini. Dia tak ingin melihat wajah Eren-senpai, dia tak ingin mendengar suara Eren, dia tidak ingin bertemu Eren sampai beberapa hari -atau bulan atau tahun- kedepan. Dia masih syok. Matanya sembab dengan kantung mata hitan yang terlihat jelas.
Kenapa Eren-senpai? Kenapa? Padahal Eren-senpai cukup populer! Tapi kenapa masih bergaul dengan makanan kita? Itu kah alasan Eren-senpai tak pernah membeli makanan dia kantin? Eren-senpai! Kenapa?
"Ehem!" Dehaman tegas itu terdengar jelas oleh Moe. Tanpa harus menengok pun, Moe tau kalau itu adalah Eren-senpai.
"Oh, senpai ..."
"Moe, ada yang ingin kubicarakan padamu."
"Apa itu?" Moe sama sekali tak berminat untuk mendengarkan kata-kata Eren.
"Aku mencintaimu, Moe."
Moe dibuat terkejut setengah mati oleh Eren-senpai. Tapi Moe tek ingin terkecoh, Eren hanya ingin menghancurkan Titan. "Lalu?"
"Maukah kau menjadi pacarku?"
"Nggak." Kini Erenlah yang terkejut.
"Kenapa?"
"Kau bekerjasama dengan manusia kan?"
"Moe, dengar .."
"Untuk apa?"
Ngiung-ngiung-ngiung ... (Ceritanya alarm peringatan)
"Apa itu, moe?"
"Tanda bahaya."
Moe hendak pergi dari sana namun tangan Eren menghentikan moe.
"Jangan pergi, banyak manusia, aku ... akan membawamu ke tempat yang aman."
Malu-malu, Moe menjawab, "Iya, aku percaya padamu."
.
.
.
.
.
Memang sekolah Titan sudah hancur, Manusia mendapatkan kemenangan. Namun, tak kunjung kedua belah pihak (pihak Titan dan pihak Manusia) menemukan Moe dan Eren. Kemanakah mereka?
.
.
.
TAMAT
Omelan Author :
Hoho, akhirnya ...
Sebenarnya, saya juga gak tau maksudnya apa, tapi ini lucu gak? #Nggak!
Oke, nggak lucu ya? Yaudahlah, segitu dulu ...
