Terinspirasi dari temanku yang tidak terima aku jadi pencinta KrisYeol, dia bilang "masa seme sama seme!"

Please itu Chanyeol predebut (sampai sekarang kalau boleh jujur) kagak kalah "cantik" dari Luhan.

Tapi jangan salah aku bukan orang yang saklek suka Kris jadi seme terus Chanyeol jadi uke, aku terima-terima aja itu dibalik, karena menurutku selain HunKai, KrisYeol itu pairing yang paling versatile. Jujur aku suka Kris jadi bottom liat aja di asianfanfics banyak banget fics Kris yang jadi bottom kalau dipairing sama Chanyeol, aku juga suka karya kak Akise Mizuno di ffn yang Kris dipairing sama Changmin.

Semua member EXO itu pada dasarnya bisa keliatan cantik, liat aja foto Kris zaman mama dulu yang rambutnya diblonde, atau sekarang yang chubby-chubby gimana gitu~

Maaf authornya banyak bacot

.

.

.

.

Warning : Slash fiction aka Boys Love, slight feminization

KrisYeol Anthology : Cute Park Chanyeol Part 1

Perhatian Chanyeol seketika tertuju kepada telepon genggamnya yang baru saja bersuara memberi tanda bahwa ada pesan baru yang masuk. Seketika matanya terbelalak, setelah otaknya memproses pesan singkat yang ia baca.

"Ya Tuhan! Dia kembali!" teriaknya, Chanyeol pun berlari seperti orang kebingungan mengelilingi ruang kamarnya yang luasnya tidak seberapa, sembari terus berguman, "Aigoo! Dia benar-benar akan kembali! Apa yang harus kulakukan!" teriaknya frustasi, tak lama kemudian Chanyeol sudah berguling-guling di atas kasur. Sontak saja tinkah aneh sahabatnya membuat seorang Byun Baekhyun, yang kebetulan tengah singgah di kamar itu, mengeryit heran.

"Siapa yang kembali Chanyeol?" tanya pemuda bermata sipit itu penasaran.

"Yifan hyung," jawab Chanyeol singkat.

"Yifan hyung siapa?" tanya Beakhyun lagi, terang saja karena ini pertama kalinya dia mendengar nama itu selama dua tahun terakhir Baekhyun dan Chanyeol bersahabat di SMA.

"Dia . . .", Chanyeol berpikir sejenak, sebenarnya siapa Yifan untuknya, sebelum Yifan pergi ke Kanada bersama Ibunya tiga tahun yang lalu merekapun tidak bisa disebut sebagai sepasang kekasih, walau mereka sangat dekat dan Yifan sangat perhatian kepada Chanyeol hanya pesan terakhir yang Yifan sampaikan untuk Chanyeol sebelum ia pergi ke Kanada, "Selama aku pergi, jaga hatimu untukku Park Chanyeol," kejam memang seorang Wu Yifan menyampaikan pesan pemberi harapan semacam itu, padahal dirinya akan pergi dan untuk jangka waktu yang cukup lama. Sebenarnya Chanyeol sudah menyukai Yifan tidak lama sejak pemuda jangkung itu pindah di seberang rumahnya sekitar lima tahun yang lalu namun ia tidak berani menyampaikan perasaannya dan cukup puas dengan kedekatan mereka waktu itu.

"Dia cinta pertamaku," jawab Chanyeol akhirnya, Baekhyun tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya mengetahui cinta pertama seorang Park Chanyeol adalah seorang pria, pantas saja selama ini Chanyeol selalu menolak setiap gadis yang menyatakan perasaannya kepadanya, walau para gadis itu sudah mengorbankan harga dirinya untuk menembak Chanyeol lebih dulu.

"Kalau bergitu bukankan harusnya kau senang dia kembali? Ngomong-ngomong memangnya dia pergi kemana?" tanya Baekhyun lagi.

"Dia pergi ke Kanada mengikuti ibunya setelah kedua orang tuanya bercerai. Sebenarnya aku sendiri baru mengenalnya selama dua tahun, tapi Yifan hyung itu benar-benar berkesan untukku. Tentu aku senang dia kembali tapi masalahnya . . . .," Chanyeol kembali mengantungkan katanya dan mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa memangnya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Beakhyun, Chanyeol justru beranjak dari kasurnya kemudian mengambil sebuah album foto yang tersimpan dengan rapi di laci mejanya.

Setelah membuka album tersebut, akhirnya Chanyeol menunjukan sebuah foto di mana terdapat dua orang sedang tersenyum ke kamera dengan latar belakang taman hiburan. Baekhyun tidak mengerti apa yang dimaksud Chanyeol karena sepintas dari penglihatannya di dalam foto tersebut adalah sepasang kekasih, soerang laki-laki bertubuh jangkung dan seorang gadis yang manis dengan potongan rambut pendek.

"Aku yakin Yifan hyung menyukaiku waktu itu, tapi yang ia sukai adalah sosok Park Chanyeol ini," jelas Chanyeol dengan menunjuk salah satu orang di dalam foto yang Baekhyun sempat kira sebagai seorang gadis beberapa saat lalu.

"Eh?" setelah memperhatikan wajah Chanyeol saat ini dan yang di foto beberapa kali akhirnya Beakhyun percaya mereka adalah orang yang sama.

"Park Chanyeol! Kau harus memberi tahuku bagaimana cara meninggikan badan!" teriak Beakhyun heboh, tanpa mempedulikan lagi curhatan Chanyeol laki-laki bertubuh relatif mungil itu justru lebih tertarik pada fakta bahwa tubuh Chanyeol dapat berubah secapat itu, mengingat mereka baru kelas dua SMA itu artirnya foto yang Chanyeol tunjukan tidak lebih dari tiga tahun yang lalu.


Sebenarnya Chanyeol sendiri tidak tahu apa yang salah dengan proses pertumbuhannya, seringatnya waktu ia masih di sekolah dasar tubuhnya cukup berisi dalam artian gendut, kemudian seiring pertumbuhanya saat sekolah menengah pertama ia bersyukur karena tubuhnya bertambah ramping, tanpa ia harus berusaha keras untuk diet ketat.

Ia ingat tinggi Yifan saat itu sudah lebih dari 180 cm sementara dirinya baru sekitar 163 cm, Yifan sangat senang memeluknya dan berkata "Tubuh Chanyeollie memang sangat pas untuk hyung peluk," selain itu Yifan juga sering berkomentar tentang betama imut dan cantiknya dirinya, walau pasti Chanyeol akan berpura-pura marah dan merajuk tidak terima dibilang cantik karena bagaimanapun juga ia seorang laki-laki, namun dalam hatinya ia senang bahwa Yifan perhatian terhadapnya. Chanyeol ingat bagaimana dia sedikit memanjangkan rambutnya saat itu, sehingga terkadang membuat beberapa orang salah sangka terhadap gendernya, Chanyeol bisa memahami itu karena ia sendiri menyadari bahwa wajahnya bisa dibilang sangat mirip dengan kakak perempuannya Yoora.

Namun semenjak kepergian Yifan, di tahun terakhir sekolah menengah pertamanya Chanyeol tumbuh dengan pesat, hingga kini ia sendiri memiliki tinggi lebih dari 180 cm, suaranyapun memberat sampai beberapa orang tidak menyangka bahwa pelajar SMA sepertinya memiliki suara seberat itu, tidak hanya itu sekarang ia terpaksa menggenakan kacamata karena penglihatan memburuk. Menurut Chanyeol kata yang paling cocok untuk mendeskripsikan Park Chanyeol yang sekarang, selain tampan tentunya - karena kau tahu betapa narsisnya Park Chanyol kalau urusan tampang - adalah manly, bahkan agar terlihat lebih atraktif saat bermain drum bersama bandnya, Chanyeol sering menggenakan kaos tanpa lengan untuk menujukan lengannya yang lumayan berotot. Tentunya hal itu sukses membuat gadis-gadis berfangiling ria di setiap penampilannya. Chanyeol memang meluangkan waktu untuk berolahraga untuk membentuk ototnya. Yang jelas menurut Chanyeol secara fisik dirinya saat ini sangat berbeda dengan Chanyeol yang Yifan sukai tiga tahun yang lalu. Oh, Park Chanyeol seandainya kau menyadari betapa masih imutnya kedua matamu yang bulat itu, yang sangat ekspresif apalagi ketika terkejut, selain itu Chanyeol juga dikaruniai dikutuk dengan teliga lebar yang menginggatkanmu akan tokoh Dobby di Harry Potter, yang membuat Chanyeol semakin imut.

"Tapi itu dulu," desah Chanyeol lesu terhadap dirinya sendiri, setelah mengingat kenangannya bersama Yifan. "Apakah kau masih akan mengenaliku hyung? Apakah kau akan menyukai diriku yang sekarang?" tanya Chanyeol, menatap layar telepon genggamnya yang menampilkan pesan terakhir Yifan.

Aku akan kembali ke Korea awal semester nanti, aku tak sabar untuk bertemu denganmu lagi, Chanyeollie~

Sebenarnya Chanyeol dan Yifan masih dekat, mereka seringkali bertukar pesan lewat telepon genggam masing-masing, tapi pada dasarnya karena kepribadian Yifan yang memang unik dan sok romantis, dia berpesan untuk tak saling bertukar foto selama Yifan di Kanada karena menurut pemuda berdarah Cina itu, dia pernah membaca sebuah novel belatar zaman dahulu tentang sepasang kekasih yang tepisah lama tanpa dapat saling bertukar kabar. Ketika mereka dapat bertemu kembali, betapa bahagianya mereka dapat besatu kembali walau telah banyak hal berubah tentang mereka, romastisme semacam itu yang menurut Yifan sudah berkurang di masa kini, karena dengan mudah orang dapat berinteraksi dengan teknologi.

Itulah yang menjadi alasan Yifan melarang Chanyeol mengirim fotonya, katanya supaya menjadi satu alasan lagi untuk Yifan merindukan Chanyeol jelasnya, karena Yifan ingin segara kembali ke Korea dan melihat sendiri dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sosok Chanyeol saat ini.


Hari pertama masuk sekolah di semester baru telah tiba, tapi Chanyeol belum mendapat kabar dari Yifan apakah ia telah tiba di Korea, seperti biasa ia berangkat ke sekolah dengan partner in crimenya Byun Baekhyun, namun yang sedikit berbeda pagi ini mereka berdua berlari dengan tergesa-gesa menuju sekolah sebelum gerbang ditutup, salah mereka sendiri terlambat bangun karena semalam mereka justru bermain Pro Evolution Soccer hingga jam tiga pagi.

"Chanyeol kalau kau nggak susah dibangunin pasti kita nggak bakal telat!" gerutu Baekhyun.

"Udah tahu bakalan telat, masih sempat-sempatnya karaokean di kamar mandi," timpal Chanyeol.

Untungnya mereka masih bisa masuk ke sekolah di detik-detik terakhir sebelum gerbang di tutup, walau lorong sekolah sudah sepi karena dipastikan hampir semua siswa sudah memasuki kelas masing-masing.

"Maaf bolehkan aku bertanya sebentar," tanya seseorang di belakangnya ketika Chanyeol berjalan di lorong sekolah.

"Suara itu . . ." pikir Chanyeol sepersekian detik kemudian, dan benar dugaannya, ketika ia berbalik, ia menemukan sosok yang telah lama ia rindukan, ingin rasanya ia menghampur kepelukan orang di depannya kini, Yifan tidak banyak berubah, hanya kulitnya bertambah putih, ia lebih tinggi beberapa centi, mungkin sedikit lebih tinggi dari Chanyeol, dan ia mengecat rambutnya pirang.

Namun mata Chanyeol justru tertuju pada sosok lain di belakang Yifan yang setia mengenggam tangan Yifan, seorang laki-laki betubuh mungil dengan wajah sangat imut.

"Ya?" ucap Chanyeol singat untuk menyembunyikan keterkejutannya.

"Boleh aku bertanya di mana kantor adminstrasi?" tanya Yifan.

Chanyeolpun menjelaskan di mana kantor adminstrasi sekolah berada, setelah paham Yifan, mengucapkan terima kasih dan beranjak pergi, laki-laki mungil yang berada di belakangnyapun mengikuti langkah Yifan setelah sempat mengumankan terima kasihnya.

"Ayo Luhan, kita tidak mau terlambat di hari pertama kita di sini kan," ucap Yifan masih terdengar oleh Chanyeol dari kejauhan.

Chanyeol sendiri masih terdiam di tempatnya sendiri, masih mencoba menangkap kenyataan bahwa ia baru saja bertemu Yifan.

"Chanyeol apa tadi itu . . .?" tanya Baekhyun membuyarkan lamunannya.

"Iya itu Yifan hyung," jawab Chanyeol singkat.

"Tapi kenapa . . .?" tanya Baekhyun heran.

"Iya dan sepertinya ia tidak mengenaliku Baekhyun hyung," potong Chanyeol lagi.

Baekhyun bersumpah ia melihat kedua mata Chanyeol mulai berair, sepertinya Chanyeol menahan air matanya untuk keluar.

"Ayo kita segera ke kelas hyung!"

Bersambung . . .

Maaf ya yang Almost a Love Story belum bisa diupdate, habis itu ceritanya lumayan berat jadi nulisnya agak lama.

Story yang ini akan khusus untuk kumpulan cerita KrisYeol yang fluffly walau pasti ada bumbu-bumbu angst dikit!

Jadi buat yang pengen update tentang kumpulan cerita Krisyeol silahkan follow atau favorite "KrisYeol Anthology" ini.

Untuk cerita Cute Park Chanyeol ini rencananya cuma akan jadi 2 part, jadi part selanjutnya moga-moga udah bisa END.

Review Please!