JE TE VOUDRAIS
DSCL : Tite kubo..
fic ini aku dedikasikan untukteman2ku yang ulang tahun di bulan oktober...
2oktober untuk mega
4oktober untuk beby
16oktober untuk dimaz
18oktober untuk andri
dan untuk teman sebangkuku yang lagi di RS karena DB, semoga cepat sembuh...,walau kalian gag pernah buka ffn ataupun baca fic ku, tp fic ne aku dedikasikan untuk kalian...HAPPY B'DAY^^...
4 ichiruki's day... enjoy it!
XOXOXO
Sebuah kota dibantai oleh sekelompok orang tak dikenal. Rumah-rumah dibakar pada dini hari pada saat orang-orang tertidur dengan lelapnya. Ketika beberapa orang yang menyadari rumah mereka terbakar, mereka berteriak sambil berlarian keluar rumah,namun ini semua bagai perumpamaan "Keluar dari mulut singa masuk ke mulut buaya ", orang-orang yang keluar dari rumah mereka dibunuh dengan keji oleh para pembantai. Seorang anak laki-laki kecil berambut orange terbangun dari tidurnya ketika merasa hawa panas dia pun berlari keluar kamar dan melihat ruang tamu rumah mereka sudah terbakar lalu ia berlari ke kamar ibunya.
"Kaa-san...Kaa-san bangun!, "teriaknya seraya mengguncang tubuh ibunya.
Ibunya terbangun dengan mata masih menyipit, "ada apa Ichigo?. "
"Rumah kita terbakar! Ayo kita keluar!, "kata ichigo dengan panik.
Sebenarnya ibunya tak begitu percaya pada kata-kata Ichigo, namun perlahan ia merasakan hawa panas di sekitarnya. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya lalu berlari keluar kamar dengan menggandeng tangan anaknya. Keadaan rumah mereka yang sebagian telah terbakar menyulitkan mereka untuk keluar dari rumah. Saat sudah menemukan pintu keluar, tiba-tiba saja ada sebuah batang kayu yang berkobar jatuh hendak mengenai Ichigo, namun ibunya dengan sigap mendorong tubuh Ichigo agar tak teekena kayu tersebut. Tapi naas, dirinyalah yang terkena kayu itu. Mata Ichigo terbelalak menyaksikan ibunya tersungkur,ia hendak menolongnya namun tenaganya tak cukup untuk menarik tubuh ibunya ataupun mengangkat kayu itu.
"Ichigo...Larilah..!, kata Ibunya pelan.
"Tapiii...Bagaimana dengan Kaa-san?,"tanya ichigo dengan suara berat.
Ibunya tersenyum kecil, ntah kenapa pandangan matanya semakin kabur, ia merasa tubuhnya panas karena terbakar,ia ingin mengerang tapi ia menahannya karena takut Ichigo akan bertambah khawatir.
"Kaa-san tidak apa-apa,Larilah! Selamatkan dirimu Ichigo!, "kata Ibunya pelan, lalu kesadarannya menghilang.
"Kaa-san! Kaa-san!, " teriak Ichigo semakin panik, ia mengguncang tubuh ibunya tapi ibunya tak bergeming. Ichigo berinisiatif lari keluar dari rumah untuk mencari bantuan, air mata jatuh ke pipinya.
'Kaa-san bertahanlah' katanya dalam hati.
Ichigo terkejut saat ia keluar dari rumahnya. Setiap sudut yang ia lihat, ia hanya melihat nyala api yang dengan ganas membakar semuanya.
Ia lalu berlari ke arah timur, tapat di sebelah rumahnya ia melihat pemandangan yang mengejutkan. I lihat bayangan seorang berpakaian hitam yang menghunus pedang, lalu 2orang yang melindungi seorang gadis kecil di belakangnya. Rumah di belakang mereka terbakar.
Orang yang menghunus pedang menyerang 2orang itu yang tak lain adalah orang tua si gadis kecil yang Ichigo kenal. Gadis itu hanya berdiri ketakutan.
Ayah si gadis bermata violet itu maju untuk melindungi istri dan anaknya, namun sayang dia tersayang pedang orang berpakaian hitam itu.
Si ayah tergeletak, orang berpakaian hitam itu mendekati gadis kecil dan ibunya. Sang ibu berdiri, ,encoba menjadi tameng bagi anaknya namun orang itu tak segan-segan menebas tubuh si ibu depan anaknya. Orang itu menatap gadis kecil yang berdiri di depannya dengan wajah pucat dan tatapan mata kosong. Baju gadis kecil itu terlihat kotor oleh darah.
Mata Ichigo terbelalak menyaksikan kejadian yang tak pantas dilihat itu sejak tadi, ia merasakan hal yang sama akan menimpa temannya itu. Segera ia berjongkok dna mengabil sebuah batu yang agak besar di depannya lalu melemparnya ke arah orang itu. Batu yang di lempar Ichigo mengenai kepala orang yang wajahnya tertutup topeng itu. Orang itu berbalik, ia hendak menyerang Ichigo tapi ia tersandung sebuah lubang lalu terjatuh dan kepalanya membentur batu, Ia tak sadarkan diri.
Ichigo mendekati gadis kecil itu, "Rukia! Ayo lari!, "kata Ichigo seraya menarik tangan Rukia. Tubuh Rukia terasa kaku, tapi Ichigo tetap menarik tangannya memaksanya untuk berlari sejauh manapun mereka bisa. Namun yang mereka lihat selama meraka berlari hanya api dan darah.
XOXOXO
Musim panas 7 tahun kemudian...
Seorang pemuda berambut orange mendongak ke arah jalan, ia melihat kekiri dan ke kanan. Setelah di rasa aman,ia keluar dari gerbang rumahnya.
"Ah..aman...Hari ini rencanaku berhasil!, "gumamnya pelan seraya tersenyum simpul.
"Pagi IICHIIGOO...!, " sapa seorang gadis berambut hitam sambil keluar dari semak-semak dekat gerbang rumah pemuda yang di panggil Ichigo itu.
"Huaghh!...em...eh...pagi!, "kata Ichigo, awalnya ia nampak terkejut melihat gadis itu keluar dari semak-semak, tapi ia berhasil mengatasi rasa terkejutnya lalu menjawab sapaan gadis bernama Rukia itu dengan nada malas.
Rukia berjalan di belakang Ichigo.
"Lemas sekali kau Ichigo!, "kata Rukia seraya menepuk punggung Ichigo dengan keras.
"Kyaaaaaaah! " Ichigo menjerit.
"Ahahahha kau kenapa?, "tanya Rukia dengan rasa geli. Baru kali ini ia mendengar laki-laki mejerit.
"Kau tau? kemari n aku baru saja jatuh dari atap rumah!, "jawab Ichigo dengan kesal.
Tawa Rukia meledak seketika, "hahahhaha kau payah sekali Ichigo! Untuk apa kau naik ke atap rumah?. "
Ichigo hanya mendengus kesal, kalau bukan karena ayahnya yang menyuruhnya membetulkan genteng kemarin pasti ia tak akan jatuh dari atap, apalagi sampai di tertawai dan di ejek oleh Rukia. Benar-benar hari yang sial!
"Sampai kapan kau mau mengikutiku Rukia?, "tanya Ichigo tiba-tiba.
Rukia berhenti tertawa lalu tersenyum kecil, "aku tak tau, bukankah aku sudah berjanji akan mengikutimu untuk menjagamu ?."
"Huh! Karena aku menolongmu saat peristiwa tujuh tahun lalu lagi? Kau ini memang gila!, "gumam Ichigo.
Rukia hanya tersenyum kecil, 'sebenarnya bukan karena hal itu saja, ' gumam Rukia dalam hati sambil menatap punggung Ichigo.
"Padahal aku sudah berangkat siang untuk menghindarimu, "kata Ichigo sambil membuang nafas kesal. Ia berjalan agak cepat untuk menjaga jarak dengan Rukia. Namun gadis itu dengan susah payah menyusul langkah Ichigo sambil berlari kecil agar jarak diantara mereka hanya sekitar 1-2 meter.
Ichigo menerawang, ingatannya kembali pada kejadian 7tahunlalu. Ia dan Rukia bersembunyi di dalam ruang bawah tanah di sebuah taman selama 2hari. Saat mereka keluar, mereka hanya dapat melihat serpihan-serpihan bekas kebakaran yang menghanguskan rumah-rumah. Kota nampak tak berbentuk. Saat mereka melihat rumah mereka, di sanalah mereka bertemu dengan ayah dan adik-adik Ichigo yang baru saja pulang dari kota lain. Ichigo berlari menghampiri mereka dan memeluk mereka lalu menangis. Sedang Rukia hanya menatap pemandangan itu dengan tatapan hampa.
Beberapa hari kemudian Hisana dan Byakuya,kakak Rukia baru kembali dari kediaman keluarga besar Byakuya. Mereka nampak sama terkejutnya dengan Ayah Ichigo saat meihat keadaan kota. Merekapun menjemput Rukia dan merawatnya. Rukia sempat trauma dengan kejadian itu dan hanya bisa diam ketika diajak berbicara selama Ichigo mulai masuk SMP, Rukia selalu megikuti kemanapun Ichigo pergi saat keluar dari rumah. Saat berangkat dan pulang seolah, Rukai selalu menunggu sampai Ichigo muncul. Itu membuat Ichigo merasa risi dengan ejekan teman-temannya yang mengira ia berpacaran dengan Rukia. Bukan hanya itu, suatu ketika, Ichigo hendak berkencan dengan Inoue, nemun Rukia mendesak untuk ikut. Saat Ichigo pergi dengan teman-temannya, Rukia juga mengikutinya, tak peduli bahwa dialah satu-satunya perempuan diantara mereka. Berbagai cara Ichigo lakukan agar Rukia tidak membuntutinya, seperti pagi ini, ia berangkat agak siang namun Rukia masih menunggunya.
"Hey!, " sapa seorang pemuda berambut merah sambil menepuk pundak Ichigo.
"Oy!, " balas Ichigo sambil mengangkat tangan kanannnya. Pemuda berambut merah itu bernama Renji dan di samping Renji ada Ishida, pemuda berkacamata yang menurut Ichigo sangat menyebalkan.
"Rukia masih mengikutimu?, " tanya Renji sambil menatap ke arah Rukia.
"Pasti rencanamu gagal lagi kan, Kurosaki?, "kata Ishida sambil membetulkan letak kacamatanya.
"Kalian berisik sekali!, " kata Ichigo kesal.
"Tapi hari ini dia terlihat imut yah? Rambutnya di kucir 2, "kata Renji. Dikatai begitu Rukia bukannya tersenyum malah mendelik.
"Tapi tetap saja galak yah?, " sambung Renji lagi.
Ichigo menoleh ke belakang, dan seketika itu Rukia memasang senyum.
"Sejak kapan kau di kucir?, "tanya Ichigo.
"eh?...umj...Sejak tadi kok, jelek yah?, "tanya Rukia sambil memegang kucirannya.
"Biasa saja, " kata Ichigo sambil kembali menoleh kedepan.
"Wah kau jahat sekali Kurosaki! Setidaknya beri dia sedikit pujian, "kata Ishida.
Ichigo tak menanggapi.
XOXOXO
"Kenapa bajumu basah?, "tanya Ichigo saat ia keluar dari gerbang sekolah dan mendapati Rukia sedang menunggunya dengan seragam basah kuyup.
Rukia tersenyum lebar, senyum polos yang mendekati cengiran orang bodoh *author di bantai Rukia*
"Tadi aku tercebur ke kolam ikan di samping sekolah, " balas Rukia.
"Kau bodoh ya? Kenapa kau bisa sampai tercebur?, "tanya Ichigo lagi.
"Tadi ada kelinci yang tercebur ke kolam, lalu aku mengambilnya. "
Ichigo menghela nafas, "ya sudahlah! Ayo kita pulang!, "ujar Ichigo seraya berjalan di depan Rukia. Gadis itu hanya mengangguk dan mengikuti langkah Ichigo.
"Bagaimana pelajar tadi Ichi? Apa ada kesulitan?, "tanya Rukia.
"Tidak, biasa saja, "balas Ichigo.
"Hechoo...Baguslah kalau begitu, ada tugas?, "tanya Rukia lagi.
"Ada. "
"Perlu kubantu? Hachii. "
"Tak usah! Aku bisa mengerjaklannya sendiri. "
Rukia tak menjawab. Mereka berjalan dalam diam, hanya suara langkah kaki mereka, hembusan angin musim panas dan suara bersin Rukia yang sesekali terdengar.
Mereka berjalan melewati tepi sungai dengan cahaya matahari terbenam sebagai latar belakangnya serta bunga-bunga cosmos yang menghiasi rumput tepian sungai memperindah pemandangan pada sore itu.
"Indah ya?, " gumam Rukia sambil menatap takjub hamparan bunga cosmos di depannya. Setelah itu Rukia kembali bersin.
Ichigo berhenti berjalan lalu menoleh ke arah Rukia.
"Ada apa? , "tanya Rukia, ia heran melihat Ichigo tiba-tiba berhenti berjalan.
Ichigo membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah syal berwarna jingga, "Ini syal yang kupakai kemarin, aku lupa belum mengeluarkannya dari tas ku, " katanya sambil melilitkan syal iru ke leher Rukia. Gadis bermata violet itu terdiam sambil menatap wajah Ichigo, lalu ia tersenyum.
"Terima kasih, " katanya dengan tulis.
Ntah kenapa Ichigo sedikit salah tingkah melihat Rukia yang tersenyum dengan manis kepadanya.
Ichigo memalingkan wajahnya, lalu kembali berjalan meninggalkan Rukia.
XOXOXO
Ichigo mengayuh sepedanya keluar dari halaman rumahnya. Saat melewati rumah Rukia, ia tak menemukan gadis yang biasa menunggunya disana. Ia melongok ke halaman rumah Rukia, tapi tetap tak menemukan sosok gadis itu.
"Munkin dia sudah bosan menungguku, syukurlah!, " gumam Ichigo, dia merasa lega tapi sekaligus merasa sepi. Ia merasa seperti ada bagian dari dirinya yang menghilang.
Pemuda itupun mengayuh sepedanya menuju sekolah. Sejak kemarin ia bersepeda, tak peduli pada Rukia yang berjalan kaki, ia tetap mengayuh sepedanya dengan kencang sehingga Rukia harus berlari mengejarnya. Gadis itu kemarin terlihat aneh, dia terlihat sedikit lebih diam dibandingkan biasanya.
Akhirnya Ichigo sampai juga di sekolah, ia lalu memalkirkan sepedanya di tempat palkir sepeda.
"Pagi Kurosaki?, " sapa seorang pemuda berambut kecoklatan di lorong sekolah.
"Pagi Mizuiro!, " balas Ichigo. Merekapun berjalan ke arah kelas mereka.
"Mana Rukia?, "tanya Keigo sambil mengamati sekeliling Ichigo dan tak menemukan sosok yang di carinya.
"Tak tau, dia tak menungguku pagi ini, "jawab Ichigo dengan nada agak kesal.
"Kau kesal?. "
"Hah? Kesal? Tidak! Aku malah senang dia tak mengikutiku lagi, " sangkal Ichigo.
"Begitukah?, " kata Mizuiro sambil terkekeh geli. Lalu matanya tertuju pada Inoue dan Ishida yang berjalan kearah mereka sambil membawa tumpukan kertas. Wajah Inoue tampak memerah melihat sosok Ichigo.
"Pagi Kurosaki! Pagi Mizuiro!, " kata Inoue, ia dan Ishida berhenti di depan Ichigo dan Mizuiro.
"Pagi, "jawab Ichigo dan Mizuiro berbarengan.
"Kalian mau kemana?, " tanya Mizuiro.
"Ke ruang guru, kami harus menyerahkan tugas sejarah yang kukumpulkan kemarin, "balas Ishida.
"Oh...Ya sudah! Kami ke kelas dulu!, "kata Mizuiro pamit.
Ichigo dan Mizuiro kembali berjalan ke arah kelas.
"Kelihatannya Inoue menyukaimu, "kata Mizuiro.
"Begitu?, "balas Ichigo tak acuh.
"Bukankah kau pernah berkencan dengannya?. "
"Oh...itu..Aku hanya ingin tau rasanya berkencan, makanya saat dia mengajakku aku menerimanya. "
"Lalu?. "
"Apanya, " Ichigo nampak bingung.
"Kau menyukainya?. "
"Tidak, aku hanya menganggapnya sebagai teman, tak lebih, "jawab Ichigo.
"Kalau Rukia?, "tanya Mizuiro dengan penasaran.
Ichigo tak menjawab.
XOXOXO
Ichigo sudah berada di depan kelas Rukia, ia melongokkan kepalanya kedalam, mencari-cari sosok yang tak di temuinya selama 2hari ini.
"Kau mencari Rukia?, "tanya sebuah suara yang tak lain adalah suara teman sebangku Rukia, Momo.
"Ya, dia berangkat?, "tanya Ichigo.
"Bukankan kau selalu bersamanya? Rukia sudah 2hari tak masuk, " jawab Momo.
"Kenapa?, " tanya Ichigo.
"Aku tidak tau! Kau kan yang selalu bersamanya?. "
Ichigo terdiam, "ya sudah, terima kasih, "kata Ichigo sambil berjalan kembali ke kelasnya.
Ia merasa perasaannya tak enak.
XOXOXO
Hari ini Ichigo pulang lebih awal, ia mengayuh sepedanya dengan cepat menuju rumahnya lalu memalkirkan sepeda itu di sembarang tempat hingga membuat Karin, adiknya mengomel. Ia tak peduli, ia cepat-cepat berlari ke kamarnya untuk ganti baju. Saat ia hendak keluar rumah ia melihat Kuchiki Hisana, kakak Rukia sudah berada di halaman rumahnya.
"Permisi, " kata Hisana.
"Iya?. "
Hisana tersenyum, "Ichigo, boleh aku minta tolong padamu?, "tanyanya.
"Minta tolong?, "tanya Ichigo heran, tak biasanya ini terjadi.
"Iya. "
"Apa?, "tanya Ichigo.
"Tolong kau jaga Rukia untuk malam ini. Aku dan Byakuya akan pergi ke kediaman keluarga besar Byakuya, dan Rukia sendirian di rumah. Maukah kau menjaganya?, "tanya Hisana.
Ichigo terdiam sejenak. Ia memang bermaksud ke rumah Rukia tapi kalau untuk menjaganya selama semalam...
"Rukia sakit, lagipula Aku percaya kau tak akan berbuat macam-macam pada Rukia, "kata Hisana seolah dapat menebak apa yang ada dalam pikiran Ichigo.
Ichigo kembali terdiam, ia berpikir sejenak, "Baiklah. "
XOXOXO
Ichigo menatap tubuh yang Rukia yang tertidur di depannya. Wajah gadis itu nampak memerah, Ichigo memegang kening Rukia dan merasakan tubuh gadis itu terasa panas dan berkeringat. Ia pun mengambil handuk yang berada di meja yang berada di sebelah tempat tidur Rukia, lalu mengelap keringat di dahi Rukia dengan handuk itu. Rukia sedikit menggeliat karena merasa tidurnya terganggu.
"Kau terkena flu musim panas ya?, "gumam Ichigo pelan.
Ia tak mau membangunkan Rukia, ia pun berjalan ke arah teras kamar Rukia lalu duduk disana sambil menyaksikan langit musim panas.
Setengah jam kemudian, Ichigo merasa matanya hampir terpejam karena buaian angin yang menerpa wajahnya ketika ia merasa seseorang duduk di sebelahnya.
"Rukia?, "
XOXOXO
ehehhe mangaph aku bwt fic lagi padahal yang 2 blm beres...dan mangaph banget yang 2 ntu publishnya lama...aku lagi UTS T,T...
Begadang mpe jam 2 cuma bwt jadi kempret. Dan kemarin2 sempet sakit karena fisika! JYAH! Gua pengen bunuh orang yang bwt FISIKA!
oh ya...fic ne niatnya mau aku bikin 1shot tapi waktu ku kaga nyukup T,T mangaph sangat!
Terus tenang Fic ini adalh fic ichiruki ke 2ku yang kubuat, bahasanya masih ancur hueeehhh! yang Because i hate U tuh yg ke 3 dan Right here ke 4..yang pertama belum aku publish atau lebih tepatnya mungkin gak aku publish.
o..ya BTW kayaknya fic ku tuh rata2 tentang anak sekolah yah? mangaph deh kalo mbosenin...aku kaga isa bwt tntg orang kerja ataupun nikah karena aku blm ngalamin... semua fic ku kubuat adalah inspirasi dari kehidupanku sehari-hari ehehehhe.
Mangaph kalo fic ku ini kaga memuaskan.
Thx 4 read it and review it...aku akan buat lanjutan ni fic ASAP!
