I do not owned Naruto and anyother character except my Hiai Kushinada :)


~Prologue~

Hujan turun dengan derasnya, diiringi teriakan petir yang seperti memperingatkan siapapun utntuk menjauh. Api hitam yang terus berkobar-tak padam dibawah pukulan tiap tetes hujan yang jatuh menandai pertarungan mereka. Api hitam yang ku kenal, Ya- tidak akan padam sekalipun diguyur hujan. akan padam hanya setelah apa yang ingin dilahapnya menjadi habis menjadi abu.

Dia disana, di kuil suci klan uchiha, duduk menanti seseorang. Seseorang yang ia junjung lebih dari siapapun, namun seseorang yang paling membencinya. Dia yang terus dilindunginya namun harus dijauhinnya. Kau tahu? semakin ia melindunginya, semakin dalam ia tenggelam dalam kegelapan.

Ia telah lelah. Raga dan batinnya terlalu lelah untuk terus bersandiwara. Saatnya mengakhiri peran ini. Inilah scenario terakhir yang akan ia perankan. Teruntuk adik tercintanya.

Telah tiba waktunya, untuk dia dan yang paling ia kasihi bertemu. Ya, tak ada waktu yang lebih tepat lagi. Dia tlah tumbuh menjadi seseorang yang kuat. Melebihi dirinya saat ini dan cukup kuat untuk mengakhiri semuanya. Walaupun sungguh disesali, karna kebencian dan dendam kepadanya lah yang memacu yang paling ia kasihi untuk tetap hidup dan bertambah kuat. Yang paling ia kasihi- adik lelakinya Uchiha Sasuke.

Aku termasuk dalam segelintir orang yang tak jatuh dalam ilusinya, dalam sekenario besarnya. Ya, aku hanya sebagai penonton- Seorang penonton tak berhak mengubah jalan cerita. Aku tak bias mengubahnya. Jangankan seluruh jalan cerita. Mengubah akhir menjadi sedikit lebih baik saja aku tak mampu.

Dan dia tak membiarkanku masuk dalam sekenario hidupnya. Kuatnya alasan menopang tegak pendiriannya. Aku tak kuasa membantah. Apakah aku kesal terhadap keputusannya? Tidak. Aku kesal terhadapku yang tak bisa membantahnya. Aku kesal karna aku tak cukup kuat untuk menghancurkan segala logika dan realita yang mendasari tonggak pendiriannya.

Derasnya hujan terus menyelimuti tiap jengkal tubuhku. Mengirimkan dingin yang menusuk hingga ke sumsum tulang. Ngilu rasanya. Hujan membasahi tiap helai rambur hitamku, tiap untai benang pakaianku, dan tubuhku. Aku berdiri bersandar pada batang pohon jauh diatas tanah. Tinggi- cukup tinggi hingga mata amber-ku dapat melihat jauh kesekitarku. Dari jauh, aku melihatnya, menantinya, dan mengharapnya.

"Tetaplah hidup, Itachi!" harapku.


Author Note: Thats it guys, I wrote both epilouge and the next chapter when it already midnight so, maaf2 kalo berantakan. Jadi, saya emang udah siapin utk chapter pertamanya, tapi saya sangat berterimakasih apabila ada kritik saran atau request dari temen2 semua. please give me some reviews. i would really appreciate it :) i'll try update once a week or once in a couple weeks. since im also doing "You hear my voice". you can also check this one out. :)

see ya guys