Believe In Love
Cast : Kai, Sehun, etc
Ini ff rencananya untuk pengganti Imperfect Love yang sisa satu chapter ending lagi. Tapi ga tau juga sih, kalo mood bagus mungkin ini akan aku lanjutin.
No edit, typo bertebaran dan absurd.
KaiHun Lovea
.
.
.
.
.
"Woah, Sehun lihat dia cantik sekali," Baekhyun menopangkan kedua tangan di dagunya, matanya lurus menatap ke arah televisi di dinding kafe itu, memperhatikannya dengan mulut yang terbuka lebar tanpa peduli pengunjung lain yang kini menatapnya sambil terkikik pelan.
Pria yang dipanggil Sehun itu terlihat tak begitu peduli dengan apa yang dikatakan Baekhyun, ia masih asyik mengunyah makanannya dengan sedikit rakus.
"Padahal dia laki-laki sama seperti kita, tapi kenapa dia cantik sekali," Baekhyun dengan nada iri kini menatap ke arah Sehun.
"Siapa sih yang kau maksud?" Sehun lama-lama kesal juga mendengar celotehan Baekhyun. Ia menoleh ke arah televisi dan bergumam pelan. "Kim Shixun? Bukankah dia aktor terkenal yang pensiun itu?"
"Tepatnya berhenti dari kariernya semenjak menikah dengan pengusaha muda Kim Jongin," ucap Baekhyun membetulkan.
"Dia memang cantik Baekkie, jadi kau tak usah merasa iri," ucap Sehun.
Baekhyun cemberut, "Ya ya ya, kulitnya juga bagus, ku rasa dia telah melakukan perawatan yang super mahal."
"Tentu saja, suaminya kan kaya," sahut Sehun tak acuh.
"Tapi Sehun kalau di pikir-pikir..." Baekhyun menegakkan tubuhnya dan sedikit memicingkan mata ke arah Sehun. "Fisikmu sedikit mirip dengannya."
Sehun mendengus, "Jangan bodoh, semua orang tahu dia sangat cantik dan aku.. aku hanya butiran debu di jalanan Baekkie." Wajar memang kalau Sehun berpikir seperti itu, di umurnya yang sudah menginjak 25 tahun, ia masih memegang status jomblo ngenes, begitu biasa teman-temannya mengatakan. Dalam artian ia memang benar-benar sudah jomblo dari lahir dan tercatat belum pernah berkencan sekalipun. Wajahnya tidak bisa dikatakan tampan ataupun cantik, biasa-biasa saja malah, ia juga bukan orang yang terlalu akrab dengan fashion kalau tak mau di bilang ia sedikit ketinggalan jaman, tinggi tubuhnya mungkin setara dengan istri pengusaha kaya raya Kim Jongin yang tadi di bicarakan oleh Baekhyun, hanya saja tubuhnya sedikit lebih berisi dibanding Kim Shixun yang kelewat ramping dengan pinggang yang berlekuk dengan indah.
"Harusnya kau senang, aku menyebutmu sedikit mirip dengannya."
Sehun mencibir, "Dan pada akhirnya kau pasti akan mengataiku jomblo ngenes lagi, ya kan?"
Baekhyun nyengir, ia kembali menoleh ke arah televisi. "Ah, mereka benar-benar pasangan yang begitu serasi, andai aku bisa menjadi teman Shixun, aku pasti bisa menggaet salah satu teman suaminya yang kaya itu."
Pletak
"Aww, Sehun kau memukulku."
"Berhentilah berkhayal Byun Baekhyun, kau harus sadar siapa dirimu," omel Sehun.
"Ya, aku sadar siapa diriku, aku pemilik kafe ini dan kau salah satu pelayanku yang kurang ajar karena telah berani memukulku."
Sehun nyengir, "Maaf..."
"Sudahlah, kau sudah selesai makan bukan? Kalau begitu bisa kau bantu aku belanja ke Mall? Aku terlalu malas untuk pergi belanja sekarang," gumam Baekhyun.
"Baiklah, aku akan ke sana."
Setelah Baekhyun menyebut sejumlah barang dan juga menyerahkan kartu kredit miliknya, Sehun segera meraih jaket berwarna pink miliknya dan memakainya untuk melapisi kaosnya yang berwarna biru muda.
"Sehun..."
"Ya?" Sehun menoleh pada Baekhyun.
"Segeralah kembali kalau urusanmu sudah selesai."
Sehun tersenyum, "Aku pasti segera kembali."
.
.
.
.
.
.
"Kau ingin pergi belanja?" Jongin meraih kemejanya yang tergeletak di lantai setelah percintaan panas antara ia dan istrinya beberapa saat yang lalu.
Shixun yang sudah selesai mandi dan kini tengah sibuk memakai kaos berwarna biru miliknya hanya bisa tersenyum manis. "Ya, ku rasa setelah lelah berolahraga, aku perlu menyegarkan pikiran dengan belanja," dengan genit ia mengedipkan matanya pada suaminya.
Jongin terkekeh, ia mendekat pada istrinya dan mencium bibirnya dengan lembut. "Belanjalah sesukamu istriku."
"Itu sudah pasti."
"Kau ingin aku antar?" tanya Jongin.
"Tidak perlu," Shixun mengenakan jaket pinknya dan mulai melangkah menjauh. "Aku ingin naik taxi saja hari ini."
"Tak ingin di antar Edgar ?"
"Tidak sayang, aku hanya ingin pergi sendiri hari ini. Bolehkan?"
"Boleh... asal pulangnya jangan terlalu larut."
"Oke, aku pergi dulu suamiku." Setelah meniupkan ciuman dari bibirnya, Shixun segera keluar dari kamar dan membiarkan suaminya sibuk dengan pakaiannya sendiri. Hari sudah siang dan ini rekor pertama suaminya pergi terlambat untuk bekerja. Pagi ini entah kenapa, ia menginginkan Shixun melayaninya hingga pria tampan itu merasa puas dan baru kemudian melepaskan tubuh istrinya.
Saat keluar dari rumah besarnya, Shixun tersenyum begitu pelayan mengatakan kalau taxi yang ia pesan telah siap, ya saatnya untuk belanja sepuasnya Kim Shixun.
Di Mall yang sama dengan tempat Shixun belanja, Sehun sedang sibuk membeli barang-barang pesanan Baekhyun.
"Aish, kenapa banyak sekali, dan aku ingin pipis." Sehun menggembungkan pipinya, melirik sejenak barang belanjaannya, dan bermaksud menitipkan barang-barang belanjaanya pada security yang berjaga tak jauh dari situ. Untunglah security itu mau menjagakan barang miliknya sementara ia pergi ke toilet.
"Ah, leganya..." Sehun tersenyum senang seraya berjalan ke wastafel untuk mencuci mukanya dan di saat itulah ada orang yang ikut berdiri di sampingnya, melepaskan cincin dan meletakkan tepat di dekat Sehun sebelum kemudian mencuci tangan dengan sabun.
Sehun memperhatikan wajah orang itu dan sejenak tertegun, ia mengenalnya, dia Kim Shixun, pria yang telah membuat Baekhyun merasa iri.
Merasa diperhatikan, Shixun ikut menoleh dan tersenyum canggung pada Sehun. mungkin karena merasa tak nyaman, ia bergegas melap tangannya dengan tissue dan kemudian keluar dari dalam toilet.
Sehun yang menyadari kalau pria itu meninggalkan cincinnya di sana, segera mengambil cincin itu dan berlari keluar. "Hei, kau meninggalkan cincinmu..."
Namun ternyata posisi Shixun sudah cukup jauh dengannya dan kemungkinan besar, pria itu juga tidak mendengar teriakannya. Bermodal nekad, Sehun mencoba mengejar langkah-langkah panjang Shixun. "Shit, kenapa dia cepat sekali."
Tepat saat Shixun keluar dari dalam Mall dan masuk ke dalam taxi yang sudah menunggunya, Sehun berhasil mengejar dan ikut masuk ke dalam taxi itu tanpa menyadari dompet miliknya yang jatuh ke lantai mobil taxi tersebut.
"Ya Tuhan," pekik Shixun terkejut.
"Maaf, aku bukan orang jahat yang..."
"Jalan pak," sela Shixun memotong ucapan Sehun. Dan taxi itu pun meluncur meninggalkan Mall tersebut. "Jadi apa kau penguntit atau apa, berani-beraninya kau masuk ke dalam taxi yang sama denganku."
"Maaf, tapi aku bukan seorang penguntit," jawab Sehun sedikit tersinggung.
"Lalu kau siapa? Seorang fans yang ingin mendapat tanda tangan dariku?"
"Bukan juga..."
"Lalu untuk apa kau menemuiku, apa kau ingin menculikku?"
"Tolong jangan berprasangka jelek dulu padaku, aku menemuimu hanya ingin mengembalikan cincin ini, kau meninggalkannya di wastafel tadi, ini milikmu bukan?" Sehun baru ingin membuka telapak tangan yang sedari tadi ia kepalkan saat sebuah mobil truck meluncur dengan kecepatan tinggi ke arah mereka dan menabrak taxi yang mereka tumpangi.
Mobil taxi itu terpental, terguling-guling beberapa kali sebelum akhirnya berhenti tepat di tengah jalan. Api dengan cepat terbakar begitu tersulut bensin. Di dalam mobil taxi yang hancur dan mulai terbakar sebagian, Sehun yang masih sedikit tersadar dari rasa sakit yang ia derita, berjuang dengan keras keluar dari dalam taxi itu, setelah bersusah payah mencoba akhirnya ia berhasil keluar, dan tepat saat ia memandang ke arah taxi itu, ledakan besar terjadi, api menyambar wajah dan juga tubuhnya dan tubuhnya terpental jauh ke belakang. Hal terakhir yang ia dengar adalah suara teriakan orang-orang dan sesaat kemudian kesadaran Sehun benar-benar lenyap.
.
.
.
.
.
.
.
TBC Or Delete ?
Mengangkat tema yang sama dengan salah satu penulis kesukaanku, tapi dengan alur dan tentunya cerita yang berbeda.
Ada yang minat ?
Salam Kaihun hardshipper
KaiHun Lovea
