Title : The Game

Genre : Romance/Drama

Disclaimer : Character dalam fic ini milik Tuhan dan diri mereka sendiri

Plot dan Ide cerita milik Cloud1124

Cast : Super Junior member

Pairing : YeWook/HaeHyuk/YeHae

Rated : Teen

Summary :

Malam itu, permainan keduanya benar-benar dimulai, padahal keduanya tahu kalau semuanya akan berubah dan tidak akan sama lagi kenapa masih nekat memulai permainan ini? Akankah perasaan lain tumbnuh dia antara Yesung dan Donghae?

Warning : OOC, Typo(s), BL, Crack pair.

Mind to RnR?


.

"─hyung, kau ikut kan?" Tanya seorang namja tampan yang kini sibuk dengan ransel hitamnya.

"Ah, mian Wookie-chagi, aku lelah sekali. Kurasa hari ini aku akan istirahat saja," jawaban dari sang lawan bicara membuat sang namja─Kim Ryeowook, mengangguk singkat tanpa menolah pada namja lawan bicaranya tadi.

"Kalau begitu aku pergi dulu ya hyung. Yesung-hyung dan Donghae-hyung jaga rumah baik-baik!" Pesannya pada namja tadi─Yesung.

"Eh, Hae tidak ikut pergi?"

"Anni. Ia begadang untuk main dengan Kyu semalaman. Sekarang dia tidur," jawabnya, kali ini Ryeowook berdiri dan berjalan keluar kamar.

"Ah, arraseo..."

"Hm, aku berangkat dulu hyung! Sampai jumpa!" Serunya semangat.

"Ne, hati-hati." Pesan Yesung sebelum tubuh mungil kekasihnya berlalu keluar.

.

Yesung menghempaskan tubuhnya ke ranjang di belakangnya. Memejamkan matanya sebentar guna mengurangi nyeri karena kepalanya yang berdenyut pusing. Sejenak memikirkan kepergian para hyung dan dongsaeng-nya ke Lotte World untuk sekedar mengisi libur pendek mereka dari jadwal Super Junior yang padat. Sebenarnya ia mau saja ikut, tapi sepertinya denyut di kepalanya memprotes tak setuju. Tangan Yesung terangkat untuk memijat pelipisnya.

"Hyung sakit?" Suara itu membuat Yesung membuka matanya sejenak, memandang sang dongsaeng yang berdiri di depan ranjangnya dengan wajah khas orang bangun tidur.

"Anni. Sudah bangun Hae? Lapar?" Pertanyaan itu hanya dijawab dengan anggukan singkat sang lawan bicara. Yesung mendudukkan tubuhnya, sekedar bertatap muka dengan Donghae yang kini sedang menguap tanpa sedikitpun berniat menutupinya.

"Semuanya sudah berangkat hyung?" Tanya Donghae seraya mengikuti Yesung yang kini berjalan ke arah dapur.

"Ne. Ah, tadi Sungmin dan Wookie sudah membuat sarapan. Coba saja cek ada sisa untukmu tidak." Seru Yesung kemudian menghabiskan segelas air yang baru saja diambilnya. Dengan segera Donghae membuka tudung saji yang ada di tengah meja, setelah menemukan sepiring omelet telur dan nasi ia bergegas mendudukkan dirinya dan menyantap sarapannya dengan lahap.

Yesung ikut mendudukkan dirinya di samping kursi Donghae, tangannya terjulur mengambil ponsel Donghae yang tergeletak begitu saja diabaikan sang pemilik. Baru ia akan menekan keypad ponsel tersebut, dering terdengar. Di layar, nama Eunhyuk terpampang jelas.

"Hae, Hyukkie menelepon..." Katanya seraya memberikan ponselnya pada Donghae yang masih sibuk menelan sarapan paginya. Namun bukannya berhenti untuk mengangkatnya, Donghae justru dengan santai berdiri dan mengambil air minum yang langsung dihabiskannya.

"Biarkan saja hyung, paling juga Hyukkie menanyakan oleh-oleh yang kuminta," jawabnya dingin dan kembali duduk untuk melanjutkan ritual sarapan paginya.

Yesung memandang aneh wajah Donghae yang kini kembali mengunyah makanannya dengan santai, tak merasa terganggu sedikitpun dengan dering ponsel yang tak kunjung berhenti. Setelah beberapa menit, dering itu berhenti juga dan membuat suasana hening di antara keduanya.

"Kau bertengkar dengan Hyukkie?" Tanya Yesung, tangannya kini meletakkan kembali ponsel Donghae ke tempat semula, mengurungkan niatnya untuk bermain game yang sebenarnya adalah niat awalnya. Di tanya begitu rupanya membuat Donghae terdiam beberapa saat sebelum membuka mulutnya untuk bersuara.

"Tidak bisa dibilang bertengkar sebenarnya, hanya saja semalam dia memarahiku karena aku memilih bermain game dengan Kyu daripada menemaninya tidur, tadi pagi juga dia sengaja menendang kakiku berkali-kali untuk membangunkanku," Donghae meletakkan sendok-garpunya dan beranjak untuk mencucui piring.

Di tempat duduknya, Yesung terdiam dan memandang punggung sang dongsaeng yang kini sibuk dengan piring cuciannya. Senyum tipis terulas di wajah tampannya.

"Tidak seharusnya kau marah Hae, Hyukkie benar, kau seharusnya istirahat semalam, dan untuk tendangan itu, mungkin karena kau terlalu sulit dibangunkan." Tanggapan Yesung sukses membuat Donghae berbalik dan membelalakkan matanya.

"Hyung? Kau membela Hyukkie?" Tanyanya tak percaya. Yesung tersenyum lagi.

"Aku tidak membelanya Hae, hanya saja menurutku Hyukkie tidak sepenuhnya salah. Arra?" Yesung menghampiri Donghae, tangannya dengan terampil menata piring dan sendok-garpu kembali ke rak tempatnya. Donghae terdiam, entah ia marah atau berusaha mencerna kalimat Yesung barusan.

.

.

Hari sudah menjelang siang saat ini. Dan rasa bosan sudah merasuki kedua namja yang kini duduk bersebelahan di ruang tengah, namja di sebelah kanan sibuk dengan remote televisi, ibu jarinya dengan giat menekan tombol-tombol di sana untuk sekedar mencari channel yang dirasa cukup asyik ditonton. Sementara namja satunya kini sibuk dengan koran pagi yang ada di pangkuannya.

Dengan cepat Yesung menutup korannya, menyudahi acara membacanya dengan wajah masam. Bunyi kemeresak koran yang dilipat membuat Donghae menoleh sejenak dari acara televisinya. Melihat wajah hyung-nya yang seolah hampir mati kebosanan membuatnya berpikir keras mencari ide untuk sesuatu yang bisa di lakukan berdua.

"Hae, jalan-jalan yuk! Aku bosan diam terus." Suara Yesung menginterupsi pemikiran keras yang sedang dilakoni Donghae.

"Eh? Kemana hyung?" Tanya Donghae penasaran. Yesung terdiam sejenak.

"Kemana saja lah, kita makan siang sekalian. Bagaimana?"

"Oke, tunggu ya, aku siap-siap dulu." Seru Donghae sambil berlari masuk kamarnya.

Beberapa menit kemudian, Donghae keluar dengan celana jeans, kaos dan jaket menggantikan pakaian tidurnya tadi, tak lupa sebuah topi menutupi bagian atas rambut cokelatnya. Di dekat pintu, sosok Yesung yang sudah berganti baju menunggu dengan kunci mobil di tangannya.

"Kajja." Ajakan itu disambut anggukkan singkat dari Donghae yang langsung berjalan menyusul.

.

.

Cafe yang terletak di ujung jalan itu menjadi pilihan Yesung dan Donghae, pengunjung di sana memang tak terlalu banyak, bahkan mungkin terlalu sedikit untuk ukuran cafe dengan interior bagus seperti ini. Keduanya memilih duduk di meja yang letaknya di pojok ruangan, tak lama setelah duduk, seorang waitress cantik menghampiri mereka dengan dua buah buku menu ditangan─ahh, jangan lupakan senyum manis yang setia terpatri di wajah mulusnya itu.

"Annyeong. Mau pesan apa tuan?" Tanya sang waitress sopan setelah menyerahkan buku menunya pada kedua tamu di hadapannya. Sejenak Donghae dan Yesung sibuk memilih di antara berbagai menu yang tertulis.

"Aku pesan seafood pancake satu, dan ice vanilla latte. Kau Hae?" Yesung memulai.

"Samakan saja, aku minumnya orange juice ya." Jawab Donghae sambil menyerahkan buku menu kembali ke sang waitress yang sedang mencatat pesanan Yesung.

"Ne, saya ulangi ya, Seafood pancake dua, ice vanilla latte satu dan orange juice satu. Ada tambahan?" Gelengan dari kedua tamu di hadapannya menjadi jawaban terakhir sebelum ia berbalik ke arah dapur cafe.

Donghae kini menekuri ponsel miliknya, tak mengacuhkan sang hyung yang menatapnya intens. Namun ditatap begitu membuatnya merasa gugup juga rupanya, dengan malas ia mengangkat wajahnya, memandang balik wajah di hadapannya itu dengan pandangan tak suka.

"Jangan memandangku seperti itu hyung!" Katanya marah. Yesung tertawa kecil, dan mengangguk perlahan. Tangannya terjulur mengambil ponsel dari tangan Donghae, dengan cepat ia menekan keypad ponsel itu, berniat melanjutkan game yang beberapa saat lalu dimainkan Donghae. Dan karena ponsel miliknya telah berada di tangan Yesung, Donghae kini kehilangan kegiatan yang bisa dilakukan. Beberapa saat terdiam, ia memutuskan untuk memandangi wajah Yesung yang kini sibuk menekuri game di ponselnya itu. Yah, hitung-hitung balas dendam, siapa tahu Yesung merasa terganggu dan mengembalikan ponsel Donghae?

Tangan kanan Donghae kini menjadi tumpuan untuk dagunya. Ia terdiam beberapa saat memperhatikan wajah di depannya.

'Sebenarnya Yesung-hyung lumayan tampan sih, bahkan mungkin lebih tampan dari Hyukkie, kulitnya juga putih seperti bayi. Matanya sipit dan sukses membuatnya terlihat imut, yang jelas dia tak kalah keren dari Kyuhyun atau Siwon.' Batin Donghae dalam hati, entah karena terlalu asyik memperhatikan Yesung atau apa, ia tersenyum sendiri dan itu membuat sedikit kerutan muncul di antara kedua alis Yesung yang kini memandang balik wajah Donghae karena merasa diperhatikan.

"Ehem, Hae? Kau kenapa? Terpesona?" Tanya Yesung seraya menyeringai, dan itu sukses membuat Donghae salah tingkah. Wajahnya bersemu merah. Namun sebelum Donghae sempat menyangkalnya, sang waitress muncul dengan anggunnya dan membawa nampan berisi pesanan di masing-masing tangannya.

"Mianhae, anda berdua pasti sudah lama menunggu. Ini pesanannya." Senyuman termanis dikeluakan, dan dibalas anggukan singkat dari Donghae.

"Ah, gamsahamnida," jawab Yesung sekenanya. Sang waitress berlalu pergi dan membiarkan kedua tamu tersebut menghabiskan santap siang mereka.

.

.

Beberapa menit hanya denting garpu-pisau yang beradu dengan piring yang terdengar, sesekali mulut keduanya menyesap minuman dingin di sampingnya. Dan sepertinya keduanya belum berniat buka suara─bahkan setelah keduanya selesai makan. Suasana hening masih meresap diantara keduanya. Suara denting lonceng dari arah pintu masuk cafe terdengar, Donghae melirik sekilas melihat sepasang namja-yeojya yang saling bergandengan dengan wajah bahagia masuk ke dalam cafe. Seolah mendapat ilham, Donghae menyeringai, seringai tipis karena ide dadakan yang tercetus di otaknya.

"Hyung, aku punya permainan..." Seringai Donghae masih belum meninggalkan wajah sang prince charming Super Junior itu.

"Huh? Permainan? Permainan apa?" Seolah mendapatkan respon yang diinginkan, seringai Donghae semakin lebar.

"Ayo kita─"

Mendadak Yesung merasakan firasat tak menyenangkan, seolah apa yang akan dikatakan Donghae setelah ini adalah bencana yang sudah dinanti sejak dulu. Seolah Yesung tahu kalau apa yang akan dikatakan Donghae setelah ini akan membawa bencana bagi dirinya. Donghae. Dan Super Junior sendiri.

"─berselingkuh." Yesung membatu di tempatnya, menatap Donghae yang kini menyeringai kesenangan.

.

.

Yesung terdiam di kamarnya, sulit rasanya memejamkan mata dengan rasa shock yang belum menghilang. Matanya menerawang jauh mengingat perdebatannya dengan Donghae siang tadi.

"Ayo kita ─"

"─berselingkuh" Yesung membatu di tempatnya, menatap Donghae yang kini menyeringai kesenangan.

"Apa kau sudah gila Hae?" Respon pertama dari Yesung cukup membuat Donghae terkejut karena nadanya yang mulai meninggi.

"Anni hyung. Aku serius. Kita berselingkuh saja. Bukankah kau pernah bilang padaku kalau semakin lama Wookie itu membosankan? Aku juga mulai jenuh pada Hyukkie, dia terlalu over-protective padaku. Bagaimana?"

"Tapi aku masih mencintai Wookie, Hae. Akupun yakin kau masih mencintai Hyukkie. Iya kan?"

"Hahh, memang. Tapi aku sedang jenuh hyung. Aku janji ini hanya permainan sementara, dan sudah pasti rahasia. Untuk mencari suasana baru saja kok!"

"Tapi─" Protes dari Yesung terpotong karena dering ponselnya sendiri. Di layar, nama Leeteuk muncul. Dengan cepat dijawabnya telepon itu, ekor matanya melirik pada Donghae yang masih tersenyum menatapnya.

"Yoboseyo..."

"Sungie? Kalian dimana? Kami sudah di dorm sekarang. Cepat pulang." Sahutan dari seberang telepon membuat Yesung melirik ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Ah, Ne hyung. Kami segera pulang. Kami ada di cafe dekat dorm."

"Arraseo, jangan terlalu lama ya. Hyukkie khawatir sekali pada Hae. Katanya ia telepon berkali-kali tapi dia tak menjawab. Hae baik-baik saja kan?"

"Ne. Kami pulang sekarang hyung. Gomawo."

"Ne."

Dengan cepat Yesung memasukkan ponsel miliknya ke dalam saku, menata barang-barangnya dan memanggil waitress tadi untuk membayar. Lalu segera mengajak Donghae pulang tanpa membahas pembicaraan mereka sebelumnya.

.

Gerakan Ryeowook di sampingnya membuat Yesung tersadar dari lamunannya. Ia menatap wajah polos yang terlihat lelah itu, tangannya menyentuh pipi Ryeowook dan mengusapnya perlahan. Sejenak Yesung terdiam. Tak lama kemudian, Yesung bergegas bangun, rupanya gerakan tiba-tiba darinya cukup membuat Ryeowook terusik dari tidurnya.

"Uhm, hyung? Mau kemana?" Suara serak Ryeowook terdengar, matanya setengah terbuka menatap sang kekasih sekaligus hyung-nya itu. Yesung tersenyum menatapnya.

"Aku hanya ingin ke dapur dan mengambil minum, chagiya. Maaf membangunkanmu." Setelah mengangguk singkat, Ryeowook kembali terlelap. Sementara Yesung pergi keluar menuju dapur.

Entah ini suatu kebetulan atau disengaja, Donghae muncul saat Yesung tengah meneguk airnya.

"Ah, ada Yesung-hyung disini. Belum tidur?" Yesung yakin itu hanya sekedar basa-basi.

"Anni. Kau sendiri Hae?" Balas Yesung seraya meletakkan gelasnya yang sudah kosong.

"Seperti yang kau lihat hyung." Kini giliran Donghae yang mengambil gelas dan mengisinya dengan air. Dia berbalik menatap Yesung sejenak sebelum meminumnya habis.

Mendadak keduanya terdiam, dapur gelap itu kini hening setelah beberapa detik tadi ada beberapa suara. Entah ada apa, mendadak Yesung maju mendekati Donghae, tangannya terulur dan akhirnya bertengger manis di pinggang Donghae. Mendapat perlakuan seperti itu, Donghae meletakkan gelasnya sejenak. Tangannya kini melingkar di leher Yesung. Mengurangi jarak diantara keduanya.

"Apa ini berarti kau menerima permainanku hyung?" Tanya Donghae saat merasakan kecupan lembut dari Yesung di bahunya.

"Anggap saja begitu, chagiya." Kata Yesung singkat. Wajahnya kini tersembunyi di pertengahan antara bahu dan leher Donghae, menyesap aroma khas sang dongsaeng. Sementara Donghae tersenyum tipis dan mengeratkan pelukannya.

Malam itu, permainan keduanya benar-benar dimulai, padahal keduanya tahu kalau semuanya akan berubah dan tidak akan sama lagi kenapa masih nekat memulai permainan ini? Akankah perasaan lain tumbnuh dia antara Yesung dan Donghae?

To be continued...


a/n:

GYAAAAA! Saya udah gila karena berani menulis fic macam ini...

Keep or Delete?

Saya ga yakin sumpah sama fic ini, saya aja dapet ide di tengah-tengah ujian.. -_-" Dan bodohnya saya memutuskan untuk mengetiknya... #plakk

Err, ada yang berminat RnR? Oh ya, ini fic perdana saya. Mohon bantuannya ya... :D

Cloud1124