Pair : Taekook, Minyoon, Namjin, etc

Main Cast : Kim Taehyung, Jeon Jungkook

Other Cast : Member BTS, Seventeen,GOT7,EXO dan Grup Idol lainnya

Rate : T – M

Genre : Romance, Friendship

Warning : Ingat ini hanya cerita fanfiction (bikinan Fans) jika ingin Judge pakai bahasa yang baik. DON'T LIKE DON'T READ. Typo berserakan. Bahasa berantakan.

.


.

.

-In Tempore-

.

.

Happy Reading !

.

.

Chapter I : First Meet ! is it a love ?

.

.

Seorang pemuda dan seorang gadis tampak serasi saat mereka memasuki Perusahaan tempat mereka bekerja, sebelum berpisah, karena mereka berada di divisi yang berbeda. Sang gadis menghentikan laki-laki yang beriringan di sampingnya, penampilan anggunnya terbenam dalam coat hitam yang diyakini adalah milik laki-laki itu.

" Sekali lagi aku lihat kau memakai pakaian minim seperti tadi, aku tidak akan segan-segan mengurungmu di Mansion dan tidak akan memperbolehkanmu bertemu dengan Sungjae, arra ?" ucap laki-laki itu.

" Astaga, kenapa kau seram sekali, Oppa. Nanti aku tidak bisa bertemu dengan bayi besarku" jawab gadis yang sedang jengah itu, berpapasan dengan laki-laki dingin saat dia pulang dari makan siang sungguh bukan pilihan yang baik, sekarang tubuh indahnya terpenjara dalam coat panjang milik lelaki itu. Memang saat ini sudah masuk musim dingin, siapa yang berani untuk memakai pakaian minim kecuali tuntutan pekerjaannya. Benar, gadis tadi bekerja di divisi fashion design pada Department Fashion and Modelling di perusahaan raksasa tempat mereka berdiri sekarang.

" Bayi besar ? Heol ! ayo cepat aku antar " ujar pemuda yang hendak melanjutkan perjalanannya.

" Oppa, tidak usah mengantarkanku. Aku pergi sendiri saja " Ucap gadis yang memiliki gummy-smile itu lagi.

" Wae?" tanya pemuda itu lagi, menatap gadis manis yang mengambil name-tag di sakunya dan mengalungkannya. Tanda pengenalnya, Jennie Kim.

" Geuyang , aku pergi sendiri saja, sana pergi ! kau kan sedang di kejar dateline" jawab Jennie, Gadis manis itu mengecup pipi laki-laki itu sebelum pergi, meski jengkel tapi dia tetap menyayangi lelaki yang telah memarahinya.

" Bye Oppa !" lelaki tampan itu hanya tersenyum kecil menatap punggung gadis berambut panjang itu. Ialah Kim Taehyung, pemuda 23 tahun. Salah satu karyawan yang bekerja di perusahaan ayahnya, Universe Company. Perusahaan besar yang menaungi bidang saham, retail, entertainment, dan Game. Taehyung bekerja pada department Game Development untuk sementara, dia adalah pemuda yang sedang di persiapkan untuk menjadi salah satu pewaris Pengusaha terkaya di Korea Selatan oleh ayahnya, Park Chanyeol. Jangan tanyakan kenapa marga anak dan ayah tidak sama, karena semua keinginan mertua Chanyeol, Kim Heechul. Tak banyak yang mengetahui jika Taehyung adalah salah satu anak Chanyeol di tempat kerjanya. Selain teman-teman dekatnya.

.

.

" Oi, Alien !" Taehyung mengarahkan kepalanya ke arah orang yang memanggilnya dengan sebutan itu. Park Jimin, sahabat kecilnya yang selalu berada disisi Taehyung,. Semua rahasia Taehyung hampir diketahui oleh Jimin. Dekati Jimin dahulu, jika kau jatuh hati kepada Taehyung.

" Wae ? darimana kau ?" tanya Taehyung. Berjalan beriringan ke arah lift bersama. Tadi mereka memang bersama, tapi Jimin pergi duluan setelah makan siang mereka.

" Aku mengantuk, habis membeli ini " jawab Jimin mengangkat paper-cup yang Taehyung yakini adalah Americano. Park Jimin, tuan muda kaya yang bekerja dengan Taehyung dan tidak ingin menjadi direktur di perusahaan ayahnya sendiri ataupun mengambil pekerjaan yang melelahkan. Passion-nya bukan di bisnis atau pekerjaan sejenisnya, tapi ia juga tidak menolak untuk belajar selama hobby-nya dapat tersalurkan dengan baik.

" Coat-mu mana ? Jennie lagi ?" tanya Jimin. Taehyung hanya menganggukkan kepalanya. Berbicara random menjelang ruangan mereka, di lantai 27 gedung tinggi itu.

" Aku dengar Yoongi-hyung akan kembali " ucap Jimin yang sudah mendudukkan diri pada sofa di ruang kerja mereka. Menanti anggota lainnya datang, bersantai sejenak. Taehyung dan Jimin berada di bagian desain grafis yang bertugas untuk merancang konsep, peraturan dan sistem game, merancang karakter game dan sebagainya. Pada Department Game Development , Mereka satu tim dengan Jaebum sebagai ketua tim mereka, 7 anggota lainnya yaitu Hoseok, Hoshi, Eun woo, Jackson, Jeonghan, Daniel dan Seong woo. Mereka semua dijuluki Perfect guys from Game Development berkat wajah-wajah mempesona mereka di atas rata-rata. Saat ini mereka sedang di kejar dateline tugas, sehingga waktu makan siang mereka pangkas, tapi anggota lain juga belum kembali ke ruangan mereka.

" Nugu ?" tanya Taehyung memastikan apakah yang dia dengar tadi tidak salah.

" Kau tidak tuli, Kim. Yoongi-hyung akan kembali " tekan Jimin, tampak aura bahagia terpancar dari manusia yang sempat di gosipi memiliki hubungan dengan Taehyung karena mereka nyaris kemanapun bersama.

Apa yang dirasakan Taehyung sungguh berbeda dengan apa yang dirasakan sahabatnya itu. Min Yoongi. Mendengar nama itu membuat pemuda bermata elang itu mengepalkan tangan karena terbayang masa lalu, yang membuatnya akan selalu memendam rasa kebencian yang mendalam kepada kakak angkatnya itu.

" –ik-bak saja ? Oi ! Tae !" Teriakan Jimin menyadarkan Taehyung.

" Mwo ?" tanya Taehyung sarkas.

" Gwaenchana ?" tanya Jimin kembali, Jimin mengerti apa yang Taehyung rasakan, tetapi untuk saat ini dia berhak bahagia karena orang yang dia tunggu selama 5 tahun kembali, Yoongi-nya kembali.

" Ya, tentu saja aku baik-baik saja. Sangat !" jawab Taehyung menatap Jimin yang tengah menatapnya.

" Berbaikanlah dengan Yoongi-hyung Tae, sampai kapan kau menyimpan dendam kepadanya ?" tanya Jimin. Taehyung hanya diam dan menatap layar komputer yang ada di depannya, menggerakkan tangan menyentuh layar yang ada di mejanya.

Ponsel Tahyung bergetar di atas meja,matanya melirik layar ponselnya yang menyala, sedikit menimbang akhirnya pemuda tampan itu mengangkat teleponnya.

" Wae ?" ucap Taehyung.

/" Mommy menyuruhmu pulang ke Mansion untuk makan malam keluarga"

" Aku si—"

/"- Jangan kau ucapkan kata sialan yang membuat Mommy murka itu hyung, Mommy mengatakan kalau kau tidak mau datang malam ini, semua fasilitasmu di cabut dan namamu dikeluarkan dari ahli waris keluarga, maka kau ikuti saja apa yang dikatakan Mommy. jangan membuatku dan noona kesulitan karena keras kepalamu, hyung. bye !" ucap suara di seberang sana. Bersamaan dengan ucapan salam terakhirnya percakapan mereka berakhir.

Taehyung menghela nafas. Kalau sudah begini, mau tidak mau dia harus menuruti perintah mutlak sang ibu. Meminta perlindungan dari ayahnya pun percuma, karena sang ayah sangat menyayangi ibunya yang cerewet itu dan berakhirlah sang ayah yang menganggukkan kepala atas semua keinginan ibunya. Biasanya pelampiasan jika keinginan ibunya tidak terpenuhi terhadap Taehyung adalah dengan memarahi kedua adik Taehyung, Jennie dan Bambam.

" Bambam ?" Tanya Jimin melihat ekspresi tak tertebak dari Taehyung. Dia mengangguk konfirmatif. Taehyung adalah manusia dingin, tidak berekspresi, padat dan hanya akan mengeluarkan kata-kata singkat dari mulutnya. Jimin mengingat terakhir kali melihat senyum tulus dan Taehyung yang suka bercanda adalah pada usia mereka 18 tahun, lima tahun yang lalu.

" Tae, nanti aku akan pulang cepat dan bertemu dengan Yoongi-hyung, dateline-ku sebentar lagi selesai " ucap Jimin lagi.

" Chim, bisakah kau untuk tidak menyebut namanya di depanku ?" perintah seolah pertanyaan yang dilontarkan untuk Jimin.

" Yang punya masalah kau dan dia, hubunganku denganmu, ataupun aku dan Yoongi-hyung sangat baik-baik saja" jawab Jimin.

" Kau tidak merasa sakit hati dengan kejadian lima tahun lalu ? orang yang kau cintai itu mencium orang yang kucintai, Chim.. Harusnya kau mengerti bagaimana kebencianku kepadanya " tekan Taehyung kepada Jimin, sementara Jimin hanya mengidikkan bahunya untuk mengakhiri percakapan yang dia prediksi akan berujung perdebatan panjang dengan manusia keras kepala itu. Jimin juga tidak mengerti, Taehyung mencintai sahabat Yoongi-hyung, tapi dia tidak pernah berniat untuk menyampaikan apa yang dia rasakan. Jimin tahu bahwa apa yang terjadi pada lima tahun silam, saat hatinya sakit melihat pemuda yang dia cintai bercumbu didepannya dan Taehyung. Tapi setidaknya dia tidak sebatu Taehyung untuk mau mendengar penjelasan Yoongi, hingga lelaki yang dia cintai itu mengalah dan pergi meninggalkannya di Korea. Hari ini bolehkah dia bahagia ? bolehkah dia egois untuk saat ini ?.

Kini wanita yang digilai Taehyung dulu itu, bekerja di perusahaan yang sama dengan mereka. Di salah satu divisi pada department retail. Jimin pernah berpapasan dengan wanita yang memang tidak dia suka itu. Taehyung juga tidak lagi mau berbicara dengan wanita yang dulu dia gilai, tapi dendam dan kebenciannya masih tertoreh untuk Yoongi.

Bersamaan dengan diamnya Jimin dan Taehyung dengan perasaan mereka masing-masing, anggota tim mereka masuk ke dalam ruangan kerja mereka.

" Kau bercinta dengan Seong-woo, lagi ?" tanya Jeonghan kepada Daniel setelah melihat jalan rekannya itu agak mengangkang. Daniel hanya menyengir menanggapinya, membuat matanya menyabit di balik kaca mata bulat yang ia pakai. Lelaki berambut panjang itu hanya menghembus nafas kasar.

" Harusnya kau memikirkan kondisi Seong woo, Daniel-ah. Kau tahu akhir-akhir ini kita sedang banyak dateline" timpal Jaebum kepada Daniel.

" Gwaenchana, hyung ?" tanya Eunwoo sambil mempersilahkan Seong-woo untuk duduk disampingnya. Seong-woo tersenyum manis kepada Eunwoo. Daniel hampir saja melemparkan kotak tisu di mejanya ke wajah tampan Eunwoo karena menikmati senyuman kekasihnya secara cuma-cuma.

" Dan—" ucapan Jaebum terputus.

" –Aku yang meminta vitaminku kepada Daniel, jangan menyalahkan Daniel lagi terus. Kalian saja yang tidak memiliki kekasih" gumam Seong-woo kepada mereka semua. Tidak mau seme-tersayangnya itu menjadi sasaran empuk untuk bully-an mereka. Awalnya Jaebum masih ingin memarahi Daniel tapi mendengar dan melihat pemuda lucu bermarga Ong tersebut, marahnya hanya sampai pada tenggorokannya saja.

" Aigooo ! tidak Daniel, tidak Seong-woo, hormon mereka..Daebak!" sindir Jackson,

" Jinjaa daebak !" sambung Hoseok. mengingat di setiap ada kesempatan luang mereka akan selalu berakhir adegan intim, dimanapun. Mereka yang ada disana hanya geleng-geleng. Membenarkan bahwa hormon seksual Daniel akan meningkat berlebihan jika ia berdekatan dengan Seung-woo kekasihnya.

.

.

Makan malam di Mansion mewah itu sedang berlangsung, Chanyeol sekeluarga sedang kedatangan tamu, sahabat lamanya. Taehyung baru sampai dan turun dari mobil kesayangan, Porsche Cayenne berwarna abu-abu. Hadiah ulangtahunnya yang ke 18 tahun. Taehyung memang lebih mencintai mobil yang lebih lapang dibanding mobil-mobil jenis sedan yang sedang di gandrungi remaja saat ini. Ponsel Taehyung berbunyi ketika keluar dari mobilnya.

" Ye Mom ! aku sudah di depan" setelah menjawab teleponnya dengan singkat Taehyung mematikan ponselnya dan masuk ke dalam rumahnya. Tak ada saudaranya ataupun sepupunya. Hanya ada orangtua dan tamu yang dia tidak begitu ingat, tapi dia tahu dia pernah bertemu dengan mereka. Taehyung membungkuk hormat sebelum bergabung dengan mereka.

" Maaf aku terlambat " ujar Taehyung sebelum duduk di samping ibunya.

" Oh, kau sudah besar Taehyung-ah, semakin tampan" ucap Luhan sambil tersenyum ke arah Taehyung. Taehyung hanya mengangguk dan tersenyum singkat menanggapi pujian tersebut.

" Jadi bagaimana Lu ? Kau setuju menjodohkan anak kita ?" Tanya Baekhyun.

" Aku terserah saja, kalau Taehyung dan Jungkook setuju, aku tidak masalah " jawab Luhan. Mendengar ucapan para orangtua tersebut, membuat Taehyung bingung.

" Maaf?" interupsi Taehyung menengahi. Pemuda tampan dengan balutan coat hitam itu memandang orang-orang yang berada di ruang makan tersebut.

" Kami sudah memutuskan untuk menjodohkanmu dengan Jungkook, anak Sehun dan Luhan. Kau harus menerimanya Tae" mutlak Baekhyun. Meski terdengar lembut, tapi Taehyung dapat merasakan tekanan dan paksaan dari ucapan ibunya itu.

" Mom !" seru Taehyung.

" Hm ?" tanggap Baekhyun biasa saja, sudah memprediksi bahwa anak sulungnya itu akan menolak.

"Kenapa tidak menanyakannya dulu kepadaku ?"tanya Taehyung, mengabaikan rasa malu di hadapan Sehun dan Luhan.

" Kau akan setuju jika Mommy menanyakannya dulu ?" tanya Baekhyun menghadap ke arah anak yang memiliki kemiripan lebih dominan terhadapnya dibanding Chanyeol.

" Tidak, tentu saja aku tidak setuju " Jawab Taehyung cepat.

" Kau tahu sendiri jawabannya, makanya Mommy harus memaksamu, Kim Taehyung" ucap Baekhyun diam, dia kalah. Mereka terus bercakap, minus Taehyung yang lebih memilih diam. Beberapa saat kemudian datang saudara-saudaranya Taehyung.

" Cepatlah bergabung, darimana saja kalian ? Jin-ah, Jiminie, kalian datang ?" tanya Baekhyun yang sumbringah melihat duo uke itu. Baekhyun sangat menyayangi kedua orang itu. Jimin milik Yoongi, dan Baekhyun juga percaya jika Namjoon, keponakannya memiliki perasaan yang sama terhadap sekretaris pribadinya, Kim Seokjin.

" Hanya mengajak Yoongi-hyung dan Jungkook jalan-jalan sebentar Mom, Namjoon-hyung ikut karena ingin kencan dengan Jinnie-hyungaw, Mommy ! sakit hyung ! apa yang salah ? aku benar kan ?" jawab Bambam lengkap dengan ringisan karena jitakan dari Namjoon dan Jin bersamaan. Jimin mengambil tempat di sebelah Taehyung, dan Taehyung tepat memandang tajam kepada orang yang ada di depannya, kakak angkat yang dia benci.

" Mingyu kemana ? Bukankah tadi dia juga ikut pergi ?" kali ini sang kepala kelurga bertanya.

" Mingyu tertinggal, dia masih kencan dengan pacarnya Dad !" jawab Jennie, adik perempuan Taehyung. Namjoon dan Mingyu itu beradik kakak, sepupu Taehyung. Anak dari adik Baekhyun, Kim Jongin, yang berdomisili di Kanada saat ini.

" Taehyung, dia Jungkook, anak Sehun dan Luhan. Jungkookie yang akan menjadi tunanganmu " ucap Baekhyun yang membuat semua orang yang ada disana terdiam dan memandang Taehyung. Taehyung menatap dan menelisik pemuda manis yang ada disebelah Yoongi. Dia cukup terkesan di awal, sedikit merasakan getaran aneh di dadanya.

" Bagaimana Oppa ?" celetuk Jennie, yang kemudian di sikut Bambam menyuruhnya diam. Taehyung masih menatap Jungkook.

" Okay, aku akan bertunangan dengannya " putus Taehyung tegas. Membuat semua yang ada disana membelalak sempurna. Seorang anak Chanyeol dan Baekhyun yang keras kepala dengan lapang dada dan rendah hati menerima tunangan dengan orang pilihan orangtuanya.

" Daebak, neo jinjja uri-oppa, maj-ji ?" tanya Jennie tidak percaya.

" Apa aku tidak terlihat seperti Kim Taehyung ? Anak Park Chanyeol dan Park Baekhyun?" tanya Taehyung balik menatap adik perempuan yang terpaut dua tahun darinya itu.

" Kenapa kau menerima tunangan ini dengan mudah, Taehyung ?" kini Luhan yang bertanya, dia harus memastikan anak kesayangannya mendapatkan orang yang tepat.

" Geuyang, aku hanya berpikir jika Daddy dan Mommy sudah memilihkan untukku, aku percaya kepada pilihan mereka. Mereka pasti memilihkan yang terbaik untukku " jawan Taehyung terhadap pertanyaan calon mertuanya.

" Good boy ! tapi Mommy tidak ingin selepas ini kau membuat kontrak atau perjanjian apapun dengan Jungkook. Kalau itu terjadi, kau tahu betapa murkanya Mommy, kan Taehyungie ?" ancam Baekhyun, Taehyung hanya mengangguk mantap.

"jamkanman-yo, sebelumnya aku minta maaf. Aku tidak ingin adanya paksaan dalam pertunangan ini. Hubungan ini bukan untuk main-main. Setahuku pertunangan adalah langkah yang bisa dikatakan serius untuk mencapai sebuah pernikahan, dua orang yang saling mencintai bersatu. Untuk itu, bolehkah aku meminta waktu 100 hari untuk kami melakukan pengenalan, saat sudah berakhir, mungkin Taehyung-sshi bisa memutuskan untuk melanjutkan tunangan denganku atau boleh saja membatalkannya" interupsi pemuda manis yang sedari tadi diam. Suara lembutnya menyapa pendengaran Taehyung, membuatnya mengamati gigi depan pemuda itu yang sesekali terlihat ketika ia berbicara.

" Kookie-ya, ta—" suara Yoongi terdengar tapi harus terputus. Membuat Taehyung harus menatap Yoongi kembali. 'apa mereka dekat ?'

" –tak apa hyung" jawab Jungkook lagi.

" Baiklah, jika kau mau seperti itu, bagaimana Taehyung ?" tanggap Baekhyun. Taehyung menatap Jungkook dan mengangguk tanpa melepaskan pandangan yang saling beradu itu.

" Hm, mulai malam kau bawa Jungkook pulang ke apartemenmu, dan Jungkook akan tidur disana, untuk barang-barangnya besok Han-ahjusshi akan mengantar kesana" ujar Baekhyun lagi.

" Geurae !" jawab Taehyung singkat.

" Mom ! Aku ingin Jungkookie disini " rengek si bungsu.

" Bambam, kau bisa bermain ke apartemen hyung-mu, jangan merengek terus " jawab Baekhyun.

" Taehyung, aku minta tolong jaga putraku baik-baik, kami sebagai orangtua selalu melindunginya. Sebagai ayah yang akan melepaskannya kepadamu, apakah kau bisa menjaga Jungkook dengan baik ?" tanya Sehun serius.

" Baiklah ahjus—"

" –Appa, panggil aku seperti Jungkook memanggilku" ujar Sehun kembali.

" Ne Appa !" gumam Taehyung dengan wajah yang sedikit merona.

.

.

Mereka mengakhiri makan malam mereka setengah jam yang lalu, Sehun dan Luhan pamit karena memiliki keperluan mendadak. Mereka meninggalkan anak kesayangan mereka pada Park Chanyeol sekeluarga. Mereka semua sedang berada di ruang keluarga, Namjoon, Jin, Jimin, Jennie, Bambam sedang menggoda Jungkook yang akan menjadi menantu di Mansion itu. Park Chanyeol dan Baekhyun sedang di kamar mereka.

" Jennie, Taeh—Shit ! kemana Taehyung? Oh Gosh ! Yoongi-hyung? cepat cari mereka !" perintah Namjoon. Namjoon menyadari kedua sepupunya itu tidak ada. Jennie yang mendengar ucapan Namjoon langsung berdiri, mereka yang ada disana juga. Mereka semua berpencar semua tempat di Mansion, dan langsung berkumpul ke arah Jennie yang berteriak di halaman belakang. Di depan mereka sedang terjadi baku hantam antara dua saudara, yang dulunya sangat dekat. Keadaan Taehyung dan Yoongi sama-sama babak belur, lebam disana-sini.

" Sialan, kau Min Yoongi !" teriak Taehyung. Namjoon langsung menahan adiknya itu ketika ingin menyerang Yoongi yang berusaha bangkit dari posisi terduduk di rumput halaman. Mereka sama-sama di penuhi kemarahan. Jin dan Bambam juga berusaha menahan Yoongi yang kali ini sangat marah, biasanya se-emosi apapun Yoongi, dia tidak akan pernah melampiaskan kepada Taehyung. Tapi kali ini berbeda.

" Hyung, Jebal Geumanhae" lirih Bambam.

" Ani ! aku sudah lelah untuk menjelaskan bukan aku yang mencium wanita sialan itu ! dia yang menciumku, dan berhentilah Kim Taehyung, dia hanya mempermainkanmu, dia tidak mencintaimu. dia hanya membutuhkanmu untuk membuatkan tugasnya, jangan konyol ! Kau cukup dewasa untuk menilai semua ini. Dia menciumku hanya karena dia mendengar tentang aku yang akan di didik dalam bisnis, dan percaya jika aku seorang tuan muda " terang Yoongi dengan mata yang sudah memerah. Jungkook yang dekat mereka meringis melihat dua orang kakak beradik itu. Ingin melihat siapa wanita yang berani memecah mereka. Taehyung masih ingin melepaskan diri pegangan Namjoon, dia belum puas. Mengindahkan penjelasan Yoongi tentang wanita yang dulu dicintainya, Im Nayeon.

" Lepaskan mereka !" suara berat Chanyeol menginterupsi mereka semua. Tatapan ayah mereka sudah berubah menjadi murka. Seketika Taehyung dan Yoongi di lepas, mereka tidak ingin menambah masalah karena berurusan dengan ayah mereka.

" Kenapa diam ? kalian sudah dilepas, bukan ? kenapa tidak melanjutkan kembali baku hantam hanya karena wanita yang sekarang mungkin tidak memikirkan kalian sedikitpun,eoh?" ucap Chanyeol dingin. Kemudian mendekat ke arah Taehyung.

PLAK.

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Taehyung, membuat luka di sudut bibir Taehyung. Taehyung menunduk. Chanyeol kemudian beralih kepada Yoongi dan melakukan hal yang sama.

" Yeobo, sudah !" ingat Baekhyun kepada Chanyeol.

" Mereka tidak akan berhenti sebelum diberi pelajaran, benar-benar memalukan !" tanggap Chanyeol sebelum pergi. Jika Chanyeol sudah memakai tangan untuk menghentikan mereka, berarti Chanyeol benar-benar sudah murka. Emosi ayahnya benar-benar meluap dibandingkan dengan biasanya yang hanya diam ketika marah. Baekhyun mengikuti suaminya dan berbicara sebelum meninggalkan mereka.

" Namjoon-ah, obati luka mereka " perintah Baekhyun.

.

.

.

Taehyung sedang diobati luka oleh Jungkook, di kamar Jennie. Sementara Yoongi sudah di ambil alih oleh Mochi-nya, Jimin. Di dalam ruangan itu ada Namjoon dan Jin yang menemani.

" Shhh.." ringis Taehyung ketika Jungkook mengusapkan alkohol ke arah luka Taehyung. Jungkook menatapnya prihatin.

" Kalau diobati masih meringis, jangan sok berkelahi" tutur Jin yang sekarang duduk dengan tangan terlipat di dada, di sampingnya ada Namjoon. Namjoon memandang lelaki yang menurutnya manis itu.

" Jangan memandangiku, Namjoon-ah " ucap Jin kepada Bosnya itu. Mereka itu sahabat sejak mereka kuliah. Jin awalnya tidak tahu, jika ujungnya dia akan bekerja menjadi sekretaris pribadi Namjoon, pemuda mapan 25 tahun yang menjabat menjadi bosnya itu di perusahaan tempat dia bekerja.

" Kau sangat cantik" ujar Namjoon.

" Berhenti membual. Kau punya seseorang yang lebih cantik dibanding aku. Nona Wendy ,tunanganmu Tuan Namjoon terhormat" tanggap Jin, dia tidak ingin terjebak dengan perasaannya. Dia tidak ingin perasaan cintanya semakin menjatuhkannya kepada kepala department retail tersebut. Jujur saja, meskipun berlabelkan sahabat, mereka sering bercinta di apartemen Namjoon ataupun di rumah Jin. Namjoon mendengus, masih saja begitu jawaban Jin. Jauh di dalam hatinya dia sangat mencintai lelaki pecinta merah muda yang ada disampingnya, tapi dia hanya bisa bersabar untuk saat ini.

" Pergilah keluar hyung, kau menggangguku " ucap Taehyung disela ringisannya saat Jungkook kembali mengusap dan mengobati luka-luka lebam di sekujur tubuhnya.

" Eii.. yang baru tunangan tidak mau di ganggu " goda Jin. Sebelum Taehyung murka, Namjoon cepat menarik Jin keluar dari kamar itu. Pasca ditinggalkan oleh sepupu dan calon-sepupu iparnya, mereka masih terdiam.

" Mereka serasi sekali " gumam Jungkook. Taehyung masih mengamati pemuda manis dengan gigi kelinci yang ada di depannya itu.

" Tapi sayang mereka bodoh " jawab Taehyung.

" Ye ?" Jungkook menatap Taehyung. Hazel Taehyung benar-benar terlena dan terjatuh pada obsidian indah di depannya.

" Mereka cocok, tapi mereka sangat bodoh untuk mengakui perasaan masing-masing" ucap Taehyung.

"Hm, Taehyung-sshi aku ingin membicarakan tentang 'kita'" ucap Jungkook.

" ada apa dengan kita ?" tanya Taehyung.

" Aku dan kau—ah maksudku pertunangan, kenapa kau menerimanya ?" tanya Jungkook. Suara lembut itu mengalun di pendengaran Taehyung.

" kenapa aku harus menolak ?" tanya Taehyung kembali.

" Molla ! aku hanya tidak menyangka kau menerimanya, bukankah kebanyakan orang menolaknya " ucap Jungkook. Menurut Jungkook, kemungkinan besar pemuda Kim itu akan menolak perjodohan mereka, apalagi Taehyung belum mengenal Jungkook.

" Hm, kebanyakan. Apalagi di dalam drama yang ditonton Mommy dan Bambam, tapi aku rasa tidak ada salahnya mencoba menerima pertunangan kita " jawab Taehyung lagi.

" Taehyung-sshi, bolehkah aku minta satu permintaan ?" tanya Jungkook. Taehyung hanya menatap Jungkook dengan tatapan tanya.

" I—itu, aku ingin kau menjadi Kim Taehyung, Taehyung-sshi" ucap Jungkook.

" Aku ? Aku Kim Taehyung, memangnya siapa aku yang sedang berbicara denganmu saat ini, Jungkook ?" tanya Taehyung.

" Ani ! sekarang kau bukan Kim Taehyung. Meski aku baru bertemu denganmu, aku rasa kau yang sekarang ini bukan kau. Jadi bisakah kau menjadi dirimu sendiri saat bersamaku?" pinta Jungkook. Jungkook menatap Taehyung lamat.

" Hm, Baiklah—"

" – jamkanman.. aku ingin hubungan kita seperti orang-orang yang tunangan seperti pada umumnya. Apa bi—bisa ?" tanya Jungkook takut-takut. Taehyung kembali menatap Jungkook.

" Permintaanmu lebih dari satu Jungkook, tadi kau hanya meminta satu permintaan" tukas Taehyung. Jungkook kemudian menunduk malu.

" Aku kan ingin permintaanya satu bonus satu " bisik Jungkook, namun masih dapat terdengar oleh Taehyung. Taehyung mendengus geli karena ucapan tunangan, jika boleh Taehyung berspekulasi. Mengusak rambut legam Jungkook, spontan.

" Haha, baiklah. Permintaanmu dikabulkan, sebaiknya kita pulang ke Apartemen sekarang. Sudah jam setengah 10 " ucap Taehyung, sambil melirik jam yang ada di dinding kamar adiknya.

" Kau tampan, apalagi kalau tersenyum " gumam Jungkook. Wajahnya merona setelah mendengar Taehyung mengabulkan permintaannya. Jungkook tidak ingin membohongi perasaannya jika dia mencintai Taehyung dari awal mereka bertemu—bahkan sebelum mereka bertemu.

Taehyung menggenggam tangan Jungkook keluar dari kamar itu. Menatap mereka yang ada di ruang tengah, menatap lebam di tubuh Yoongi hasil karyanya sambil mendesis kecil.

" Bam, katakan kepada Mommy dan Daddy kalau aku pulang ke apartemen" ucap Taehyung. Mereka memperhatikan Jungkook yang masih mengiringi Taehyung dengan tangan yang masih bergenggaman.

" Wah ! Jungkook mengubah Taehyung dalam beberapa jam " ucap Jimin takjub.

" Apa itu pertemuan pertama mereka ?" tanya Jin kepada mereka. Yoongi menggeleng.

" Ani ! sebenarnya mereka pernah bertemu sewaktu kecil, mungkin mereka lupa" tutur Yoongi. " Terus bagaimana selanjutnya hyung ? apa yang akan kau lakukan ?" tanya Namjoon. Namjoon tahu, Yoongi pasti memiliki rencana karena tidak mungkin dia kembali dengan tangan kosong.

" Hanya biarkan mengalir kali ini, Joon-ah. Taehyungie dulu hanya terobsesi dengan Nayeon, mungkin sekarang dia tahu bahwa Taehyung adalah salah satu pewaris perusahaan besar, jadi aku harap kalian mau membantuku supaya Taehyung tidak salah langkah lagi dengan berhubungannya dia dengan Nayeon" jelas Yoongi.

Mereka mengerti, terlebih Bambam. Dia benar-benar ingin mengucapkan terimakasih kepada Yoongi-hyungnya itu, jika tidak ada Yoongi, dia mungkin akan kehilangan Taehyung pada 5 tahun yang lalu. Tiba-tiba Bambam menumbrukkan dirinya kepada Yoongi. Memeluk Yoongi dengan erat. Membuat Jimin mendelik tidak suka. Untung saja Yoongi tidak terbalik ke belakang karena serangan tiba-tiba itu.

" Hei, pergi dari Yoongi-hyungku!" teriak Jimin.

.

.

Saat ini Taehyung dan Jungkook sedang berada di dalam mobil Taehyung. Diam, canggung. Tak tahu harus memulai pembicaraan diantara keduanya.

" Jungkook, berapa umurmu ?" tanya Taehyung duluan.

" 19 Tahun, sebaya dengan Bambam " jawab Jungkook. Taehyung mengangguk mengerti. Kemudian Taehyung menelepon seseorang. Dan me-loudspeaker teleponnya karena dia tidak membawa handfree-nya.

/" Yeoboseyo,hyunghh?" Taehyung mengernyit mendengar desahan diujung kalimat jawaban teleponnya. Dia melirik Jungkook yang juga terlihat bingung.

" Kau mendesah ? Kau dimana ?" tanya Taehyung

/"Diapartemenmu, Ahhhn.. sayang., jangan digi—githh.."

" Yaa ! Keluar dari apartemenku dalam waktu 15 menit dan bersihkan hasil-hasil permainan kalian, pasangan mesum!" teriak Taehyung kepada Daniel, yang dia percayai saat ini sedang menyetubuhi kekasihnya. Jungkook mendengus geli menahan tawa melihat Taehyung yang sudah hampir marah karena juniornya itu.

/" Waeee ?" rengek Daniel di seberang, tak ingin kegiatannya di ganggu, biasanya juga Taehyung membiarkannya untuk bercinta di apartemen mewah itu.

" Tunanganku akan datang dan menginap, tepatnya akan tinggal disana. Cepatlah keluar" jawab Taehyung.

/" Oh tunanganmu, suruh saja dia da—mwo ? tunanganmu ?"

" Cepat saja dan jangan banyak tanya " kesal Taehyung.

/" Baiklah hyung, aku akan menyelesaikan kesibukanku dalam 15 menit dan menyambut kakak iparku, bye"

" Astaga, siapa dia seenaknya mematikan teleponku " gerutu Taehyung. Dia menatap Jungkook yang tengah tersenyum kepadanya.

" Maafkan juniorku, mereka memang selalu seenaknya bahkan di apartemenku " ucap Taehyung.

" Tak apa, selagi dia mengerjakan kesibukan seksual dengan kekasihnya menurutku tak masalah. Yang masalah adalah jika dia mencari kesibukan dengan orang lain" tanggap Jungkook. Wajar kan melakukan seks dengan kekasih sendiri. Jungkook juga bukan penganut orang yang melarang melakukan seks dengan kekasih tapi dia melarang keras seks bebas.

" Aku pikir kau hm, sedikit polos ?" ucap Taehyung.

" Haha, apa aku terlihat seperti itu ? syukurlah ! tapi aku tidak seperti itu" tawa renyah Jungkook terdengar sangat menenangkan Taehyung.

" Jungkook, apa tak apa berhenti di supermarket depan untuk membeli makanan kucingku ?" tanya Taehyung. Jungkook mengangguk. Selain untuk membeli makanan kucingnya, Taehyung juga berniat menunggu waktu 15 menitnya. Kenapa dia yang jadi menunggu untuk masuk ke apartemen sendiri?.

Mereka terdiam lagi, sampai Taehyung kembali membuka percakapan lagi.

" Hm, berbicara tentang seks, apa kau –" " Ani ! aku belum pernah melakukannya, kau tenang saja. Meskipun aku salah satu orang yang tidak melarang seks, aku akan melakukannya dengan orang yang aku cintai" jawab Jungkook cepat. Dia mengerti apa yang akan ditanyakan Taehyung.

" Kalau denganku, apa kau akan melakukannya ?" tanya Taehyung yang kini menghentikan mobilnya di depan salah satu supermarket.

" Hm, nanti jika kita sudah saling mencintai" jawab singkat Jungkook yang ia padu dengan senyuman simpulnya.

" Sekarang, apa kau sudah mencintaiku ?" tanya Taehyung lagi.

" Sudah, 5% untuk kau yang baik hati karena sudah menuruti perintah Mommy dan berjanji kepada Appa untuk menjagaku " jawab Jungkook gamblang sekali. Taehyung menggangguk.

" Taehyung-sshi, apa aku boleh menunggu diluar ? aku ingin makan odeng" ucap Jungkook yang melihat makanan yang sangat ingin dia cicipi sesampainya di Korea. Tepat di seberang supermarket tujuan Taehyung. Taehyung mengangguk.

" Baiklah, tunggu aku disana. Aku akan masuk sebentar" jawab Taehyung. Kemudian mereka makan terpisah.

.

.

" Sangat menikmati, Jungkook ?" Taehyung menginterupsi Jungkook yang sibuk menguyah kue ikan yang ada di depannya.

" Hm, duduk disini Taehyung-sshi" ajak Jungkook yang lagi mengunyah makanannya. Taehyung menurut dan menatap Jungkook menyelesaikan makanannya.

" Aku boleh lihat jarimu ?" tanya Jungkook. Taehyung menghadapkan tangan kirinya dan memberikan jari-jarinya kepada Jungkook. Jungkook mengambil sesuatu dari dalam sakunya. Kemudian menyematkan benda itu ke jari manis Taehyung.

" Wah ternyata cocok" kagum Jungkook. Sebuah cincin murah yang ia temukan di toko aksesoris dekat tempat ia makan. Taehyung kemudian membalikkan tangannya untuk meminta sesuatu dari Jungkook.

" Mwo ?" tanya Jungkook heran.

" Kita tunangan ?" tanya Taehyung balik. Jungkook mengangguk mantap.

" Kenapa hanya aku yang memakai cincin, kau tidak mau aku pakaikan juga ?" tanya Taehyung. Jungkook tersenyum dan pipi gembulnya sempurna memerah. Memberikan sebuah cincin lagi kepada Taehyung, untuk dipakaikan ke jari manisnya. Setelah memasangkan cincin itu di jari Jungkook, kemudian menatap sejenak.

" Pakai sejenak menjelang cincin yang sebenarnya ya, Jungkookie" tutur Taehyung. Mungkin Taehyung mulai mencintai pemuda manis di depannya ini.

" Hmm, tentu. Setidaknya ini sudah bisa membuktikan kepada orang-orang bahwa aku adalah tunanganmu " tanggap Jungkook.

" Kim ?" panggil Jungkook.

" eoh?" jawab Taehyung dan menatap Jungkook lagi.

" rasanya cintaku bertambah 10% untuk getaran di awal kita bertemu " ucap Jungkook, murni membuat Taehyung berdehem agar menyamarkan kegugupannya.

.

.

To Be Continued

Hm.. Next Or Delete, Chingudeul?

.


.

.

Hi..

bertemu lagi dengan aku-nya yaaa…

Bagaimana dengan ceritanya ? suka ? bagus ? jelek ?

Maafkan atas typo.. alur yang gajelas… terus tata bahasa yang ah.. berantakan banget.

Kalau mau kasih masukan dan kritikan MOHON PAKAI BAHASA YANG BAIK Yaaaaaa :)

Aku yang menyayangimu.. .

.

..